Akibat kejadian semalam, Melodi terlambat bangun. Ponselnya mati, sehingga alarm yang ia pasang tidak berbunyi. Begitu juga dengan Nisa. Nilam bukannya lupa membangunkan mereka, hanya saja sedari subuh ia sudah pergi untuk berbelanja ke pasar.
Semalam Melodi memutuskan untuk memilih Rendi. Karena apa? Ia lebih rela kalau dirinya terluka daripada orang lain yang harus terluka karena dirinya. Melodi yakin, ini adalah keputusan yang tepat. Lagipula, Melodi juga memberikan satu syarat pada Rendi yang langsung disetujui, yaitu tidak posesif lagi pada Melodi.
Kini, Melodi dan Nisa tengah berlari menyusuri koridor kelas X. Sesekali Melodi melirik jam yang melingkar di tangan kirinya, dan sudah menunjukkan pukul tujuh tepat.
"Mel, tungguin dong.." Rengek Nisa yang berada sangat jauh dari jangkauannya. Kelas Nisa dan Melodi memang berdekatan, Nisa menempati kelas X IPA 4 dan Melodi X IPA 2. Melodi lihat, Nisa berhenti di depan perpustakaan dengan kedua tangan bertumpu pada lutut. Sepertinya Nisa sudah tak sanggup untuk berlari lagi.
"Nis maaf ya, bukannya gue nggak solid. Tapi gue males berurusan sama guru killer hari ini." Teriak Melodi yang membuat raut wajah Nisa sedikit jengkel. Jujur saja, jam pertama hari ini adalah mata pelajaran fisika yang diajar oleh guru paling killer di sekolah ini. Namanya Bu Loli. Memang, Bu Loli tidak bisa marah pada anak rajin dan jenius seperti Melodi, namun kali ini Bu Loli pasti tak akan memberi ampun kalau mendapati dirinya terlambat masuk kelas. Sudah berkumpul berbagai macam hukuman di dalam benak Melodi yang membuatnya sedikit ngeri. Akhirnya, ia mempercepat tempo berlarinya.
Sampai di depan kelas, Melodi tidak langsung masuk. Ia melirik dari jendela yang tingginya tiga meter kurang dari tinggi badannya. Merasa situasi aman, Melodi melenggang santai masuk ke dalam kelasnya. Baru saja beberapa langkah ia berjalan, tiba-tiba terdengar suara yang sudah tak asing di telinganya.
"Melodi Senja!" Panggil guru bertubuh gemuk dengan rambut pendek. Kini, ia tengah berdiri di depan pintu kelas.
Melodi menoleh sambil nyengir, "Eh ibu. Maaf bu, tadi lalu lintas macet banget, jadi aja terlambat." Bohong Melodi.
Tentu saja Bu Loli murka, karena ia tak akan percaya dengan kebohongan tidak masuk akalnya Melodi. "Kamu ini! Memangnya ibu bisa kamu bohongi?" Bentak Bu Loli. "Karena kamu terlambat, sebagai hukumannya kamu tidak boleh mengikuti pelajaran ibu dan bersihkan toilet wanita sampai bersih. Mengerti?"
"Tap.. tapi bu.." Elak Melodi.
"Sudah, tidak ada tapi tapian. Simpan tasmu dan pergi ke toilet wanita sekarang juga. Cepaaat!!!" Bu Loli semakin murka.
Dengan gontai Melodi berjalan menuju mejanya, menyimpan tasnya. Tak sengaja ia melihat Gema yang melemparkan tatapan kasihan padanya. Rasanya Melodi ingin bilang detik ini juga, kalau ia tak suka dikasihani.
Selepas Melodi pergi, Bu Loli kembali mengambil alih kelas. Kemarin, ia sempat memberikan tugas pada murid kelas X IPA 2 untuk mengerjakan modul halaman 60 yang berisi soal sebanyak 10 butir. Dan hari ini, Bu Loli meminta tugas itu dikumpulkan di atas mejanya. Dengan bantuan Tio, si ketua kelas, Bu Loli tak perlu bersusah payah menghampiri meja muridnya satu persatu.
"Ada yang tidak mengumpulkan PR?" Tanya Bu Loli kepada para murid. Mereka saling pandang satu sama lain, dan mata mereka langsung tertuju pada murid baru yang masuk kemarin. Karena ia mengacungkan tangan kanannya.
"Kamu, siapa namamu?" Tanya Bu Loli dengan logat khas medannya, yang membuat Gema sedikit tergelitik ingin meniru suaranya.
"Nama saya Gema Angkasa, panggil saja Gema bu." Gema berhasil menirukan logat Bu Loli dan membuat seisi kelas tertawa terbahak-bahak karena tingkahnya.
"Diaaam..!!!!" Bu Loli menggebrak meja. Kelas langsung hening kembali. Beruntungnya, sekolah ini masih tetap kokoh berdiri walaupun sedikit-sedikit dihancurkan oleh suara menggelegar Bu Loli.
"Kamu, Gema. Cepat keluar dan bersihkan toilet pria sampai jam pelajaran ibu selesai." Perintah Bu Loli yang langsung dibalas anggukan oleh Gema. Berbeda dengan Melodi yang kesal karena diberi hukuman, Gema justru sebaliknya. Ia terlihat sangat senang mendapat hukuman dari Bu Loli dan tentu saja itu membuat guru fisika dan teman-temannya keheranan.
***
Banyak hal yang Melodi benci dari membersihkan toilet. Bukan hanya bau tidak sedapnya, tapi juga luas toilet yang mirip seperti jarak dari Sabang sampai Merauke. Tetapi, mau tidak mau dia harus melakukannya. Karena Bu loli pasti akan memantau hasilnya.
Pertama, Melodi membersihkan dalam toilet. Ia menyikat dinding juga lantai, tak lupa memberi pengharum ruangan agar bau tidak sedapnya berganti. Setelah selesai, ia kembali keluar. Mulai mengepel lantai ke kanan dan kiri, terkadang ke depan dan belakang. Sesekali ia mengusap peluhnya yang sudah memenuhi kening. Ketika sedang asyik membersihkan toilet, tiba-tiba seseorang melempar gumpalan kertas dan sukses mengenai rambut Melodi.
"Aww!!" Ringis Melodi. Ia langsung menoleh ke arah benda tadi dilempar. Melodi melirik kesana kemari, tapi tidak menemukan siapapun.
"Nggak ada siapa-siapa. Terus tadi siapa dong yang nimpuk gue?" Bulu kuduk Melodi mendadak berdiri. Jantungnya berdegup kencang. Pikiran aneh mulai memenuhi kepalanya. Melodi jadi teringat cerita Rendi kalau sekolah ini banyak penunggunya dan rata-rata merupakan hantu usil.
Sambil melafalkan doa, Melodi kembali melanjutkan aktivitasnya, namun tiba-tiba seseorang menepuk bahunya pelan dan refleks membuat Melodi menutup matanya.
"Please, maafin gue. Gue nggak ada niat macam-macam. Gue cuma disuruh bersihin toilet ini aja kok, nggak lebih. Jangan ganggu gue ya, tuan hantu."
Orang di belakang Melodi langsung tertawa terpingkal-pingkal. Merasa kenal dengan suaranya, Melodi memberanikan diri membuka mata.
"Lo? Ngapain lo disini? Lo buntutin gue kan?" Tuduh Melodi sambil memukul-mukul tubuh Gema dengan gagang pel. "Oh, jadi lo yang tadi nimpuk gue pakai gumpalan kertas, iya?"
"Aw, aw, sakit Mel." Gema meringis kesakitan.
"Sakit kan? Makanya jangan coba-coba usik kehidupan gue."
"Siapa yang ngusik kehidupan lo. Orang gue juga sama lagi dihukum sama Bu Loli." Terang Gema.
Melodi menghentikan aksi brutalnya, ia lebih tertarik dengan cerita Gema, "Lah kok bisa?"
"Ya bisalah, orang gue nggak ngerjain PR." Jawab Gema dengan santainya.
"Lah, orang kayak lo sih emang udah kelihatan tampang-tampang malesnya. Ya udah sono, lo pasti disuruh bersihin toilet juga kan sama Bu Loli?"
"Iya, cuma gue udah beres dong bersihinnya. Jadi sekarang, gue bantuin lo." Gema merebut pel dari tangan Melodi.
"Nggak bisa. Kalau Bu Loli lihat, kita bisa double dihukumnya. Emangnya lo mau?" Melodi merebut kembali pel yang sudah digenggam oleh Gema.
"Mau dong. Gue nggak akan nolak kalau dihukumnya bareng sama lo." Gema mengedipkan sebelah matanya. "Udah sana. Lo diam aja di depan pintu. Kasih kode ke gue kalau Bu Loli menuju kesini." Gema mendorong tubuh Melodi agar bertengger di depan pintu toilet. Melodi ingin protes sebenarnya, hanya saja, waktunya tidak tepat. Sepuluh menit lagi jam pelajaran Bu Loli usai dan hukumannya harus segera diselesaikan. Maka Melodi memilih untuk menuruti perintah Gema.
Belum lama Melodi mengecek keadaan, suara menggema yang memenuhi ruangan nyaris membuat jantung miliknya copot. Gema berteriak histeris. "Kecoaaa..." Gema naik ke atas wastafel saking takutnya.
Melodi segera menghampiri si pembuat keributan, lalu membuang hewan itu. Tadinya ia ingin menjaili Gema, namun urung dilakukan karena hal yang sudah ia sebutkan tadi.
"Tampang aja lo kayak berandalan. Tapi sama kecoak aja takut." Cibir Melodi.
"Gue nggak takut kok. Gue cuma jijik aja lihatnya." Elak Gema. Tak mungkin ia membeberkan kebenarannya, karena ia tak mau reputasinya jelek di mata Melodi.
"Lah, sama aja kali. Udahlah, kalau lo nggak niat bantu, sini biar gue aja."
Gema buru-buru turun dari atas wastafel. Namun karena lantainya licin, ia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke dalam pelukan Melodi--lagi.
"Kok gue deg degan ya?" Batin keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Naoki Miki
Haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
Cuss bacaa jan lupa tinglkan jejaakk🤗
tkn prfil q aja yaa😍
vielen danke😘
2020-10-24
0
naj
hahhahah ngakak si gema takut sama kecoak
2020-02-07
1
Dedek Ocie Adnan
emang sekolah boleh ya rambut pirang.. serius nanya 😩
2020-01-06
1