Bermula Karena Dendam
Seorang gadis sederhana bernama Emeryl Cantika akhirnya harus melepas lajang setelah Ia memutuskan bersedia menikah dengan Kevin Anggara seorang pemuda kejam yang tak punya hati akibat hutang Kakak kandungnya. Emeryl rela melakukan itu semata-mata karena Ia sangat menyayangi Kakaknya Dimas.
Ya, Dimas Antoni terlibat sindikat penjualan barang-barang terlarang dan Ia juga mengkonsumsi barang tersebut sebagai alat pemuas diri.
Emeryl dan Dimas di tinggal kedua orang tuanya meninggal sejak usia mereka masih dibawah sepuluh tahun. Oleh karena itu mereka hidup tanpa tujuan yang jelas.
Setiap hari Dimas selalu pergi mencari uang yang mudah di dapat. Tidak peduli itu haram atau halal. Hingga akhirnya perbuatannya berhasil membuat Ia terjerat hutang yang besar. Setiap hari Ia harus menghindari Kevin dan orang-orang suruhan untuk datang menagih uang yang sudah terpakai untuk bersenang-senang. Sedangkan uang tersebut tidak sedikit jumlahnya.
Hingga sampai pada akhirnya Dimas ditemukan oleh Kelompok Kevin seorang bandar narkoba di sebuah Club malam di kota Y. Disana lah Dimas berhasil di hajar oleh Kevin dan anggotanya setelah hampir dua minggu kesulitan menemukan keberadaan Dimas Antoni.
"Bang Kevin, itu dia orang nya!" Tunjuk salah seorang anak buah nya saat mereka menyelediki tempat itu.
Kevin menghisap lagi sisa barang bernikotin yang ada ditangannya lalu membuangnya. Karena mereka harus bergerak cepat sebelum Dimas mengetahui keberadaan mereka. Jika tidak demikian, maka Dimas akan melarikan diri dari kejaran mereka. Kevin tahu benar, Dimas sangat licin dan cerdas untuk berkilah.
Dimas yang masih santai meneguk sebotol wine dengan santainya sangat terkejut seketika. Akibat sebuah bogeman mentah meluncur dengan keras tepat mengenai wajahnya. Kevin juga menghancurkan botol wine yang Ia rampas dari tangan Dimas kearah lantai hingga menjadi puluhan keping.
"Bang Kevin?" Ucapnya dengan wajah memucat. Pipi itu tampak begitu merah dan panas bekas pukulan Kevin.
Ruangan yang tadinya sedang berdendang riuh berubah menjadi tegang. Mereka segera menyingkir menjauhi keberadaan komplotan Kevin.
Bahkan teriakan para wanita penghibur terdengar histeris dan ketakutan.
"Brengsek kamu, Dim. Jangan coba-coba menipuku. Dimana uang yang seharusnya kau berikan padaku?" Tanya Kevin, marah. Dicengkeramnya kerah baju Dimas dengan wajah yang begitu dekat hingga ludahnya membasahi wajah Dimas.
"Em.. a_ anu, Bang_." Dimas mati kutu, tak punya alasan yang bagus untuk menjawab pertanyaan Kevin yang sudah sangat emosi terhadapnya. Sebab Uang itu sudah hampir habis di pakaiannya.
Kevin berdecih, lekas Ia mendorong Dimas jatuh dari tempat duduknya lalu meminta ke empat komplotannya menghajar Dimas.
"Bang, jangan Bang. Saya minta maaf, saya benar-benar telah khilaf, Bang." Dimas memohon tak berdaya sebab serangan dan pukulan terus menghantam di setiap bagian tubuhnya.
Kevin tak peduli, Ia malah duduk dan menikmati kacang goreng milik Dimas tadi.
"Ampun, Bang. ampun. Saya benar-benar khilaf memakai sebagian uang tersebut!" Dimas sampai merangkak mencium kaki Kevin agar dia mau memaafkan. Tapi sayangnya Kevin malah menginjak tangan Dimas dengan sepatunya hingga Dimas memekik kesakitan.
"Ah.. Sakit, Bang!"
Kevin menyeringai lalu mengangkat kakinya dari tangan Dimas yang terluka cukup parah.
Kevin kemudian menunduk dan mencekal kembali kerah baju Dimas. "Kalau begitu dimana sisanya?" tanya Kevin dengan rahang saling mengatup.
"A_ ada dirumah, Bang," jawab Dimas terbata-bata. Tubuhnya terasa begitu remuk.
"Bagus, kalian!" ujarnya pada keempat anak buahnya. "Cepat bawa cecunguk ini dari sini, kita pergi kerumahnya sekarang juga!" Perintah Kevin begitu garang. Ia berdiri sambil menendang tubuh Dimas yang terjungkal kebelakang lalu berjalan keluar.
Setibanya dirumah Dimas, kedua anak buah Kevin mendorong Dimas yang sudah lemas jatuh dan menabrak pintu.
Emeryl yang masih tidur mendengar suara gaduh didepan tersentak kaget. Ia yang masih memakai baju tidur memutuskan memeriksa apa yang telah terjadi.
Saat pintu terbuka, Emeryl terperanjat mendapati sang Kakak sudah babak belur dan wajahnyadi penuhi oleh darah, tengah tergeletak tak berdaya.
"Bang Dimas, apa yang terjadi denganmu, Bang?" tanya Emeryl khawatir.
Kevin tersenyum picik, tak kuasa mengamati tubuh indah Emeryl yang baru bangun tidur begitu menggodanya.
"Waw, rupanya kamu punya adik yang cantik ya, Dim?" tanya Kevin senang, sambil menepukkan kedua tangannya mendekat. Ia membelai dagu Emeryl yang memalingkan wajahnya, jijik
"Ja_ jangan sentuh adik saya, Bang. Dia tidak punya urusan dengan masalah kita," mohon Dimas. Pemuda itu terus terbatuk-batuk merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
Kevin kembali tersenyum licik, Ia masih saja membelai rambut Emeryl bahkan menciumi wangi-wangian sampo di sana.
"Bang, saya mohon hentikan, Bang. Adik saya ketakutan!" ucap Dimas lagi. Meski tabiatnya begitu buruk, akan tetapi Dimas sangat menyayangi Emeryl.
Kevin menarik dagu Emeryl untuk menghadapnya agar Gadis itu mau menatap dirinya. Ia yakin gadis itu bisa membawa keuntungan yang sangat besar.
"Hem, aku punya penawaran bagus Dimas," tukas Kevin kemudian. Ia beranjak dari samping Emeryl dan membantu Dimas berdiri.
"Apa ta_ tawaran itu, Bang. Aku akan mengusahakannya," ujar Dimas, penuh harapan. Ia sangat ingin Kevin mau memaafkan kesalahannya.
"Ambil uang nya dulu!" Perintahnya. Dimas menurut dan masuk mengambil sisa uang yang dimaksud lalu menyerahkannya pada Kevin.
"Hah? Cuma segini? Aku tahu Uang yang ada padamu sekitar 10 M dan kau sudah memakainya lebih dari 5 M. Oke, tidak masalah, maka sebagai gantinya aku akan menjadikan adikmu sebagai istriku." Kevin menatap lekat Emeryl yang langsung membulatkan bola matanya.
"Bang, untuk apa uang sebanyak itu?" tanya Emeryl kaget, pantas saja tempo hari Dimas memberinya uang 5 JT secara cuma-cuma, namun saat ditanya Dimas mendapat kan uang dari mana, Ia tidak mau menjelaskannya.
"Gampang saja," ujar Kevin lagi. "Kau mau menikah denganku atau Kakakmu akan mati hari ini." Kevin mengeluarkan sebuah pistol dari dalam jaketnya dan menodongkan senjata tersebut pada kening Dimas yang Ia dekap.
"Ja_ jangan, Bang. Saya mohon jangan paksa adik saya, Bang!" Dimas terus memohon belas kasihan. Ia tidak mungkin mengorbankan kebahagian adiknya demi dirinya sendiri.
"Terserah kalian mau pilih yang mana? Karena satu tarikan saja, peluru ini akan bersarang diotak mu!" Ancam Kevin lagi, sambil menyeringai penuh kemenangan.
Emeryl masih bingung, Ia diam sambil mempertimbangkan segalanya.
Tak juga ada jawaban, Kevin mulai menarik pelatup nya.
"Tunggu Bang!" cegah Emeryl. Ia tidak mungkin tega membiarkan sang Kakak mati sia-sia didepannya.
"Tolong jangan sakiti lagi, Bang. Saya mohon lepaskan Bang Dimas, kalau begitu bawa saja saya bersama mu."
Emeryl tak punya pilihan lain selain Ia harus rela berkorban agar Dimas tetap hidup.
"Tidak, Dek. Biarkan saja Kakak mati, tapi jangan korbankan hidupmu." Dimas tau betul perangai Kevin, Ia yakin Kevin akan memperlakukan Emeryl dengan sadis dirumahnya.
"Aku tau, Bang. Tapi ini semua demi kamu. Aku gak mau kamu mati sia-sia, Bang. Meski kamu juga sudah melakukan kesalahan untuk kepentinganmu sendiri," ucap Emeryl sambil menangis, Ia tak kuasa menahan air mata akibat kecewanya pada sang Kakak.
"Bagus, itu pilihan yang tepat, Sayang," ujar Kevin puas. Ia melepaskan Dimas dengan kasar lalu menarik lengan Emeryl masuk kedalam mobil diikuti keempat anak buahnya.
Dimas sangat marah, Ia mengepalkan tangan dan meninju pintu rumahnya hingga jebol.
"Kevin... bangsat kau. Beraninya kau mengambil keuntungan dari semua ini. Bukankah kau tidak pernah membayarku dengan wajar!" Pekik Dimas dengan nafas naik turun. Sesekali mengusap sudut bibirnya yang masih mengeluarkan darah segar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
bobo
penyesalan tu di akhir y dimas lo d awal nmy pndftaran...apkah kevin bs bucinn...??kt bc klnjutany dlu.q k sni lgi thor
2023-01-29
0
Riri Ernita
absen dulu, walaupun telat🤣
langsung fav nih bang sob..
kukasih bunga bangke juga 😅
2022-07-25
1
Cassie
Absen hadir ya akak😍😘
2022-07-19
2