Musibah Membawa Takdir Ku
"Ehh. Ada apa ini?!".
Semua mata langsung tertuju pada gadis yang baru saja datang bergabung.
"Apa yang kalian lakukan?!" Ucap gadis itu lagi dan menarik seorang pria yang baru saja terkena body shaming.
"Kami tidak melakukan apa-apa. Kami hanya ingin memberikan pelajaran untuknya. "
"Pelajaran?."
"Iya. Dia sudah berani melaporkan pada bos kami tentang kalakuan kami. Dan karena dia juga kami langsung di depak dari tempat bekerja kami."
Setelah mendengar penuturan salah satu dari beberapa pria tersebut membuat gadis itu terdiam. Yah bagaimana lagi. Memang susah juga kalau seperti ini. Batinnya.
Gadis tersebut menoleh ke wajah pria yang sedari tadi di genggam tangannya. "Bener yang mereka katakan?". Tanyanya.
"Sebuah usaha tidak membutuhkan pegawai yang curang." Jawab pria tersebut dengan santainya.
Gadis itu hanya bisa kesal tertahan.
"Baiklah. Disini kalianlah yang salah. Jadi sekarang bubar!." Ucap gadis itu tegas.
"Az. Apaan kau ini?!. Dia harus diberi pelajaran!." Seorang pria yang memang mengenali gadis tersebut tampak tidak terima. Matanya menatap tajam gadis yang sedang berusaha menjadi pahlawan kesorean tersebut. (Karena waktu kejadian pada jam sebelum Maghrib).
Gadis itu juga tidak mau kalah. Matanya juga langsung menghunus ke arah wajah pria tersebut. "Masih mau berurusan denganku?." Tanyanya dengan menekankan setiap katanya.
Mereka langsung menghembuskan nafas kasar dan berbalik pergi begitu saja. Yah. Siapa yang berani berurusan dengan gadis cantik berkulit putih bersih dengan hijab simpel yang selalu menutupi seluruh rambutnya itu ?.
Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi Gadis itu juga pergi meninggalkan pria yang baru saja di tolonglah begitu saja. Dan melangkah memasuki sebuah komplek perumahan elit yang berjarak tak jauh dari tempat kejadian.
_____________________
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam. Itu wajah apa keset kamar mandi?."
"Ahh mama...aku lagi kesel aja tadi. "
"Kesal kenapa?. Jangan bilang kamu membuat masalah lagi ?. Mama udah bosen dengernya."
Wanita paruh baya yang tak lain adalah ibunya, kembali melanjutkan kegiatannya di depan kompor.
Gadis itu melipatkan kedua tangannya di sisi-sisi tubuh ibunya dan memeluknya erat dari arah belakang.
"Apa ini?. Awas sana!. Mama lagi masak."
"Mama.."
"Hemm?."
"Ma."
"Iya Azri. Ada apa?."
"Ma. Azri mau kerja yaa. Azri bosen di rumah terus. Azri pengen punya kegiatan."
"Apa mama tidak salah denger ya?. Tiap hari malah kamu sibuk sampai lupa rumah." Sintia-mamanya Azri berbalik badan sehingga kini berhadapan dengan putrinya.
"Yahh, mama. Itu kan beda lagi. Itu hobi ma. Beda sama kerja. "
"Tapi hobi kami juga dapat gaji kan?."
"Iya sih. Yah tetep aja beda lah, ma. Ayolah izinin Azri kerja yaa!"
"Tanya sama papa sana!. Kalo papa ngizinin berarti boleh."
"Yaudah nanti Azri tanya ke papa. "Ucap Azri seraya berjalan ke arah meja makan. "Ma. Nanti malam Azri izin ke Nanzea, ya."
"Mau apa lagi?. Bukannya kamu ngelatih gak sama malam juga kan?."
"Iya sih. Tapi Azri ke sana bentar kok. Azri cuma mau ngambil hp yang ketinggalan. Tadi Azri lupa dibawa."
"Yaudah iya. Tapi nanti di antar sama Zuhdi yaa."
"Iya. Makasih ma."
Waktu terus beringsut dengan pasti. Tepat setelah selesai sholat isya Azri sudah kembali rapi untuk keberangkatan menuju tempat dimana ia selalu mengapresiasikan hobi nya.
"Dek. Jadi gak ke Nanzea nya?" Seseorang menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar.
"Iya jadi kak. Ayo?!"
"Ayo?!."
Keduanya berjalan menuju mobil yang terparkir di halaman rumah. Sesaat kemudian perjalanan langsung dilakukan.
"Kak. Tadi siang aku hampir saja ribut sama Dhani."
"Kenapa lagi?."
"Dhani sama temen-temennya melakukan body shaming ke pria lemah. "
"Ohh." Jawab kakaknya datar.
"Kok ohh doang sih?!"
"Yah emang udah kebiasaan kamu kaya gitu kan?."
"Iya sih."
Setelah menempuh perjalanan selama lima belas menit akhirnya sampai juga di tempat yang dituju.
"Aku masuk dulu ya kak."
"Iya."
Azri masuk ke dalam padepokan bela diri tempat dirinya memberikan pelatihan pada para generasi muda yang ingin memiliki kemampuan untuk melindungi diri sendiri juga orang lain yang membutuhkan.
Ternyata saat masuk ia telah di suguhkan penampilan seseorang yang terlihat sangat gagah berdiri di depan para muridnya. Pria itu sedang memberikan pengarahan dan beberapa gerakan sebagai contohnya.
Sejenak Azri telah melupakan tujuannya datang ke tempat ini. Ia malah lebih sibuk memperhatikan pesona pria yang berjarak lumayan jauh disana.
"Dek. Udah belum?."
Suara itu membuat lamunan Azrina terhenti. "Kak. Iya ini. Aku sudah mengambilnya."
"Ya udah ayo pulang?!."
"Bentar dulu ya kak. Aku mau lihat itu dulu." Azri menunjuk dengan dagunya.
Zuhdi mengikuti arah yang ditunjukkan adiknya. "Itu, kaya...Aqlan."
"Kakak kenal?!".
"Iya kalo itu beneran Aqlan, aku kenal. Dia pemilik restoran seafood yang ada di pusat kota."
"Tempatnya Dhani kerja?!."
"Iya. "
"Kakak dekat dengannya?."
"Nggak dekat sih. Cuma kenal aja. "
"Ohh"
"Udah ahh. Ayo pulang?!". Ucap Zuhdi sambil menarik tangan adiknya keluar dari tempat tersebut.
"Ihh kak. Nanti dulu..!"
"Nanti-nanti gimana?!. Ini udah malam!." Zuhdi masih menarik tangan Azri sampai di dekat mobil.
"Kakak ihh!. Aku masih mau lihat lagi!."
"Zina mata!."
"Yeah aku kan Lihatnya gak pake syahwat kali!!."
"Sama aja!. Cepet masuk!."
"Iya iya." Dengan perasaan dongkol akhirnya Azri menurut memasuki mobil.
Zuhdi juga langsung menyusul dan duduk di kursi kemudi. Tidak lama mobil sudah membaur di keramaian jalan raya.
"Dek."
"Hemm."
"Kita mampir dulu ke kafe yaa."
"Udah malam!." Ucap Azri ketus.
"Ini masih sore kok. Baru jam setengah sembilan."
Azri mendengus kesal dengan sikap kakaknya. Dia bilang ini masih sore?!. Terus tadi pas di Nanzea ngomong apa?!. Sewot Azri di dalam hatinya.
"Terserah." Ujar Azri akhirnya.
"Oh yaudah gak jadi. Kita pulang aja." Ucap kakaknya lagi seenak jidat.
"Ihh. Kakak itu maunya apa sih?!!. Tadi katanya pengen ke kafe?!."
" Yah kamunya kaya gitu. Kaya orang ga ikhlas di ajaknya."
" Udah lah. Terserah kak Zuhdi aja!."
"Kita pulang aja. Di rumah juga ada tamu. Ga enak kalo kita gak ikut hadir."
Azri langsung menatap wajah kakaknya." Tamu siapa kak?." Tanyanya.
Zuhdi hanya mengedikkan bahu sebagai jawabannya.
"Sumpah. Kalo kamu bukan kakakku. Rasanya aku pengen banget mukul sampe bonyok semua!."
"Terserah."
Lagi lagi sikap kakaknya itu menyulut emosi di dalam diri Azri.
"Kak Zuhdi...!!"
"Aaaaa...!!!"
Ciiiit..
Jedug.
"Dek !. Kamu gak papa?!" Tanya kakaknya khawatir.
Azri mengusap usap keningnya sendiri. "Kakak ihh. Sakit keningku!." Sewot Azri.
"Sakit ya..?" Zuhdi segera menggantikan tangan Azri mengusap usap kening adiknya itu. "Lagian. Kamu sendiri sih. Udah tau kakak lagi nyetir malah dicubit. Keras banget lagi."
"Yah kakak dari tadi sikapnya ngeselin banget!."
"Kamu yang mancing mancing buat kakak kesel!."
"Enak aja!. Orang kakak yang duluan ngeselin!."
"Kamu tuh..."
Tok tok tok
Keduanya menoleh ke arah jendela di samping Azri. Zuhdi langsung memencet tombol untuk membuka kaca jendelanya.
"Permisi.."
"Iya pak?. Ada apa ya?." Tanya Zuhdi pada pria paruh baya yang memakai Seragam lengkap penjaga lalu lintas.
"Anda memarkirkan mobilnya di area terlarang tuan." Ucap penjaga lalu lintas itu.
"Oh. Iya maaf pak. Saya tidak sengaja. "
"Iya. Kalau begitu silahkan lanjutkan lagi perjalanan nya, tuan."
"Iya pak."
"Jangan di ulangi lagi ya tuan. Jika ingin melakukan kegiatan dengan istrinya sebaiknya di tempat yang sesuai yaa." Nasihat penjaga lalu lintas itu.
"Ehh?!!" Azri dan Zuhdi terpekik bersamaan.
"Bapak kalo gak tau apa-apa jangan sembarangan ngomong yah?!. Kami bukan suami istri. Kami itu kakak beradik!." Hardik Azri yang merasa tidak terima.
Berbeda dengan sang adik. Zuhdi malah sedang mengunci erat kedua bibirnya agar tidak menyemburkan tawa.
Penjaga itu terlihat kebingungan menatap wajah Azri dan Zuhdi secara bergantian. "Ehh. Kakak adik ya?. Maaf, berarti saya salah paham ." Ucapnya penuh penyesalan.
"Iya.!" Sembur Azri lagi sembari memalingkan wajahnya ke depan.
"Yaudah pak. Kalo gitu kami pergi dulu ya.." ucap Zuhdi akhirnya.
"Iya tuan. Sekali lagi saya meminta maaf atas kesalahpahaman nya."
"Iya tidak apa apa, pak. " Jawab Zuhdi lagi dan mulai menjalankan mobilnya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Nunnamin_shaqi
Makasih Kak 🙏🏻🙂
2022-09-28
1
Hanipah Fitri
aku mampir thor
2022-09-28
1