Setelah kesepakatan kedua belah pihak keluarga. Akhirnya hari ini pernikahan Saga dan Flo akan digelar. Memakai hotel milik Abangnya, Ballroom hotel milik Azka telah di sulap menjadi ruangan yang begitu indah. Dekorasi serba gold sangat mendominasi, tentunya dengan desain mewah kekinian.
Didalam kamar, Flo telah selesai di rias. Perempuan cantik itu duduk ditepi ranjang sambil menatap pantulan dirinya dari depan cermin. Sesekali dia menghela nafas, selain untuk mengurangi rasa gugup yang dia rasakan. Flo, sebenarnya sedang merenungi keputusannya. Benarkah keputusan yang telah diambilnya? Sejujurnya, rasa cinta untuk Ale jelas masih ada bahkan masih utuh untuk pria itu. Hanya saja, setelah keputusan yang dia buat, Flo harus menekan semua perasaannya. Karena dia tahu, pernikahan adalah suatu ikatan sakral.
"Dek, kamu cantik sekali," ucap Salsa, kakak iparnya itu mendekatinya sambil menggendong Kara. Bayi mungil yang begitu tampak menggemaskan.
"Terima kasih, Mbak," sahut Flo tersenyum
"Dek, aunty cantik sekali kan ya? Kita doakan semoga dia selalu bahagia dengan uncle Saga. Dan segera memberikan teman untuk kamu," ucap Salsa sambil mengayunkan tangan Kara.
Lagi-lagi, Flo tersenyum tipis. Salsa kemudian duduk disamping adik iparnya. "Kamu gugup?." gadis itu mengangguk pelan.
"Boleh cerita sedikit?.", Flo kembali mengangguk, "Dulu, kakak dan Abang terlibat satu insiden. Setelah kejadian itu, kami kembali pada kehidupan kami masing-masing. Namun, rupanya takdir kembali mempertemukan kami. Kakak mengandung anak Bang Azka," Flo tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Kamu pasti tidak menyangka kan, bagaimana awal hubungan kakak dengan Bang Azka. Hubungan kami begitu rumit, bahkan saat itu Bang Azka sudah memiliki tunangan dan hampir menikah. Tapi, karena kakak telah mengandung anaknya, akhirnya Bang Azka memutuskan bertanggung jawab dengan menikahi kakak. Kamu tahu, awalnya kakak ragu. Sama sepertimu, kami hanya bertemu satu kali. Kakak berfikir bagaimana kehidupan kami nanti karena diantara kami tidak ada yang namanya cinta. Tapi kamu lihat sekarang, kami bahagia. Karena apa, karena kakak memutuskan pasrah menjalani garis takdir yang Allah tuliskan. Semua memang tidak mudah, bahkan beberapa kali cobaan datang dan menghantam rumah tangga kami. Namun, semua berlalu begitu saja karena kami selalu menyelesaikan semua masalah bersama-sama. Kakak harap, kalian bisa saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Saling beradaptasi dengan sifat dan sikap yang tentunya tidak akan sama. Awalnya tidak mudah, tapi kakak yakin, kamu pasti bisa melewati semuanya. Dan kakak mendoakan, semoga kamu dan Saga selalu dilimpahi kebahagiaan."
Flo berkaca-kaca, "Terima kasih atas semua petuah kakak. Aku memang ragu, tapi mendengar cerita kakak. Aku akan berusaha menerima semuanya dengan hati yang lapang. Kakak benar, aku harus ikhlas menerima semua yang sudah Allah gariskan."
Di balik pintu, Gita begitu terharu mendengar obrolan kedua menantunya. Anak-anaknya beruntung karena menemukan wanita-wanita yang hebat.
"Sudah siap, kan? Penghulunya sudah datang."
Flo tersenyum lembut, dengan diapit oleh mertua dan kakak iparnya, ia berjalan menuju tempat akad nikah. Dirinya semakin gugup saat melihat cukup banyak orang disana. Namun, pandangan Flo kini tertuju pada pria yang akan segera menjadi suaminya. Sagara Ibrahim, sosok pria tampan yang datang tiba-tiba di kehidupannya. Sosok yang tidak disangka - sangka akan menjadi bagian dari kehidupannya. Bahkan mungkin, akan menemaninya hingga ajal menjemputnya.
Setelah memandang Saga, kini Flo beralih memandang Ayahnya. Pria tua itu tampak gagah. Raut wajahnya begitu memancarkan kebahagiaan.
"Sudah siap?."
"Sudah pak."
"Baiklah, saya persilakan pada pak Rianto untuk memulai akad. Silahkan Bapak dan mempelai pria berjabat tangan."
Saga menjabat tangan calon mertuanya, dengan mengucap bismillah, Rianto menikah kan langsung putrinya dengan pria didepannya. "Saudara Sagara Ibrahim bin Dirga Ibrahim, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandung saya Florensia Agata binti Rianto dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan perhiasan emas seberat seratus gram dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Florensia Agata binti Rianto dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!."
"Bagaimana saksi?."
"SAH!!!."
"Alhamdulillah," penghulu kemudian membacakan doa.
Setelah akad berjalan dengan lancar. Saga dan Flo menandatangani buku nikah mereka. Saga memakaikan cincin di jari manis istrinya begitupun sebaliknya. Tak lupa kecupan manis Saga daratkan di kening sang istri. Sedangkan Flo, mencium takzim tangan Saga sebagai bentuk baktinya sebagai istri.
Rianto nampak berkaca-kaca, dia lega juga bahagia. Akhirnya dia bisa meninggalkan Flo dengan tenang seandainya dia sudah di panggil Allah. Keluarga Dirga dan Gita menerimanya dengan sangat terbuka, bahkan mereka juga membiayai semua pengobatannya. Walau sempat menolak, nyatanya Saga terus memaksanya untuk tetap menerima bantuannya. Pria tampan yang kini sudah menjadi menantunya itu begitu perhatian dan baik, Rianto bisa melihat ketulusan dari semua yang Saga berikan begitupun dengan besannya. Mereka bahkan tidak malu berbesan dengannya yang hanya dari kalangan biasa.
"Selamat, Nak. Kamu sudah menjadi seorang istri. Lalukan tugasmu dengan baik, jalankan semua kewajibanmu dengan benar. Rawat dan sayangilah suamimu sebagai mana dia menyayangi dan menjagamu nanti. Dukung apapun yang suamimu lakukan selama itu benar. Dan tegur dia jika jalannya salah."
Flo tak bisa menahan tangisannya, dia memeluk Ayahnya dengan erat. Pria tua itu juga menitikkan air mata. Haru, bahagia dan lega semua menyatu menjadi satu." Ingatlah selalu pesan Ayah ya. Kamu harus berbakti pada suamimu. Mulai sekarang, belajarlah menerima dan mencintai dia. Ayah bahagia karena kamu berada ditangan keluarga yang tepat."
"Aku akan selalu ingat pesan Ayah."
Rianto beralih memandang Saga, "Ayah serahkan Flo padamu. Jaga, lindungi dan cintai dia dengan baik. Dia harta Ayah satu - satunya dan mulai sekarang, semua tanggung jawab Ayah pada Flo, ayah serahkan padamu. Tegur dia kalau dia salah. Bimbing dia menjadi istri yang berbakti pada suaminya. Ayah yakin, kamu bisa membuat Flo menjadi perempuan yang lebih baik dan tentunya kamu bisa membuat Flo bahagia."
Saga menatap mertuanya dengan tulus, "Aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi aku akan berusaha mewujudkan semua perkataan Ayah. Doakan rumah tangga kami sakinah, mawaddah dan warohmah ya Yah. Karena doa Ayah, adalah kunci kebahagian kami."
Flo tertegun, dia tidak menyangka Saga akan meminta restu ayahnya. Rianto tersenyum, "Ayah percaya padamu."
Gita dan Dirga juga memberikan wejangan pada pengantin baru itu. Sama seperti pernikahan Azka dan Salsa dulu. Mereka berpesan supaya Saga dan Flo tidak boleh mengedepankan emosi. Semua masalah bisa diselesaikan jika dibicarakan dengan baik.
Sore harinya, mereka langsung mengadakan resepsi pernikahan. Pesta digelar dengan meriah. Banyak kolega dari Dirga dan Saga yang mereka undang. Semua tamu memuji keluarga Ibrahim. Selain karena menantu mereka cantik - cantik. Keluarga Ibrahim juga tidak malu berbesanan dengan keluarga biasa. Mereka bahkan dengan bangga mengenalkan pak Rianto dan Flo pada rekan bisnis mereka.
Tidak hanya pesta yang meriah, pengisi acara, hidangan dan souvenir pun terlihat begitu mewah. Flo sendiri merasa rendah berada di antara keluarga Dirga. Namun, Gita dan Salsa sama-sama meyakinkan dia bahwa kehadirannya begitu diterima dengan tangan terbuka oleh keluarga Ibrahim.
Banyak tamu undangan yang memberikan ucapan selamat juga pujian bagi kedua mempelai. Memberikan doa agar pernikahan mereka langgeng hingga maut memisahkan. Semua orang tampak bahagia, namun tidak dengan seorang pria yang berada disudut ruangan. Hatinya begitu perih, dadanya bergemuruh begitu hebat. Wanita yang dia cintai, wanita yang dia perjuangkan dan wanita yang telah mengisi seluruh hatinya kini telah menjadi milik pria lain.
Tak sengaja tatapan keduanya bertemu. Senyum sendu terpancar jelas di wajah Ale. Sementara Flo sendiri salah tingkah. Sedih melihat mantan kekasihnya yang berusaha tersenyum walau ia tahu jelas, hati pria itu begitu hancur. Dan dirinya lah yang menghancurkannya.
"Tetaplah tersenyum, tunjukkan bahwa kamu baik-baik saja," bisik Saga. Flo menatap suaminya, lalu mengangguk pelan.
Antrian tamu masih cukup panjang, dan Ale sudah masuk dalam barisan yang akan mengucapkan selamat pada kedua mempelai.
Ale menatap Flo dengan sendu. Miris melihat wanita yang dia cintai telah menjadi milik orang lain. "Selamat Flo, atas pernikahanmu. Aku doakan kamu selalu bahagia," lirih Ale
Flo tersenyum tipis, "Terima kasih doanya Mas Ale. Aku juga mendoakan kamu dan Khaira juga bahagia."
Ale tak menanggapi, dia memilih bersalaman dengan Saga. "Selamat atas pernikahan kalian. Tolong jaga Flo dengan baik. Dan bahagian dia. Kalau kamu menyakitinya sedikit saja, maka aku akan merebutnya kembali darimu."
Flo hanya mampu menunduk, sedangkan Saga, pria itu tersenyum manis. "Jangan khawatir. Bersamaku, aku pastikan Flo akan selalu bahagia. Aku tidak akan pernah menyakiti dia. Apalagi keluargaku menerima dengan terbuka. Yang perlu dikhawatirkan adalah dirimu sendiri. Flo sudah menjadi istriku. Jangan sampai kamu masih terbelenggu dengan rasa cintamu padanya."
Flo menatap Saga sekilas, dia sedikit tidak enak ketika Saga berbicara begitu pada Ale.
"Jangan khawatir. Aku tidak akan mengganggu Flo lagi. Tapi seperti perkataanku tadi, sekali kamu menyakitinya. Aku akan merebutnya lagi darimu!." Ale turun dari pelaminan dan langsung meninggalkan hotel.
Acara berakhir pukul sepuluh malam. Kerabat dekat juga keluarga sudah beristirahat di kamar mereka masing-masing. Begitupun dengan Rianto, Flo baru saja mengantar Ayahnya beristirahat di kamar yang sudah disiapkan.
Setelah mengantar Ayahnya, Flo berjalan menuju kamarnya. Lebih tepatnya, kamar pengantinnya bersama Saga. Dia bukan gadis remaja yang tak tahu ritual malam pertama. Dan hal itu juga membuatnya gugup luar biasa. Walau belum mencintai Saga, tidak menutup kemungkinan pria berstatus suaminya itu akan meminta hak nya malam ini juga.
Ceklek
Flo memasuki kamar dengan langkah gugup. Suasana kamar tentunya sudah dibentuk sesuai dengan kamar pengantin baru. Banyak taburan kelopak bunga mawar di atas ranjang. Juga ada beberapa lilin yang menyala disekitar ranjang. Flo sendiri belum melihat keberadaan suaminya. Tapi mendengar gemericik air, tentu bisa dipastikan jika Saga sedang ada dikamar mandi.
Flo memilih duduk didepan meja rias. Hiasan kepalanya sudah dibuka. Dirinya hanya perlu mandi lalu istirahat.
Pintu kamar mandi terbuka, Flo reflek menoleh ke arah sana. Saga, pria itu baru saja selesai mandi. Handuk melingkar dileher dan dia gunakan untuk mengusap rambutnya yang basah. Wajahnya terlihat lebih tampan dengan tetesan air yang masih menetes diwajahnya.
"Mandilah, kamu pasti lelah kan? Aku sudah siapkan air hangat di dalam."
Flo hanya mengangguk, kemudian masuk kedalam kamar mandi. Gadis cantik itu membuka semua pakaiannya lalu berendam di dalam bathup. Tubuhnya rileks seketika. Rasa lelahnya tadi perlahan mulai hilang. Apalagi ditambah aroma terapi yang berpadu dengan sabun mandi, membuatnya semakin menikmati suasana berendamnya.
Setelah badannya terasa enak, Flo menyudahi mandinya. Dia memakai piyama lalu keluar. Rupanya, Saga masih menunggunya. Tidak dipungkiri, Flo merasa begitu gugup. Apakah Saga akan meminta haknya sekarang?.
"Duduklah, ada yang ingin aku bicarakan," pinta Saga
Flo berjalan pelan, akhirnya mau tidak mau dia duduk disamping suaminya. "Baiklah. Aku pun ada yang ingin aku bicarakan denganmu."
Mendengar suara Flo yang tegas, Saga yakin jika yang ingin istrinya katakan adalah hal yang serius.
"Baiklah. Kamu duluan atau aku?."
"Kamu dulu."
"Ok. Kamu tahu, kita sudah menikah kan?," Flo mengangguk, "Sekarang kita suami istri. Dan aku akan melakukan tugasku sebagai suami, tentunya kamu juga harus melaksanakan tugasmu sebagai istriku."
"Intinya saja. Yang mau kamu omongkan sebenarnya apa?," tanya Flo cepat
Saga terkekeh, "Ternyata kamu orang yang tidak sabaran ya?,"
Mata Flo membulat, "Ck, itu karena kamu berbelit - belit. Aku tahu tugasku dan aku akan melakukannya sebisa mungkin. Yang aku tanyakan sekarang, apa yang sebenarnya ingin kamu sampaikan!."
"Baiklah, karena kamu suka yang to the point, maka akan aku katakan sekarang. Aku mau kita menjalani pernikahan ini sebagai mana layaknya pasangan pengantin lainnya. Aku tidak mau ada kontrak atau perjanjian pernikahan. Karena aku berfikir, pernikahan adalah ikatan yang sakral. Aku akan menjalaninya dengan penuh tanggung jawab begitupun aku minta padamu."
Flo menatap Saga dengan menggigit bibirnya, "Aku tahu," cicitnya pelan.
"Aku percaya padamu. Satu hal yang penting, jangan pernah menyembunyikan apapun dariku. Mari saling terbuka. Dan tentunya apapun masalah yang akan kita hadapi selanjutnya, aku harap, kita bisa mengatasi bersama."
"Iya, aku paham. Apa aku boleh istirahat sekarang?."
Saga menyeringai, "Tentu saja, tapi setidaknya setelah satu ronde malam pertama kita."
"A-apa maksudmu?," tanya Flo dengan gugup.
Saga mendekatkan badannya ke arah Flo, membuat wanita itu memundurkan badannya. Berada sedekat ini dengan Saga membuat jantung Flo berdetak tak karuan. Apalagi wangi tubuh Saga membuatnya linglung seketika. Pria ini terlihat jauh lebih tampan dari dekat.
"Kamu tahu bukan? Malam ini adalah malam pertama kita. Seperti yang aku bilang tadi, aku tidak mau ada kontrak atau perjanjian pernikahan. Artinya pernikahan ini harus berjalan sebagaimana mestinya. Dan malam ini, aku ingin merasakan hangatnya malam pertama kita. Kamu bersedia kan istriku sayang?."
Glek
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
M akhwan Firjatullah
eh si saga kan julukan nya si peka ya...
2023-01-23
0
Nicky Nick
woooow saga lnsng nyrobot mp nya
2023-01-05
0
Lucy Liestiarini
🤣🤣🤣🤣🤣saga to the point.... yukklahh gaskeun saga, 😍😍😍
2022-06-20
0