Part 4

"Nis, gue sebel deh sama Rendi." Gerutu Melodi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Nisa, yang kebetulan sedang berada di kamar Melodi menyahut, "Kenapa lagi dia?"

Melodi duduk di samping Nisa yang tengah asyik menikmati keripik pisang, "Masa ya, tadi pas pulang sekolah dia ngajak gue pulang bareng, terus gue bilang, gue mau ajak lo juga. Eh dia malah nggak mau. Ditambah lagi, pas tadi gue jualan pecel dia marah-marah nggak jelas gitu. Dia nggak suka, dia malu kalau gue jualan pecel. Padahal kan dulu dia yang bilang sendiri kalau dia bakal tutupin semua kekurangan gue." Cerita Melodi panjang lebar.

"Hm, terus lo maunya gimana?"

"Gue pengen putus tapi.." Melodi menggantungkan kalimatnya.

"Kalian udah dua tahun loh pacaran. Masa mau putus begitu aja?" Bantah Nisa. "Ya walaupun gue paham, lo pasti sakit hati sama sikap Rendi ke lo."

"Ya terus gue harus gimana?" Melodi membanting dirinya ke atas kasur, menatap langit-langit kamar yang kusam, persis seperti hatinya sekarang.

Nisa berpikir sejenak, kemudian menjentikkan jarinya. "Gue punya ide. Mending sekarang lo telepon Rendi, minta ketemuan. Ngomong baik-baik dah lo sama dia."

Melodi menepuk kasur cukup keras, membuat Nisa sedikit terperanjat, "Gila ya lo? Ogah ah. Dia yang harusnya minta maaf ke gue, kan dia yang salah." Jawab Melodi tidak terima.

Nisa menghentikan aktivitas makan keripiknya, kini fokusnya hanya tertuju pada saudaranya yang keras kepala itu. "Ya terus lo maunya gimana? Gue kasih solusi salah, gue nggak kasih solusi tambah salah. Pusing ah gue ngadepin kisah asmara lo." Batin Nisa. Karena, bukan sekali dua kali Melodi mengeluarkan keluh kesahnya pada Nisa. Mungkin jika keluh kesah itu adalah uang, Nisa sudah bisa membeli rumah mewah detik ini juga.

Belum sempat Melodi menjawab, ponselnya sudah berdering. Layarnya menampilkan nama Rendi❤️. Melodi memilih untuk membiarkan telepon itu, ia tak ada keinginan untuk mengangkatnya. Namun niatnya pupus sudah akibat aksi jail Nisa. Ia sengaja mengangkat telepon dari Rendi.

"Halo?"

"Melodinya mana?"

"Nisaaa.. bodoh! Kenapa lo angkat teleponnya?" Bisik Melodi hampir tak terdengar sama sekali. Melodi meraih ponsel dari tangan Nisa, namun dengan sigap Nisa menghindari Melodi. Ia malah berlari keluar, mengunci pintu kamar Melodi.

Melodi berontak. Ia mengetuk-ngetuk pintu kamarnya, berharap Nisa membukakan pintu untuknya dan mengakhiri aksi konyolnya. Namun hal yang ia lakukan hanyalah sia-sia. Melodi harus siap menghadapi kenyataan yang akan menimpanya selepas Nisa kembali.

Beberapa menit kemudian, orang ketiga yang sudah membuat Melodi jengkel masuk kembali ke kamarnya. Ia tersenyum puas, lalu berkata, "Cepat ganti baju. Rendi mau ngajak lo makan di cafe."

Melodi menyilangkan kedua tangannya di depan dada, bibirnya sengaja ia buat secemberut mungkin. "Nggak! Gue nggak mau. Lo aja sana yang ketemuan." Melodi memilih merebahkan kembali tubuhnya di atas kasur. Lagipula, ini sudah malam. Dan sore tadi baru turun hujan. Maka cuaca diluar pastilah dingin. Dan Melodi malas menghadapi situasi seperti itu.

Merasa mendapat respon negatif, Nisa berinisiatif untuk mencarikan pakaian yang akan dikenakan Melodi untuk bertemu dengan Rendi. Setelah membuka lemari, mata Nisa langsung tertuju pada kaos hitam polos, cardigan merah, dan jeans biru dongker panjang. Sementara untuk membalut kaki Melodi, Nisa memilih flatshoes coklat dengan aksen pita di sisinya.

"Cepetan ganti!" Nisa menarik paksa tangan Melodi. Saat ini, Melodi tengah tertidur. Walau Nisa sudah tahu, kalau itu hanya akal-akalannya saja supaya Melodi tidak jadi bertemu Rendi.

"Mel.. Mel.." Nisa menggoyangkan tubuh Melodi, namun Melodi malah menutupi tubuhnya dengan selimut. Nisa sedikit geram dengan sikap Melodi, tetapi bukan Nisa namanya kalau tidak berhasil menjalankan rencana. Otak jeniusnya tiba-tiba memunculkan ide jail.

"Mel, Bianca upload foto beberapa menit yang lalu di cafe louis tempat lo sama Rendi ketemuan." Jerit Nisa. Melodi yang tengah memejamkan mata langsung beranjak dari kasurnya. Pasalnya, Bianca adalah mantan dari Rendi. Melodi tak rela kalau Bianca sampai mendekati Rendi apalagi merebut miliknya.

Melodi lekas mengganti piyamanya dengan pakaian yang sudah disiapkan oleh Nisa. Setelah berpamitan dengan Nilam, Melodi langsung menuju gerbang, dan menemukan mobil Rendi yang sudah terparkir di depan panti. Tanpa banyak bicara, ia naik ke dalam mobil itu. Selanjutnya, terjadilah puasa bicara di antara mereka. Tak ada yang membuka mulut sama sekali, keduanya berkutat dengan pikirannya masing-masing. Kata maaf yang tersendat di mulut diiringi rasa gengsi yang memenuhi diri.

Sepuluh menit kemudian, mobil yang mereka tumpangi sampai di depan cafe louis. Cafe yang merupakan tempat nongkrong para remaja yang tengah merasakan jatuh cinta juga patah hati. Lagipula, dekorasi yang dimiliki oleh cafe ini juga sangat mendukung dengan kedua suasana tadi. Namun, tak jarang juga pria atau wanita paruh baya memilih tempat ini untuk sekedar mengisi perutnya yang keroncongan selepas pulang bekerja.

"Lo mau pesan apa?" Tanya Rendi setelah sekian lama ia membungkam mulutnya. Biar bagaimanapun, ia tak bisa berlama-lama bersikap seperti ini pada Melodi.

"Samain aja kayak lo." Ucap Melodi dengan malas. Sejenak ia teringat sesuatu, matanya mengedar ke segala penjuru, mencari sosok yang Nisa katakan ada di cafe ini.

"Mbak, pesan sate taichan pedas dua ya. Sama mango juicenya juga dua. Oh ya, yang satu jangan pake bumbu kacang. Pake bumbu pedasnya aja." Rendi menyebutkan detail pesanan mereka kepada barista di cafe itu.

"Baik mas, silahkan ditunggu ya pesanannya."

Sambil menunggu pesanan, Rendi mulai menginterogasi pacarnya. Ia juga sempat heran dengan gerak gerik Melodi yang tidak menatapnya melainkan melirik kesana kemari, seperti mencari seseorang.

"Lo cari siapa? Cari cowok sialan itu?" Tanya Rendi dengan intonasi tinggi, pertanda ia kesal dengan sikap Melodi sekarang.

Melodi segera memalingkan wajahnya, menatap mata hitam milik Rendi. "Lo kok curiga banget sih sama gue. Siapa juga yang lagi cariin dia." Balas Melodi tidak kalah ketus.

"Ya terus cari siapa?"

"Nggak cari siapa-siapa, gue pengen aja lihat-lihat sekitar cafe ini. Emang nggak boleh?"

Rendi menghembuskan napas, "Kenapa sih lo jadi nyolot gini habis kenal cowok itu? Apa jangan jangan.. lo dipengaruhi sama dia ya? Iya?" Tuduh Rendi.

Melodi menautkan alis, "Lo kok ngomongnya makin ngaco sih. Ini tuh nggak ada hubungannya sama Gema. Gue tuh kaya gini karena sikap lo juga. Lo yang posesif sama gue, jadi wajar dong kalau gue berontak." Jelas Melodi. "Udah ah, kalau lo ngajak ketemu cuma mau berantem mendingan gue pulang aja." Melodi bangkit dari kediamannya.

Tapi, Rendi segera mencegahnya, "Kenapa setiap kita berantem lo selalu menghindar?"

"Ya karena kalau gue terus diam disini yang ada keadaan makin panas, nggak ada pendingin yang bisa menenangkan kita.."

Keduanya diam sesaat. Memang benar, setiap kali bertengkar, mereka tak pernah menyelesaikannya berdua. Selalu saja ada pihak ketiga yang membantu, entah lewat teman Melodi atau teman Rendi. Namun kali ini, Rendi mencoba untuk menyelesaikan masalah mereka, agar hubungannya dengan Melodi tidak kandas begitu saja.

"Ya udah gue minta maaf. Gue yang salah. Nggak seharusnya gue bersikap kayak gitu ke lo. Dimaafin nggak?"

Melodi hanya menganggukkan kepalanya.

"Tapi ada syaratnya. Lo harus berhenti jualan pecel dan jangan dekat-dekat sama cowok berandalan itu. Ini demi hubungan kita." Tegas Rendi.

"Kalau kayak gitu lo sama aja membatasi ruang gerak gue." Melodi tidak terima dengan syarat tidak masuk akal Rendi.

"Oke kalau gitu, sekarang lo pilih. Gue, jualan pecel, atau Gema?" Rendi memberikan tiga pilihan sekaligus. "Kalau lo berani pilih selain gue, gue nggak akan segan-segan menyakiti keluarga lo. Pilihan ada di tangan lo. Dan ingat, kalau lo salah pilih, bisa saja salah satu dari mereka celaka."

Terpopuler

Comments

mety

mety

hadehhh masih sma aja pacaran dah kayak gitu..... 😅😅😅😅

2020-01-06

2

yuli anti

yuli anti

ih ko pke ngancem gtu sih

2019-11-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!