ALOVA Tawanan Istimewa

ALOVA Tawanan Istimewa

Bab 1 Rumah Sakit

Seorang gadis berlari sambil menangis di halaman sebuah rumah sakit ternama di kota itu. Sebuah panggilan masuk beberapa menit lalu saat ia tengah berada di kantor membuatnya terburu-buru menuju rumah sakit.

Dialah Alova Bratadikara, seorang gadis yang baru 3 bulan diangkat sebagai CEO di perusahaan ayahnya sendiri. Ia ditemani oleh mantan asisten pribadi ayahnya yang kini menjadi asisten pribadinya di perusahaan.

"Ken, kita kemana?" Tanyanya panik pada Asisten pribadi yang berjalan tak kalah cepat darinya.

"Tenanglah, Bu!" Ken menarik tangan Lova dan membawanya menuju sebuah kursi untuk menunggunya mencari informasi ke meja resepsionis.

"Tunggu disini, saya akan mencari informasi mengenai Pak Brata." Lantas secepat kilat pria berjas rapi itu meninggalkan Lova yang terus menangis senggugukan.

Ia mendapat kabar dari salah satu pekerja di rumahnya bahwa Brata, ayahnya tak sadarkan diri diduga karena keracunan.

Beberapa bulan belakangan, kondisi ayahnya memang semakin memburuk. Tekanan darah yang selalu diatas normal, hingga kaki yang sulit di gunakan untuk berjalan. Setiap hari Brata harus mengkonsumsi obat-obatan resep dari dokter pribadi. Alova bahkan mempekerjakan seorang perawat pribadi untuk mengurus ayahnya.

Kondisi kesehatan yang semakin menurun membuat Brata menyerahkan seluruh tanggung jawab perusahaan pada putrinya.

"Bu, Bapak sedang di tangani dokter Nugroho, dokter pribadinya." Ken duduk di sebelah Lova dan berusaha menenangkan bosnya.

"Ken, bisakah kamu pulang dan cari tau kenapa Ayah sampai mengalami keracunan." Pinta Lova pada Ken yang usianya 5 tahun lebih tua darinya.

Ken lumayan bisa diandalkan. Pria itu sudah bekerja dengan ayahnya hampir tujuh tahun. Ken juga sudah terbiasa keluar-masuk rumah besar Bratadikara. Ken orang ke dua yang di hormati di rumah itu setelah Pak Brata.

"Baiklah. Saya akan segera pulang." Ken bersiap berdiri. "Saya akan minta Nur untuk menemani anda disini. Nur sedang mondar-mandir di IGD karena panik."

Ken berjalan menjauh dari Lova. "Ken...!" Lova memanggil Ken saat pria itu sudah berjalan beberapa langkah. Pria itu berbalik.

"Aku mengandalkanmu!" Lova menghapus air matanya. Harapannya hanya Ken. Pria yang bisa mengungkap dugaan bahwa seseorang telah berusaha meracuni ayahnya.

"Saya akan melakukan yang terbaik, Bu!"

****

"Ayah..." Lova menggenggam erat tangan pucat di hadapannya. Brata sedang berada di ruang ICU. Gadis itu terus menangis melihat keadaan satu-satunya keluarga yang ia punya.

Bundanya sudah meninggal puluhan tahun lalu karena kecelakaan. Kakak laki-lakinya juga meninggal di saat yang sama. Sementara Lova selamat dari kecelakaan itu.

"Ayah, jangan tinggalkan Lova sendirian, Yah. Lova sendirian, Yah. Lova tidak punya siapa-siapa lagi."

Puas menumpahkan tangisnya, ia memutuskan untuk keluar dari ruangan sepi yang hanya di terdengar suara alat-alat medis yang terpasang di tubuh ayahnya.

"Ayah cepat bangun, Yah. Lova menunggu ayah membuka mata." Ia mencium kening penuh kerutan itu. Ia keluar dari ruang ICU dengan langkah lemah.

Ia menghela nafas berat. "Nur, kamu pulanglah." Perintahnya pada perawat ayahnya yang setia menemaninya. Wajah wanita 24 tahun itu tampak pucat, ia menangis dan ketakutan karena dialah yang mengurus semua makanan dan minuman Pak Brata.

"Non..." Nur berlutut di kaki Lova. "Demi Tuhan, Non, bukan saya yang memasukkan racun ke makanan dan minuman Bapak." Gadis itu terisak. "Saya... sendiri yang memasak makanan itu dan memastikan semuanya aman, Non." Ini kali entah keberapa Nur memohon pengampunan pada Lova.

"Bangun lah, Nur!" Lova memintanya untuk bangun. Ia dan Nur duduk bersebelahan. "Saya tidak bisa menghukum kamu ataupun memaafkanmu karena saya belum mengetahui kebenarannya."

"Kelak, kalau saya sudah punya bukti, saya akan menghukum orang tersebut."

"Tapi... tuduhan akan mengarah pada saya, Non?" Tangannya bergetar, ia ketakutan karena kalau sampai ada bukti yang mengarah padanya ia akan di hukum oleh Lova.

"Kalau kamu tidak salah, kamu tidak perlu takut."

"Sekarang, pulanglah!"

Sepulangnya Nur, Lova menunduk lemas. Mengapa ia bisa kecolongan begini? Kenapa Ayahnya sampai bisa menjadi bahan percobaan pembun*uhan?

Dokter mengatakan memang ada racun yang masuk ke tubuh Ayahnya. Tidak mematikan, hanya saja kemungkinan besar membuat ayahnya lumpuh dan ingatannya melemah.

Tuhan, ku mohon petunjuk-Mu!

Lova menengadahkan kepala saat melihat sepatu mengkilap ada di depannya. "Ken?"

Benar saja. Pria berwajah dingin itu berdiri dihadapannya. "Bagaimana, Ken?" Lova segera berdiri berharap Ken membawa kabar baik.

"Duduk dulu, Bu."

Ken dan Lova duduk di kursi tunggu. Ken melihat kanan dan kiri. Ia mencoba melihat situasi. Ia takut ada orang yang mendengar obrolan keduanya.

"Saya sudah menyelidiki bahkan mengambil sample makanan dan minuman di rumah."

"Semua aman!"

Love menghela nafas. "Tidak ada jejak sedikitpun, Ken?" tanyanya dengan nada lemah.

Ken menggeleng. Lova memijat keningnya. Bagaimana mungkin bisa semulus ini.

"Tapi orang yang bisa dicurigai hanya sedikit, Bu."

Lova menatap Ken. Ada banyak orang di rumah itu lalu mengapa Ken bisa menyimpulkan hanya ada sedikit orang yang menjadi terduga?

"Di rumah hanya ada Nur dan 2 orang asisten rumah tangga yang sedang bersih-bersih dan mencuci pakaian."

"Pak Ujang, si tukang kebun yang sedang merapikan tanaman dari pagi sekali hingga kejadian berlangsung."

"Supir sedang mengantar Bu Mariska serta Mauren dan Mauza ke Bandara."

"Ah, ya... aku hampir melupakan mak Lampir dan dua orang anaknya itu," ucapnya kesal. Ia memang kurang cocok dengan wanita yang dinikahi ayahnya beberapa tahun setelah kepergian bundanya.

Wanita yang hanya pura-pura baik dihadapannya hingga Lova rela kuliah di luar kota demi tidak bertemu secara intens dengan ketiga wanita berbeda usia itu.

"Mereka akan kemana, Ken?" Tanya Lova.

"Mereka akan ke Paris!" Jawab Ken singkat.

"Astaga! Aku lupa. Mauren juga mengajjkan cuti selama seminggu!"

"Mereka hanya bisa menghabiskan uang saja!" Gerutu Alova karena Ibu tiri dan kedua putrinya itu hanya bisa menghamburkan uang saja. Ketiganya memang rutin jalan-jalan keluar negeri meski tanpa Ayahnya. Dan kali ini ketiganya ingin mencari universitas terbaik untuk putri keduanya, Mauza.

"Mereka tidak bisa di hubungi, mungkin sedang berada di dalam pesawat." Lanjut Ken.

"Biarkan saja. Aku juga tidak butuh mereka!" ucapnya datar.

"Lalu, siapa lagi orang yang ada di rumah?" Lanjutnya.

"Tidak ada karena sopir satu lagi, mengantar Bi Marni ke pasar."

"Oh, karena itu Nur dan yang lain kesulitan mencari kendaraan untuk membawa Ayah ke rumah sakit?"

"Ya, Bu. Tidak ada orang yang bisa membawa mobil."

"Kenapa kebetulan begini?" Gumam Lova.

"CCTV juga aman! Tidak ada tamu sama sekali."

Lova menggaruk dagunya. "Mengapa begitu membingungkan, Ken?"

"Ada dua hal yang mencurigakan, Bu."

"Apa? Katakan Ken?"

"Obat terakhir yang Bapak minum dan Jus yang anda tinggalkan di atas meja makan. Bapak menghabiskan jus itu."

"Ayah meminum jusku?"

"Ya, dan Nur membiarkannya karen jus yang anda tinggalkan sama seperti jus yang biasa Bapak minum."

Lova semakin bingung. Kalau racun itu ada di jus yang harusnya ku minum. Itu artinya....

Lova membulatkan mata. "Mungkinkah aku targetnya."

"Anda targetnya, Bu!" Ken juga mengatakan hal yang sama.

Ken dan Lova saling tatap. "Kita sepemikiran, Ken?"

Ken mengangguk. "Obat itu resep dari dokter pribadi Bapak. Jadi, sepertinya aman, Bu."

Terpopuler

Comments

bunda Thalita

bunda Thalita

semua karya2 othor bagus2 hanya like dan komen nya sepi, semangat terus ya thooorrrrr

2023-06-19

1

Wahyuni

Wahyuni

part pertama aja menarik...

2022-07-29

1

Andi Muh.taufik Andi sayyid

Andi Muh.taufik Andi sayyid

lanjut....

2022-06-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Rumah Sakit
2 Bab 2 Tetap Waspada
3 Bab 3 Rencana Mariska
4 Bab 4 Rencana besar Ken
5 Bab 5 Ken Dan Rahasianya
6 Bab 6 Aland Hendrico
7 Bab 7 Bantuan Datang
8 Bab 8 Perasaan Aland
9 Bab 9 Bertemu Aland
10 Bab 10 Mariska Mempengaruhi Brata
11 Bab 11 Kejahatan Mariska
12 Bab 12 Mobil Rusak
13 Bab 13 Penculikan
14 Bab 14 Ulah Mariska
15 Bab 15 Ken Kecelakaan
16 Bab 16 Keberadaan Lova
17 Bab 17 Mariska kehilangan Jejak
18 Bab 18 Kemarahan Aland
19 Bab 19 Mr. A
20 Bab 20 Ken Dan Rahasianya
21 Bab 21 Perang Dingin Ken Vs Aland
22 Bab 22 Bertemu Alvin
23 Bab 23 Brata Vs Mariska
24 Bab 24 Curhatan Lova
25 Bab 25 Lova dan Ken
26 Bab 26 Penyerangan
27 Bab 27 Luka
28 Bab 28 Kemarahan Tuan Hendrico
29 Bab 29 Kepulangan Lova
30 Bab 30 Mariska dan Rasa takutnya
31 Bab 31 Terbongkar
32 Bab 32 FlashBack
33 Bab 33 Cerita Ken
34 Bab 34 Depresi
35 Bab 35 Dalam Diam
36 Bab 36 Tertarik?
37 Bab 37 Tentang Mauza
38 Bab 38 Memohon
39 Bab 39 Alvino Aldric
40 Bab 40 Malam
41 Bab 41 Malam (2)
42 Bab 42 Diikuti
43 Bab 43 Panggilan Video
44 Bab 44 Pamit
45 Bab 45 Mainan Mahal
46 Bab 46 Alvin Dijebak
47 Bab 47 Kepanikan Ken
48 Bab 48 Disiksa
49 Bab 49 Ken Beraksi
50 Bab 50 Balasan Pesan
51 Bab 51 Diserang
52 Bab 52 Situasi Sulit
53 Bab 53 Perang Yang Sesungguhnya
54 Bab 54 Pulang
55 Bab 55 Adik Menyebalkan
56 Bab 56 Kesal
57 Bab 57 Tak Tertebak
58 Bab 58 Nikahkan Saja!
59 59 Aland Terpuruk
60 Bab 60 Khawatir
61 Bab 61 Sedih
62 Bab 62 Rasa Bersalah
63 Bab 63 Menikah?
64 Bab 64 Aku Menunggumu
65 Bab 65 Tinggal Dimana?
66 Bab 66 Supir Pribadi
67 Bab 67 Panggilan Video
68 Bab 68 Alasan
69 Bab 69 Ken Dan Kejutannya
70 Bab 70 Selisih Pendapat
71 Bab 71 Membujuk Alvin
72 Bab 72 Deal
73 Bab 73 Marry Me
74 Bab 74 Keberangkatan
75 Bab 75 Tentang Mauza
76 Bab 76 Bertemu Mauza
77 Bab 77 Kejutan Tak Terduga
78 Bab 78 Behind The Screen
79 Bab 79 Malu
80 Bab 80 H -5
81 Bab 81 H -4
82 Bab 82 Alvin dan Rosa
83 Bab 83 Alvin dan Rosa (2)
84 Bab 84 Alvin dan Rosa (3)
85 Bab 85 H-3
86 Bab 86 Luka
87 Bab 87 H-2
88 Bab 88 H-1
89 Bab 89 Hari H Pernikahan
90 Bab 90 Cinderella
91 Bab 91 Hotel
92 Bab 92 Resepsi
93 Bab 93 Dansa
94 Bab 94 Setelah Pesta
95 Bab 95 Mauren Dan Thomas
96 Bab 96 Ken Dan Lova
97 Bab 97 Hadiah Tak Terduga
98 Bab 98 Peluk Saya
99 Bab 99 Double Repot
100 Bab 100 End
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1 Rumah Sakit
2
Bab 2 Tetap Waspada
3
Bab 3 Rencana Mariska
4
Bab 4 Rencana besar Ken
5
Bab 5 Ken Dan Rahasianya
6
Bab 6 Aland Hendrico
7
Bab 7 Bantuan Datang
8
Bab 8 Perasaan Aland
9
Bab 9 Bertemu Aland
10
Bab 10 Mariska Mempengaruhi Brata
11
Bab 11 Kejahatan Mariska
12
Bab 12 Mobil Rusak
13
Bab 13 Penculikan
14
Bab 14 Ulah Mariska
15
Bab 15 Ken Kecelakaan
16
Bab 16 Keberadaan Lova
17
Bab 17 Mariska kehilangan Jejak
18
Bab 18 Kemarahan Aland
19
Bab 19 Mr. A
20
Bab 20 Ken Dan Rahasianya
21
Bab 21 Perang Dingin Ken Vs Aland
22
Bab 22 Bertemu Alvin
23
Bab 23 Brata Vs Mariska
24
Bab 24 Curhatan Lova
25
Bab 25 Lova dan Ken
26
Bab 26 Penyerangan
27
Bab 27 Luka
28
Bab 28 Kemarahan Tuan Hendrico
29
Bab 29 Kepulangan Lova
30
Bab 30 Mariska dan Rasa takutnya
31
Bab 31 Terbongkar
32
Bab 32 FlashBack
33
Bab 33 Cerita Ken
34
Bab 34 Depresi
35
Bab 35 Dalam Diam
36
Bab 36 Tertarik?
37
Bab 37 Tentang Mauza
38
Bab 38 Memohon
39
Bab 39 Alvino Aldric
40
Bab 40 Malam
41
Bab 41 Malam (2)
42
Bab 42 Diikuti
43
Bab 43 Panggilan Video
44
Bab 44 Pamit
45
Bab 45 Mainan Mahal
46
Bab 46 Alvin Dijebak
47
Bab 47 Kepanikan Ken
48
Bab 48 Disiksa
49
Bab 49 Ken Beraksi
50
Bab 50 Balasan Pesan
51
Bab 51 Diserang
52
Bab 52 Situasi Sulit
53
Bab 53 Perang Yang Sesungguhnya
54
Bab 54 Pulang
55
Bab 55 Adik Menyebalkan
56
Bab 56 Kesal
57
Bab 57 Tak Tertebak
58
Bab 58 Nikahkan Saja!
59
59 Aland Terpuruk
60
Bab 60 Khawatir
61
Bab 61 Sedih
62
Bab 62 Rasa Bersalah
63
Bab 63 Menikah?
64
Bab 64 Aku Menunggumu
65
Bab 65 Tinggal Dimana?
66
Bab 66 Supir Pribadi
67
Bab 67 Panggilan Video
68
Bab 68 Alasan
69
Bab 69 Ken Dan Kejutannya
70
Bab 70 Selisih Pendapat
71
Bab 71 Membujuk Alvin
72
Bab 72 Deal
73
Bab 73 Marry Me
74
Bab 74 Keberangkatan
75
Bab 75 Tentang Mauza
76
Bab 76 Bertemu Mauza
77
Bab 77 Kejutan Tak Terduga
78
Bab 78 Behind The Screen
79
Bab 79 Malu
80
Bab 80 H -5
81
Bab 81 H -4
82
Bab 82 Alvin dan Rosa
83
Bab 83 Alvin dan Rosa (2)
84
Bab 84 Alvin dan Rosa (3)
85
Bab 85 H-3
86
Bab 86 Luka
87
Bab 87 H-2
88
Bab 88 H-1
89
Bab 89 Hari H Pernikahan
90
Bab 90 Cinderella
91
Bab 91 Hotel
92
Bab 92 Resepsi
93
Bab 93 Dansa
94
Bab 94 Setelah Pesta
95
Bab 95 Mauren Dan Thomas
96
Bab 96 Ken Dan Lova
97
Bab 97 Hadiah Tak Terduga
98
Bab 98 Peluk Saya
99
Bab 99 Double Repot
100
Bab 100 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!