Suasana pagi di sebuah hotel. Seorang perias sedang merias wajah Venus untuk acara akad nikah yang diadakan di sebuah Kantor Urusan Agama.
Kring..kring.. Suara ponsel Venus berbunyi.
" Iya budhe." Venus yang sedang meletakkan ponsel yang di dekatkan di telinga kanannya.
" Bagaimana, apa sudah siap? Ini budhe sama pak dhe kamu, ingin kesana. Ke Kantor Urusan Agama sama membawakan pesanan kamu, untuk makanan dan snack yang akan dibagikan di sana.
" Iya budhe, ini saya sedang dirias. Sebentar lagi saya juga sudah sampai. Kalau budhe ingin kesana tidak apa. Kita akan sampai bersamaan sepertinya."
" Baiklah ini budhe sama pak dhe kamu berangkat."
Venus menutup ponselnya. Beberapa menit kemudian riasan sudah selesai. Lion yang sedari tadi menunggu Venus dirias akhirnya selesai juga dan mereka berangkat ke KUA dimana akad nikah dilangsungkan.
Kesibukan juga berada di Kantor Urusan Agama. Ada tiga pasangan yang menikah di sana. Ibu Venus dan saudara-saudaranya yang sudah sampai di KUA sedang berbincang-bincang satu sama lain sambil menunggu kedatangan Venus dan Lion.
Sesaat kemudian mobil Lion berhenti tepat di KUA dimana tempat akan dilangsungkan akad nikah. Venus melihat ibu dan saudara-saudaranya dari dalam mobil. Dada Venus bergetar. Perasaannya tidak karuan karena tidak pernah membayangkan pernikahan akan terjadi secepat ini di hidupnya, dengan orang yang hampir tiga perempat dari lingkaran hidup Venus menentangnya. Di sekelilingnya menentang pernikahan ini terjadi. Venus kemudian keluar dari dalam mobil dengan disusul Lion disamping kanannya. Keduanya berjalan menuju ruangan dalam KUA. Namun sebelumnya Venus mencium tangan ibunya. Ibunya, terlihat sangat jelas sekali dari raut wajahnya bahwa sangat berat merelakan putrinya menikah dengan seorang duda. Namun tak kuasa untuk mencegahnya.
Urutan yang ketiga dari salah satu pasangan yang menikah di KUA. Setelah menunggu beberapa saat. Venus dan Lion beserta keluarga dari masing-masing dipersilahkan masuk ke dalam ruangan dimana akan dilangsungkan akad. Kepala Kantor Urusan Agama yang duduk di depan Lion dan Venus menyuruh menandatangani surat dan berkata kepada Venus.
" Apa benar kamu akan menikah dengan seorang duda yang sudah memiliki anak dua?" Seolah kepala Kantor Urusan Agama sedang meyakinkan Venus kembali dengan pilihannya. Karena melihat Venus yang usianya masih beranjak 24 tahun dan memutuskan menikah dengan duda berusia 45 tahun.
Venus hanya menganggukkan kepala dengan banyak pikiran-pikiran yang berkecamuk di dalam isi kepalanya.
Saya terima nikahnya, Venus Salleyna binti Reksa Dinarja dengan uang tunai sebesar Dua juta empat belas ribu dan seperangkat alat sholat dibayar tunai.
Dua kali pengucapan ikrar janji pernikahan yang Lion ucapkan di hadapan keluarganya dan keluarga Venus begitu juga semua orang yang menyaksikan akad nikah mereka.
Venus dan Lion juga tidak lupa mengabadikan akad nikah mereka dalam sebuah foto. Acara akad nikah selesai. Ibunya dan saudara-saudaranya yang harus kembali di desa tempat tinggal mereka berpamitan kepada Venus dan juga Lion.
" Kamu jaga diri baik-baik. Kamu sudah menjadi seorang istri sekarang. Ibu sama saudara-saudara kamu kembali ke desa dulu." Ibunya yang berjalan dengan menautkan tangan kiri di bahu anak perempuannya yang baru saja melepaskan masa kesendiriannya.
" Iya Bu." Venus melepaskan kepergian ibunya yang sudah menaiki bus yang sengaja di sewa untuk membawa rombongan saudara-saudara Venus dari desa.
Lion yang menyusul Venus kemudian mengajak memasuki mobil dan beranjak meninggalkan KUA.
Di dalam mobil Venus hanya diam. Tanpa berucap sepatah katapun. Ada perasaan lega dan bercampur aduk semuanya dia rasakan. Entah apa yang ada dipikirannya saat itu. Banyak sekali dari teman-teman tempat kerjanya mengirim pesan lewat ponselnya dan memberikan ucapan selamat atas pernikahannya, namun Venus hanya membacanya dan akan dibalasnya pesan tersebut satu persatu jika waktunya sudah luang baginya.
Venus dan Lion yang sedang menempuh perjalanan menuju kota dimana Lion harus bekerja saat itu. Sedangkan Venus sudah sejak satu minggu yang lalu sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya. Perjalanan sekitar empat sampai lima jam mereka tempuh. Kota demi kota mereka lalui untuk bisa sampai di kota dimana Lion bekerja.
Mobil Lion berhenti tepat di sebuah rumah berpagar tinggi dan besar lagi kokoh. Di dalamnya terdapat barisan kost-kostan untuk pasangan suami istri. Di urutan ketiga dari depan adalah kost milik Lion.
Lion yang berjalan menuju kamar kostnya diikuti dengan Venus yang berada dibelakangnya.
" Kita akan tinggal disini sementara." Lion yang berdiri tepat di depan pintu kamar kostnya itu. Ruangan panjang yang disekat menjadi tiga bagian. Ruangan itu tidaklah terlalu besar.
Aku tahu semuanya dari nol. Kamu bisa Venus melewati ini. Kamu sudah terbiasa hidup merantau jauh dari orang tua dan ngekost sana-sini demi sesuap nasi. Tidak ada yang perlu dikeluhkan. Ini jauh lebih baik. Venus bergumam dengan dirinya sendiri. Meredam semua keadaan yang sepertinya kehidupan rumah tangganya akan sangat tidak berjalan dengan mudah seperti apa yang dikatakan ibunya. Venus seperti sudah diingatkan bahwa dia harus membayar mahal untuk semua keputusan yang sudah dia buat tanpa mendengarkan semua pihak yang berusaha mengingatkannya.
Venus masuk ke dalam kost dan merebahkan tubuhnya sebentar di kasur ukuran 120x120 cm yang tergeletak begitu saja di lantai.
" Kita masukkan barang-barang kita dulu baru kita istirahat." Lion yang dengan gaya seorang atasan di kantor mulai memberi perintah pertamanya.
Venus yang masih lelah dengan perjalanan yang sangat jauh rasanya enggan mengeluarkan koper-koper dan barang-barang yang dia bawa dari kost yang lama. Setelah melawan rasa lelahnya, Venus berjalan menuju mobil dan mengeluarkan barang-barang yang dibawanya satu persatu ke dalam kamar kost. Setelah semua selesai Venus merebahkan tubuhnya ke kasur dimana dia merebahkan tubuhnya sebelumnya.
Malam pertama setelah mereka menikah. Keduanya masih canggung. Tidak ada hal yang mereka lakukan kecuali tidur bersama di atas kasur berukuran 120x120 cm yang tergeletak begitu saja di lantai. Mereka saling menatap. Venus masih malu-malu melakukan hubungan suami istri. Terlebih keduanya juga sangat lelah dengan perjalanan hari itu yang mereka tempuh. Dan Lion juga bisa memaklumi apa yang dirasakan Venus. Malam yang semakin larut membuat mereka terpejam dengan kehangatan tubuh mereka yang saling berpelukan satu sama lain. Menautkan tubuh satu diantara yang lainnya membuat mereka merasakan kehangatan meskipun ada kenikmatan yang harus tertunda untuk satu malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Tati Aulia
coba mampir nih semoga seru
2022-08-25
0