Delapan Tahun Pernikahanku
" Baca ini!" Seorang laki-laki beperawakan putih bersih, tinggi dan bertubuh kurus dengan usia sekitar 45 tahun menyerahkan lembaran demi lembaran kertas berwarna putih kepada seorang gadis berusia 24 tahun. Gadis itu bernama Venus Saleeyna. Seorang pekerja freelance.
" Apa ini, pak?" Venus terheran mengapa Lion Diningrat Jaya memberinya lembaran-lembaran kertas ini untuk dia baca. Lion Diningrat Jaya adalah seorang atasan di sebuah perusahaan swasta ternama di Jakarta.
" Sudah baca saja."
" Hah, bapak bercerai dengan istri bapak?" Venus yang terkejut dengan judul surat tersebut. Venus kembali menunduk dan membaca lembaran demi lembaran surat tersebut dengan seksama.
" Bukan hanya bercerai Venus, sebenarnya saya juga akan menikah dengan kekasih saya setelah perceraian dari mantan istri saya, namun takdir berkata lain, kekasih saya selingkuh dengan pria lain, sedangkan saya tidak mungkin melanjutkan hubungan seperti itu."
Venus terdiam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Venus merasa iba dengan apa yang dialami dengan Lion saat itu.
" Ya kalau, kamu mau, mari kita sama-sama memulai dari nol kembali, karena saya sedang mencari istri dan untuk serius, bukan main-main."
Venus tercengang. Ingin matanya melotot karena saking terkejutnya, namun hanya dada nya terasa sesak sesaat. Membayangkan semua peristiwa lalu yang sudah dia alami. yang membuat dirinya putus asa dengan cinta-cintaan ini. Apakah dia memang jodohku Tuhan? Mengapa hadirnya tepat sekali disaat aku juga sedang galau dengan semua hal yang akhir-akhir ini terjadi. Hati yang paling dalam Venus bergumam, berperang dengan kenyataan yang dia sendiri tidak tahu arah tujuannya.
Venus tidak menjawab dengan kata, namun dari perlakuan Lion kepada dirinya membuat semuanya berjalan begitu saja. Venus tanpa sadar membalas semua perhatian Lion kepada dirinya meskipun mereka sedang tidak berada dalam kota yang sama.
Sementara pemandangan terjadi di sebuah ruang tamu, seorang perempuan tua dengan rambut hitam sebahu yang tipis tergerai sedang duduk menatap ke arah pintu utama. Sedangkan anak perempuan memakai hijab abu-abu dan celana jeans duduk di sebelah kanannya.
" Apa kamu sudah pikirkan masak-masak?"
Ibu Venus dengan wajah kesalnya menatap ke arah pintu utama rumahnya.
" Sudah Bu, apalagi yang ibu harapkan, hubunganku dengan Lukman Firmansyah tidak direstui oleh orang tuanya, karena orang tuanya menginginkan Lukman Firmansyah menikah dengan seorang yang berpendidikan dan memiliki pekerjaan minimal jadi seorang pejabat daerah seperti Lukman. Sedangkan dengan Mas Hendra Prasaja, orang tua dan keluarganya bahkan sangat menyayangi dan menerimaku, namun apa? Mas Hendra Prasaja telah berbohong diujung lamaran kita, kalau ternyata sebenarnya dia sudah pernah menikah siri dan memiliki seorang anak. Biarpun aku tetap menjatuhkan pilihan kepadanya, karena melihat keluarganya yang begitu menyayangiku, namun apa yang terjadi? Mas Hendra tetap meninggalkanku tanpa komunikasi dan dia memilih pergi ke Kalimantan, dan meninggalkan lamaran ini tanpa kejelasan."
" Tapi mengapa kamu memilih Lion? Lion itu seorang duda, usianya saja sama seperti usia ibu kamu saat ini, menikah dengan seorang duda itu tidak semudah yang kamu bayangkan." Ibunya Venus menatap putrinya dengan penuh amarah.
" Bukankah ibu yang menyuruhku segera menikah. Lalu mengapa setelah aku menjatuhkan pilihan ke orang yang mungkin menurutku tepat, ibu menolaknya mentah-mentah?"
" Maksud ibu, masih banyak pria lain selain Lion, Venus. Ini bukan perkara yang mudah."
" Sudahlah Bu, hari pernikahan sudah ditetapkan oleh Lion. Ibu hanya tinggal datang saja. Apa jadinya kalau saya membatalkan semuanya sepihak. Yang menjalaninya saya, Lalu apakah aku harus bercermin kepada ibu, sementara ibu..." Venus berhenti tidak melanjutkan pembicaraannya. Dia menganggap semua juga salah ibunya. Venus merasa risih dengan sikap ibunya yang menyuruhnya segera menikah dan seenaknya akan menjodohkan dirinya dengan pria-pria yang ada di desanya. Padahal Venus masih ingin bekerja dan sangat menikmati pekerjaannya saat itu. Namun karena keponakan-keponakan Venus yang ada di desa banyak yang sudah menikah semua, sehingga membuat ibunya takut kalau Venus akan menjadi perawan tua. Sedangkan Ibunya sendiri juga seorang janda yang tidak bisa mempertahankan rumah tangganya. Lalu kepada siapa Venus bercermin? Kalau dia tidak mengikuti kata hatinya saja.
" Ka-kamu..." Ibunya tidak melanjutkan kata, menoleh ke arah putrinya yang berdiri beranjak meninggalkannya. Perdebatan ini akan menjadi sebuah pertengkaran jika ibunya tidak meredam emosinya.
Venus berlalu meninggalkan tempat duduknya dan menuju kamarnya. Menatap ke arah jendela. Aku tahu seorang ibu tidak ingin melihat anaknya menderita dalam membina sebuah rumah tangga. Aku juga tahu kalau ibu sebenarnya menginginkan suami yang terbaik untukku. Namun dari sekian kekasih yang pernah singgah di hatiku, semuanya penuh rintangan. Hanya dengan Lion semua seperti dilancarkan, hanya ibu saja yang masih belum ikhlas menerima aku menikah dengan Lion yang seorang duda. Tuhan apakah dia benar-benar jodoh yang kau berikan untukku?
Lubuk hati Venus sedang berperang dengan kenyataan di depan mata yang tak bisa ia kendalikan.
Keesokan harinya Venus kembali ke kota dimana dia harus bekerja. Meninggalkan desa dan adik-adiknya. Tanpa ada kata sepakat dengan ibunya. Namun Venus tetap yakin melangkah menikah dengan Lion. Venus merasa yakin dengan pilihannya saat itu. Tanpa mempedulikan perasaan ibunya.
****
" Ini uang untuk belanja saserahan." Lion memberikan beberapa uang kepada Venus.
Venus hanya mengangguk. Entah apa yang dia pikirkan saat itu. Seperti tidak konsentrasi dengan Lion yang sedang duduk di depannya.
" Kita melaksanakan akad nikah di KUA saja."
" Hah, mengapa harus di KUA? dirumah saja."
" Itu sudah menjadi peraturannya."
" Apa iya? tapi temanku, baru saja menikah dan dia melaksanakan akad nikah di rumah. Sudahlah, kita melaksanakan akad dirumah saja."
" Kan saya sudah bilang, peraturannya berbeda, sekarang di suruh di KUA semua."
" O, begitu. Baiklah." Percakapan mereka berakhir dan Venus meninggalkan Lion yang masih duduk di meja makan, tempat mereka bertemu di sebuah Mall dan menikmati makan siang. Venus harus melanjutkan pekerjaannya dan segera membeli apa saja barang-barang seserahan yang dia butuhkan. Mereka bertemu karena Lion saat itu sedang dinas di kota dimana Venus bekerja. Rencana nya setelah menikah Venus akan ikut dengan Lion dan tinggal di kota dimana Lion bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments