Aku Akan Pulang Padamu

Aku Akan Pulang Padamu

Malam Yang Kelam

Di temaramnya sinar rembulan di malam hari, terdengar denting piano mengalun indah di sebuah rumah megah yang terlihat suram, hampa dan sunyi duduklah gadis cantik dengan jemari lentiknya menari-nari di atas tuts piano, liriknya begitu indah dan menyayat hati, mengungkapkan kesedihannya.

Tiba-tiba gadis itu berhenti dan menggerakkan kursi rodanya kebelakang suaranya menggema di antara sepinya malam. "Mbak antar aku ke kamar!" perintahnya pada perawatnya yang bernama Sari yang segera menghampiri Nona Mudanya. "Baik, Nona. Mari saya antar ke kamar Anda!"

Perawat itu mendorong kursi roda milik Majikannya dan membawa ke dalam kamar.

"Mbak, apakah keadaanku akan sangat menyedikan seperti ini, sepanjang hidupku?" Pelan suara Dianta mengeluh. Sambil terus mendorong kursi roda, Sari menjawab, "Tidak, Nona. Anda akan bisa berjalan kembali dan bisa melihat kembali. Asal, Nona rajin melakukan terapi."

"Mungkin aku bisa berjalan lagi tapi entah, apakah aku bisa melihat lagi Mbak, aku tidak tau, Dokter sudah menyerah," kata Dianta sambil menghela nafas.

"Jangan menyerah, Nona! Tuan dan nyoya, akan berusaha untuk menyembuhkan Anda, mereka menunggu keputusan Anda untuk berobat keluar negeri," jawab Sari.

"Nona, kita sudah sampai ayo saya bantu!" katanya sambil membatu Nona Mudanya berbaring di ranjangnya, "Tidurlah, Nona! Esok hari akan lebih cerah," pesannya sambil merentangkan selimut ke tubuh majikan itu.

"Trimakasih, Mbak," kata Dianta tersenyum pada Sari.

"Sama-sama, Nona." Sari pun beranjak pergi dari kamar majikanya, setelah menutup tirai dan pintu kamar dengan pelan.

Malam semakin larut. Namun, kantuk tak kunjung mengusik hati serta pikiran Dianta, sayup-sayup terngiang suara yang begitu dia kenal. 'An, Dengarkan Aku mencintaimu! Andai waktu membuatku terpisah denganmu. aku akan berlari padamu. Aku Akan pulang untuk mu. Pulang ke padamu, kau dengar, An!'

"Heemmmm!" Dianta bergumam berusaha menghilangkan bayangan indah masa lalunya yang berakhir tragis dan tak mau pergi.

Dianta mencoba memejamkan matanya , 'Fif, aku akan selalu menunggumu walau aku takut bertemu denganmu dalam keadaan seperti ini. Ya Allah, patut kah aku mengeluh sepanjang malam dan setiap hariku, tentu tidak bukan? Baiklah, Dianta. Mari kita jalani hidup dengan bahagia dan ceria!' katanya dalam hati menyemangati dirinya sendiri.

Malam semakin larut dan Dianta pun mulai terlelap, dengan meninggalkan kegundahan hatinya, berharap hari esok akan lebih baik dari hari ini.

Di tempat yang berbeda, seseorang pemuda larut dalam arsiran kuas di atas kanvas lukisannya. Dia selalu meluangkan waktu, untuk menyelesaikan lukisan setelah pulang kuliah, hingga larut malam. Dia tak pernah tau siapa gadis yang dia lukis. Ingatannya hanya sebatas raut wajah itu. Dia tak pernah bisa mengingat apa yang terjadi setelah terbangun dari komanya setahun yang lalu, keluarganya membawanya ke Singapura, setelah dia kembali sehat. tok!tok!tok! Terdengar bunyi ketukan pintu dari luar.

"Sayang, sudah larut malam, kau harus istirahat!" Terdengar suara wanita di balik pintu.

"Iya, Bu. Aku akan segera tidur!' jawab lelaki itu. Diapun meletakan kuasnya di meja dan menutup kanvasnya dengan kain putih lalu beranjak membaringkan tubuhnya di ranjang. Masih terdengar sayup-sayup suara Ibunya di balik pintu, lalu suara langkah yang menjauh. "Selamat tidur sayang!"

Lelaki yang berbaring di ranjang itu tak kunjung memejamkan matanya. Dia berusaha mengingat siapa gadis itu, yang telah banyak dilukisnya dan berjajar terpasang di tembok kamarnya, dengan berbagai sudut serta berbagai model dalam satu tahun ini. Ia telah menyelesaikan banyak lukisan dengan model yang sama, dia selalu bertanya kepada orang tuanya, siapa gadis itu? tapi mereka menjawab tidak tau. otaknya terasa lelah berusaha mengingat. Namun ... tak menemukan ingatan apapun.

Ingatannya terbatas ketika Dantai duduk di bangku SMP, tapi kenapa gadis ini yang selalu hadir di mimpi malamnya. Begitu lelah dia berfikir, hingga akhirnya terlelap dalam pekatnya malam.

Di pagi buta Dantai terbangun, setelah bermimpi lagi seorang gadis yang sama persis di lukisannya. Gadis itu berjalan mundur sambil melihat dirinya yang berada di taman, dengan hamparan bunga-bunga yang indah. Lalu gadis itu mengatakan sesuatu tetapi tak terdengar olehnya. Dia berbalik lalu berlari dan menghilang entah kemana. Dantai mencarinya sambil berteriak, sekencang-kencangnya. Namun, gadis itu tidak kembali. Dantai terbangun dengan nafas terengah-engah dan duduk di ranjang mencoba mengatur nafasnya, kemudian bangkit berjalan masuk ke dalam kamar mandi, dia membasahi tubuhnya dibawah guyuran shower. Sambil mencoba mengingat sesuatu yang terperangkap entah kemana.

Setelah satu jam di kamar mandi, Dantai keluar hanya dengan balutan handuk yang dililitkan di pinggang. Dia membuka lemari mengambil sarung dan baju koko lalu memakainya. Di lihatnya jam dinding tepat di atas tempat tidurnya, masih jam tiga dini hari. Dantai menggelar sajadahnya lalu mulai menunaikan sholat tahajud, setelah selesai dia berdoa memohon di pertemukan dengan gadis itu. Walau otaknya tak pernah bisa mengingatnya. Dia memohon agar hatinya mengenali gadis itu, saat dia bertemu dengannya. Setelah itu dia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an sambil menunggu adzan subuh.

Ketika adzan subuh sudah selesai di kumandangkan, Dantai melaksanakan sholat subuh, Dia memohon kembali kepada sang pencipta yang Maha Pengasih, untuk dipertemukan gadis yang menghiasi mimpi-mimpinya, dan selalu memberikan debaran di dalam hatinya. Ketika dia memandang seraut wajah di dalam lukisan itu, Hatinya terasa hampa, dingin dan beku tak ada warna di dalamnya. Seolah telah di bawah pergi oleh gadis itu. Dantai sudah mengenakan kemeja lengan pendek dan celana jins yang membalut tubuhnya, berjalan menuruni tangga menuju meja makan. Di sana telah duduk Salva adiknya, Bu Ira dan Pak Harlan, menunggu Dantai untuk bergabung bersama mereka.

"Nak, sini duduklah! Kita sarapan dulu," kata Pak Harlan tersenyum pada Putranya itu. Dantai pun duduk kursi dekat Pak Harlan. Bu Ira mengambilkan setangkup roti tawar yang di isi dengan daging asap, selada dan keju meletakanya di atas piring kecil lalu menaruhnya di meja depan Dantai yang sedang duduk.

Dantai mengambil roti itu kemudian memakannya hingga habis.

Setelah itu, meminum segelas air putih serta membersihkan sisa makanan di sudut bibirnya dengan tisu, lalu ia mencium tangan kedua orang tua nya, kemudian berpamitan untuk berangkat kuliah, begitu pula Salva yang melanjutkan SMUnya di Singapore.

Dantai beranjak dari tempat duduknya dan berjalan cepat serta masuk ke dalam mobilnya. Salva mengikuti di belakang Kakaknya sambil berlari mengejarnya, karena tertinggal cukup jauh. Dantai memasang sabuk pengamannya, sambil menunggu adiknya, Setelah di pastikan adiknya masuk dan duduk di sebelahnya. Dantai pun mulai menjalankannya dengan kecepatan sedang.

Flashback

Terpopuler

Comments

Arin

Arin

wah sprtny menarik nich,tpi bkln bnyk bwang...

2023-10-30

1

Nafi' thook

Nafi' thook

bakalan banyak bawang nih

2023-03-03

1

@Dinhil

@Dinhil

Mampir sini, masih nyimak ya kak 😍

2023-01-21

1

lihat semua
Episodes
1 Malam Yang Kelam
2 Awal Perkenalan
3 Tak menemukannya
4 Sungguh merepotkan
5 Ibu Datang
6 Mencari Jalan keluar
7 menebus kesalahan
8 Kemarahan Pak Dirga
9 Membantu Anta
10 Lukislah aku di hatimu
11 Persaingan Antar Cewek
12 Tentang Riko
13 Sisi lain dari Anta
14 Merayu Nenek
15 Kegalauan Dantai
16 Mendapatkan Tawaran
17 Berangkat ke Jakarta
18 Pertemuan yang mengejutkan
19 Pertunjukan yang memukau
20 Kepulangan Dantai
21 Jebakan itu untuk ku bukan untuk mu
22 Hari bahagia Riko
23 Kecelakaan
24 Paska Kecelakaan
25 Kesedihan Harlan dan Ira
26 Permintaan Anta
27 Jadi Saya Buta,Dok
28 Hilang Ingatan
29 Dia Membawa Hati ku
30 Pesta Perpisahan Sederhana Ala 5 sekawan
31 Perpisahan Untuk Masa Depan
32 Berobat ke Turki
33 Pertemuan Tahunan
34 Bertemu Kembali
35 Gangguan Kecil di Reuni Mereka
36 Mencari Tahu Namanya
37 Mengunjungi Anta di Turki
38 Menghabiskan waktu Bersama
39 Memberi Kesan Indah Sebelum Pergi
40 Menolak Perjodohan
41 Mulai Tinggal di Apartemen
42 Menentukan Langkah
43 Bertindak Tegas
44 Kekesalan Clara
45 Kerjasama Bisnis
46 Hari Pertama Clara
47 Cinta Kilat
48 Memenuhi Panggilan Ibu
49 Mengantar ke Malang
50 Bertemu Maera
51 Kembali ke Singapura
52 Tak Mau Bergantung
53 Berkunjung
54 Kencan Pertama
55 Menatap Dunia Dengan Berani
56 Viral
57 Rencana Ngedate Bareng
58 double date
59 Rencana Meminang
60 Meminta restu
61 SAH
62 Pesta Belum usai
63 Kedatangan Sahabat Lama
64 Malam Pertama
65 Detik-detik Perpisahan
66 Menjelang Keberangkatan
67 Hidup Baru
68 Keluar dari zona Aman Teryata Sulit
69 Senda Gurau Manja
70 Menghibur Istri.
71 Bertemu Wanita Hebat
72 Tentang Dianta Dan Diana
73 Melatih Anta
74 Aura Kebahagian
75 Malam Romantis
76 Hamil
77 Periksa Kehamilan.
78 Memberi Kabar Baik
79 Kunjungan Besan
80 Pesta buah
81 Bertanya Tentang Diana
82 Mengunjungi Makam Diana
83 Kehangatan keluarga
84 Undangan Pernikahan Sari
85 Resepsi
86 Mengungkap Perasaan
87 Berdamai Dengan Masa Lalu.
88 Melahirkan
89 Emir Dan Hira
90 Pulang Dari Rumah Sakit
91 Sebuah Awal
92 Kedatang Keluarga Sari.
93 Kedatangan Keluarga Sari 2
94 Keakrapan
95 Mengadopsi Maera
96 Obrolan Malam
97 Kedatangan 4 Sekawan
98 Jalan-jalan ke Singapura
99 Memulai Sesuatu yang Baru.
100 Terpikat Istrinya
101 Orang Ketiga
102 Dilema Anta
103 Pengalihan Target
104 Keraguan Pada Diri Sendiri
105 Menjalin Hubungan Pertemanan
106 Menjaga Maera
107 Tak Mampu Memendam Rasa
108 Sah
109 Bertemu Orang di Masalalu
110 Apa pun Akan Kukabulkan
111 Mencoba Mengerti
112 Merencanakan Yang baru
113 Istri Kecilku
114 Di Goda Istri kecil ku.
115 Rencana healing
116 Mengerjai Anta
117 Bermain bersama Cucu.
118 Kehebohan cucu.
119 Emir dan Hira
120 Kebersamaan
121 Kebersamaan 2
122 Keinginan Hira.
123 Galau
124 Mood Booster
125 Rencana Liburan
126 Bertemu Besan
127 Mengajak Cucu di Perkebunan
128 Mengajak Cucu ke Perkebunan 2
129 Bertemu Boy
130 Rencana Liburan
131 Salah Paham
132 Apapun Permintaanmu Akan Kukabulkan
133 Untuk Siapa Diding Hatimu Kau Bangun
134 Dilema
135 Berdamai
136 Beri Aku Ruang
137 Kebahagiaan Sesaat
138 Berangkat ke Surabaya
139 Bertemu Keluarga
140 Bertemu Sahabat
141 Bertemu Hira
142 Waktu ini untuk mu
143 Kecewa
144 Petaka Dalam perjalanan
145 Belum Ada Tanda-tanda
146 Melewati masa kritis
147 Anta Sadar
148 Karunia Ilahi
149 Anakku Bisa Melihat Kembali
150 Hira
151 Menuruti Keinginannya
152 Pulang ke Vila
153 Pulang dari rumah sakit
154 Kegalauan
155 Keputusan Rio
156 Menemui Istri
157 Kemarahan
158 Perasaan yang Tak Terbaca
159 Menghadiri Aqiqo Kaila
160 Kemana Dia Yaa 1
161 Kemana Ya Dia 2
162 Aqiqo Kaila
163 Ijinkan Aku Tinggal di Hatimu Sejenak
164 Rencana Pergi Babymoon
165 Menyelesaikan Masalah Sebelum Pergi
166 Pernikahan Narti da Sofyan
167 Perjalanan Ke Maldives
168 Bertemu Sahabat.
169 Merajut Kasih
170 Nuansa Biru di Maldives
171 Sebuah Janji
172 Menciptakan Kebahagiaan untuk Sang Istri
173 Menjemput ke Bandara
174 Sepulang dari Maldives
175 Usai bulan madu
176 Perubahan Hira.
177 Ingin Bertemu Hira
178 Kau Akan Jadi Terindah Untukku.
179 Bertemu Hira
180 Kekalutan
181 Masih Belum Terlewatkan
182 Duka di Sore hari
183 Pemakaman
184 Pamit untuk Pulang.
185 Bilal Marva
186 Hira dan Bilal
187 Bertemu Rio
188 Malu-maluin
189 Berbelanja
190 bersepeda.
191 Aku merindukannya.
192 Membangunkan Singa tidur
193 Rencana ke Singapure
194 Akad Nikah.
195 Kamu kelemahan ku
196 Berangkat ke Maldive lagi
197 Selalu menginginkanmu
198 Indahnya Cinta
199 Kau Keindahan ku
200 Menjeput Bilal
201 Kebersamaan kita
202 Pulang ke Bandung
203 Sepulangnya dari Singapure
204 Bermai Parkour
205 Cemburu
206 Amarah
207 Melunak
208 Selepas Marah
209 Posesif
210 Kecemasan Rio
211 Bab 211
212 Akhir pelabuhan hati
213 Promo Novel Baru Mengandung Benih Suami Sahabatku
Episodes

Updated 213 Episodes

1
Malam Yang Kelam
2
Awal Perkenalan
3
Tak menemukannya
4
Sungguh merepotkan
5
Ibu Datang
6
Mencari Jalan keluar
7
menebus kesalahan
8
Kemarahan Pak Dirga
9
Membantu Anta
10
Lukislah aku di hatimu
11
Persaingan Antar Cewek
12
Tentang Riko
13
Sisi lain dari Anta
14
Merayu Nenek
15
Kegalauan Dantai
16
Mendapatkan Tawaran
17
Berangkat ke Jakarta
18
Pertemuan yang mengejutkan
19
Pertunjukan yang memukau
20
Kepulangan Dantai
21
Jebakan itu untuk ku bukan untuk mu
22
Hari bahagia Riko
23
Kecelakaan
24
Paska Kecelakaan
25
Kesedihan Harlan dan Ira
26
Permintaan Anta
27
Jadi Saya Buta,Dok
28
Hilang Ingatan
29
Dia Membawa Hati ku
30
Pesta Perpisahan Sederhana Ala 5 sekawan
31
Perpisahan Untuk Masa Depan
32
Berobat ke Turki
33
Pertemuan Tahunan
34
Bertemu Kembali
35
Gangguan Kecil di Reuni Mereka
36
Mencari Tahu Namanya
37
Mengunjungi Anta di Turki
38
Menghabiskan waktu Bersama
39
Memberi Kesan Indah Sebelum Pergi
40
Menolak Perjodohan
41
Mulai Tinggal di Apartemen
42
Menentukan Langkah
43
Bertindak Tegas
44
Kekesalan Clara
45
Kerjasama Bisnis
46
Hari Pertama Clara
47
Cinta Kilat
48
Memenuhi Panggilan Ibu
49
Mengantar ke Malang
50
Bertemu Maera
51
Kembali ke Singapura
52
Tak Mau Bergantung
53
Berkunjung
54
Kencan Pertama
55
Menatap Dunia Dengan Berani
56
Viral
57
Rencana Ngedate Bareng
58
double date
59
Rencana Meminang
60
Meminta restu
61
SAH
62
Pesta Belum usai
63
Kedatangan Sahabat Lama
64
Malam Pertama
65
Detik-detik Perpisahan
66
Menjelang Keberangkatan
67
Hidup Baru
68
Keluar dari zona Aman Teryata Sulit
69
Senda Gurau Manja
70
Menghibur Istri.
71
Bertemu Wanita Hebat
72
Tentang Dianta Dan Diana
73
Melatih Anta
74
Aura Kebahagian
75
Malam Romantis
76
Hamil
77
Periksa Kehamilan.
78
Memberi Kabar Baik
79
Kunjungan Besan
80
Pesta buah
81
Bertanya Tentang Diana
82
Mengunjungi Makam Diana
83
Kehangatan keluarga
84
Undangan Pernikahan Sari
85
Resepsi
86
Mengungkap Perasaan
87
Berdamai Dengan Masa Lalu.
88
Melahirkan
89
Emir Dan Hira
90
Pulang Dari Rumah Sakit
91
Sebuah Awal
92
Kedatang Keluarga Sari.
93
Kedatangan Keluarga Sari 2
94
Keakrapan
95
Mengadopsi Maera
96
Obrolan Malam
97
Kedatangan 4 Sekawan
98
Jalan-jalan ke Singapura
99
Memulai Sesuatu yang Baru.
100
Terpikat Istrinya
101
Orang Ketiga
102
Dilema Anta
103
Pengalihan Target
104
Keraguan Pada Diri Sendiri
105
Menjalin Hubungan Pertemanan
106
Menjaga Maera
107
Tak Mampu Memendam Rasa
108
Sah
109
Bertemu Orang di Masalalu
110
Apa pun Akan Kukabulkan
111
Mencoba Mengerti
112
Merencanakan Yang baru
113
Istri Kecilku
114
Di Goda Istri kecil ku.
115
Rencana healing
116
Mengerjai Anta
117
Bermain bersama Cucu.
118
Kehebohan cucu.
119
Emir dan Hira
120
Kebersamaan
121
Kebersamaan 2
122
Keinginan Hira.
123
Galau
124
Mood Booster
125
Rencana Liburan
126
Bertemu Besan
127
Mengajak Cucu di Perkebunan
128
Mengajak Cucu ke Perkebunan 2
129
Bertemu Boy
130
Rencana Liburan
131
Salah Paham
132
Apapun Permintaanmu Akan Kukabulkan
133
Untuk Siapa Diding Hatimu Kau Bangun
134
Dilema
135
Berdamai
136
Beri Aku Ruang
137
Kebahagiaan Sesaat
138
Berangkat ke Surabaya
139
Bertemu Keluarga
140
Bertemu Sahabat
141
Bertemu Hira
142
Waktu ini untuk mu
143
Kecewa
144
Petaka Dalam perjalanan
145
Belum Ada Tanda-tanda
146
Melewati masa kritis
147
Anta Sadar
148
Karunia Ilahi
149
Anakku Bisa Melihat Kembali
150
Hira
151
Menuruti Keinginannya
152
Pulang ke Vila
153
Pulang dari rumah sakit
154
Kegalauan
155
Keputusan Rio
156
Menemui Istri
157
Kemarahan
158
Perasaan yang Tak Terbaca
159
Menghadiri Aqiqo Kaila
160
Kemana Dia Yaa 1
161
Kemana Ya Dia 2
162
Aqiqo Kaila
163
Ijinkan Aku Tinggal di Hatimu Sejenak
164
Rencana Pergi Babymoon
165
Menyelesaikan Masalah Sebelum Pergi
166
Pernikahan Narti da Sofyan
167
Perjalanan Ke Maldives
168
Bertemu Sahabat.
169
Merajut Kasih
170
Nuansa Biru di Maldives
171
Sebuah Janji
172
Menciptakan Kebahagiaan untuk Sang Istri
173
Menjemput ke Bandara
174
Sepulang dari Maldives
175
Usai bulan madu
176
Perubahan Hira.
177
Ingin Bertemu Hira
178
Kau Akan Jadi Terindah Untukku.
179
Bertemu Hira
180
Kekalutan
181
Masih Belum Terlewatkan
182
Duka di Sore hari
183
Pemakaman
184
Pamit untuk Pulang.
185
Bilal Marva
186
Hira dan Bilal
187
Bertemu Rio
188
Malu-maluin
189
Berbelanja
190
bersepeda.
191
Aku merindukannya.
192
Membangunkan Singa tidur
193
Rencana ke Singapure
194
Akad Nikah.
195
Kamu kelemahan ku
196
Berangkat ke Maldive lagi
197
Selalu menginginkanmu
198
Indahnya Cinta
199
Kau Keindahan ku
200
Menjeput Bilal
201
Kebersamaan kita
202
Pulang ke Bandung
203
Sepulangnya dari Singapure
204
Bermai Parkour
205
Cemburu
206
Amarah
207
Melunak
208
Selepas Marah
209
Posesif
210
Kecemasan Rio
211
Bab 211
212
Akhir pelabuhan hati
213
Promo Novel Baru Mengandung Benih Suami Sahabatku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!