Sharron mulai ragu. Dengan penampilannya yang sudah terlihat seperti wanita penggoda itu membuatnya menciut. Sesaat keduanya terdiam.
"Ehm, bermalam lah di sini, Sharron. Kita bisa dinner kemudian berbincang-bincang. Sebelum kesepakatan kita buat, aku tidak mau menyusahkanmu ataupun membuatmu ketakutan."
Deg!
Kata ketakutan yang paling diingat Sharron adalah hiper. Apakah Darrell pria hiper seperti yang dimaksud Noelle? Kalau iya, agaknya Sharron salah masuk kamar. Lebih tepatnya keputusan untuk menjadi Sugar Baby membuatnya ragu.
"Ehm, Tuan, boleh aku tanya sesuatu?"
Darrell memicingkan mata. Rasanya agak aneh ketika Sharron memanggilnya Tuan.
"Panggil Darrell saja!"
"Ehm, Darrell, bolehkah aku bertanya?" tanya Sharron dengan mengubah panggilan yang berbeda.
Terdengar seperti sepasang kekasih yang membuat binar mata Darrell terlihat sangat jelas bahwa dia menyukainya.
"Tanyakan saja sebelum kita dinner."
Deg!
Dinner? Haruskah dia senang atau sedih ketika seorang pria mapan dan berkharisma yang mengajaknya?
"Kalau misalnya aku mundur menjadi Sugar Baby, bagaimana?" Sharron mulai ragu akan keputusannya.
Darrell mengamati Sharron dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sempurna untuk ukuran wanita yang akan bersanding dengannya. Dia juga terlihat pantas sekali kalau menjadi pasangannya ketika pergi menghadiri acara undangan kolega atau ke manapun.
"Kamu sudah menjalin kesepakatan dengan Alan. Itu artinya kamu tidak bisa mundur. Ingat, kamu orang pertama yang disodorkan Alan padaku, dan aku setuju."
Glek!
Susah payah Sharron menelan salivanya. Hidupnya akan berakhir di tangan pria seperti Darrell.
"Oh ya, banyak peraturan yang harus kamu patuhi. Aku tahu kalau kamu belum terikat kontrak menjadi Sugar Baby-ku. Tapi, aku mau menjelaskan beberapa hal padamu. Orang tidak boleh tahu siapa Darrell Wesley. Mereka hanya akan tahu bahwa kekasihmu hanyalah Alan Clarence."
Glek!
Peraturan macam apa ini? Sungguh, Sharron tidak mengerti apa maksud Darrell.
"Kontrak kerja akan dikirim Alan ke email-mu. Tanda tangani setelah kamu membaca isinya. Ingat, tidak ada yang boleh tahu mengenai kontrak itu. Hanya aku, kamu, dan Alan, asistenku."
Perjanjian macam apa ini? Aku harus mengakui hubungan dengan Alan Clarence, tetapi aku harus menemani Darrell Wesley. Aku terjebak olehnya. Bodoh, Sharron! Mengapa kamu menyetujuinya? Kalau sudah seperti ini, lebih baik aku mengikuti saran Noelle. Sugar Daddy-nya tidak serumit ini.
"Apa yang kamu pikirkan tentangku?"
Glek!
Sepertinya Sharron lebih baik diam untuk berbicara dalam hati. Semua pikirannya seolah terbaca oleh Darrell.
"Ti-tidak, aku hanya memikirkan bagaimana caraku tidur di sini sementara aku hanya memakai gaun. Tidak ada piyama tidur sebagai persiapan," ucap Sharron beralasan.
"Aku selalu menjamu tamuku dengan baik. Jangan khawatir, Sharron. Sebaiknya kita makan malam dulu," ajak Darrell padanya.
Sharron tidak tahu, tiba-tiba Darrell mengajaknya untuk makan di balkon kamarnya. Menu makanannya masih hangat. Sepertinya baru disiapkan oleh pelayan hotel. Di atas meja tersedia lilin yang menyala. Bisa dibilang, Darrell mengajaknya candle light dinner.
Darrell memundurkan kursi agar Sharron bisa duduk. Sungguh, Darrell memperlakukannya bak Ratu kerajaan.
"Terima kasih."
"Sudah sepantasnya aku bersikap seperti itu. Mulai hari ini dan hari-hari berikutnya, aku yang akan mengerjakannya." Darrell duduk di hadapannya.
"Ehm, maaf Darrell. Bolehkah aku bertanya?"
Darrell yang mulai memegang pisau dan garpu untuk makan, dia menghentikan aktivitasnya.
"Makan dulu. Setelah itu berbincang."
Hening. Hanya dentingan pisau dan garpu yang sedang beradu di atas piring masing-masing. Setelah makan, Darrell terbiasa meminum alkohol.
"Kalau kamu tidak terbiasa meminum minuman beralkohol, lebih baik ambil jus jeruk."
Deg!
Seakan Darrell tahu isi hatinya. Memang di meja makan ada satu gelas yang berbeda. Ternyata itu jus jeruk untuknya.
"Terima kasih."
Seusai makan malam, Darrell mengajak Sharron untuk langsung ke tempat tidur. Sharron gugup sekali. Ini baru pertama kalinya dia mengenal pria seperti Darrell. Walaupun sebelumnya dia pernah memiliki teman pria.
"Istirahatlah. Ranjang ini untukmu. Aku akan tidur di sofa."
Sharron merasa lega mendengarnya. Dia melepaskan high heels-nya namun dihentikan oleh Darrell.
"Biar aku saja." Darrell memperlakukannya seperti Ratu. Wanita mana yang tidak tertarik dengan pria seperti Darrell. Saat melepas high heels dari kaki Sharron, gadis itu merasakan sesuatu yang berbeda. Darrell seperti menghipnotisnya. Sharron pun menurut ketika Darrell mengangkat kedua kakinya ke atas ranjang.
"Terima kasih." Posisi Sharron sedang bersandar pada headboard ranjang dengan kakinya yang berselonjor.
Darrell kembali ke sofa. Pandangannya terus tertuju pada Sharron. Keputusannya mencari rahim pengganti untuk istrinya sudah bulat. Sharron merupakan gadis yang cocok saat pertama kali Alan menunjukkannya. Namun, dia tidak akan terburu-buru melakukan tujuannya.
"Oh ya, apa yang ingin kamu tanyakan?"
Deg!
Sharron yang semula tertunduk, berubah mendongak menatap Darrell. Pria itu seolah membuat seorang Sharron ketakutan.
"Tidak jadi," ucapnya.
"Baiklah. Kalau kamu tidak jadi bertanya, maka aku yang akan bercerita."
Sharron menarik selimut untuk menutupi belahan gaun yang menampilkan kemulusan kakinya.
Darrell tidak peduli. Dia hanya ingin menjelaskan kehidupannya pada Sharron.
"Kamu sudah memutuskan untuk bertemu denganku. Itu artinya, segala sesuatunya harus kamu jaga dengan rapi. Jangan sampai orang tahu tentang diriku. Hanya aku, kamu, dan istriku."
Deg!
Menyebut kata istri, seolah Sharron sudah menjadi wanita simpanannya. Padahal ini baru permulaan.
"Aku sangat mencintai istriku, tetapi karena sesuatu hal, dia tidak mungkin bisa hamil. Kalaupun dia bisa hamil, maka dia akan mengorbankan dirinya sendiri. Aku tidak mau itu terjadi."
Sharron diam mendengarkan. Sebelum Darrell bertanya padanya, dia akan tetap menjadi pendengar yang baik.
"Aku akan memberikan semua kebutuhanmu asalkan kamu setuju untuk menjadi rahim pengganti. Setelah kamu melahirkan nanti, kamu bisa menyerahkan bayi kita untuk istriku."
Deg!
Sharron benar-benar tidak bisa berpikir. Bayangannya hanya penyesalan karena menerima pria seperti Darrell. Walaupun diuntungkan secara materi, tetapi tidak secara fisik. Berbeda dengan hubungan yang dijalani Noelle. Dia bisa berganti Sugar Daddy setelah kontrak berakhir.
"Tapi, aku belum memutuskannya," ucap Sharron.
"Tidak perlu sekarang, Sharron. Kita jalani hubungan seperti biasa bagaimana seorang Sugar Baby melayani Sugar Daddy-nya. Oh ya, besok pagi-pagi sekali, aku langsung pulang ke mansion. Kamu pulang diantar oleh Alan. Tidak masalah untukmu, kan?"
Beginilah rupanya menjadi Sugar Baby. Dia pulang pun harus diantar oleh orang lain. Sharron merasa bukan menjadi Sugar Baby lagi, tetapi wanita simpanan seorang Darrell Wesley.
"Tidak, Darrell. Aku bisa pulang sendiri," tolaknya. Sharron menolak karena dia tidak nyaman kalau asistennya itu tahu jika dia telah bermalam dengan tuannya. Agak aneh memang, tetapi itulah yang dirasakan Sharron saat ini.
"Pulang dengan Alan, atau tetap tinggal di sini?"
Deg!
"Tidak ada penolakan, Sharron. Sugar Baby-ku harus menurut!"
Sharron terdiam. Percuma juga berdebat dengan Darrell. Dia akan kekeh pada pendiriannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Suli Kah
Sharon akhirnya terjebak sendiri dengan keputusan nya menjadi sugar baby, tapi harus berganti menjadi rahim pengganti..
2023-12-05
0
Arin
waduh klo udh ad istri mah bkln nysek...
2022-09-18
2
Yesi Triyanto
cari yg lain aja, ini berat urusan ama bini nya belm lagi kita bakal skt lhat anak kandung kita diasuh ormg lain. batalin aja sharron
2022-08-10
1