Bab 5 Ken Dan Rahasianya

"Mom, silahkan masuk dalam drama!" Bisik Ken pada ponsel yang ada ditelinganya.

Ia tengah berada di dalam kamar mandi untuk menghubungi seseorang yang sangat penting dalam hidupnya. Seseorang yang tidak di kenal oleh siapapun bahkan keluarga Bratadikara sekalipun.

Ia sengaja menghubungi orang tersebut di dalam kamar mandi karena semua sudut rumah ini sudah di pasang cctv, termasuk kamar Brata.

Ia sudah menceritakan semua rencananya pada wanita yang ia panggi mommy itu. Wanita itu sangat senang karena akhirnya ia akan segera muncul di hadapan keluarga Bratadikara.

Ia ingin melihat bagaimana reaksi keluarga itu. Dia ingin melihat bagaimana terkejutnya keluarga itu saat ia tiba-tiba muncul dihadapan mereka.

"Tidak, Mom. Terlalu berbahaya jika Mom muncul sekarang," larang Ken. Ia terlalu khawatir pada Mommynya.

"Tetaplah dibelakang layar. Aku janji akan mempertemukan Mom dengan mereka, segera."

"Ya, aku janji." Ken berusaha meyakinkan.

"Ken... Ken?"

Ken langsung mematikan ponselnya saat mendengar Lova memanggil namanya. Ia langsung mematikan kran air yang sedari tadi sengaja ia nyalakan agar Brata tidak mendengar obrolannya.

"Kamu di kamar mandi?"

"Ya, Bu. Sebentar!" Ken segera bersiap keluar dari dalam kamar mandi.

"Ada, ap-" Ken menghentikan pertanyaannya saat melihat Lova yang terlihat sangat cantik tengah duduk di ranjang Brata sambil tersenyum memeluk pria itu.

Dia sangat cantik? Mau kemana dia?

"Mau kemana, Nak?" tanya Brata yang sedang duduk bersandar di headboard ranjang.

"Lova ada acara makan malam dengan klien, Ayah." Pelukannya tak renggang sedikitpun. Ia butuh pelukan hangat ini. Ia ingin sejenak melupakan masalah yang membuat kepalanya hampir pecah.

"Klien? Siapa?"

Lova bingung harus menjawab apa. "Klien baru, Ayah." Lova tersenyum kecil. Ia sadar telah berbohong pada ayahnya.

Ia lantas menci*m punggung tangan yang mulai keriput itu. "Lova pergi dulu, Ayah."

Doakan Lova, Yah. Restui Lova dalam setiap langkah kecil ini.

"Ayah mau Lova bawakan sesuatu?"

Brata menggeleng. "Kamu pulang dengan selamat, itu sudah sangat berarti bagi ayah."

Deg! Kenapa ayah seolah tau kalau aku hendak pergi ke medan pertempuran?

"Dah Ayah!" Lova berdiri dan menci*m kening Brata.

"Ken..."

Ken tak menjawab, ia sibuk terpukau dengan kecantikan putri Bosnya itu.

"Ken..." Lova melambaikan tanganya di wajah Ken. Pria itu terkejut. Brata bahkan tertawa kecil.

"Ah, Ya... Bu?" Ia menunduk, malu. Sepertinya ia ketahuan telah mengagumi gadis yang secara tahta ada diatasnya.

"Titip ayah."

Ken mangantar Lova hingga ke depan pintu kamar. Ia bisa menghirup aroma parfum mahal gadis di depannya.

"Anda akan kemana?" tanya Ken tanpa basa-basi.

"Menemui klien."

Klien mana yang ingin bertemu saat weekend begini? Batin Ken.

"Bersama, Ros?" tanya Ken lagi.

Lova diam sejenak, lalu mengangguk ragu.

***

Ken mengirim pesan pada seseorang.

📨 Ikuti Bu Lova, jangan sampai kehilangan jejak!

"Bukankah putriku sangat cantik, Ken?" Ken kaget dengan suara Brata yang menanyakan hal itu. Brata bisa melihat dari cara Ken menatapnya.

Ken tersenyum. Ia mendekat ke ranjang Brata sambil memasukkan ponselnya ke saku celana.

Dia sangat cantik, Pak. Bahkan seorang pria ingin langsung melamar meskipun hanya melihat fotonya. Batin Ken.

Ia duduk di ranjang Brata. "Putri Bapak memang sangat cantik." Pujinya terus terang.

"Sejak dulu hingga sekarang!" lanjutnya.

Tujuh tahun lalu, pertama kalinya Ken melihat Lova saat ia datang ke rumah ini. Saat itu, ia baru menjadi asisten pribadi Brata dan ditugaskan untuk mengambil berkas yang tertinggal.

Selama bekerja sebagai staff kantor, Ken tidak pernah melihat Lova datang ke kantor barang sekalipun. Brata memang melarang putrinya, karena ia tidak ingin banyak orang tahu mengenai putrinya.

Bagi Brata, persaingan bisnis sangatlah sengit. Semakin banyak yang mengenal putrinya maka bahaya yang mengacam akan semakin besar. Brata hanya meningkatkan kewaspadaannya.

"Kamu menyukainya?" tanya Brata to the point.

Ken tertawa hambar. Apa terlalu kentara saat ia menatap kagum Lova barusan.

"Apa tidak terlihat seperti pungguk merindukan bulan, Pak."

"Bagai langit dan bumi." lanjut Ken.

Brata tertawa kecil. "Tidak ada yang tidak mungkin."

"Bintang yang jatuh dari langit saja harus terbakat atmosfer dulu sebelum jatuh ke Bumi, Pak."

"Apa lagi saya." Ken tertawa dan Brata tersenyum kecil. "Cuma bawahan Bu Lova."

"Bermimpi juga tidak boleh diluar batas kemampuan, Pak."

"Putri bapak terlalu sempurna."

"Bapak tidurlah." Ken mambantu Brata untuk berbaring. Ia juga menaikkan selimut hingga ke dada.

Ken sudah menganggap Brata seperti ayahnya sendiri. Kebaikan Brata padanya sudah tidak terhitung lagi. Meski butuh atau tidak, Ken selalu menerima sekecil apapun pemberian Brata.

Sangking sayangnya ia pada Brata, ia rela bekerja di rumah, merawat Brata. Bukan lagi sebagai asisten pribadi berjas rapi seperti saat di perusahaan. Dia kini lebih terlihat seperti perawat lansia. Dia tidak peduli, yang terpenting dia tidak jauh dari keluarga ini. Karena masih ada tugas penting yang harus ia selesaikan.

"Saya ada di ranjang sana." tunjuknya pada ranjang lain di kamar luas itu.

Ken berdiri meninggalkan Brata.

"Jika aku tiada nanti, bisakah ku dititipkan putriku padamu, Ken?"

Ken berbalik. Jujur, ia terkejut dengan permintaan Brata. Ia lantas berjongkok disamping ranjang. Ia menatap wajah yang terlihat pucat itu. Pria tak berdaya yang kini bergantung padanya dan Nur.

"Anda akan baik-baik saja, Pak. Percayalah."

"Aku tidak yakin, Ken."

Anda harus tetap hidup, Pak. Sampai anda melihat sendiri keberhasilan dari rencana besarku.

"Tidurlah, Pak." pintanya.

"Jangan memikirkan apapun lagi."

***

Ken duduk di balkon kamar setelah memastikan Brata tertidur pulas. Penjagaan ia perketat. Bahkan security di rumah itu ia tambah jumlahnya atas persetujuan Lova.

Ken membuka laptopnya. Ia mengurus segala berkas untuk ia tunjukkan pada Lova tentang perusahaan yang akan membantu mereka.

Ken juga mencari tahu lebih banyak informasi mengenai keluarga Hendrico. Namun, sulit sekali mencari informasi siapa putra dari keluarga itu yang akan Mariska jodohkan dengan Lova.

Ken menghembuskan nafas dari mulutnya. Seketika asap mengepul di udara dan hilang ditiup angin.

Dan satu panggilan masuk di ponselnya membuatnya seketika mematikan benda di sela jemarinya itu.

"Bu Lova bersama bu Mariska masuk ke restoran mewah di sebuah hotel ternama, Bos!" ucap Pria yang ia minta untuk mengikuti Lova.

"Oh... ****!" geramnya. Ia tidak menduga Lova pergi bersama Mariska. Ia juga tak menduga Lova dengan mudah masuk dalam jebakan nenek sihir berstatus ibu tiri itu.

Aku harus bergerak cepat. Lova bisa saja putus asa dan menerima pria itu dan masuk dalam keluarga... Ahh! Ken meninju udara.

***

Ken mau apa lagi?

Sebenernya Ken ini siapa sih?

Terpopuler

Comments

Isabella

Isabella

Ken kayaknya orang penting deh
smg Ken berjodoh dg lova

2022-06-21

1

Andi Muh.taufik Andi sayyid

Andi Muh.taufik Andi sayyid

lanjut

2022-06-20

0

Rini Haerani

Rini Haerani

Ken siapa nya Lova sebenarnya ,penasaran nich

2022-06-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Rumah Sakit
2 Bab 2 Tetap Waspada
3 Bab 3 Rencana Mariska
4 Bab 4 Rencana besar Ken
5 Bab 5 Ken Dan Rahasianya
6 Bab 6 Aland Hendrico
7 Bab 7 Bantuan Datang
8 Bab 8 Perasaan Aland
9 Bab 9 Bertemu Aland
10 Bab 10 Mariska Mempengaruhi Brata
11 Bab 11 Kejahatan Mariska
12 Bab 12 Mobil Rusak
13 Bab 13 Penculikan
14 Bab 14 Ulah Mariska
15 Bab 15 Ken Kecelakaan
16 Bab 16 Keberadaan Lova
17 Bab 17 Mariska kehilangan Jejak
18 Bab 18 Kemarahan Aland
19 Bab 19 Mr. A
20 Bab 20 Ken Dan Rahasianya
21 Bab 21 Perang Dingin Ken Vs Aland
22 Bab 22 Bertemu Alvin
23 Bab 23 Brata Vs Mariska
24 Bab 24 Curhatan Lova
25 Bab 25 Lova dan Ken
26 Bab 26 Penyerangan
27 Bab 27 Luka
28 Bab 28 Kemarahan Tuan Hendrico
29 Bab 29 Kepulangan Lova
30 Bab 30 Mariska dan Rasa takutnya
31 Bab 31 Terbongkar
32 Bab 32 FlashBack
33 Bab 33 Cerita Ken
34 Bab 34 Depresi
35 Bab 35 Dalam Diam
36 Bab 36 Tertarik?
37 Bab 37 Tentang Mauza
38 Bab 38 Memohon
39 Bab 39 Alvino Aldric
40 Bab 40 Malam
41 Bab 41 Malam (2)
42 Bab 42 Diikuti
43 Bab 43 Panggilan Video
44 Bab 44 Pamit
45 Bab 45 Mainan Mahal
46 Bab 46 Alvin Dijebak
47 Bab 47 Kepanikan Ken
48 Bab 48 Disiksa
49 Bab 49 Ken Beraksi
50 Bab 50 Balasan Pesan
51 Bab 51 Diserang
52 Bab 52 Situasi Sulit
53 Bab 53 Perang Yang Sesungguhnya
54 Bab 54 Pulang
55 Bab 55 Adik Menyebalkan
56 Bab 56 Kesal
57 Bab 57 Tak Tertebak
58 Bab 58 Nikahkan Saja!
59 59 Aland Terpuruk
60 Bab 60 Khawatir
61 Bab 61 Sedih
62 Bab 62 Rasa Bersalah
63 Bab 63 Menikah?
64 Bab 64 Aku Menunggumu
65 Bab 65 Tinggal Dimana?
66 Bab 66 Supir Pribadi
67 Bab 67 Panggilan Video
68 Bab 68 Alasan
69 Bab 69 Ken Dan Kejutannya
70 Bab 70 Selisih Pendapat
71 Bab 71 Membujuk Alvin
72 Bab 72 Deal
73 Bab 73 Marry Me
74 Bab 74 Keberangkatan
75 Bab 75 Tentang Mauza
76 Bab 76 Bertemu Mauza
77 Bab 77 Kejutan Tak Terduga
78 Bab 78 Behind The Screen
79 Bab 79 Malu
80 Bab 80 H -5
81 Bab 81 H -4
82 Bab 82 Alvin dan Rosa
83 Bab 83 Alvin dan Rosa (2)
84 Bab 84 Alvin dan Rosa (3)
85 Bab 85 H-3
86 Bab 86 Luka
87 Bab 87 H-2
88 Bab 88 H-1
89 Bab 89 Hari H Pernikahan
90 Bab 90 Cinderella
91 Bab 91 Hotel
92 Bab 92 Resepsi
93 Bab 93 Dansa
94 Bab 94 Setelah Pesta
95 Bab 95 Mauren Dan Thomas
96 Bab 96 Ken Dan Lova
97 Bab 97 Hadiah Tak Terduga
98 Bab 98 Peluk Saya
99 Bab 99 Double Repot
100 Bab 100 End
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1 Rumah Sakit
2
Bab 2 Tetap Waspada
3
Bab 3 Rencana Mariska
4
Bab 4 Rencana besar Ken
5
Bab 5 Ken Dan Rahasianya
6
Bab 6 Aland Hendrico
7
Bab 7 Bantuan Datang
8
Bab 8 Perasaan Aland
9
Bab 9 Bertemu Aland
10
Bab 10 Mariska Mempengaruhi Brata
11
Bab 11 Kejahatan Mariska
12
Bab 12 Mobil Rusak
13
Bab 13 Penculikan
14
Bab 14 Ulah Mariska
15
Bab 15 Ken Kecelakaan
16
Bab 16 Keberadaan Lova
17
Bab 17 Mariska kehilangan Jejak
18
Bab 18 Kemarahan Aland
19
Bab 19 Mr. A
20
Bab 20 Ken Dan Rahasianya
21
Bab 21 Perang Dingin Ken Vs Aland
22
Bab 22 Bertemu Alvin
23
Bab 23 Brata Vs Mariska
24
Bab 24 Curhatan Lova
25
Bab 25 Lova dan Ken
26
Bab 26 Penyerangan
27
Bab 27 Luka
28
Bab 28 Kemarahan Tuan Hendrico
29
Bab 29 Kepulangan Lova
30
Bab 30 Mariska dan Rasa takutnya
31
Bab 31 Terbongkar
32
Bab 32 FlashBack
33
Bab 33 Cerita Ken
34
Bab 34 Depresi
35
Bab 35 Dalam Diam
36
Bab 36 Tertarik?
37
Bab 37 Tentang Mauza
38
Bab 38 Memohon
39
Bab 39 Alvino Aldric
40
Bab 40 Malam
41
Bab 41 Malam (2)
42
Bab 42 Diikuti
43
Bab 43 Panggilan Video
44
Bab 44 Pamit
45
Bab 45 Mainan Mahal
46
Bab 46 Alvin Dijebak
47
Bab 47 Kepanikan Ken
48
Bab 48 Disiksa
49
Bab 49 Ken Beraksi
50
Bab 50 Balasan Pesan
51
Bab 51 Diserang
52
Bab 52 Situasi Sulit
53
Bab 53 Perang Yang Sesungguhnya
54
Bab 54 Pulang
55
Bab 55 Adik Menyebalkan
56
Bab 56 Kesal
57
Bab 57 Tak Tertebak
58
Bab 58 Nikahkan Saja!
59
59 Aland Terpuruk
60
Bab 60 Khawatir
61
Bab 61 Sedih
62
Bab 62 Rasa Bersalah
63
Bab 63 Menikah?
64
Bab 64 Aku Menunggumu
65
Bab 65 Tinggal Dimana?
66
Bab 66 Supir Pribadi
67
Bab 67 Panggilan Video
68
Bab 68 Alasan
69
Bab 69 Ken Dan Kejutannya
70
Bab 70 Selisih Pendapat
71
Bab 71 Membujuk Alvin
72
Bab 72 Deal
73
Bab 73 Marry Me
74
Bab 74 Keberangkatan
75
Bab 75 Tentang Mauza
76
Bab 76 Bertemu Mauza
77
Bab 77 Kejutan Tak Terduga
78
Bab 78 Behind The Screen
79
Bab 79 Malu
80
Bab 80 H -5
81
Bab 81 H -4
82
Bab 82 Alvin dan Rosa
83
Bab 83 Alvin dan Rosa (2)
84
Bab 84 Alvin dan Rosa (3)
85
Bab 85 H-3
86
Bab 86 Luka
87
Bab 87 H-2
88
Bab 88 H-1
89
Bab 89 Hari H Pernikahan
90
Bab 90 Cinderella
91
Bab 91 Hotel
92
Bab 92 Resepsi
93
Bab 93 Dansa
94
Bab 94 Setelah Pesta
95
Bab 95 Mauren Dan Thomas
96
Bab 96 Ken Dan Lova
97
Bab 97 Hadiah Tak Terduga
98
Bab 98 Peluk Saya
99
Bab 99 Double Repot
100
Bab 100 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!