Satya masuk ke dalam kamar ia melihat Karin yang tidur terlelap Satya menyunggingkan senyum.
"Karin semoga saja pernikahan ku dengan mu bisa membuat ku bahagia seperti saat aku menikah dengan Mawar Karin aku mohon jangan pernah tinggalkan aku kala kamu tau jika aku bukan manusia" kata Satya membelai rambut hitam Karin.
Satya mengecup kening Karin, Karin menggeliat.
"Mas" kata Karin.
"Emm maaf karena aku kamu bangun dari tidur kamu" sesal Satya.
"Enggak kok mas oh ya aku kan gak tau penduduk di sini boleh gak mas aku jalan-jalan di sekitaran sini?" tanya Karin.
"Boleh tapi kamu harus mandi dulu setelah itu makan baru mas akan ajak kamu jalan-jalan di sekitaran sini" jawab Satya.
"Makasih mas aku mau mandi dulu bye" girang Karin lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian Karin dan Satya makan.
"Mas di Castel sebesar ini apa cuman kita aja yang menempatinya? gak ada anggota keluarga mas yang tinggal di sini?" tanya Karin.
"Ada kok sayang di sini itu kita gak tinggal berduaan ada paman Acgrez yang tinggal bersama kita dia mungkin lagi ada di kamarnya nanti aku perkenalkan kamu dengan dia" jawab Satya.
"Oke" kata Karin
Karin menghabiskan makanannya seperti kata Satya dia sore ini dia mengajak Karin jalan-jalan di sekitar tempat tinggal mereka.
Setiap penduduk yang berpapasan dengan mereka pasti menunduk dan tersenyum manis.
"Mas penduduk-penduduk di sini ramah-ramah tau aku jadi ingat dengan kampung aku" kata Karin.
"Nanti mas juga akan anterin kamu ke kampung mu sekarang kita nikmati aja dulu tempat ini kamu suka gak tempat ini?" tanya Satya.
"Suka banget di sini tempatnya asri dan penduduknya pada ramah-ramah aku betah kalau tinggal di sini" jawab Karin.
Keduanya terus saja berjalan hingga mereka berhenti di taman yang penuh dengan bunga-bunga mawar.
"Cantik banget mawar-mawar ini" puji Karin.
Karin mencium bau bunga mawar yang sangat harum.
"Mas kamu suka sama bunga mawar gak?" tanya Karin.
"Suka lah suka banget malahan" jawab Satya.
"Mas kalau aku mau bawa pulang mawar ini ke rumah boleh ga?" tanya Karin.
"Jangan sayang di rumah juga ada kok kamu rawat aja yang di rumah kalau mawar-mawar ini bukan punya mas jadi kalau kamu ambil maka kamu akan di marahin sama yang punya" jawab Satya.
"Baiklah ayo mas kita pulang udah mau magrib nih kita harus segera pulang kata ibu kalau magrib-magrib ga boleh ada di luar karena pada waktu itu makhluk halus sedang aktif" kata Karin.
"Jangankan magrib Karin siang-siang bolong seperti ini juga ada banyak makhluk halus bahkan suami mu saja bagian dari mereka semua" batin Satya tersenyum.
"Iya ayo kita pulang" jawab Satya.
Sepanjang perjalanan Karin bahagia sekali ia tertawa dan tersenyum dengan sangat lepas.
"Udah jangan ketawa terus nanti kesambet loh ya" kata Satya.
"Oh ya mas waktu kita nikah paman aku ada kan?" tanya Karin.
"Iya paman mu ada di sana setelah selesai akad paman mu pamit pulang" jawab Satya.
"Mas paman gak minta uang kan?" tanya Karin.
"Minta dia minta uang sama mas ya udah mas kasih karena dia ngancem kalau gak di kasih uang dia ga mau jadi wali nikah kamu" jawab Satya.
"Maafin paman aku ya mas aku juga sebenarnya terpaksa minta dia jadi wali nikah aku tapi berhubung tidak ada lagi ya sudah aku terpaksa minta tolong sama dia" kata Karin.
"Iya kamu jangan merasa bersalah begitu mas juga ikhlas memberikan uang pada paman mu sayang" jawab Satya.
"Makasih mas kamu telah membantu ku dalam membiayai operasi ibu ku aku kemarin sangat takut jika ibu tidak bisa terselamatkan karena aku tak kunjung mengirimkan uang untuk biaya operasinya aku bingung aku harus apa tidak ada yang bisa aku lakukan sampai-sampai Dila datang dan memberi ku cara untuk mengatasi masalah yang aku hadapi" kata Karin.
"Sama-sama sayang ayo kita masuk ke dalam sebenar lagi adzan magrib akan berkumandang kamu siap-siap ya mas akan bawa kamu ke masjid kita sholat di sana aja" kata Satya.
"Baik mas" jawab Karin.
Mereka berdua sholat di masjid selesai sholat Karin mendengar suara sang ibu memanggilnya.
"Karin" teriak seseorang.
"Ibu itu suara ibu? tapi kenapa suara ini bercampur tangisan? ada apa ini kenapa ibu menangis?" batin Karin tidak tenang.
Karin duduk di depan masjid ia menunggu Satya keluar.
"Sayang kok kamu ga langsung pulang?" tanya Satya.
"Aku sengaja nungguin kamu mas" jawab Karin.
Satya menangkap wajah Karin yang terlihat gelisah.
"Kamu kenapa sayang kok kayak orang gelisah gitu?" tanya Satya.
"Mas tadi pas aku selesai sholat aku gak sengaja mendengar suara ibu" jawab Karin.
Tiba-tiba Satya menjadi tidak tenang.
"Kamu mungkin salah dengar sayang mungkin aja kamu terlalu rindu dengan ibu mu sehingga kamu berkhayal tentangnya" kata Satya.
"Mungkin aja sih tapi tadi itu suara ibu jelas banget di telinga aku mas kok aku berasa rindu banget ya sama ibu mas ayo kita ke kampung aku" ajak Karin.
"Kita belum satu hari di sini masa kamu mau ngajak mas ke kampung kamu sih kamu kan bilang tadi kalau kondisi ibu kamu masih lemah setelah di operasi kalau kamu bawa mas ke sana pasti kondisi ibu kamu makin drop kamu gak mikirin hal itu" jawab Satya.
"Iya juga sih aku gak mau kondisi ibu makin drop saat tau kalau aku sudah menikah tanpa memberitahukan dulu padanya" kata Karin.
"Udah kamu jangan mikirin itu dulu ayo kita pulang ke rumah kamu pasti capek sampai-sampai kamu membayangkan hal-hal yang tidak-tidak" jawab Satya.
"Iya ayo mas" setuju Karin.
"Mungkin aja kalau aku memang lagi kangen banget sama ibu sampai-sampai tanpa sengaja aku berhalusinasi mendengar suara ibu aku tau kalau ibu tak mungkin ada di sini tempat ini aja sepertinya jauh dari kota apalagi dari kampung" batin Karin berpositive thinking.
Sampai di rumah.
"Karin ini paman aku namanya Acgrez" kata Satya memperkenalkan.
"Karin paman" kata Karin menyalami punggung tangan Acgrez.
"Usia mu berapa nak?" tanya Acgrez.
"20 tahun paman" jawab Karin.
"Sudah cukup usia segitu menikah dan punya anak kamu gak pengen punya anak? suami kamu itu pengen banget punya anak" tanya paman Acgrez.
"Ya kalau Karin mau-mau aja tapi kalau Allah masih belum memberikan Karin kepercayaan dengan adanya titipan yaitu seorang anak maka Karin gak bisa apa-apa paman" jawab Karin.
"Kamu harus sabar Satya nanti juga kamu akan di karuniai seorang anak kok" kata paman Acgrez.
"Iya paman hanya itu yang bisa aku lakukan aku juga tidak bisa memaksa Karin melahirkan seorang anak detik ini juga" jawab Satya.
"Karin semoga kamu betah tinggal di sini anggaplah rumah ini juga rumah kamu" kata paman Acgrez.
"In syaa Allah Karin akan betah tinggal di sini paman tempat ini asri penduduknya juga ramah-ramah tidak ada hal yang akan membuat Karin menjadi tidak betah tinggal di sini paman" jawab Karin.
"Bagus lah kalau begitu Satya bawa istri mu kedalam" sudah paman Acgrez.
"Baik paman ayo sayang" ajak Satya.
Meraka berdua masuk ke dalam kamar.
Di sisi lain.
Alina menunggu di depan ruangan operasi dengan cemas.
"Gimana kondisi ibu dok operasinya berhasil kan dok?" tanya Alina.
"Iya operasinya berhasil keadaannya sudah membaik" jawab dokter.
"Alhamdulillah dok saya ingin menemui ibu boleh gak dok?" tanya Alina.
"Boleh tapi tunggu pasien di pindahkan ke ruang perawatan dulu" jawab dokter lalu pergi meninggalkan Alina.
"Ya Allah terimakasih engkau telah memberikan kemudahan pada keluarga kami" syukur Alina.
"Aku harus telpon Karin dia pasti ingin sekali mendengar kabar baik ini untung saja Karin bisa mentransfer uang tepat waktu" kata Alina lalu menelpon Karin.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat di hubungi cobalah beberapa saat lagi" kata suara operator yang menjawab.
"Kok gak aktif nomor Karin kemana dia nanti deh aku telpon lagi deh aku harus bayar dulu administrasinya biar ibu segera di pindahkan ke ruang perawatan" kata Alina.
Alina membayar ke pada suster bagian administrasi.
"Eh tapi kok nomor rekening Karin berubah ya apa dia buat rekening baru nanti aku tanyain aja deh" kata Alina berjalan menuju kamar perawatan ibu.
"Ibu sudah sadar" kata Alina.
"Di mana Karin Alina?" tanya ibu lemah.
"Karin masih ada di kota aku tadi hubungin dia tapi nomornya gak aktif" jawab Alina.
"Kamu hubungin lagi perasaan ibu gak enak banget ibu takut ada sesuatu yang terjadi sama adik kamu" kata ibu.
"Baik Bu" jawab Alina.
Alina terus saja mengubungi Karin namun hasilnya nihil nomor Karin masih tidak aktif.
"Gak aktif Bu besok aku akan hubungin lagi ibu jangan cemas aku yakin Karin baik-baik saja tidak akan ada yang terjadi padanya ibu pikirkan dulu kesehatan ibu jangan berpikiran macem-macem" kata Alina.
"Kalau kamu dapat menghubungi Karin suruh dia langsung pulang ibu kangen banget sama dia ibu ingin memastikan kalau dia baik-baik saja" jawab ibu.
"Baik Bu" kata Alina.
Ibu tertidur pulas di rumah sakit pasca operasi yang di lakukannya Alina menemani ibundanya dia tidur di sofa yang ada di kamar Rosa sang ibu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Morna Simanungkalit
gimana ini thor makhluk halus kok bisa solat.
2024-08-14
0
Dwi Sasi
Jd ceritanya satya ini apanya leo??
2022-07-26
0
Kayra Ponsel
gc ada visual nya thor ...jin muslim tp ttp aja gc boleh beda alam
2022-07-11
1