CINTA DADAKAN

CINTA DADAKAN

1

...Cerita ini sequel "Night Destiny", yang pengen kenalan sama Saga dan keluarganya, bisa baca cerita "Night Destiny" dulu ya. Atau langsung kesini juga gpp....

...Selamat membaca dan semoga kalian suka...

* * * * * * * * * * * ** * * * * * * * * * * * * * * * * *

"Aku ... Aku baru saja melamar seorang gadis yang kutemui di taman"

"APA?!."

Sagara Ibrahim, pria berusia 26 tahun itu menutup telinga mendengar pekikan kaget Bundanya. Ralat ... Bukan hanya Bundanya, tapi juga Ayah, Abang dan Kakak Iparnya.

Jelas saja mereka terkejut. Selama ini, pria tampan itu tidak memiliki kekasih atau yang biasa disebut gebetan oleh anak zaman sekarang.

"Ga, kamu nggak kesambet setan taman kompleks kan?," tanya Azka, Abangnya.

Saga mendengus kesal, "Mana ada setan pagi - pagi begini, Bang."

Mereka semua diam lalu menatap Saga dengan raut wajah penasaran. Kenapa? Mengapa? Bagaimana bisa? Itulah pertanyaan yang bercokol di kepala mereka.

Azka dan Salsa memilih duduk disamping Gita, Salsa sendiri sambil menggendong Gavin, anak pertama mereka.

Gita menatap putra bungsunya dengan raut wajah yang tak bisa dijelaskan, "Ga, kamu melamar anak siapa? Rumahnya di mana? Siapa orang tuanya dan kenapa tiba-tiba kamu melamarnya? Apa dia sudah hamil anakmu?," berondong Gita, sang Bunda.

"Sayang, tenang dulu. Kita dengarkan dulu penjelasan Saga," ucap Dirga, sang suami.

Gita memijat keningnya. Perempuan itu tiba-tiba merasa pusing. Anak pertama nyicil duluan, masa iya anak kedua juga sama. Aish, rasanya dia gagal menjadi seorang ibu kalau begini.

"Aku bukan Bang Azka yang nyicil anak duluan, Bun," sahut Saga melirik Abangnya.

Azka hanya bisa mendengus kesal, mau komentar juga semua yang Saga katakan benar adanya. Beda dengan Gita yang menghela nafas lega.

"Aku tidak tahu namanya. Aku tidak tahu dimana rumahnya dan aku tidak tahu dia anak siapa. Dalam arti, aku tidak mengenalnya. Tapi yang jelas aku baru saja melamarnya."

Bruk

"Bunda!." pekik semua orang saat tiba-tiba Gita ambruk dan pingsan.

"Bang, panggil dokter!," pinta Dirga. Azka segera menghubungi dokter keluarganya.

"Bunda bangun," teriak Salsa panik.

"Lihat akibat perbuatanmu, Bunda jadi pingsan. Kalau sampai Bunda kenapa - napa. Aku akan menghajarmu. Lagian, ngelamar orang kok kayak mungut daun. Kamu tuh! Kenal cewek aja nggak pernah. Sekalinya kenal langsung main lamar aja. Otakmu sudah geser ke dengkul?"

"Sudah, jangan berdebat. Kita tunggu dokter datang dan memeriksa Bunda," putus Dirga

Salsa langsung mendekati sang mertua setelah mengambil minyak kayu putih. Ibu dua anak itu mengoleskan minyak tersebut di pelipis dan hidung sang mertua. Lalu ia melirik adik iparnya yang tampak menunduk cemas.

Tak lama, dokter pun datang dan segera memeriksa wanita paruh baya itu.

"Nyonya Gita hanya shock, dia akan sadar sebentar lagi. Saya tidak meresepkan obat apapun karena kondisi beliau akan pulih dengan sendirinya."

"Tapi istri saya sampai pingsan, dok. Apa tidak perlu perawatan lebih lanjut?."

Dokter tersenyum, "Tidak perlu, pak. Beliau hanya kaget. Itu biasa, karena respon setiap orang berbeda - beda ketika mendengar sesuatu yang mengejutkan." Dokter mengatakan demikian karena memang Azka sudah menjelaskan penyebab Bundanya pingsan saat menelponnya tadi.

Setelah melakukan pemeriksaan, dokterpun pamit undur diri. Azka mengantar dokter sampai ke teras. Dan ketika dia kembali ke kamar tamu, ternyata Bundanya sudah sadar.

"Bunda sudah lebih baik?," tanya Azka

Gita mengangguk lemah, sesekali perempuan itu mengambil nafas panjang lalu memandang Saga yang sejak tadi duduk diam di sofa.

"Ga."

Saga memberanikan diri menatap Bundanya, "Ya, Bun."

"Kita lamar wanita itu malam ini juga."

Mata Saga membola. Ucapan Gita sungguh membuatnya terkejut. Apalagi, Bundanya mengatakan akan melamar gadis itu malam ini juga. Mau melamar kemana? Rumahnya saja tidak tahu. Jangankan rumah, namanya saja siapa? Saga lupa. Ah tidak, bukan lupa. Tepatnya tidak tahu karena belum sempat berkenalan karena gadis itu lebih dulu menyemprotnya.

Flash Back On

Saga menggendong Gavin setelah mereka sampai ditaman. Suasana taman yang lumayan ramai membuat Gavin terlihat senang. Mereka duduk disebuah bangku panjang yang kebetulan kosong, karena sebagian mereka yang datang, memilih duduk diatas rumput yang terlihat segar itu.

"Gavin mau beli ap--!," ucapan Saga terpotong saat dirinya tak sengaja menatap wajah sendu seorang gadis yang berhasil mencuri perhatiannya. Karena penasaran, Saga memilih diam dan mendengarkan percakapan mereka alias menguping sedikit.

"Mbak, saya bukan tidak suka sama kamu. Kamu dan Ale boleh menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, tapi kalau sebagai istrinya, maaf, tante tidak bisa. Keluarga kita sangat jauh berbeda. Tante tentu ingin yang terbaik untuk putra tante satu-satunya. Kamu paham kan maksud tante?."

Saga memperhatikan gadis yang sedang menunduk tersebut, terlihat jelas wajahnya begitu sendu. Entah kenapa dia merasa iba melihatnya. Ah, bukan iba. Ia sendiri bahkan tak paham kenapa begitu tertarik pada gadis itu. Padahal sebelumnya dia tidak pernah tertarik dengan gadis manapun. Mungkinkah dia jatuh cinta pada pandangan pertama? Ah, tidak. Mana ada yang seperti itu. Pikir Saga. Pria itu kembali memperhatikan dan mendengarkan obrolan mereka.

"Tapi kami saling mencintai, tante," ucapnya terdengar lirih.

Wanita paruh baya itu menatap gadis tersebut lalu menghela nafas, "Hidup itu tidak hanya butuh cinta. Kamu tahu kan, Ale itu seorang manajer. Sedangkan kamu, hanya lulusan SMA. Maaf, bukan maksud tante merendahkan kamu. Tapi, kalau kalian bersama, beban Ale akan semakin besar. Gaji kamu kan tidak seberapa. Sedangkan kamu tahu, bapak kamu sakit - sakitan. Tentu biaya rumah sakitnya tidak sedikit. Kalian itu jomblang. Tidak setara. Jadi tante minta, kalau kamu memang mencintai Ale, tolong lepaskan dia. Dia berhak bahagia dengan Khaira, wanita pilihan keluarga kami." ucap wanita itu lalu pergi.

Saga mengepalkan tangan, tega sekali perempuan itu berbicara dengan begitu kasar. Walau tidak dengan emosi, tapi kata - katanya terdengar begitu menyakitkan. Kata orang sih, setajam silet. Setelah kepergian wanita bermulut pedas tadi, Saga masih memperhatikan gadis itu sampai tidak sadar jika Gavin beranjak dari kursinya.

Perlahan namun pasti, Saga sangat yakin jika gadis itu sedang menangis. Walau tidak bersuara, namun bahunya terlihat bergetar dan dia menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Aku harus bagaimana, haruskah aku melepas Mas Ale demi kebahagiaannya?."

"Jangan menangisi pria yang tidak bisa memberimu ketegasan dan kepastian. Kamu berhak memilih kebahagiaan lain. Jangan buang air matamu untuk hal yang percuma!."

Gadis itu mendongak lalu mengusap air matanya kasar. Dia menatap heran pada pria didepannya. "Jangan ikut campur masalah yang bukan menjadi urusanmu!," sahutnya ketus.

"Cih, wanita itu sudah menghinamu. Seharusnya kau menjunjung tinggi harga dirimu. Buktikan, kalau semua yang dia ucapkan tidak benar. Kamu bisa menjadi wanita hebat tanpa putranya!."

"Dengar, bung. Pertama, kita tidak saling mengenal, jadi aku tidak perlu mendengarkan semua ucapanmu. Kedua, kalaupun ucapanmu benar, semua tidak semudah membalikkan telapak tangan, ketig--!."

"Menikahlah denganku, dan buktikan pada mereka kalau kau bisa bersinar meski tidak bersama Ale - Alemu itu!."

Deg

"Pria Gila! Kita tidak saling kenal. Kalau mau nge prank, jangan denganku. Mengganggu saja. Dasar sinting!." ucapnya lalu pergi.

"Astaga, sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Huh, kenapa malah sama pacar orang sih?." ucap Saga tersenyum. Lalu dia menatap kursi disebelahnya dan kosong. "ASTAGA, GAVIN."

Flash Back Off

"Ga, kamu dengar Bunda kan? Kita akan melamar gadis itu malam ini juga."

"Kan sudah aku bilang, Bun. Aku tidak kenal dia, aku juga tidak tahu rumahnya dimana!."

Dirga yang mendengar ucapan putranya menjadi geram. "Sagara Ibrahim! Dalam waktu 2 kali 24 jam kamu tidak menemukan gadis itu. Ayah akan kirim kamu ke Ukraina!."

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

suruh perang y pa dsn saga...🤣🤣🤣

2023-01-10

0

Biduri Aura

Biduri Aura

pak Ibrahim aku mau kok dikirim ke negara mna pun,, dgn senang hati 😁😁😁😁

2023-01-05

0

Gita Risnawati

Gita Risnawati

asal lamar aja,...
kenalan dulu ke,

2023-01-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!