Bab 2

Teriknya matahari tak mematahkan semangat sosok gadis berpakaian rapi memakai celana bahan kain berwarna hitam, kemeja berwarna putih yang dilapisi dengan blazer hitam serta hijab segiempat yang menutup rambut indahnya.

Peluh mulai bercucuran, di kala menyusuri trotoar jalan. Siang ini, gadis itu mendapatkan undangan interview di salah satu bank setelah mengajukan berkas lamaran sebulan yang lalu. Saat tengah perjalanan menuju kantor Bank, ojek yang ia tumpangi mengalami mogok hingga ia terpaksa memesan ojek online lagi berharap akan segera mengantarnya di kantor secepat mungkin, tapi dugaannya salah karena ia harus terjebak macet, tak ingin waktu terbuang percuma menunggu kurungan kemacetan, gadis itu memilih berjalan kaki lebih tepatnya berlari kecil karena macetnya pun lumayan panjang, namun begitu jarak kantor tempatnya wawancara sudah hampir dekat.

Napasnya terengah-engah, ketika ia berhasil menginjakkan kakinya di depan kantor tersebut.

“Habis lari maraton yah, mbak?” tanya seorang satpam sambil tersenyum usil.

“Iya nih, pak! Macet banget soalnya, oh iya, saya dapat undangan interview nih, Pak, ruangan HRD bagian mana yah?” gadis itu tak menanggapi serius satpam yang terkesan meledaknya, toh memang kenyataan ia seperti lari maraton demi sampai di tempat tujuan.

“Sini mbak ikut saya!” satpam tersebut berjalan lebih dulu menuju ruang HRD dan sesampainya di sana, ternyata sudah ada 10 orang pelamar kerja yang menunggu antrian wawancara.

“YaAllah, lancarkan lah. Semoga kali ini rejeki, Ane!” doa gadis itu dalam hati lalu ikut duduk di salah satu kursi yang telah disiapkan bagi para pelamar kerja.

Hampir sejam lamanya, Ane menunggu giliran interview hingga akhirnya suara terdengar cukup nyaring memanggil namanya untuk memasuki ruangan. Ane menghela napasnya dalam-dalam kemudian mengembuskan secara perlahan dan mengucapkan bismillah sebelum memasuki ruangan tak lupa mengetuk pintu dan mengucapkan salam agar memberikan kesan baik untuknya di mata para tim interviewer.

Hal yang pertama kali Ane lihat adalah dua orang pegawai berjenis kelamin perempuan dan laki-laki telah duduk manis walau ekspresi mereka terkesan datar dan biasa saja. Walau Ane telah berusaha untuk tetap rileks tapi rasa gugup tak bisa dihindari. AC yang sejatinya berfungsi untuk mendinginkan ruangan seakan tak berfungsi dengan baik, karena suhu ruangan terasa panas dan gerah. Seorang pria memakai setelan pakaian kantor lengkap dengan dasi serta tatanan rambut yang begitu rapi mempersilakan Ane untuk duduk.

Ane menurut dan mendaratkan bokongnya di kursi empuk. Kedua orang di depannya nampak sibuk membaca berkas lamarannya hingga suara kembali terdengar dari pegawai wanita yang memakai hijab sepertinya.

“Oke, mungkin bisa memperkenalkan diri lebih dulu,”

Ane mengangguk paham dengan sedikit grogi tapi masih bisa ia kontrol, mulutnya terbuka dan bergerak mengeluarkan sepatah kata sebagai awal perkenalan tentang dirinya.

“Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya atas panggilan interview hari ini, perkenalan kan nama saya Ariane Edith Callista, saya Fresh Graduate dari Universitas Jaya Bhakti, jurusan ekonomi, selama perkuliahan saya cukup aktif di organisasi himpunan dan ikut serta dalam beberapa kegiatan rutin yang diadakan, baik itu seminar, lomba ataupun event-event lainnya. Saya tipekal orang yang mampu beradaptasi di lingkungan baru, bisa bekerja dengan tim maupun individu, saya juga orang yang teliti dan fokus dalam pekerjaan yang saya lakukan, besar harapan saya semoga dapat bergabung di kantor ini, saya rasa cukup terima kasih,”

Sesi wawancara pun berlanjut hingga menghabiskan waktu 20 menit lamanya. Ane mengucap syukur karena wawancara hari ini lancar walau ada beberapa insiden kecil tapi tidak masalah lagi pula salahnya juga karena tidak ontheway sejam sebelum waktu interview. Ane harus bersabar menunggu hasil pengumuman apakah ia lolos atau tidak, katanya mengenai informasi tersebut akan diberitahu melalui email atau pun WhatsApp.

\*\*\*\*

Di rumah minimalis modern cat bernuansa tone earth mendominasi seluruh sudut ruangan. Di ruang santai, sosok gadis memakai daster bercorak bunga mawar berwarna tosca berbaring santai di karpet bulu sembari berselancar di dunia maya, tepatnya di aplikasi trend yang menampilkan berbagai video dance, tips & trik, atau video lainnya, aplikasi tersebut memang saat ini sedang digandrungi oleh para netizen.

Gadis itu tengah menonton sebuah video di aplikasi tersebut yang menampakkan sosok pria berpakaian jas putih sedang membuat video Q&A dengan netizen yang memenuhi kolom komentar di video sebelumnya. Di video tersebut ada salah satu netizen yang bertanya apakah seorang dokter akan mencari pasangan di kalangan mereka atau tidak.

“Alah, jaman sekarang mah pasti cari yang seprofesi lah, yakali kan dokter dapatnya pengangguran, eh kayak gue dong, Haha.” celetuknya menyeleneh sembari terkekeh kecil dan kembali menonton video itu hingga selesai.

“Enggak kebayang sih, kalau misalnya gue dapat jodoh dokter, biar pun masih nganggur kalau dokter yang melamar sih enggak nolak gue, hahah,” Ane tertawa sendiri seperti orang bodoh. Ane menyudahi aksi tertawanya dan beranjak dari karpet, tangannya menyambar toples berisi kacang goreng yang telah ditaburi garam dan mulai memasukkan ke dalam mulut kecilnya sembari melihat beberapa video di aplikasi tersebut.

Ting. Bunyi sebuah notifikasi muncul, iya mengintip dibalik layar top up nya, matanya melebar ketika sebuah pesan masuk melalui WhatsApp dan email miliknya. Ia membuka email terlebih dulu, matanya berbinar namum meredup secara perlahan ketika ia berhasil membaca secara keseluruhan isi email tersebut.

Matanya berkaca-kaca seketika, hatinya merasa kecewa, ini bukan kali pertama baginya, tapi rasanya tetap sama. Tangannya meremas kuat ponsel miliknya dan tak sadar cairan bening berhasil keluar dari mata indahnya. Sadar apa yang terjadi padanya, ia meletakkan ponsel di karpet dan segera menghapus jejak air mata yang menetes.

“Eh, kok lo cengeng sih! Alah santai kali belum rejeki. Semangat, yok, semangat! Fighting Ane!” ia menyemangati dirinya sendiri, sadar karena tak ada seorang pun yang bisa menghiburnya kecuali diri sendiri dan menerima dengan lapang hasil keputusan interview yang ia jalani dua Minggu lalu ditengah sedikit rintangan yang ia hadapi namun begitu lagi dan lagi ia tidak boleh pantang menyerah.

Terpopuler

Comments

Lutfie Wachad

Lutfie Wachad

tetap semangat Ane ... pasti ada waktunya nanti akan dapat pekerjaan yang cucok

2022-10-04

0

Ayu syahfitri

Ayu syahfitri

hallo salam kenal ane
dari readers baru.. semoga sampai oertengahan tdk membosankan ya ceritanya..

like this buat author

2022-07-29

0

Wie Yanah

Wie Yanah

smgt

2022-07-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!