Darrell melihat Sharron yang masih tertidur pulas. Dia sudah mengirim pesan pada Alan untuk stand by di hotel. Tugas Alan hari ini mengantarkan Sharron dengan aman dan selamat ke tempat tujuannya. Sebelum pulang, Darrell menyelipkan debit card dan sebuah surat untuk Sharron. Tak lupa, dia menuliskan nomor PIN debit card tersebut.
Darrell pulang ke mansionnya setelah puas memandangi wajah polos dan cantik wanita yang menemaninya semalam.
Tidak sekarang, Sharron. Kita akan melakukannya dengan cinta karena aku menginginkan keturunan atas dasar cinta, bukan paksaan.
Mansion megah yang selama ini menjadi tempat tinggalnya bersama Callie Mavis, istrinya. Penyambutan Callie memang selalu luar biasa. Ke manapun suaminya pergi, dia selalu memberikan penyambutan terbaiknya ketika pulang.
"Kau pulang, Sayang?" Callie melepaskan jas yang digunakan suaminya.
"Iya, Sayang. Seperti yang kau lihat kalau aku baik-baik saja." Darrell mengecup kening kemudian memberikan ciuman hangat tepat di bibirnya. Seperti sebelumnya, Darrell adalah pria romantis yang selalu bisa membahagiakan istrinya.
Callie mendorong dada bidang suaminya. "Bersihkan dirimu dulu. Kamu pasti lelah dari luar kota. Alan mengatakan kalau kamu sedang ada kolega yang mendadak ingin ditemui. Asitenmu itu benar-benar luar biasa. Kau tahu, bahkan dia sangat tahu kalau aku mengkhawatirkanmu."
"Baiklah. Alan memang yang paling hebat. Aku akan mengikuti permintaan istriku yang cantik," rayunya.
"Bukan Alan yang paling hebat, Sayang. Suamiku tetap yang terhebat," balas Callie.
"Kau mau menahanku untuk berdebat atau membiarkanku untuk membersihkan diri?"
"Pergilah, Sayang. Setelah ini aku tunggu di meja makan. Sarapan dulu baru ke kantor."
Seperti biasa, Darrell selalu menuruti apapun permintaan istrinya. Callie Mavis adalah wanita yang paling dicintai sepanjang hidup Darrell. Bahkan, ketika tahu kalau Callie tidak bisa hamil karena sebuah penyakit, Darrell tidak pernah mempermasalahkannya. Darrell selalu berusaha menyenangkan hati istrinya. Dia juga berniat untuk mengadopsi anak. Namun, semua keputusannya ditolak oleh Callie.
Callie memiliki alasan tersendiri mengapa menolak anak adopsi. Jika dia tidak bisa hamil dan memiliki anak, Darrell pasti bisa memberikan anak dari wanita lain. Itulah sebabnya Callie memaksa Darrell untuk mencari rahim pengganti.
"Sayang, kata dokter rahimku harus segera diangkat. Itu artinya, kita tidak bisa melakukan Surrogate Mother. Kita bisa memiliki momongan ketika kamu dan dia menjalin hubungan layaknya suami-istri."
"Tapi, Callie--"
"Iya, Sayang. Aku tahu. Kamu dan wanita itu tidak bisa menikah. Tetapi, kamu bisa memberikan anak untukku, kan?"
Deg!
Darrell terkenal sebagai pria yang menjunjung tinggi seorang istrinya dan menolak perselingkuhan walaupun kondisi istrinya seperti itu. Nyatanya Callie sendiri yang memaksanya untuk bermain hati dengan wanita lain. Darrell tidak bisa melakukan hubungan apapun sebelum keduanya saling mencintai.
"Kalau seperti itu, kamu harus siap untuk berbagi dengan wanita lain. Apa kamu siap? Aku memang tidak bisa menolak semua keinginanmu, tetapi apa kamu mau melihatku berbagi dengan wanita lain?"
Callie tertunduk. Keinginannya untuk memiliki anak jauh lebih besar dari apapun. Keluarga suaminya selalu memintanya agar memberikan keturunan. Tapi, dia tidak bisa.
"Kamu bisa menyembunyikannya, Darrell. Jangan sekali-kali kamu tunjukkan wanita itu di hadapanku. Berhubungan dengannya sampai kalian memiliki anak, setelah melahirkan, berikan kompensasi yang besar pada wanita itu dan ambil anakmu untukku."
Glek!
Callie yang terkenal penyayang mendadak berubah ambisius demi seorang anak. Darrell benar-benar dibuat pusing dengan permintaannya.
"Lupakan itu. Lebih baik fokus pada pengangkatan rahimmu itu," ucap Darrell yang hendak bersiap untuk sarapan pagi.
"Aku punya permintaan lagi padamu, Sayang. Apa kamu mau mengabulkannya?"
Darrell terlalu mencintai Callie. Apapun yang menjadi permintaannya, dia benar-benar tidak bisa menolak. Walaupun itu bertentangan dengan hati nuraninya.
"Katakan!"
"Rahasiakan pengangkatan rahimku ini dari keluarga kita. Aku tidak mau mereka tahu kalau aku tidak bisa hamil."
"Baiklah, aku setuju. Kapan operasinya?"
"Lusa, Sayang."
...***...
Darrell memijit pelipisnya saat berada di kantor. Alan pun sudah ada di hadapannya.
"Tuan, Nona sudah sampai di apartemen dengan baik," ucap Alan.
"Ya, Alan. Aku tahu kalau kamu pasti menjalankannya dengan baik. Lusa, Callie harus menjalani pengangkatan rahim. Pastikan semua keluarga tidak ada yang tahu. Oh ya, sudah kamu kirim perjanjian kontrak padanya?"
"Sudah, Tuan. Tinggal menunggu email balasan darinya."
"Bagus. Sama satu hal lagi, Alan. Aku memintanya mengakui namamu sebagai kekasihnya. Jika sewaktu-waktu aku memerlukannya untuk hadir di dalam suatu acara, kamu bisa membawanya asal tidak menyentuhnya sama sekali karena dia hanya akan menjadi milikku."
Alan sudah hapal betul kelakuan Tuannya itu. Apapun yang sudah menjadi miliknya itu, tak satupun yang boleh menyentuhnya. Ini pertama kalinya Alan terlibat dengan rencana Tuannya itu. Bahkan, dia harus mengaku sebagai pasangan dari wanita kedua yang menjalin hubungan dengannya. Ya, Sugar Baby Darrell itu akan berlindung dibalik nama Alan Clarence.
"Baik, Tuan. Setelah ini Anda harus meeting dengan Tuan Blair Wilmer. Wilmer Corporation siap untuk bergabung dengan W Corporation, Tuan. Tinggal menunggu tanda tangan MOU dari Tuan Blair, maka kerja sama akan terjadi."
Meeting pun berlangsung dengan baik. Kesepakatan telah terjalin dua perusahaan. Blair Wilmer menyambut setiap usul yang diberikan oleh Darrell. Relasi bisnisnya ini benar-benar bisa meyakinkan Blair untuk bergabung di perusahaannya.
"Terima kasih, Tuan Darrell. Anda telah membuatku tersanjung kali ini. Sebagai ucapan terima kasih, aku mengundang Anda untuk datang ke rumah besok malam. Kita bisa makan malam bersama. Oh ya, ajak juga Tuan Alan. Kalian bisa datang dengan istri. Istriku pasti senang."
"Baik, Tuan Blair. Kami pasti datang," jawab Darrell.
Blair Wilmer meninggalkan ruang rapat. Tinggallah Darrell dan Alan. Alan seperti mendapatkan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin dilakukannya.
"Siapkan satu gaun untuk Sharron. Ajak dia pergi ke acara Tuan Blair besok. Aku ingin dia terbiasa dengan sekelilingku sebelum keputusan itu terjadi," ucap Darrell.
Deg!
Begini kalau punya Tuan yang gilanya tidak ketulungan. Asistennya diikutkan dalam rencana agar semuanya berjalan dengan baik.
"Baik, Tuan. Apa ada lagi yang perlu kukerjakan?" Jika tidak ada pekerjaan lagi, Alan bisa kembali ke ruangannya.
"Tidak ada, tetapi besok pastikan Callie tidak curiga dengan Sharron. Yakinkan Callie bahwa kalian menjalin hubungan!"
Glek!
Oh God, lebih baik aku sekolah akting terlebih dahulu. Darrell sudah tidak waras! Andaikan aku tidak terikat peraturan yang dibuatnya, aku tidak akan seperti ini. Ini semua gara-gara Callie juga. Seandainya dia tidak meminta anak, Darrell tidak akan melakukan hal gila yang bertentangan dengan nalurinya.
Darrell lantas meninggalkan ruang rapat untuk kembali ke ruangannya. Ada alasan khusus mengapa Darrell meminta Alan memilih gaun untuk Sharron. Kalau Darrell yang memilih, Callie bisa curiga. Callie hapal betul mengenai gaun yang selalu dipilih Darrell.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
cinta jg bodoh darel.mau aja di perintah sama istri .klau ndak berkenan ya udah
2024-10-30
0
Suli Kah
tidak semua keinginan seorang istri itu harus dituruti, kalau sudah begini kan kasihan nanti yang jadi simpanannya seakan-akan yang merebut suami dari istrinya
2023-12-05
0
Sri Lestari
darrel meski cinta janfan semua keinginan callie dituruti, lama lama ngelunjak tuh bini g tahu diri
2022-10-11
1