Zabrina merasa bahwa Tuan Almer sedang mabuk, tapi bau mulutnya tidak ada tanda dia minum.
"Tuan saya tidak mengerti apa yang dimaksud Tuan Almer, saya hanya pekerja disini, dan saya baru 3 hari bekerja disini, Tuan Amel langsung mengatakan pernikahan? Apa Tuan mengigau? Mungkin saya perlu memanggil dokter, muka Tuan sangat pucat dan badan Tuan sangat dingin" jelas Zabrina, dia tidak mengerti dan ini sangat tiba-tiba.
"baiklah, saya beri waktu 1 minggu untuk kamu berpikir tentang penawaran saya" Tuan Almer pun beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Zabrina di ruang kantornya.
"tapi Tuan, saya belum selesai bicara" Tuan Almer tak merespon apapun dan tak menghiraukan pembicaraan Zabrina.
Malam harinya, di kamar Zabrina.
"aku sungguh tak mengerti tentang perkataan Tuan Almer, ini sangat terburu-buru dan aku tidak memiliki perasaan penuh terhadapnya, Tuan Almer memang tampan dan berwibawa, hanya saja ini terlalu cepat, apa yang terjadi?" monolognya.
Zabrina sulit tertidur memikirkan perkataan Tuan Almer, pada jam 5 pagi terdengar suara jalannya para pengawal. Zabrina penasaran, akhirnya Zabrina memberanikan diri untuk mengintip dari cela pintu yang Zabrina buka.
"mereka jam segini sudah menjalankan tugas? Apa memang seperti ini jam kerja pengawal?" monolognya.
Zabrina pun mencoba keluar dari kamar secara perlahan-lahan supaya tidak ada yang mendengar suara langkah kaki Zabrina.
Zabrina mengintip dari jendela dekat tangga yang mengarah keluar, disana terlihat mobil hitam terparkir, ternyata bukan hanya 1 mobil, melainkan 3 mobil terparkir disana.
"bukankah jam kerja Tuan Almer mulainya jam 8 pagi? tapi jam segini sudah pergi? Apa ada tugas ke luar kota hari ini? Tapi jika ada jadwal, masuk ke email, tapi ini tak ada satupun email yang masuk jam segini" Zabrina mulai curiga. Tuan Almer masuk ke dalam mobil di depannya.
lagi-lagi Zabrina ber-monolog. Zabrina pun kembali masuk kedalam kamarnya untuk tidur.
. . .
Pagi harinya. Zabrina yang kurang tidur pun sedari tadi terus menguap.
"apa tidur mu semalam tidak nyenyak?" tanya Fanny salah satu bagian pelayan.
"iya, aku sulit tertidur, mungkin aku harus cuci muka terlebih dulu supaya ngantukku hilang" kataku.
"iya cobalah untuk cuci mukamu" Fanny pun pergi untuk melanjutkan masak.
Zabrina pun hendak pergi ke kamar mandi. Tak di sangka Tuan Almer pun melewati kamar mandi, dan sekarang kami saling bertatapan. Dan Zabrina tetap berprilaku profesional layaknya assisten dan Majikan. Tuan Almer pun pergi ke ruang kerjanya tanpa berbicara sepatah katapun pada Zabrina.
"dia kenapa ya? Semoga dia sadar dengan perkataannya yang kemarin itu tidaklah benar" Zabrina pun kembali membatu Fanny dan yang lainnya memasak.
Lagi-lagi Zabrina di panggil ke ruangan Tuan Almer.
"ada yang bisa saya bantu Tuan?" berdiri di dekat pintu.
"duduk" perintahnya.
Zabrina pun duduk.
"persoalan kemarin, maafkan saya membuat kamu tak nyaman" ambigunya.
"iya Tuan, tidak apa-apa" menundukan kepala.
"jika saya sedang bicara, tatap mata saya" perintahnya yang membuat mata Zabrina kini menatap Tuan Almer.
"maaf Tuan, ada perlu apa memanggil saya?" tanyanya.
"selain saya bermaksud meminta maaf, saya juga ingin membicarakan tentang menikah, jangan kira perkataan saya yang kemarin juga suatu kesalahan, pikirkan perkataan saya baik-baik Zabrina" menatap Zabrina penuh harapan.
Zabrina jadi terpikirkan hal itu.
"jadi maksudnya Tuan, Tuan serius ingin menikahi saya?" mulai syok kembali.
"benar"
"tapi kenapa harus saya? Saya punya salah apa?" bingungnya.
"kamu tak ada yang salah, aku menyukaimu dari pertama kali kita bertemu" jujurnya, membuat Zabrina tercengang.
"semudah itu? Saya belum bisa Tuan" perkataan Zabrina membuat Tuan Almer membatin.
"sudah saya katakan, pikirkan baik-baik dan waktupun masih ada, kapanpun kamu siap, kabari saya segera" kerasnya niat Tuan Almer membuat Zabrina semakin pusing.
"saya permisi Tuan, maaf saya belum bisa untuk sekarang ini" Zabrina pun beranjak dari kursi untuk pergi.
"tunggu. Saya punya baik untuk kamu, abu kedua orang tuamu ku dengar di pindahkan ke gudang karena uang bayar sewa tempat nunggak 3 bulan, saya sudah membayar lunas tempat sewanya, jadi kamu tak perlu memikirkan cara untuk membayarnya" jelas Tuan Almer, membuat Zabrina mulai berkaca-kaca air mata tak tertahan.
Zabrina tak bisa berkata-kata lagi, Tuan Almer pun mendekati Zabrina dan menyeka air matanya.
"maaf mungkin cara saya terlalu membuatmu tak nyaman Zabrina, saya tak pernah dekat dengan wanita lain sebelumnya jadi saya tak pandai untuk membuat moment-moment romantis lainnya, saya punya saran, kita menikah terlebih dulu dan privasimu masih milikmu, saya tak keberatan untuk sementara waktu kita berbeda ranjang, yang pasti semua hak milik saya juga milik kamu, pikirkan lagi kata-kata saya" saran Tuan Almer membuat Zabrina semakin tidak mengerti.
"sebelumnya saya sangat berterimakasih telah membayar sewa tempat untuk abu kedua orangtuanya saya, tapi tolong kasih saya waktu untuk memikirkannya, karena tak mungkin ada seorang wanita yang dengan tergesa-gesa nya di nikahi pria yang baru beberapa hari kenal, saya permisi Tuan" jelasnya Zabrina pun langsung keluar dari ruangan Tuan Almer.
Tuan Almer pun kembali duduk sambil memikirkan beberapa persiapan awal. Tuan Almer pun menelepon pihak perhiasan.
"ya hallo, saya butuh 2 pasang cincin nikah, tolong bawa beberapa rekomendasi paling mahal ke rumah saya, saya tunggu segera, terima kasih" langsung menutup teleponnya.
Langsung memanggil pengawal Luis.
"ada yang bisa saya bantu Tuan ?"
"tolong uruskan undangan khusus keluarga, saya telah memilih saranmu" perintahnya.
"baik Tuan, saya permisi"
tak lama setelah itu, se isi rumah pun sudah mengetahuinya.
"Zabrina, apa yang pengawal katakan, apa itu bukan suatu kebohongan?" tanya kaget Claude.
"tidak Claude, itu benar, aku akan menikah dengan Tuan Almer, hanya saja Tuan Almer memberiku kesiapan waktu yang tersisa 3 hari lagi" lemasnya.
"tapi kenapa? Ada apa?" penasaran apa yang terjadi.
"aku pun bingung Claude, kamu tahu pada saat Tuan Almer berteriak kemarin, sikapnya jadi aneh sekarang, apa kamu mengetahui sesuatu?" tanya Zabrina.
"aku tak tahu pasti, tapi aku punya sesuatu yang sulit aku percaya, ayo ikut aku kamar" ajak Claude dengan menuntunnya ke kamar Claude.
Sesampainya di kamar Claude, Claude langsung menceritakannya.
"beberapa bulan lalu, aku baru saja selesai bersih-bersih di dapur dan ruang tamu, Teo selaku sebagai bagian mencuci baju ada noda darah yang cukup banyak di bajunya Tuan Almer, hanya saja kita semua tak berani bertanya, bau darahnya begitu menyengat, sebelumnya Teo melihat Tuan Almer dan beberapa pengawal pergi pada jam 4 pagi gerak-gerik nya seperti mencurigakan, aku tak tahu pasti kronologi nya seperti apa, karena Teo yang ngalamin ini semua" jelasnya pada Zabrina mengingatkan kejadian pagi tadi.
"aa... Aku juga melihatnya tapi kali ini pukul 5 pagi, aku juga saking penasarannya mengintip di depan jendela ruang tamu, aku pun heran sendiri, jika ada hubungannya tentang pekerjaannya Tuan Almer, pasti ada email masuk di Tab ku, aku tak di beritahu apapun dan tadi saja Tuan Almer tak membahasnya, kami justru membahas tentang pernikahan kami yang terbilang terburu-buru dan tak masuk akal ini" jelas Zabrina.
tiba-tiba pengawal mengetuk pintu Claude, dan Claude pun membukakannya.
"kalian sedang membicarakan apa? Bukankah seharusnya kalian bekerja, aku diberi tahu pekerja lain bahwa Nona Claude membawa Nona Zabrina kemari, cepat kerjakan tugas kalian" perintah pengawal yang membuat kami terkejut, tiba-tiba datang Tuan Almer.
"ada apa ribut-ribut?" tanya Tuan Almer.
"maaf Tuan, tadi saya menegur Nona Claude dan Nona Zabrina untuk segera mengerjakan pekerjaannya" jelas pengawal Prams.
"sudah, Claude segera kerjakan tugasmu, Prams tolong siapkan mobil untuk saya, dan untuk Zabrina.. ikut ke kamar saya" perintah Tuan Almer.
"baik Tuan saya permisi" Claude dan pengawal Prams pun pergi. Dan Zabrina ikut ke kamar Tuan Almer.
Sesampainya di kamar Tuan Almer. Kami tidak berbicara sepatah katapun begitu lama.
"jika tak ada yang dibutuhkan saya permisi saja Tuan" ujarku yang mau saja beranjak dari kursi, langsung di tahan dengan cepat.
"aku sudah katakan dari awal sama kamu, jangan terlalu formal bahasanya" ujarnya membuat Zabrina merasa heran, baru kali ini Zabrina mendengar kata "aku" yang di lontarkan Tuan Almer.
"aku ?" herannya.
Tuan Almer pun bertekuk lutut sambil memegang tangan Zabrina.
"biasakan diri untuk tidak terlalu formal padaku, 3 hari lagi kita akan menikah, aku sudah memesan sepasang Cincin pernikahan kita dan sekarang kita akan pergi fitting dress" ujarnya, membuat Zabrina terkejut mendengarnya.
"apa !?" terkejutnya sontak berdiri, Tuan Almer pun ikut berdiri.
"percaya padaku, akan ku jamin hidupmu, dan juga aku akan menjagamu lebih dari apapun" perkataannya membuat Zabrina semakin tak karuan, ketika hendak ingin pergi, lengan Zabrina di tarik hingga bibir mereka berdua pun begitu dekat, spontan Tuan Almer menciumnya, membuat Zabrina tercengang menatap mata Tuan Almer.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments