4

"Lihat kan! Dia menerima lamaran pria lain. Artinya, selama ini dia hanya mempermainkan kamu, Al!."

Deg

Flo menatap Ale dengan wajah sendu. Begitupun sebaliknya. Sungguh, hatinya masih untuk Ale. Namun dia sadar, mereka tidak akan bisa bersatu. Kalaupun bersatu, pasti akan ada banyak masalah yang mereka hadapi nantinya.

"Nak Ale, Bu Eta, silahkan masuk," ajak Rianto

Eta tersenyum tipis, lebih tepatnya tersenyum puas. "Maaf Pak, tapi sepertinya kedatangan kami tidak tepat waktu. Bukankah bapak sedang menerima tamu penting?."

Rianto hanya tersenyum

"Bisakah saya bicara dengan Flo sebentar?," pinta Ale

"Tapi Al." sergah Eta

"Mama bisa menungguku di mobil. Sebentar saja, aku ingin berbicara dengan Flo. Dan mungkin ini yang terakhir kalinya."

Flo menatap Ayahnya lalu menoleh pada Saga dan keluarganya. "Temui dia Flo. Selesaikan urusan kalian yang belum kelar."

Flo mengangguk, dia segera pamit keluar untuk berbicara dengan Ale. Sedangkan Eta, dia menyetujui permintaan Ale untuk menunggunya di mobil. Toh, mereka sudah jelas akan berpisah. Jadi tidak perlu ada yang di khawatirkan lagi.

Duduk didepan kursi bambu panjang, Ale dan Flo sama-sama diam.

"Jadi, aku sudah kalah?," tanya Ale dengan nada sendu.

Flo menggigit bibir bawahnya, "Aku rasa, inilah akhir hubungan kita, Mas."

Ale tersenyum masam, "Hubungan yang terjalin selama tiga tahun, nyatanya kalah dengan yang baru beberapa jam saja."

Flo menunduk, rasa bersalah langsung menyerang hatinya. Bagaimanapun ia tidak tega menyakiti Ale. Tapi bertahan dengan pria inipun hanya akan menyakiti dirinya.

"Maafkan aku, Mas. Aku tahu apa yang sudah aku lakukan sangatlah menyakitimu. Tapi mungkin inilah yang terbaik untuk kita berdua. Kamu dan aku adalah dua yang tidak bisa menjadi satu. Dan kamu harus menerima itu."

Ale menatap Flo dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kenapa baru menyerah sekarang Flo. Aku terus berusaha membujuk Mama agar menerimamu. Tapi kamu malah menyerah dan memilih pria lain. Kamu tahu betapa sakitnya aku sekarang? ."

Tes

Flo segera mengusap air matanya sebelum Ale mengetahuinya. "Aku sudah memikirkan semuanya, Mas. Kalaupun kita bersama, belum tentu selamanya akan bahagia. Apalagi Mamamu tidak pernah menerimaku. Restu ibu adalah hal utama, dan aku tidak punya kesempatan mendapatkan itu. Karena apa? Karena Mamamu sudah menyiapkan perempuan lain yang akan menjadi istrimu dan yang pasti itu bukan aku. Jadi, aku mohon ikhlaskan aku dengan Saga," lirih Flo

Mata Ale berkaca-kaca, "Jujur aku kecewa padamu, Flo. Aku sakit hati, aku marah dan aku merasa di khianati. Tapi aku sadar, kamu melakukan ini juga bukan tanpa alasan. Jika saja aku tahu selama. ini Mama memperlakukannya dengan tidak baik, aku--."

"Jangan membenci Mamamu, Mas. Bagaimanapun dialah yang mengandung dan melahirkanmu. Jangan jadi anak durhaka hanya karena cinta. Lebih baik ikhlaskan semuanya."

"Silahkan kamu menikah dengan orang lain. Tapi satu hal yang pasti, di sini," Ale mennujuk dadanya, "Sampai kapanpun, kamulah pemilih hati ini. Meskipun kamu dan aku memiliki pasangan masing-masing. Tapi tempatmu di sini tidak akan pernah terganti. Dan ... Selamat atas pernikahanmu. Tapi jika dia menyakitimu, maka aku akan mengambil yg kembali." Ale meninggalkan Flo seorang diri. Kini perempuan itu benar-benar merasa dunianya kosong. Orang yang dia cintai, orang yang dia perjuangkan, kini sudah pergi dengan membawa luka.

"Maafkan aku, Mas. Aku melakukan semuanya untuk kebaikanmu."

Flo memutuskan untuk kembali masuk kedalam rumah dan duduk disamping Ayahnya.

"Sudah selesai?," tanya Rianto

Flo hanya menjawab dengan anggukan.

"Baiklah, karena Flo sudah ada disini, maka kita bisa meneruskan obrolan kita tentang pertunangan Flo dan Saga," tutur Dirga

"Maaf sebelumnya, Pak, Bu dan Nak Saga. Flo memang menerima lamaran kalian, tapi yang saya pikirkan. Apa kalian bisa menerima keadaan kami? Saya bukan orang berada dan Flo juga pendidikannya rendah. Apa kalian bersedia memiliki menantu seperti putri saya?."

Flo menatap Ayahnya. Jujur, dia tidak suka dengan ucapan Ayahnya yang seolah-olah merendahkan martabat mereka. Bukankah dimata Allah derajat semua orang itu sama.

Gita tersenyum, "Kami tidak pernah mempermasalahkan status, Pak Rianto. Di mata Allah, semua manusia itu sama. Yang terpenting, kebahagiaan anak-anak. Jujur saja, selama ini Saga tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita manapun. Dan saat mengetahui dia telah melamar seorang gadis, tentu kami terkejut. Awalnya saya pikir, dia dan Flo sudah menjalin hubungan sebelumnya. Ternyata, mereka baru bertemu dan gilanya, anak saya langsung melamar putri bapak. Saya sempat ragu, tapi setelah bertemu dengan Flo, semua keraguan saya hilang. Jujur, saya langsung menyukainya. Saya seorang ibu, dan naluri saya mengatakan jika Flo adalah gadis baik. Dia pasti akan menjadi istri yang baik pula untuk putra kami."

Rianto merasa terharu, selama ini dia hanya bisa mendoakan kebahagiaan putrinya. Berharap ada seseorang yang tulus menyayangi Flo dan menggantikan tugasnya kelak jika dia sudah berpulang. Dan sepertinya kini doanya terkabul. Melihat cara bicara Dirga dan Gita, Rianto yakin telah menemukan orang yang tepat.

"Syukurlah kalau kalian mau menerima Flo dengan tangan terbuka. Selama ini, saya hanya bisa mendoakan kebahagiaan Flo. Dan sepertinya, Allah sudah mengabulkan dia saya."

"Anda tidak perlu cemas, Pak Rianto. Kami akan menyayangi Flo seperti anak kami sendiri. Dan kami juga berharap Flo akan menganggap kami seperti orang tuanya sendiri."

"Terima kasih Pak Dirga. Sekarang, bagaimana dengan acara pertunangan Flo dan Saga? Saya selaku pihak perempuan menyerahkan semuanya pada pihak pria. Bukan bermaksud lepas tangan, tapi kalian tahu sendiri, beginilah kondisi kami. Sebenarnya saya sangat malu mengatakan ini, tapi - ."

Dirga menatap calon besannya dengan lembut, "Jangan sungkan, Pak. Masalah pertunangan dan pernikahan, sudah seharusnya menjadi tanggungan pihak pria. Anda tidak perlu merasa sungkan."

"Benar, Pak. Bukan maksud kami merendahkan anda, tapi biarlah semua menjadi tanggung jawab kami. Lagipula, anda sudah dengan sukarela menyerahkan putri kesayangan anda untuk menjadi anak kami."

Rianto mengulum senyum, sungguh bersyukur karena doanya di kabulkan oleh Yang Maha Kuasa.

"Kalau Saga dan Flo sendiri, kalian ingin acara yang bagaimana?," tanya Gita

Flo melirik Saga sekilas, "Masalah lamaran, aku serahkan pada Flo bagaimana baiknya. Tapi, untuk pernikannya, aku ingin pernikahan kami dilaksanakan bulan depan!.

🌻🌻🌻

Bang Saga kebelet kawin

Terpopuler

Comments

Evi

Evi

😅😅😅😅😅😅😅

2024-06-03

0

Yati Yati

Yati Yati

bang saga kebelet kawin nih serba dadakan semua

2023-04-06

0

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

ah aku juga ingin seperti bunda Gita tak akan memilih siapa pun untuk jadi istri ketiga jagoan ku....doa terbaik untuk kalian jagoan ibu...

2023-01-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!