02. Zabrina Vamela

Hari dimana Zabrina bertemu dengan Almer pun tiba.

"Tuan Almer, mari kita bicara di restoran saya bekerja, supaya bisa bicara dengan nyaman" ajak Zabrina pada Almer.

"Tentu" Almerpun menyuruh pengawalnya kembali ke dalam mobil.

Di restoran

"Anda ingin makan atau minum sesuatu Tuan? Biar saya siapkan" tawarannya.

"Orange jus saja" ketusnya.

"Baik Tuan" Zabrina pun segera ke dapur restoran.

Almer pun melihat-lihat restoran tempat Zabrina bekerja.

"Cukup baik, namun aku tak tahu cita rasa makanannya" gumamnya sendiri sambil mengilik sekeliling pada bagian ornamen-ornamen dinding.

Tak lama pun Zabrina datang sambil membawa Orange Jus.

"Terima kasih, silahkan duduk, saya mau bicara" perintahnya.

Zabrina pun duduk dengan rasa gugup.

"Namamu..." Menilik name tag Zabrina sambil mengerutkan dahinya.

"Oh ya! Perkenalkan nama saya Zabrina Vamela, usia saya 24 tahun, saya hanya lulusan SMA" jelasnya sambil berjabat tangan.

"Yah.. saya Almer Giffin, masalah pendidikan itu bukan suatu masalah besar untuk saya, saya berikan proposal nya, lihat dengan teliti kemudian pahami setelah itu tanda tangani" memberikan 2 lembar kertas yang berisikan peraturan.

Zabrina pun membaca dengan teliti proposalnya yang berisikan daftar keseharian Almer.

Pukul 7 pagi siapkan jadwal jika ada pertemuan klien.

Buatkan sarapan pagi untuk Tuan Almer, dibantu oleh asisten dapur bernama Claude.

Selalu pastikan email anda terhubung pada Tuan Almer.

Dilarang mengikut campurkan pekerjaan Tuan Almer tanpa seizin nya.

Pastikan sebelum anda beristirahat, semua pekerjaan telah rapi dan tuntas.

Pastikan anda membacanya dengan cermat, jika anda setuju tanda tangani di bawah ini.

Itulah isi proposal yang Zabrina baca.

"Pahami lalu pelajari, dan saya ingin anda bisa keluar dari restoran ini dan mulai bekerja besok pagi jam 8 tepat" melipat kedua tangannya dengan memasang muka serius.

Zabrina masih ragu untuk menandatanganinya. Karena yang dipikirkan adalah Zabrina harus tinggal di rumahnya Tuan Almer lalu merelakan rumah peninggalan orang tuanya.

"Maaf Tuan, tapi saya mempunyai rumah peninggalan orang tua saya, saya ingin mempertahankan rumah itu Tuan, itu.. satu-satunya kenangan saya bersama beliau" jelas ragunya Zabrina.

Almer pun seketika berpikir.

"Jika dalam seminggu anda bekerja bersama saya selama 6 hari dan setiap hari minggu anda boleh libur, bagaimana?" Saran Almer.

"Bolehkah seperti itu Tuan?" Rasa senang pun timbul.

"Tentu. Nah sekarang gaji pertamamu kita bahas, berapa yang anda mau?"

"Saya hanya ingin supaya sewa rumah dan kebutuhan sehari-hari saya cukup saja Tuan" malunya.

"Saya tak suka dengan orang yang berbelit-belit, langsung saja intinya, berapa harga sewa rumahmu?" muka seramnya terlihat.

"350 dollar per bulan nya Tuan" Zabrina malu mengatakannya.

"Ku beri gaji pertamamu 800 dollar, saya ingin melihat bagaimana kerjamu dulu, bagaimana?" Almer mengeluarkan pulpen di saku jas untuk diberikan pada Zabrina.

"Baik tuan, saya setuju" Zabrina pun senang dan langsung menandatangani proposalnya. Dan akhirnya mereka berdua pun berjabat tangan.

"Besok pagi jam 8 tepat pengawalku menjemputmu, dan mulai pertemuan besok, tak usah terlalu kaku bahasanya yah, saya permisi" Almer pun pergi.

Zabrina merasa senang, kini hidupnya akan terjamin. Zabrina pun mulai mendatangi manager nya untuk memberitahukan bahwa besok ia tak bekerja lagi disini.

Zabrina pun membuat surat pengunduran diri di restoran, dan ini adalah hari terakhirnya Zabrina bekerja, Zabrina pun diberi uang gaji dan uang tip karena beberapa kali ia pulang larut malam karena ramai pembeli.

.

.

.

Keesokan harinya...

Zabrina pun bersiap-siap pada pukul 7 tepat, sedikit berdandan dan memakai wewangian supaya tidak terlalu polos, dan beberapa baju ganti untuk malam hari.

"Nah sudah siap, tinggal aku menyiapkan sepatuku dan menunggu di tempat biasa" katanya sambil membenah bajunya.

Setelah selesai, Zabrina pun mulai keluar dan berjalan menuju tempat itu.

Pas di jam 8 tepat sebuah mobil tesla hitam parkir di depan Zabrina, dan ia pun masuk ke dalam mobil itu

"Nona Zabrina, silahkan masuk" pengawal Almer pun membuka pintunya.

"Terima kasih pak" masuk sambil membawa tas berisikan baju.

"Nona.. barangmu biar saya masukan ke bagasi belakang saja" pengawal pun keluar mobil sambil membawa tas milik Zabrina dan memasukkannya ke dalam bagasi.

"Oh, iya terima kasih pak" menganggukan kepala.

.

.

Terlihat halaman rumah Almer yang luas, bersih dan rapi. Membuat mata Zabrina tak berkedip melihatnya.

"Halamannya sangat luas dan rapi" katanya pada pengawal tuan Almer.

"Yah, memang seharusnya seperti ini nona, kau akan dipekerjakan bersama asisten lainnya di dalam" jelasnya.

"Ada berapa asisten disini?" Tanya Zabrina yang sambil melihat halamannya.

"19 asisten dan di tambah nona Zabrina menjadi 20 asisten, dengan tugas yang berbeda-beda" jawabnya membuat Zabrina terkejut.

Berhenti tepat di pintu depan rumah tuan Almer. Zabrina pun disambut oleh seorang pengawal lain untuk memandu ke beberapa ruangan.

"Nona Zabrina, mari ikut saya, saya akan memberitahukan beberapa tempat" berjalan tegak di depan Zabrina.

Matanya tak bisa sering berkedip karena rumah tuan Almer sungguh megah bak istana dalam dongeng di England.

"Ini adalah ruang tamu jika Tuan Almer menyebutnya adalah ruang pertemuan bebas"

"Dan ini adalah ruang piano"

"Tapi kenapa tulisannya ruang damai?" Tanya Zabrina.

Menunjuk ke arah setiap dinding "disini dindingnya dibuat kedap suara, dan jika nona membuka pintu ini, sekaligus ruang perpustakaan, dan di sebelah sana halaman luar, biasanya Tuan Almer akan membaca sambil minum teh hijau di halaman itu, pastikan vas bunga itu selalu nona siram" instruksinya.

"Vas bunga itu asli?"

"Harganya 100 dollar, untuk itu nona harus menjaganya"

"Wah.. mahal sekali"

Keluar dari ruang damai "disini ada toilet umum untuk para pekerja di lantai 1. Dan ini adalah lobby nya untuk perkumpulan yang dibuat Tuan Almer untuk para pekerja setiap tahun baru. Tuan Almer biasanya suka memberikan beberapa tip tambahan jika ada tugas diluar ketentuannya"

"Disebelah kanan dan kiri terdapat lift untuk Tuan Almer dan beberapa orang penting lainnya, dan tangga hanya khusus pekerja" sambil menaiki tangga.

"Maaf, apa Tuan Almer sudah menikah?" Tanya Zabrina, soalnya ia dari depan tadi tak ada satupun foto wanita muda terpajang di dinding.

"Belum menikah" ketusnya, membuat Zabrina pun terdiam.

"Di lantai 2 ini terdapat 6 kamar tidur untuk para tamu yang menginap, untuk kamar para pekerja terdapat di ujung lorong sana sekitar 10 kamar kecil dan 3 kamar mandi terpisah, sebelah sini ada laundry, ada 4 mesin cuci, nona bisa baca ini, yang ini untuk pakaian berwarna putih, yang ini pakaian berwarna, dan 2 sisanya untuk mencuci sprei, bedcover dan sebagainya. Oh iya ini adalah lemari tempat khusus deterjen"

Lanjut ke lantai 3

"Dan di lantai 3 ini sisanya kamar pegawai dan 3 kamar mandi terpisah, disini juga terdapat ruang keluarga, kemudian ada 2 dapur di sebelah sana dapur bersih, dan yang di sebelah nya dapur kotor untuk memasak yang bau bauan menyengat dan asap yang tebal, dan disini ruang makannya. Oh ya, mari saya bantu masukan barang-barang nona ke kamar terlebih dulu"

Kembali melanjutkan tournya.

"Ini lantai 4, ini adalah wilayah tuan Almer, di sebelah kiri itu adalah kamarnya Tuan Almer, siapapun tak boleh masuk tanpa izinnya, di sebelah kanan itu terdapat ruang karaoke sekaligus bioskop mini ruang itupun dibuat kedap suara, disebelahnya terdapat ruang kerja nya Tuan Almer"

Setelah penjelasannya berakhir, salah satu pegawai pun memberikan seragam asisten untuk Zabrina pakai.

"Nona.. ini seragammu dan mulai bekerja, saya permisi"

Pengawal itu pun pergi dan Zabrina pun pergi ke kamarnya untuk berganti pakaian.

"Ayo.. Zabrina.. mulai bekerja.. semangat" gumamnya sambil menuruni tangga.

Tiba-tiba ada yang memanggil namanya dari kamar Tuan Almer. Sontak Zabrina pun kembali lagi ke atas untuk menghampiri suara itu. Disana Zabrina terkejut melihat Tuan Almer hanya memakai piyama transparan.

"Masuk ke dalam, saya perlu bicara"

Dengan gemetaran, Zabrina pun masuk ke dalam kamar Tuan Almer.

"Maaf Tuan saya belum berganti pakaian" Zabrina pun ragu melangkah.

"Saya bilang masuk!" Tegasnya, membuat Zabrina merasa takut.

"B-Baik tuan, ada yang bisa saya bantu?" Gugupnya.

"Saya mau mandi, siapkan pakaian saya dan sepatu" langsung masuk ke kamar mandi.

"Baik Tuan" bergegas Zabrina pun menyiapkan pakaian dan sepatu Tuan Almer, walaupun ia tahu ini bukan bagian dari perjanjian, tapi Zabrina tetap harus melakukannya demi kelangsungan hidup dan mempertahankan rumah peninggalan orang tuanya.

Zabrina merasa canggung memegang barang Tuan Almer yang serba mewah, namun kini adalah tugasnya menjadi asisten Tuan Almer. Zabrina harus melakukannya serapi mungkin.

Terpopuler

Comments

PURWANTO HAYKAL

PURWANTO HAYKAL

ceritanya bagus, aku suks

2023-06-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!