Pengangguran Naik Pelaminan
Disebuah universitas swasta di daerah Yogyakarta tampak riuh karena diadakannya wisuda yang meriah. Para orang tua atau pun keluarga dari pada wisudawan/wisudawati, turut merasakan euforia kemenangan dari para mahasiswa yang berhasil meraih gelar sarjana mereka.
Beberapa orang pun datang membawa beberapa bingkisan khas ketika acara wisuda digelar. Tiga orang gadis cantik dengan hiasan make up dan setelan kebaya nampak begitu gembira merayakan kelulusannya. Salah satu di antara gadis tersebut, mengajak kedua sahabat perjuangannya ber-selfie ria tak lupa meminta tolong seseorang untuk mengambil gambar ketiganya berpose berbagai macam.
“Alhamdulillah, mimpi kita terwujud guys, bisa wisuda bareng,” ujar gadis cantik bersanggul dan memakai kebaya berwarna maroon kontras dengan kulit putihnya.
“Yah, semoga sih setelah ini, komunikasi jangan luntur, harus sering saling berkabar dan yang paling penting adalah harus saling support agar terbebas dari predikat beban keluarga, hahaha,” tambah gadis tak kalah cantik yang memiliki mata bulat besar khas kaum timur tengah apalagi bulu mata lentik dan tebal tanpa repot menggunakan bulu mata palsu di acara wisudanya.
“Eh, kita samperin orang tua masing-masing yuk,” ajak gadis berparas manis yang bernama Ariane namun biasa di panggil Ane.
Ane berlari kecil menuju ibu beserta kedua saudaranya, tanpa memperdulikan high heels yang digunakannya. Sosok wanita paruh baya merentangkan tangannya lebar menyambut sang putri dalam pelukannya, haru dan membanggakan itulah yang dirasakannya.
“Selamat untuk anak ibu yang paling cantik, ibu bangga sama Ane,” bisiknya bangga di telinga sang putri yang tertutup hijab.
“Terima kasih ibu, berkat ibu, Ane bisa melewati masa-masa sulit selama drama perkuliahan,” balas Ane mengeratkan pelukannya.
“Kami bangga padamu little monster,” seru salah satu laki-laki tampan, mewakili adik laki-lakinya.
“Ane sayang kalian,” Ane berpindah memeluk dua pria tampan dalam hidupnya selain sang ayah.
“Ayah pasti ikut bangga sama kamu di atas sana, Nak!” sang ibu mengelus punggung putrinya masih dalam suasana haru.
Usai acara mengharu biru, Ane beserta kedua sahabatnya dan keluarga masing-masing makan di salah satu rumah makan yang telah mereka pesan sebagai bentuk syukuran kelulusan mereka.
“Pokoknya setelah ini kita harus tancap gas untuk cari kerja, soalnya semakin lama pesaing makin banyak,” ujar Linda pada kedua temannya.
“Iya, apalagi sebagian kantor itu kalau buka loker, punya patokan umur tersendiri,” gadis bernama Hanna ikut memberi pendapat.
Ane hanya mengangguk setuju, tanpa niat membuka suara karena terlalu asik dengan makanan yang ia lahap. Di tengah-tengah lahapnya memakan santapan lezat di depannya, Ane tiba-tiba saja tercengang bahkan hampir saja tersedak.
“Tapi kok feeling gue Ane justru langsung nikah deh,” celetuk Hanna
“Eh, minum-minum,” Linda segera memberi air mineral pada Ane yang tersedak.
Tetes demi tetes air mengalir hingga membasahi kerongkongan Ane yang terasa perih dan gatal akibat tersedak. Ane melotot pada Hanna yang memasang tampang polos. Ane melempari sedotan plastik ke arah Hanna.
“Ngawur tenan Kowe ki! Doa yang baik dong, gila aja sekolah tinggi-tinggi ujungnya jadi ibu rumah tangga, kan turun deh pamor gue,” sembur Ane mencampur dua logat bahasa yang dikuasainya.
Hanna berdecih, lalu kembali bersuara, “heh, emangnya salah? Enggak kali, jodoh dan pekerjaan juga sama-sama rejeki, kalau jodoh yang duluan berarti udah rejeki lo, banyak yang pengen nikah tapi jodohnya belum datang, jadi apa pun itu ya diterima aja sih,”
Linda ikut menimpali, “ibu kost gue juga dulu bilangnya gitu, kan? Inget enggak pas kita lagi acara masak-masak terus ibu kost ikut nimbrung dan tiba-tiba bilang kalau lo yang duluan nikah, Ne!” matanya tertuju pada Ane yang semakin melototkan mata. Sekedar informasi Linda adalah anak rantau yang menimbah ilmu di kota Yogyakarta dan kota asalnya adalah Manado, makanya selama proses perkuliahan ia menyewa kost di daerah sekitar kampusnya dulu.
“Ibu kost bukan Tuhan. Musyrik lo pada percaya ramalan,” celetuk Ane masih mode aman walau hatinya kesal.
“Bukannya percaya, cuma yah kalau pun emang betul, yah enggak masalah Ne, yang baik-baik mending di aminin aja, nikah bukan sesuatu hal yang buruk kok, asal nikahnya sama orang yang tepat,” imbuh Linda yang diangguki oleh Hanna bahkan diberikan jempol oleh gadis berketurunan Arab tersebut.
“Serah, kalian deh, gedeg gue lama-lama,” Ane mengembuskan napasnya kasar dan dalam hati semoga itu semua tak terjadi. Ia masih berharap kalau ia bisa menjadi wanita karir sebelum menjadi ibu rumah tangga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Lutfie Wachad
Mampir ne Thor...coba baca
2022-10-04
0
Oma Umi
terima kasih...nih dah tak pantengin...
yang semangat yaaa
2022-08-19
0
Sri Mulyati
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-08-18
0