Hembusan Basmalah

Sebulan telah berlalu dari malam dimana keluarga Aqlan datang untuk melamarnya namun hingga sampai detik ini pun dirinya masih belum juga mendapatkan jawaban dari setiap doanya di sepanjang malam. Bahkan hari ini masih sama dengan hari hari sebelumnya. Azri masih sibuk mengajarkan ilmu bela diri kepada anak didiknya di Nanzea dari pagi dan baru akan pulang ke rumah pada sore harinya.

Azri masih terus memberikan pengarahan pada anak anak didiknya dan sesekali memberikan contoh yang diperagakan langsung dengan tubuhnya sendiri. Azri meminta seorang gadis kecil yang umumnya sekitaran delapan tahun untuk maju dan memperagakan seni beladiri yang telah dikuasai oleh gadis kecil itu.

Gadis kecil yang ia tahu bernama Wafa itu maju dan berdiri tidak jauh di samping nya.

"Iya. Lakukan." Ucap Azri memberikan pengarahan.

Wafa mengangguk dan siap memulai gerakan nya. Tubuh kecil yang lentur namun tegas itu terlihat meliukkan tubuh dengan sangat elegan bersamaan kepalan jemari mungilnya yang memukul keras ke depan. Kaki Wafa juga ikut andil memulai pergerakannya dengan menendang sekuat tenaga ke arah depan seolah olah ia sedang berhadapan langsung dengan musuh.

Setelah selesai dengan kegiatannya, Wafa tampak mengatur nafas dan menghembuskan dengan perlahan sebanyak tiga kali. Wafa melangkah kembali ke tempatnya sebelum maju tadi.

"Baiklah. Latihan hari ini Selesai. Ingat. Jangan gunakan ilmu yang kalian punya untuk hal yang merugikan. Dan jangan pernah main main dengan ilmu yang kalian punya karena itu akan menjadi kesalahan fatal nantinya. Gunakan ilmu bela diri kalian jika memang sudah dalam keadaan mendesak karena bahaya. Mengerti?!" Ujar Azri pada semua anak didiknya.

"Mengerti kak!!" Jawab semuanya serempak.

Setelah selesai mengajar di kelas tiga dasar dan membubarkan mereka, Azri merehatkan tubuhnya untuk beberapa menit karena ia akan kembali mengajar pada kelas yang lainnya. Terus seperti itu hingga waktu menjelang petang.

Azri bergegas bangkit dan kembali memasuki kegiatan selanjutnya yaitu mengajar anak didik kelas senior.

"Assalamualaikum semuanya..." Ucapnya dan dijawab oleh mereka yang berjumlah hampir lima puluh orang yang berada di hadapannya. Dan mereka menjawab salam Azri seperti biasa dengan semangat yang terbumbung tinggi untuk menyambut ilmu yang akan mereka dapatkan dari gurunya itu.

"Kalian sudah pemanasan?"

"Sudah mbak!!."

"Baiklah. Kalo gitu kita langsung aja ya?!. Silahkan siapa yang maju pertama?."

Salah seorang pria melangkah maju dan langsung berhadapan dengan Azri.

"Siapa namamu?"

"Haidar, mbak. "

"Baiklah Haidar. Kita mulai ya?"

Haidar menunduk sesaat sebagai penghormatan terhadap seorang guru. Dan memulai persiapan nya.

Sistem seperti inilah yang di terapkan Azri pada pengajaran terhadap kelas senior. Karena di kelas ini Azri sendiri lah yang akan menjadi lawan mereka yang sudah di bilang memiliki ilmu beladiri terbaik. Meski sebenarnya mustahil bagi mereka melumpuhkan kekuatan Azri, tapi mereka tampak nya selalu semangat untuk berusaha semaksimal mungkin.

Keduanya sudah terlibat dalam pergulatan sengit dengan pukulan dan tendangan yang mematikan. Gerakan menghajar dan menghindar keduanya gunakan dengan sangat elegan dan tanpa keraguan sama sekali.

Azri sedikit menarik sudut sudut bibirnya menilai kepiawaian yang dimiliki Haidar saat bertarung dengan dirinya. Karena Haidar lumayan bisa menyeimbangi serangan yang ia berikan secara bertubi-tubi. Bahkan Haidar juga kerap kali berhasil menghajar tubuh Azri dengan sangat kuat.

Azri segera melakukan serangan mematikan yang tidak terduga untuk melumpuhkan Haidar bahkan membuat Haidar langsung tumbang.

Azri mengulurkan tangannya, membantu Haidar kembali berdiri. "Terbaik." Ujarnya setelah Haidar kembali berdiri tegak.

"Tetap kalah olehmu mbak."

"Tidak masalah. Kamu sudah menunjukkan yang terbaik Haidar. "Ucap Azri sembari menyunggingkan senyum lagi.

Haidar ke kawanan nya.

Sesi pertarungan melawan Azri kembali dilakukan dengan orang orang yang berbeda. Kegiatan berlangsung hingga jam waktu kegiatan itu selesai. Meski semua anak didiknya itu tidak ada yang bisa mengalahkan dirinya, Azri tetap bangga karena mereka semua sudah sangat pandai bahkan azri bisa menilainya jika mereka sudah sangat mendalami ilmu yang telah ia ajarkan.

" Kalian benar - benar membuat ku bangga dengan hasil yang sangat memuaskan. Saya harap kalian bisa menggunakan ilmu beladiri ini dengan baik. Jangan gegabah dengan ilmu yang sudah kalian pelajari karena itu akan membuat kesalahan yang fatal. Jadi gunakan ilmu yang kalian punya dengan sebaik mungkin. "

Semuanya tampak seksama memperhatikan nasihat dari gurunya itu. Dan mengangguk-anggukkan kepala sebagai tanda akan menuruti apa yang diperintahkan oleh Azri.

"Apa ada yang ingin tanyakan sebelum pertemuan ini berakhir?" Tanya Azri kemudian.

Seorang pria mengangkat tangan sembari berkata " Mbak Azri. " Panggilnya.

Azri melirik siapakah Yang akan mengajukan pertanyaan kepada dirinya itu. Setelah menemukannya Azri mengangguk memberi izin pria tersebut untuk berbicara.

" Mbak. Bisakah kami mempelajari jurus yang mba Azri lakukan pada Haidar tadi ?. Sepertinya kami baru tahu akan jurus tersebut, mbak."

Azri tersenyum lalu berkata "apa kalian benar benar ingin mempelajarinya?."

"Iya, mbak."

"Baiklah. Kamu yang tadi bertanya. Kemarilah."

Pria itu langsung beranjak dari tempat dan menghampiri Azri.

" Saya akan melakukannya lagi dengan kamu. Yang lain coba perhatikan yang teliti yaa. Lihatlah gerakan nya dengan baik!." Ujar Azri pada semua anak didiknya lalu kembali menatap pria yang kini ada di hadapannya." Kita akan melakukan pertarungan seperti biasanya. Jadi jangan ragu untuk mengeluarkan semua ilmu kamu." Ucap Azri lagi yang di angguki oleh pria tersebut.

Setelah mendapat aba aba dari Azri, pria itu langsung melancarkan Serangannya yang bisa dikatakan mematikan meski tentunya itu tidak membuat Azri tumbang begitu saja. Azri menarik sudut sudut bibirnya setelah menemukan titik yang tepat untuk mengeluarkan jurus yang seperti disebutkan sebelumnya.

"Perhatikan!." Ucap Azri dengan suara sedikit lantang. Dan sesaat kemudian ia langsung melakukan aksinya dengan gerakan sangat elegan namun mampu membuat setiap mata membelalak tidak percaya karena dengan sekali hentakan saja Azri sudah menumbangkan tubuh pria itu dengan lihainya.

Azri mengulurkan tangannya untuk membantu pria itu bangkit seperti yang selalu ia lakukan setiap kali selesai membuat murid yang sedang menjadi musuh itu tumbang.

"Bagaimana?. Apa kalian memahami apa yang sudah saya lakukan tadi?" Tanyanya pada semua yang menyaksikan.

"Jurus satu.." seseorang hanya bergumam seolah takut suara itu di lantangkan jika ternyata ia salah.

Azri yang menyadari itu kembali menarik sudut sudut bibirnya. Ternyata ada yang paham. Batinnya. " Iya. Itu memang jurus satu. Dari awal pertemuan sudah saya katakan. Jika jurus satu memiliki variasi yang bermacam-macam. Dan tadi adalah salah satunya. Bahkan dari setiap jurus yang kalian lakukan itu tidak lepas dari jurus satu. Benarkan?!. "

Beberapa orang mengangguk membenarkan ucapan Azri.

"Jurus satu bisa kalian variasikan dengan akal kalian sendiri. Dan dari variasi tersebut kalian akan menemukan titik manakah yang memang ingin kalian lumpuhkan. Semoga bermanfaat. Assalamualaikum."

Semuanya langsung menjawab salam Azri bersamaan dengan kepergian Azri menuju tempat istirahat khusus bagi para pelatih.

Azri duduk dan langsung menenggak habis air mineral kemasan botol hingga tandas tak tersisa. Setelahnya ia berkemas untuk segera melakukan perjalanan pulang ke rumah karena hari sudah mulai sore.

Azri melangkah keluar dari langgar padepokan menuju tempat dimana mobil kesayangannya terparkir. Setelah memasukinya Azri langsung melakukan perjalanan, membaur di kepadatan jalan raya yang sedang di padati oleh pengendara beroda tiga maupun empat karena sore hari memang waktunya orang orang pulang dari kesibukan.

Hanya dua puluh lima menit mobil Azri sudah memasuki halaman rumah. Azri segera turun dan melangkah menuju pintu utama. Ada satu hal yang tidak di sadari Azri saat masuk ke dalam jika ada sebuah mobil mewah berwarna silver juga sedang terparkir di halaman rumah orang tuanya. Bahkan Azri dengan santainya masuk ke dalam sembari bibir bersenandung sholawat yang terdengar sangat merdu. Ya. Inilah salah satu kelebihan Azri di samping Azri memiliki ilmu beladiri yang mumpuni Azri juga memiliki pita suara yang bagus sehingga setiap kali ia bersenandung maka suaranya itu terdengar sangat merdu dan menenangkan.

Azri sedikit mengernyitkan alis saat melihat keberadaan ibunya yang duduk di sofa ruang tamu. Azri menghampiri sang ibu dan menyalami tangan nya. "Assalamualaikum...ma."

Ujarnya.

"Waalaikum salam. Duduk dulu nak. Kita kedatangan tamu sekarang."

Tamu?!.

Azri menoleh ke belakang dan ternyata benar jika sekarang ada seorang tamu yang ia tahu siapa pria yang sedang menatap dirinya se intens itu. Keberadaan Aqlan yang duduk di kursi yang membelakangi pintu membuat Azri tadi tidak menyadari akan keberadaanya. Azri yang ingat akan sebuah tata krama yang selalu di terapkan di dalam keluarganya itu akhirnya menurut dan duduk di samping ibunya . Karena ia juga berfikir jika kedatangan Aqlan ke rumah sudah dipastikan berhubungan dengan dirinya.

"Apa kalian ingin ngobrol berdua?. Biar mama ke dalam dulu."

Azri dan Aqlan mengangguk bersamaan tanpa keduanya sadari. Ibunya Azri yang sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaan nya langsung bangkit dan pergi ke ruangan lain.

Kini di ruang tamu hanya dihuni oleh keduanya. Untuk sesaat baik Azri maupun Aqlan masih belum bersuara. Namun setelah melewati beberapa menit akhirnya ada yang mengalah untuk memecahkan keheningan antar keduanya.

" Apa kedatanganmu ingin menanyakan tentang keputusan ku? " Tanya Azri akhirnya.

"Iya. Apa kau sudah memutuskan untuk jawabannya?. "

Azri terdiam. Sebenarnya ia sama sekali belum menemukan jawabannya sama sekali. Tapi ia juga tidak bisa menggantungkan harapan untuk Aqlan.

Bismillahirrahmanirrahim....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!