Mafia Is My Husband
..."Saat musim dingin melanda di Kota Manhattan, New York A.S"...
Dipagi hari yang mendung karena musim dingin, Tuan Almer menyalakan perapian sambil membawa kopi dan keluar mengambil koran. Disapa nya oleh Ny. Emelly yang usianya sudah mencapai 80 tahun lebih tapi masih saja segar.
"Tuan Almer. Selamat pagi!" Senyum sumbringah menghangatkan pagi ini.
"Selamat pagi Ny. Emelly!" Sahut Almer dengan senyuman manisnya.
*Beneran nggak keliatan kriminal*
*Blam!* Suara pintu perlahan di tutup menggunakan kaki, karena kedua tangannya memegang segelas kopi dan koran. Berjalan menuju sofa dekat perapian sambil menaruh gelas kopi di meja dan mulai membacanya.
Diatas meja lainnya terdapat koran 3 bulan lalu yang masih tersimpan rapi disana.
PASANGAN LANSIA TEWAS TERTEMBAK, PELAKU MELARIKAN DIRI
"Polisi sedang menyelidiki pelaku yang tak bertanggung jawab..."
Almer sambil membaca koran baru, dia tiba-tiba teringat kejadian pengawal nya yang di tembak mati olehnya di mobil.
"Kota besar menyebar nya begitu mudah, nasib Frak yang ku buang jasadnya kejurang apa dia sudah masuk surga?" Tersenyum angkuh sambil meminum kopi.
Pengawalnya pun tiba-tiba datang memberitahukan ada telepon dari Mr. Greek
"Bagaimana?" Muka seriusnya menakutkan.
"Tuan Almer, saya hanya memberi kabar bahwa mereka telah di lenyapkan oleh bawahanku, mungkin Tuan Almer bisa datang ke perkotaan kecil terhimpit bangunan tua dekat telepon umum" Jelas Mr Greek.
Almer menghebus nafas lega "saya kesana sekarang" langsung menutup teleponnya.
"Siapkan mobil, kita kesana sekarang" suruhnya pada pengawalnya.
"Baik tuan" menundukan kepala lalu pergi ke garasi untuk menyiapkan mobil.
Di perjalanan.
"Mr Greek sudah memberi lokasinya, sesuai Navigasi saja" jelas Almer.
"Baik Tuan" sambil menyalakan maps.
Kecepetannya tak cukup tinggi dari biasanya karena jam pagi macet banyak orang berlalu lalang. Tiba-tiba ada seorang wanita menyebrang hampir saja tertabrak, mobil Almer pun seketika mengerem.
"Wanita itu!!! Sudah bosan hidup apa bagaimana? urus dia cepat, berikan saja nomer kantorku jika ada apa-apa" karena tidak mau identitasnya di ketahui orang, pengawalnya pun pura-pura baik menolong wanita itu kemudian memberikan kartu yang berisikan nomor telepon dan nama Almer Giffin.
Kembali melanjutkan perjalanannya dengan hati-hati.
.
.
Sampai di tempat yang sudah diberikan Mr. Greek, sangat tersembunyi dan gelap. Disana ada pengawalnya Mr. Greek dan menuntun Almer kedalam ruang yang tak layak.
Info : Mr. Greek adalah bawahan Papahnya Almer, Mr. Greek juga tangan kanan Papahnya Almer selama 20 tahun, dan kini Almer berpegang penuh pada tugas Papahnya.
"Tuan Almer" tundukan kepala Mr. Greek.
"Buka kain penutup kepalanya" suruh Almer.
Di buka penutup kepalanya dan ternyata benar dia orangnya.
"Apa kau sudah melacak identitasnya?" Almer sambil menyalakan rokok dan membagikannya pada Mr. Greek.
"Dia bergerak dalam bidang bisnis yang terletak di Houston dia mengikuti jejak bisnis terlarang hingga ke kota Manhanttan untuk menyelidiki kasus mafia di kota ini, keluarganya telah meninggal 4 tahun lalu karena di tembak mati kasus narkoba, dia belum berumah tangga juga Tuan" penjelasan Mr. Greek cukup menenangkan hati Almer.
Senyum simpul dan tak peduli Almer di tebarkan "dia sudah tewas? Bakar saja lalu abunya buang ke laut" Almer pun beranjak dari kursinya dan pergi.
"Baik tuan" jasadnya pun di angkat dan di masukan kedalam peti mati lalu akan dibawa kehutan dekat laut supaya setelah di bakar abu nya langsung di hanyutkan.
Di satu sisi lain.
Wanita yang tadi hampir tertabrak mobil Almer adalah seorang pelayan restoran mewah sekaligus pekerja paruh waktu di minimarket, dengan name tag "Zabrina Vamela" di kanan atas bajunya.
Jam istirahat di restoran pukul 10 siang. Zabrina memandangi kartu nama yang di berikan pengawal Almer tadi pagi.
"Sepertinya Almer Giffin adalah orang penting" pikir Zabrina.
Zabrina baru saja kehilangan kedua orang tuanya 3 bulan lalu, maka dia seorang diri di rumahnya. Biaya rumah pun harus di tanggung sendiri sehingga Zabrina harus bekerja keras untuk mempertahankan rumah sisa kenangannya bersama orang tuanya.
"Apa aku keluar dari minimarket dan mencoba menanyakan pada Almer Giffin ini, apa dia membuka lowongan pekerjaan yang gaji nya mungkin bisa untuk menghidupiku dan mempertahankan rumah orang tuaku yah?" Bergumam sendiri sambil memikirkannya secara serius.
.
.
.
Malam harinya Zabrina bekerja di minimarket, dan mungkin jika ada lowongan disana, malam ini malam terakhir Zabrina bekerja disini.
Diluar cukup sepi setelah lewat jam 11 malam. Paling hanya 1 atau 2 orang yang datang, Zabrina berkesempatan untuk mencoba menghubungi nomer Almer Giffin yang tertera di kartu nama, ketika mulai terhubung dan berdering, tiba-tiba teleponnya langsung dimatikan kembali, karena takut mengganggu istirahatnya.
Tak lama kemudian, Zabrina di hubungi kembali oleh nomer kantornya Almer.
"Hallo, maaf mengganggu malamnya, saya yang tadi pagi hampir tertabrak oleh mobil anda" kata Zabrina dengan gugup. Dan kebetulan Almer sendiri yang menerimanya.
"Oh kau, apa ada sesuatu yang perlu di bawa kerumah sakit?" Seperti biasa Almer hanya menanyakan intinya saja.
"Oh saya baik-baik saja, apa saya berbicara langsung dengan Tuan Almer Giffin?" Nadanya penuh dengan hati-hati.
"Yah, saya sendiri. Baiklah jika tidak terjadi apa-apa, tapi jika ada yang terasa sakit tak wajar kau bisa menghubungiku kembali" jelas Almer.
"Tunggu tuan" spontan Zabrina.
"Yah?" Dinginnya.
"Jika di tempat pekerjaanmu terdapat lowongan pekerjaan apa saya boleh mendaftarnya?" Tanya Zabrina ragu namun penuh harap.
"... Seorang wanita? Hahaha, aku hanya memperkerjakan seorang pria nona" tawanya membuat Zabrina heran.
"Tidak ada wanita? Mengapa bisa?" Tanya Zabrina.
"Itu sudah menjadi peraturan yang kubuat di perusahaanku, tapi jika aku boleh menawarkanmu, kau bisa menjadi assisten pribadiku, nanti aku berikan proposal nya padamu, itupun jika kamu menyetujuinya, masalah gaji nya akan ku berikan sesuai yang kau butuhkan, bagaimana?" Jelas Almer tentang penawaran khusus untuk Zabrina.
"Sungguh? Saya terima pekerjaanya, dimana rumah Tuan? Biar saya besok datang kesana" grecep nya Zabrina karena memang lagi sangat membutuhkan uang lebih untuk membayar sewa rumah.
"Tak perlu, biar pengawalku akan menjemputmu, dimana?" Tanya Almer.
"Sungguh? Takkan apa-apa? Kalau begitu di jalan yang tadi pagi saja" jawab Zabrina penuh senang.
"Baiklah sampai jumpa besok" langsung mematikan teleponnya.
Zabrina sungguh senang bisa mendapatkan pekerjaan baru yang lebih menjanjikan hidupnya. Mulai besok hidupnya bergantung pada Tuan Almer Giffin.
Pukul 12 malam mini market pun Zabrina yang tutup.
Hari melelahkan untuk seorang yatim piatu seperti Zabrina.
Sepulang dari part time nya, Zabrina pun mandi menggunakan air hangat yang di masaknya menggunakan kompor.
Selesai mandi, Zabrina langsung menjatuhkan dirinya ke kasur karena sangat lelah.
"Badanku seperti hampir hancur, lelah sekali, tapi.. mulai besok aku akan mempunyai jam waktu yang efesien untukku, tidak sabar menunggu hari esok"
Zabrina pun terus me-monolog sendiri, akhirnya setelah pikiran-pikiran nya mulai tenang, tak terasa Zabrina pun tertidur penuh lelah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Nulis terus✍️💪
Hallo kak, datang memberikan dukungan. Semangat ya 🥰 ceritanya sangat menarik.. 👍
"Bukan Wanita Pengganti"
2023-06-12
1