Zabrina pun hendak membuka lemari pakaiannya tuan Almer. Zabrina pun memilah-milah baju yang cocok untuk dikenakan tuan Almer.
Setelah beberapa menit mencari baju, akhirnya Zabrina pun menemukan baju yang cocok untuk dikenakan Tuan Almer, jas hitam kemeja putih dasi loreng celana katun hitam dia siapkan di atas kasur tuan Almer.
Aku melihat banyak sepatu yang tersusun rapi disini.
"Banyak sekali, aku bingung sendiri" monolog.
Tuan Almer pun keluar dengan telanjang dada bersamaan dengan Zabrina yang baru saja keluar dari lemari pakaian nya Tuan Almer untuk mencari sepatu.
"Aaaaa....!!!" terkejut, kedua mataku ditutup.
"Sedang mencari apa?" tanyanya tanpa menghiraukan teriakan Zabrina.
"A-anu Tuan, saya sedang mencari sepatu yang cocok untuk Tuan kenakan" gagapku masih menundukan kepala.
"Sepatu biar saya yang pilih, kamu boleh keluar" perintahnya.
"B-baik Tuan, permisi" buru-buru Zabrina pun pergi.
"Zabrina, tunggu.. seragam kamu ketinggalan di kursi saya" mengingatkan.
"Maaf Tuan, permisi" Zabrina pun mengambil seragamnya lalu pergi.
.
.
"Pake lupa segala ini seragam, untung jantungku nggak copot" monolognya sambil berjalan menuju kamarnya untuk berganti pakaian.
Setelah berganti pakaian Zabrina pun mulai mengerjakan pekerjaannya sesuai list, setelah selesai menjadwalkan pertemuan untuk Tuan Almer.
Didapur. Zabrina pun disapa hangat oleh semua pekerja yang ada di dapur.
"Kau Zabrina kan, pekerja baru? Semoga betah yah" sapa salah satu pekerja.
"Ah. Iya terima kasih, namamu siapa?" tanyanya tersenyum.
"Namaku Claude, asisten dapur, aku yang mengatur keuangan dapur" ramah nya.
"Oh iya baiklah, semoga kita bisa saling membantu yah Claude"
"Tentu" tersenyum begitu ramah.
Salah satu pengawal Tuan Almer menghampiri dapur.
"Nona Zabrina dipanggil oleh Tuan Almer, mari ikut saya"
Tuan Almer pun sudah berada di ruang tengah sambil duduk menunggu Zabrina.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?"
"Jadwal apa aja sekarang yang harus saya kerjakan?" menatap tajam Zabrina.
"Hari ini Tuan ada klien penting menunggu di kantor, kemudian jam 12.00 siang Tuan disuruh datang ke kafetaria bertemu dengan Mr. Greek" melihat di layar tab dan email.
"Baiklah, terima kasih silakan kembali kepada tugas kamu" Tuan Almer pun pergi.
"Baik Tuan"
Jam istirahat pun tiba.
"Akhirnya waktu istirahat" menghela nafas.
Claude pun mendekati Zabrina.
"Zabrina, bisa tolong kesini sebentar?" suruhnya. Zabrina pun menghampiri Claude ke dapur.
"Ada apa Claude?"
"Tolong cicipi makanan ini, aku iseng masak ini untuk para pekerja" sumringah nya. Zabrina pun mencicipinya.
"Ya ampun, ini sangat lezat, apa nama masakan ini?"
"Ini ayam bumbu pasta yang dicampur dengan kaldu kuah ayam, sungguh? Ini enak?" senangnya.
"Sungguh, ini masakan terenak daripada yang aku sering masak, kamu sungguh hebat" pujianku.
"Kamu pintar memuji Zabrina"
Claude pun memanggil semua pekerja perempuan untuk makan.
"Kau juga mesti ikut makan yang banyak yah" senyumnya.
Akhirnya Zabrina pun ikut makan bersama sambil mulai berbaur bersama pekerja yang lain.
Para pekerja pun memperkenalkan diri pada Zabrina begitu ramah.
Sore hari pun tiba, Tuan Almer pun baru saja pulang, semua para pekerja dan asisten pun menyambutnya di depan pintu.
"Zabrina, ikut ke ruang kerja saya sebentar, ada yang ingin saya tanyakan" Mukanya yang selalu datar namun berkarisma.
"Baik Tuan" Zabrina sudah deg-degan takut terjadi sesuatu.
. . . Di ruang kerja Tuan Almer.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" gugupku.
"Bagaimana hari pertamamu bekerja di rumah saya?" mengatupkan kedua tangannya di dekat dagunya.
"Senang Tuan, para asisten dan pekerja pun ramah dan baik" Ujarku sambil tertunduk sesekali melihat matanya yang tajam.
"Kalau saya? apakah saya ramah dan baik?" mendekati Zabrina perlahan-lahan.
"Iya Tuan, Tuan ramah dan baik karena sudah memberikan saya pekerjaan dan tempat tinggal" Zabrina pun mundur perlahan.
"Jika saya tidak memberimu pekerjaan, apakah saya baik?" semakin dekat hingga Zabrina pun hampir terpentok tembok, tapi kepala Zabrina di lindungi oleh tangan Tuan Almer, seketika raut wajah Zabrina pun memerah malu dan canggung.
"Tetap baik Tuan, karena semua orang pada dasarnya adalah orang baik, hanya saja terkadang seseorang di luar sana di gelapkan hati dan pikirannya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya" Jelas Zabrina membuat Tuan Almer tertegun.
"Siapkan air hangat untuk saya mandi" menjauh dari Zabrina.
"Baik Tuan, saya permisi" Zabrina pun pergi untuk menyiapkan air hangat.
(Disisi Zabrina)
"Huuu.. ya Tuhan, cobaan apa lagi ini? jantungku hampir copot, ngapain Tuan Almer sedekat itu tadi" menghembuskan nafas lega karena telah melewati sesaknya nafas di dekat Tuan Almer.
(Disisi Almer)
"Wanita itu, kenapa dia bisa berpikiran ke hal itu, apakah dia mengetahui yang aku perbuat? atau jangan-jangan dia adalah mata-mata? aku harus selidiki Zabrina" terduduk tegang sambil berpikir keras seperti sulit rasanya untuk bernafas.
20 menit kemudian.
Zabrina pun mengetuk pintu ruang kerjanya Tuan Almer.
"Permisi Tuan, air hangatnya sudah siap" Zabrina pun secepatnya pergi dari hadapan Tuan Almer.
Tuan Almer pun heran melihat sikapnya Zabrina yang berbeda.
"Zabrina!" teriak Tuan Almer. Zabrina pun menghampiri kembali Tuan Almer dengan tergesa-gesa.
"Ada apa Tuan?" muka Zabrina sudah pucat.
"Kamu takut sama saya sampai kamu dengan cepatnya pergi begitu saja?!" beranjak dari kursinya dengan kesal.
"T-tidak Tuan, saya hanya sedang buru-buru karena saya sedang memasak juga" jelasnya.
"Memasak? Bukankah di perjanjian jam segini waktunya memanjakan saya, eh maksud saya tertulis di perjanjian bahwa kamu hanya bertugas sesuai proposal?!"
"Maafkan saya Tuan" Zabrina hanya merasakan takut dan gelisah.
"apa Claude membantumu masak?" wajahnya sungguh menakutkan.
"Iya Tuan" Zabrina pun tertunduk.
"Pergi dan cepat lakukan tugasmu, panggil Claude ke ruangan saja pukul 8 tepat, saya mau mandi dulu" tegasnya lalu Zabrina pun pergi.
. . . Di dapur.
"Apa aku di panggil Zabrina?" tanya Claude yang sepertinya sudah punya feeling.
"Iya Claude, pukul 8 tepat kamu ditunggu di ruangannya, maafin aku yah kamu jadi ikut kebawa salah" Zabrina pun merasa sangat bersalah.
"Tak apa Zabrina, aku memahaminya, lagian kamu juga baru sehari disini, jadi wajar jika kamu belum bisa mengatur waktu" jelasnya.
"Oh Claude, kamu sungguh baik hati, aku jadi sangat merasa bersalah" Zabrina pun menangis.
"Sstt.. tak perlu menangis, mungkin Tuan Almer hanya berkata tegas padaku dan aku sudah terbiasa mendengarnya, tenang saja, aku sungguh tak apa" jelasnya sambil memegang tangannya Zabrina lalu memeluknya.
Pukul 8 tepat di ruang kerjanya Tuan Almer.
Claude pun telah duduk di kursi.
"Bagaimana Tuan Almer? ada yang bisa saya bantu?" basa basi Claude.
"Lain kali, kamu harus mengajari Zabrina supaya bisa membagi waktu, paham?" tegasnya Tuan Almer membuat Claude tertunduk takut.
"Paham Tuan, nanti saja ajarkan supaya Zabrina bisa membagi waktu pada pekerjaannya" jelasnya.
"Oh iya, ini sudah awal bulan, perlengkapan apa saja di dapur yang sudah habis?"
"Penyedap rasa, kecap, beras, buah-buahan juga sudah habis Tuan" jawab Claude sambil mengingat-ingat.
"Karena kamu orangnya pelupa, besok pagi saya kasih uangnya 10 juta untuk membeli keperluan dapur, kamu cek lagi di dapur terus catat apa saja yang habis atau dibutuhkan, paham?" ujarnya.
"Paham Tuan, ada lagi yang bisa saya bantu?" tanya Claude.
"Mm... sudah cukup itu saja, tolong ajari Zabrina yah, saya juga mengerti dia baru disini, kamu yang sudah lama tolong dia untuk bisa membagi waktunya" Tuan Almer pun sepertinya merasa kurang sehat ketika bicara dengan Claude.
"Baik Tuan, saya permisi" beranjak dari kursi lalu pergi.
"Iya silahkan"
Tak lama Claude keluar, Tuan Almer pun menghubungi pengawal nya.
"Keruangan saya sekarang" nadanya datar.
"Baik Tuan"
1 pengawal pun datang keruangan Tuan Almer.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" berdiri tegak.
"Cari tahu latar belakang Nona Zabrina Vamela, jangan sampai ada yang terlewatkan sedikitpun" perintahnya.
"Siap laksanakan Tuan"
Pengawal pun pergi untuk mencari tau latar belakang Zabrina.
(Disisi Tuan Almer)
"Semoga saja bukan mata-mata brengsek itu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Mulyati Wahyuni
sebenarnya cerita nya menarik tapi tulisannya kadang membingungkn tinggal kitax aja ngerti ga dlm membacanya typo di rapikn ya author
2023-06-09
1