Suamiku Bukan Manusia
"Halo mbk bagaimana kondisi ibu?" Karin khawatir sekali pada kondisi ibunya yang di nyatakan mengidap penyakit batu ginjal.
"Masih belum ada perkembangan dek, ibu masih ada di ruangan UGD, kata dokter ibu harus di operasi pengangkatan batu ginjal, suami mbk hari ini di pecat dek, mbk bingung harus gimana, sebentar lagi mbk juga akan lahiran, mbk gak punya uang sepeser pun untuk biaya persalinan mbk, apalagi biaya operasi ibu yang di target akan menghabiskan uang sebesar 20 juta ke atas, gimana ini dek" jawab Alina di ujung telpon yang gelisah.
"Mbk kabarin aja tentang perkembangan kondisi ibu, aku di sini akan berusaha cari uang untuk biaya operasi ibu dan persalinan mbk"
"Baik dek, mbk di sini akan terus jagain ibu kalau ada apa-apa mbk akan langsung kabarin kamu, mbk mohon dek cepat cari uang buat operasi ibu, mbk di sini hanya bisa berdoa semoga ibu di operasi dan kembali sehat seperti dulu lagi, mbk gak mau dek kita kehilangan ibu seperti kita kehilangan bapak" kayak dulu" tangis Alina yang teringat pada almarhum ayahnya.
Karin hanya bisa menahan air mata, ia juga bingung sekarang harus apa, namun ia paksa dirinya untuk tetap kuat, ia tidak mau kakaknya tau kalau dia juga sedih.
"Mbk tenang, jangan nangis, di sini Karin akan berusaha cari uang agar ibu bisa segera di operasi, mohon doain Karin mbk semoga usaha Karin membuahkan hasil"
"Selalu dek, mbk akan selalu doain kamu, agar kamu bisa secepatnya ngumpulin uang, kamu di kota hati-hati, mbk di kampung akan terus berdoa semoga usaha kamu di lancarkan"
"Amin, mbk Karin tutup dulu assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam"
Karin mematikan sambungan, ia langsung bingung harus apa.
"Duh gimana ini, aku gak punya uang sedikitpun untuk biayai operasi ibu, ya Allah gimana ini"
Di dalam kos-kosan Karin bingung, ia tidak tau harus apa untuk mencari uang buat operasi ibunya.
Pintu kos-kosan Karin tiba-tiba terbuka dan terlihat Dila teman Karin selama ini di kota, Dila melihat Karin yang gelisah.
"Kamu kenapa, kok kayak orang bingung? cerita sama aku, mungkin aku bisa pecahin masalah kamu" Dila duduk di samping Karin.
"Ibu aku masuk rumah sakit dil, dan butuh uang banyak buat operasi pengangkatan batu ginjal, aku bingung dil, karena aku gak punya uang sedikitpun untuk bisa biayain operasi ibu di kampung, mbk aku juga gak bisa bantu gimana ini dil?"
"Aku ingin secepatnya dapat uang tapi apa yang harus aku lakukan?"
"Kasih tau dil bagaimana caranya aku bisa mendapatkan uang dalam waktu cepat, aku mau kok melakukan apapun yang penting ibu aku bisa segera di operasi"
"Bener mau melakukan apapun?" Dila meyakinkan kembali dengan apa yang barusan ia dengar.
"Iya aku akan melakukan apapun yang penting aku bisa dapatin uang secepatnya, aku gak bisa kehilangan ibu, hanya dia orang tua yang ku punya saat ini, aku sudah kehilangan bapak, aku gak mau ibu juga pergi ninggalin aku" tangis Karin lirih, ia benar-benar bingung berada di keadaan seperti ini.
"Ada caranya rin, tapi aku takut kamu akan nyesal pada akhirnya"
"Aku janji, aku akan tanggung apapun resikonya yang akan aku hadapi, cepat dil kasih tau caranya?" Karin tampak semangat, ia berharap Dila bisa membantunya dalam keadaan terpuruk seperti ini.
"Aku punya kenalan dia itu orang kaya, kaya banget, tapi dia itu sudah tua, tua bangka, bahkan saking tuanya dia itu sampai gak punya rambut alias botak, namanya pak Leo pemilik pabrik obat nyamuk terbesar di daerah ini, dia punya banyak istri"
"Maksud kamu aku harus kerja di sana gitu?"
"Bukan, kamu gak usah jadi pegawainya karena pegawainya udah banyak, kamu hanya tinggal jadi istrinya, katanya dia akan membayar 50 juta pada orang yang mau menjadi istrinya, setiap bulan istri-istrinya mendapatkan uang belanja sebesar 25 juta, bagaimana apakah kamu tertarik?"
Karin langsung diam dan mulia berpikir.
"Nikah sama dia gitu maksud kamu?"
"Iya, kamu harus nikah sama dia jika kamu mau uang secepatnya, nanti uangnya bisa langsung kamu kirimin pada kakak kamu yang ada di kampung, biar ibu kamu segera di operasi"
"Gimana ya dil, gak ada cara lain apa selain harus nikah sama pak botak itu?"
"Gak ada rin, kalaupun kamu pinjam uang ke bank, apakah kamu sanggup bayar tiap bulannya, kamu kan cuman kerja jadi pelayan doang, mana cukup gaji kamu untuk membayar hutang"
"Aku tau gaji aku gak cukup kalau aku pinjam uang ke bank, aku yakin aku gak akan bisa bayar, tapi kalau nikah sama pak botak uangnya memang langsung ada?"
"Langsung ada, setelah akad nikah, kamu bisa langsung dapat uang, tapi ada syaratnya"
"Apa itu?"
"Jika kamu mau nikah dan dapat uang dari pak Leo, syaratnya wanita yang akan di nikahi oleh pak Leo harus perawan, kalau setelah malam pertama dan di ketahui kamu gak perawan, maka pak Leo akan marah besar dan gak akan beri kamu uang sepeserpun"
"Aku masih perawan dil, masa kamu gak percaya sama aku"
"Iya aku percaya, gimana kamu mau gak?"
"Gimana ya, aku mau pikir-pikir dulu, oh ya rumahnya pak Leo di mana, kamu kenal dari mana dia?"
"Aku tetangganya, rumah aku di belakang rumahnya, kamu pikir-pikir aja dulu, kalau kamu mau nanti aku akan langsung hubungi pak Leo"
"Iya aku akan pikir-pikir dulu"
"Aku mau kerja dulu, aku pamit bye"
"Bye"
Dila pergi meninggalkan Karin sendirian di dalam kamar, Karin merebahkan tubuh dan mulai memikirkan tawaran Dila.
"Kalau aku nikah sama pak Leo gimana ya?"
"Dia itu sudah tua, masa aku nikah sama kakek-kakek sugiono, aku gak mau tapi gimana caranya aku dapat uang secepatnya dalam jumlah banyak, hanya pak Leo yang bisa bantu aku, auah aku mau tidur dulu, masalah itu aku akan putuskan nanti"
Karin memejamkan matanya.
Dila berangkat ke rumah pak Leo untuk memberitahukan hal ini padanya.
Sekitar 15 menit waktu Dila habiskan untuk sampai di rumah pak Leo yang besar dan megah, rumah itu adalah satu-satunya rumah yang paling besar di komplek itu.
"Permisi om" Dila mendekati pak Leo yang kebetulan berada di teras rumah tengah membaca koran.
"Hai sayang, ada apa ini?" pak Leo menatap ke arah Dila yang duduk di sampingnya dengan bergelayut manja.
"Aku punya teman om, dia itu butuh uang, dia itu mau-
"Aku sudah tau, kamu jangan lanjutkan, kamu siapkan saja pernikahannya"
"Baik om, tapi ada komisi kan om"
"Tentu saja, kamu akan dapat uang setelah ini pak Leo mengecup bibir seksi Dila.
Dila adalah istri pak Leo, tak banyak orang yang tau, bahkan Karin saja tidak tau kalau Dila sudah menikah dengan pak Leo jauh sebelum Karin datang di hidupnya.
"Tunjukkan fotonya, aku mau lihat seperti apa teman mu itu"
"Ini om, lihatlah cantikan om orangnya" Dila menunjukan foto Karin pada pak Leo.
"Cantik sekali, kamu harus buat dia jadi istri ku"
"Baik om"
"Aku mau ke dalam dulu sebentar, kamu tunggu di sini dulu"
Dila mengangguk, pak Leo meninggalkan Dila sendirian di teras rumah.
"Dengan begini tak akan ada yang berani nyaingi kecantikan aku lagi, maaf Karin aku harus melakukan ini, ini juga atas permintaan kamu, tenanglah Karin, kamu akan hidup bahagia haha" tawa Dila yang senang di atas penderitaan orang lain.
Pak Leo menemui Dila dengan membawa jus.
"Dil kamu harus bisa meyakinkan teman mu untuk mau mengambil keputusan menikah dengan ku"
"Baik om, aku akan lakukan apapun untuk membuat Karin menikah hari ini juga, tapi aku mau komisi yang besar, kau tau kan membujuk orang itu susah, apalagi dia teman ku"
"Tenang saja, kau akan mendapatkan komisi yang paling besar, sana rayu teman mu, biar mau menikah, nanti kau akan mendapatkan komisi yang lebih besar lagi jika kau bisa buat gadis-gadis mau menikah dengan ku"
"Baik om, aku akan cari target selanjutnya, aku pasti akan dapatin wanita yang mau jadi istri om lagi"
"Bagus" pak Leo tersenyum mendengar pernyataan itu.
--------------------------------
Karin terbangun karena ponselnya berbunyi, ia langsung mengangkat panggilan dari kakaknya.
"Halo assalamualaikum mbk"
"Dek kondisi ibu kritis dek, gimana ini dek, mbk harus apa, mbk gak punya uang, kata dokter jika dalam waktu 24 jam ibu belum di operasi maka kemungkinan kecil untuknya bisa selamat" tangis Alina di sebrang telpon.
Tubuh Karin seketika bergetar saat mendengar kondisi sang ibu saat ini.
"Mbk tenang Karin di sini akan lakuin apapun agar malam ini ibu bisa segera di operasi, mbk terus laporin tentang kondisi ibu, aku di sini akan berusaha secepatnya untuk me ngumpulin uang"
"Iya dek, mbk akan terus laporin tentang kondisi ibu, mbk mohon dek jangan sampai dalam waktu 24 jam kamu masih belum bisa dapat uang, mbk gak mau dek ibu pergi huhu"
Karin menangis tanpa suara, ketika mendengar kondisi sang ibu yang sangat mengkhawatirkan.
"Iya mbk, Karin akan berusaha secepatnya untuk ngumpulin uang, Karin tutup dulu assalamualaikum" Karin menutup sambung telpon tanpa menunggu jawaban Alina.
Karin terisak di dalam kamarnya, ia bingung harus apa sekarang.
"Ya Allah tolong sembuhkan ibu Karin, Karin mohon ya Allah, tolong jangan ambil ibu seperti engkau mengambil bapak dari hidup Karin, tolong ya Allah angkatlah penyakitnya, Karin mohon sekali"
Karin hanya bisa menangis dan berdoa semoga ibunya baik-baik saja.
Karin tidak dapat membayangkan jika sesuatu yang buruk terjadi pada ibunya, orang tua satu-satunya yang ia miliki saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Morna Simanungkalit
karin baik -baik dan pikirkan matang - matang memang ini sugguh berat sekali.bagimu karena ini menyangkut masa depanmu.
2024-08-14
0
💞Nia Kurnaen💞
Hmmm...Dilla musuh berkedok sahabat...hehee
2023-08-14
0
Dwi Sasi
Baru mulai, semoga sesuai ekspektasi
2022-07-26
0