KEKASIH BAYANGAN

KEKASIH BAYANGAN

BAB 1. HANA

Seperti sudah menjadi kebiasaan bagi Hana, berdiri di depan kaca nako kamarnya. Kamar yang cukup luas, hanya ada meja dan kursi dan satu ranjang serta TV LCD yang menempel di dinding kamarnya. Seperti sore ini. Hanya dengan menarik tirai jendelanya Hana sudah bisa melihat halaman dan jalan raya. Ada hal yang menarik untuk Hana saat ini nampak anak-anak kecil tengah bermain di halaman rumah, sembari sesekali bersenda gurau. Ini lah yang membuat Hana betah di kamarnya saat melihat beberapa anak berkumpul setiap sore di halaman.

Seperti sore ini, senyum Hana terlukis begitu saja saat melihat beberapa anak kecil sedang berkelahi memperebutkan bola plastik yang tak sengaja mereka temukan, masih dengan senyumnya. Hana sedikit berjingkit saat mendengar suara sang Ibu memanggil.

"Hana ... "panggil Ibu dari ruang tengah.

"Keluarlah Nak, jangan kau mengurung diri di kamar terus," kembali terdengar suara Ibu memanggilnya.

Tak ada jawaban yang terdengar dari sang pemilik nama. "Hana ... "ini untuk yang ke dua kali Bu Rima memanggil. Namun, masih belum juga terdengar sahutan dari sang pemilik nama. Hening hingga beberapa saat. Ternyata sang pemilik nama masih terdiam menatap ke halaman rumah melalui jendela kamar.

Nampak, tersenyum sendiri ketika melihat beberapa anak kecil sedang berkelahi berebut bola plastik yang mereka temukan dan saling beradu mulut.

Sudah dua kali Bu Rima memanggil tetapi tak ada sahutan dari anak gadisnya. "Hana sayang," kini Bu Rima memanggil di depan pintu kamar dan berjalan masuk dalam kamar. "Jangan biasakan melamun tak baik Hana! keluarlah dari kamar dan duduk bersama kami," ucap Ibu sembari memeluk Hana.

"Sudahlah, Bu. Hana merasa nyaman saja jika berada di kamar," ucap Hana menimpali. Mendengar jawaban Hana sesaat Bu Rima menatap Hana dengan heran. Kemudian hanya menggelengkan kepalanya. "Jangan biasakan seperti ini Nak, tak baik," ucap Bu Rima sembari berjalan keluar.

Melihat anaknya lebih menyukai mengurung diri di kamar sang Ibu sedikit merasa khawatir. Langkahnya terhenti saat anak laki-lakinya menegur sembari memeluk Bu Rima. "Ada apa Bu?" tanya Suga pelan.

Bu Rima diam tak menjawab pertanyaan sang anak lelakinya, tapi tatapannya tertuju pada kamar anak gadisnya. Kemudian Bu Rima hanya menghembuskan napasnya dengan berat.

"Adikmu," ucap Bu Rima lirih.

Seketika terdengar tawa dari sang anak laki-laki. "Ibu jangan berpikiran aneh-aneh dengan adik. Hana sudah terbiasa seperti itu!" ucap Suga membela adik perempuannya.

"Tapi, Suga! Ibu juga ingin melihat adikmu sekedar keluar dari kamar atau sekedar duduk dengan Ibu di ruang tengah, Ibu juga khawatir usianya juga sudah dewasa, sudah dua puluh tahun Suga!!"

Mendengar ucapan sang Ibu, kini Suga semakin tertawa terbahak. "Memang jika adik sudah dewasa terus ... "belum selesai Suga berucap kini sang ibu langsung menimpali.

"Setidaknya adikmu itu sudah memiliki pacar Suga," ucap Ibu.

Masih terdengar keributan di ruang tengah, antara Ibu dan anak laki-lakinya, tetapi Hana yang menjadi perdebatan mereka masih saja tenang dan berdiri di depan jendela kamarnya tanpa menghiraukan keributan di ruang tengah.

Sudah mendekati jam makan malam. Namun, Hana masih belum keluar juga dari kamar. Akhirnya dengan malas Suga memanggil.

"Hana. Keluar! Bantu ibu menyiapkan makan malam," ucap sang Kakak.

Hingga beberapa saat, akhirnya Suga berjalan mendekat hingga pintu kamar, mengetuknya sesaat.

"Han ... tok, tok, tok ... Han ... kembali sang Kakak memanggil."

Suga sedikit membuka pintu kamar, melongokkan kepalanya ke dalam, sesaat sang Kakak merengutkan dahinya dan langsung memburu masuk dalam kamar, berjalan sedikit mendekat.

"Han ... "panggil sang Kakak sembari menepuk bahu sang adik, "di panggil Ibu," ucap Suga lagi.

Akhirnya, dengan sedikit terkejut Hana berbalik dan tersenyum.

"Kakak ... "ucap Hana pelan.

"Di panggil Ibu," ulang Suga.

Benar tak lama kemudian terdengar suara Bu Rima berteriak dari ruang tengah. "Hana ... "panggil Bu Rima sedikit keras.

"Buruan Dik, jangan sampai Ibu memanggil untuk yang ke tiga kalinya," ucap Suga sembari ke luar dari kamar.

Mendengar ucapan sang Kakak akhirnya Hana ke luar dari kamar, menuju ruang tengah dan tanpa bicara Hana langsung membantu sang Ibu menyiapakan makan malam.

"Lihat Bu, toh akhirnya Hana keluar juga," ujar sang kakak sembari menoleh sesaat ke Hana, kemudian tersenyum.

"Ibu suka jika Hana mau keluar dari kamar seperti ini," ucap Bu Rima sembari menyerahkan lauk dan sayur.

Menatanya di meja begitu juga piring dan sendoknya, kemudian berganti mengambil sambal yang baru di buat Bu Rima.

Mereka duduk dengan tenang di meja makan hingga semua makanan siap, tak banyak yang di bicarakan. Hana dan yang lainnya makan dengan tenang yang terdengar ramai hanya suara sendok dan piring yang tengah beradu ramai.

Bu Rima langsung menoleh pada anak laki-lakinya, sesaat mereka saling menatap.

Hingga di suapan terakhir baru terdengar suara Hana berbicara.

"Bapak mana Bu?" tanya Hana tiba-tiba.

"Bapak baru besok pulang Hana," jawab Bu Rima sembari makan.

"Oh ... "hanya itu yang terdengar kemudian.

Hana beranjak berdiri menuju dapur, mencuci peralatan makan yang di gunakannya.

"Kak, kalau sudah selesai bawa kemari! sekalian Hana cuci, sekalian yang lainnya juga!" ucap Hana sembari mencuci piringnya.

Setelah semua beres, kini Hana duduk sebentar bersama Bu Rami di ruang tengah, namun tak ada percakapan yang mereka lakukan. Sementara sang Kakak sudah masuk dalam kamarnya.

"Bu, besok Hana ijin pulang terlambat karena di sekolah ada perpisahan," ucap Hana.

Bu Rima menatap Hana sejenak, Ibu senang jika Hana mau kumpul-kumpul atau pergi sama teman-teman Hana, cari teman yang banyak Nak, biar tak kuper," ucap Bu Rima.

Cukup lama terdiam. "Buat apa Bu, Hana nyaman begini? Lagian nggak ada untungnya jika Hana pergi-pergi tak jelas," jawab Hana lagi.

Kini Hana berdiri. "Hana, ke kamar Bu, jangan lupa, besok Hana pulangnya telambat, jadi jangan cemas kalau Hana belum pulang," ucap Hana lagi.

"Biar Kakakmu Suga besok yang jemput Hana," ucap Bu Rima.

"Nggak usah Bu, lagian Hana juga nggak tahu nanti jam berapa kelarnya acara di sekolah."

"Malam Bu," ucap Hana sembari masuk dalam kamarnya. Sementara Bu Rima hanya menatap punggung anak gadisnya sembari menggelengkan kepalanya.

Tidak bagi Hana, begitu masuk dalam kamar Hana tidak langsung tidur, malah kini membuka tirai jendela kamar lagi, memilih duduk termenung menatap langit malam, hanya Hana saja yang tahu apa yang ada di benaknya, cukup lama duduk menatap langit senyumnya sesekali tersimpul. Hingga beberapa kali Hana menguap, kemudian berdiri menutup tirai jendela kamar.

Hana berjalan menuju meja di kamarnya, memeriksa sesuatu sejenak di ponselnya beberapa kali mengulir ponselnya dan kemudian memilih mematikan ponselnya.

Hana melangkah menuju ranjang dan langsung merebahkan tubuhnya di ranjang. Sedikit menarik selimutnya hingga sebatas perut, masih dengan tatapannya yang lama-lama meredup dan hilang bersama mimpinya.

Terpopuler

Comments

MARI SALING LIKE DAN BERBAGI

MARI SALING LIKE DAN BERBAGI

mantap thorrr, lanjut

2022-11-01

2

SaNi

SaNi

Baru mampir tor...ketinggalan notif😟

2022-09-12

1

Rini Antika

Rini Antika

Aku mampir kak, smg berkenan mampir jg ke ceritaku..🙏

2022-08-05

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. HANA
2 BAB 2. SEKOLAH
3 BAB 3. DEBAT
4 BAB 4. HARI INI
5 BAB 5. LIBUR
6 BAB 6. Amarah Bapak
7 Bab 7. Cerita Ibu
8 Bab 8. Pasrah dan menerima
9 BAB 9. Jangan tinggal Lolita
10 Bab 10. Kedatangan Nenek.
11 Bab 11. Kabar Buruk
12 Bab 12. Satu minggu sebelum hari H
13 Bab 13. Tiga hari menuju pernikahan.
14 Bab 14. Malam yang aneh
15 Bab 15. Terbangun
16 Bab 16. perjalanan pulang
17 Bab 17. Kembali ke rumah
18 Bab 18. Kedatangan Ziga
19 Bab 19. Hana yang aneh
20 Bab 20. Apa ini
21 Bab 21. Siapa Ziga
22 Bab 22. Guru
23 Bab 23. Kau akan tahu siapa ziga
24 Bab 24. Masih tentang ziga
25 Bab 25. Hana Cantik
26 Bab 26. Mencoba bunuh diri
27 Bab 27. Setelah kejadian malam itu
28 Bab 28. Penolakan Hana
29 Bab 29. Perlahan Berubah
30 Bab 30. Kemajuan pesat Hana
31 Bab 31. Perjalanan
32 Bab 32. Kenyataan
33 Bab 33. Cerita Bapak Tua
34 Bab 34. Satu Tahun Kemudian
35 Bab 35. Satu tahun berlalu.
36 Bsb 36. Keinginan Hana
37 Bab 37. Dilema
38 Bab 38. Usaha yang tak sia-sia
39 Bab 39. Berita bahagia untuk Hana
40 Bab 40. Bertemu dengan Lolita
41 Bab 41. Berikan saja pada yang lainnya
42 Bab 42. perjodohan yang tertunda
43 Bab 43. Buah dari kesabaran
44 Bab 44. Beri aku waktu
45 Bab 45. perbincangan Suga dan Hana
46 Bab 46. Keputusan Hana
47 Bab 47. Tak Percaya
48 Bab 48. Ini Jodoh tertunda Hana
49 Bab 49. Sah
50 Bab 50. Malam pertama.
51 Bab 51. Bangun kesiangan
52 Bab 52. Satu Tahun Pernikahan
53 Bab 53. Paket Misterius
54 Bab 54. Paket Berdarah.
55 Bab 55. Semakin Menjadi
56 Bab 56. Tekad Hana
57 Bab 57. Kenapa Hana
58 Bab 58. Tak baik-baik saja
59 Bab 59. Bukan suatu kebetulan
60 Bab 60. Debat
61 Bab 61. Kemarahan Andika
62 Bab 62. Cerita Andika
63 Bab 63. Pertemuan Andika dan Randy
64 Bab 64. Nggak Mungkin
65 Bab 65. Nggak Mungkin
66 Bab 66. Cerita Guru
67 Bab 67. Berubah
68 Bab 68. Maaf
69 Bab 69. Keluhan Lolita
70 Bab 70. Luluh Juga
71 Bab 71. Ternyata kau
72 Bab 72. Ke Dokter
73 Bab 73. Tak baik- baik saja
74 Bab 74. Hana dan Suga
75 Bab 75. Hana menghilang
76 Bab 76. Tentang Randy
77 Bab 77. Ini Dunia nyata Ziga
78 Bab 78. Ini semua aneh
79 Bab 79. Menanti
80 Bab 80. Kabar gembira dan menyedihkan
81 Bab 81. Bangkit
82 Bab 82. Mungkin ini yang terbaik
83 Bab 83. Pupus
84 Bab 84. Selamat jalan Hana
85 Bab 85. Merelakan
86 Bab 86. Diary Hana
87 Bab 87. Lembar kedua diary Hana
88 Bab 88. Lembar diary Hana
89 Bab 89. Lolita merajuk
90 Bab 90. Tentang Hati Hana
91 Bab 91. Tentang Hati Hana 2
92 Bab 92. Lolita
93 Bab 93. Adik Kecil
94 Bab 94. Kalut
95 Bab 95. Surat Hana
96 Bab 96. Lolita dan Keisya
97 Bab 97. Memberi pengertian untuk Keisya
98 Bab 98. Rindu Hana
99 Bab 99. Mencari tahu
100 Bab 100. Tak pernah bisa lari
101 Bab 101. percakapan Randy dan Andika
102 Bab 102. Ragu
103 Bab 103. Katakan sejujurnya Randy
104 Bab 104. Bogem mentah untuk Randy
105 Bab 105. Masih menunggu Randy
106 Bab 106. Lolita Tak Percaya
107 Bab 107. Berkenalan untuk kedua kalinya
108 Bab 108. Wajah yang familiar
109 Bab 109. Penasaran Hana
110 Bab 110. Tangis Hana tak percaya
111 Bab 111. Kesadaran Hana
112 Bab 112. Keputusan Andika
113 Bab 113. Jadi nikah juga
114 bab 114. Andika beraksi
115 Bab 115. Bulan madu
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BAB 1. HANA
2
BAB 2. SEKOLAH
3
BAB 3. DEBAT
4
BAB 4. HARI INI
5
BAB 5. LIBUR
6
BAB 6. Amarah Bapak
7
Bab 7. Cerita Ibu
8
Bab 8. Pasrah dan menerima
9
BAB 9. Jangan tinggal Lolita
10
Bab 10. Kedatangan Nenek.
11
Bab 11. Kabar Buruk
12
Bab 12. Satu minggu sebelum hari H
13
Bab 13. Tiga hari menuju pernikahan.
14
Bab 14. Malam yang aneh
15
Bab 15. Terbangun
16
Bab 16. perjalanan pulang
17
Bab 17. Kembali ke rumah
18
Bab 18. Kedatangan Ziga
19
Bab 19. Hana yang aneh
20
Bab 20. Apa ini
21
Bab 21. Siapa Ziga
22
Bab 22. Guru
23
Bab 23. Kau akan tahu siapa ziga
24
Bab 24. Masih tentang ziga
25
Bab 25. Hana Cantik
26
Bab 26. Mencoba bunuh diri
27
Bab 27. Setelah kejadian malam itu
28
Bab 28. Penolakan Hana
29
Bab 29. Perlahan Berubah
30
Bab 30. Kemajuan pesat Hana
31
Bab 31. Perjalanan
32
Bab 32. Kenyataan
33
Bab 33. Cerita Bapak Tua
34
Bab 34. Satu Tahun Kemudian
35
Bab 35. Satu tahun berlalu.
36
Bsb 36. Keinginan Hana
37
Bab 37. Dilema
38
Bab 38. Usaha yang tak sia-sia
39
Bab 39. Berita bahagia untuk Hana
40
Bab 40. Bertemu dengan Lolita
41
Bab 41. Berikan saja pada yang lainnya
42
Bab 42. perjodohan yang tertunda
43
Bab 43. Buah dari kesabaran
44
Bab 44. Beri aku waktu
45
Bab 45. perbincangan Suga dan Hana
46
Bab 46. Keputusan Hana
47
Bab 47. Tak Percaya
48
Bab 48. Ini Jodoh tertunda Hana
49
Bab 49. Sah
50
Bab 50. Malam pertama.
51
Bab 51. Bangun kesiangan
52
Bab 52. Satu Tahun Pernikahan
53
Bab 53. Paket Misterius
54
Bab 54. Paket Berdarah.
55
Bab 55. Semakin Menjadi
56
Bab 56. Tekad Hana
57
Bab 57. Kenapa Hana
58
Bab 58. Tak baik-baik saja
59
Bab 59. Bukan suatu kebetulan
60
Bab 60. Debat
61
Bab 61. Kemarahan Andika
62
Bab 62. Cerita Andika
63
Bab 63. Pertemuan Andika dan Randy
64
Bab 64. Nggak Mungkin
65
Bab 65. Nggak Mungkin
66
Bab 66. Cerita Guru
67
Bab 67. Berubah
68
Bab 68. Maaf
69
Bab 69. Keluhan Lolita
70
Bab 70. Luluh Juga
71
Bab 71. Ternyata kau
72
Bab 72. Ke Dokter
73
Bab 73. Tak baik- baik saja
74
Bab 74. Hana dan Suga
75
Bab 75. Hana menghilang
76
Bab 76. Tentang Randy
77
Bab 77. Ini Dunia nyata Ziga
78
Bab 78. Ini semua aneh
79
Bab 79. Menanti
80
Bab 80. Kabar gembira dan menyedihkan
81
Bab 81. Bangkit
82
Bab 82. Mungkin ini yang terbaik
83
Bab 83. Pupus
84
Bab 84. Selamat jalan Hana
85
Bab 85. Merelakan
86
Bab 86. Diary Hana
87
Bab 87. Lembar kedua diary Hana
88
Bab 88. Lembar diary Hana
89
Bab 89. Lolita merajuk
90
Bab 90. Tentang Hati Hana
91
Bab 91. Tentang Hati Hana 2
92
Bab 92. Lolita
93
Bab 93. Adik Kecil
94
Bab 94. Kalut
95
Bab 95. Surat Hana
96
Bab 96. Lolita dan Keisya
97
Bab 97. Memberi pengertian untuk Keisya
98
Bab 98. Rindu Hana
99
Bab 99. Mencari tahu
100
Bab 100. Tak pernah bisa lari
101
Bab 101. percakapan Randy dan Andika
102
Bab 102. Ragu
103
Bab 103. Katakan sejujurnya Randy
104
Bab 104. Bogem mentah untuk Randy
105
Bab 105. Masih menunggu Randy
106
Bab 106. Lolita Tak Percaya
107
Bab 107. Berkenalan untuk kedua kalinya
108
Bab 108. Wajah yang familiar
109
Bab 109. Penasaran Hana
110
Bab 110. Tangis Hana tak percaya
111
Bab 111. Kesadaran Hana
112
Bab 112. Keputusan Andika
113
Bab 113. Jadi nikah juga
114
bab 114. Andika beraksi
115
Bab 115. Bulan madu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!