Sungguh merepotkan

Anta turun dari pohon mangga. Membantu Salva memasukan mangga di kantong-kantong plastik dan membawanya ke dapur.

Anta dan Salva mencuci mangga dibantu Bik Mirna lalu menatanya di kulkas sebagian, sedangkan yang lain di kupas serta dipotong kecil-kecil kemudian ditaruh di piring. Setelah itu, Anta membuat jus mangga.

Dantai berada di kamarnya melanjutkan lukisannya. Anta pun masuk membawa pesanan Dantai yang terus fokus dengan kesibukannya, sesekali ia melirik Anta yang sedang duduk di sofa.

"An, Ambilkan kursi bundar itu dong! Sekalian kau bawah piring berisi potongan mangga kesini yaa!" pinta Dantai.

Anta membawa kursi bundar dan piring potongan mangga ke dekat kursi Dantai, lalu kembali ke sofa, ia menghentikan langkahnya terdengar suara Dantai yang memintanya duduk di kursi bundar itu.

"Duduk, An!

Anta kembali duduk di kursi dengan membawa piring di tangannya, menatap tajam ke Arah Dantai dan Pria itu hanya tersenyum.

"Suapi dong, An! aku 'kan sibuk, kalau ambil sendiri lukisanku bisa kotor."

"Ok!" jawab Anta sambil menghembuskan nafasnya, tangannya mulai menyuapi Dantai dengan hati kesal.

"An, jangan cemberut dong! jelek tau. Jadi gak enak di pandang. Ikhlas enggak sih, Ann?" kata Dantai lagi.

"Ikhlas Fif, Kamu bawel amat sih!" sahut Anta.

"Tuh, 'kan ... kamu gak ikhlas. Senyum dong, Ann. Biar aku semangat!" kata Dantai lagi tanpa menoleh ke Anta.

"Ngapain senyum? Kamu 'kan gak lihat aku, Fif" kata Anta.

"Ooo jadi kamu ingin aku melihat wajahmu begitu, An?" kata Dantai sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Anta hingga tak berjarak.

Anta yang terkejut spontan mendorong dada Dantai. "Apaan sih, Fif!" gerutu Anta dengan wajahnya yang memerah menahan malu. Dantai pun terkekeh dan melanjutkan lukisannya kembali.

"Ann, ambilkan minum dong! Aku haus," pintanya lagi.

"Hem," jawab Anta lalu mengambil satu gelas jus mangga serta di berikan ke Dantai. Pria itu pun langsung meminumnya hingga tandas kemudian memberikan gelas kosong pada Anta yang berdiri di dekatnya. Gadis itu pun berjalan kembali ke sofa dengan membawa piring dan gelas kotor lalu di letakan atas meja.

"Ann, duduk sini ...! Gimana caranya kamu ngasih semangat aku, kalau kau duduk di situ," katanya lagi. Anta bejalan kembali ke arah Dantai dan duduk sambil menghentak pantatnya dengan sangat keras. Dantai tersenyum menyeringai puas.

Beberapa menit kemudian.

"An, buatkan kopi dong! biar aku ngak ngantuk," pinta Dantai lagi. Anta beranjak pergi ke dapur. Belum sampai keluar kamar, suara Dantai kembali terdengar lagi.

"An, harus buatan mu loh yah! jangan bibi, karena aku pasti tau, kalau itu bikinan bibik."

"Iya ... iya ... iya Fif! kamu itu resek amat sih!" gerutu Anta lagi.

"Eee?... Kamu lebih resek lo, Ann. Ingat yang buat aku mengulang ini, siapa? Kamu, 'kan, Ann?" jawab Dantai santai, yang membuat Anta segera berjalan ke dapur sambil mengumpat dalam hati.

'Dasar cowok resek! Bikin susah aja, sebel aku di buatnya!'

Sesampainya di dapur, Anta pun mencari Bik Mirna. "Bik, kopinya di mana ya?"

"Oh! ini Non, mau buat kopi yah? Saya buatkan saja yah, Non?" tawar bik Mirna.

"Eh! gak usah bik, biar aku saja!" jawabnya.

"Oh ya udah ... kalau mau coklat ada di atas laci ya, Non," kata Bik Mirna sebelum ia menyelesaikan tugasnya yang lain dalam rumah itu.

Tak berselang lama, kopi dan coklat sudah di buat. Anta segera kembali ke kamar Dantai lalu meletakkan nya di atas meja.

"Fif, ini kopinya sudah jadi. Kemarilah sebentar!" ajak Anta. Dantai melirik sebentar ke arah meja di sana lalu tersenyum.

"An, aku berubah pikiran, aku mau coklat saja." kata Dantai tanpa merasa bersalah.

"Loh, Fif. Itu punyaku, tadi kau minta kopi, 'kan? Kenapa sekarang jadi coklat!?" Debat Anta.

"Itu juga salahmu, An. Kau kusuruh buat kopi tapi kau juga buat coklat ... Bukan salahku, 'kan kalau, aku menginginkan coklat buatan mu," jawab Dantai masih dengan senyumnya yang terulas.

"Aah!? Kau ini bikin aku pusing saja Fif!" jawab final Anta dengan jengkel, sambil merebahkan tubuhnya di sofa.

"Ann, kau marah?" Tanya Dantai

"Enggak, Fif. Aku sedang tertawa, ha ... ha ... ha." jawabnya ketus. Alhasil Dantai pun dibuat terkekeh mendengar jawaban Anta.

"Ann, apa kau tidur?" tanya Dantai lagi.

"Iya aku tidur, puas kau!" Jawab Anta asal.

"An, aku belum puas. Jangan tidur!" jawab Dantai.

"Apaan sih Fif, mulutmu itu loh," jawab Anta kesal.

"Emang mulut ku kenapa, An? aku kan cuman jawab kamu. jadi salahnya di mana?" tanya Dantai.

"Kau itu mancing-mancing kalimat tahu," Jawab Anta malas.

Dantai mengerutkan dahinya sambil berkata,

"Wah-wah Otak kamu itu perlu di bersihin, An. Sini aku bersihin pakai cotton but."

"Itu buat bersihin telinga kamu, Fif! Aduh ... aku makin sebal aja sama kamu!" jawab Anta marah.

Dantai terbahak "An, jangan sebal nanti kangen, berat loh," jawab Dantai semakin menggodanya.

"Tau ah," jawab Anta datar.

"An, Aku mau coklat," pinta Dantai.

Anta bangkit dari sofa mendekat ke arah Dantai dan diberikannya coklat hangatnya. Melihat Dantai meminumnya membuatnya menelan ludah sendiri. Dantai melihat expresi wajah Anta jadi tak tega. disisakan setengah lalu di berikannya kepada Anta.

"Nih minumlah, aku gak suka terlalu manis," katanya cuek.

"Hah ... kau yang benar aja, Fif! Gak suka tapi tinggal separoh," gerutu Anta sambil menghabiskan sisa coklatnya. Anta duduk di kursi bundar dekat Dantai sambil menatap Dantai yang serius dengan lukisannya.

"Fif."

"Hem."

" Kau sudah tidak ingin apa-apa lagi, 'kan?" tanya Anta dengan tatapan memelas.

"Aku lapar, An. Maukah kau membuatkan aku mie instan? hehehe," mohon Dantai.

"Fif, ahh kau ini!" Teriak Anta sebal sambil mengacak-acak rambutnya dengan kasar.

Dantai bengong sesaat melihat Anta marah lalu tersenyum samar. Anta menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan. Berusaha meredakan kemarahannya.

"Baiklah mau yang kuah apa yang goreng?" tanya Anta menyerah.

"Yang goreng An, kamu cantik deh," Goda Dantai sambil mengerling matanya, Anta memutar bola matanya jengah.

Tak lama kemudian Anta kembali dengan sepiring mie goreng instan dan telur mata sapi.

lalu menyodorkan ke arah Dantai. Mata Dantai menyorot ke Anta. Dia menunjukan tangannya yang masih kotor kena cat minyak. Tanpa bicara Anta duduk di kursi dekat kursi Dantai duduk, menyuapinya kembali hingga habis. Lalu mengambil segelas air putih dan di berikan pada Dantai. Dantai meneguknya dan memberikan gelas kosongnya ke Anta. Anta meletakan piring dan gelas di meja, mulai membaringkan tubuhnya di sofa. Karena sangat lelahnya diapun terlelap.

Dantai masih berkutat dengan lukisannya. Merasa penat dan lelah, dia ingin segera mengistirahatkan tubuhnya. Dilihatnya sudah jam 12.00 malam. Dia menoleh kearah sofa, tampak Anta telah tertidur pulas.

Dantai menutup lukisannya dengan kain penutup berwarna putih, membereskan peralatan lukisnya, berjalan ke kamar mandi mencuci tangannya dan menggosok giginya terlebih dulu, lalu berjalan kemeja dekat sofa. Dibersihkan meja dari piring dan gelas yang kotor, lalu meletakkannya di dapur.

Dantai kembali ke kamar, menghampiri Anta yang terlelap di sofa. di pandangi wajah cantik Anta sesat. "Biyo-biyo Ayu tenan cah iki."

(Aduh cantik sekali anak ini)

Lalu menggelengkan kepalanya, mengusir pikiran buruknya. Di angkatnya tubuh Anta Di pindahkannya ke ranjangnya, lalu menyelimutinya dengan selimutnya hingga sebatas dada Anta.

Dantai kembali ke sofa membaringkan tubuhnya di sana, lalu memiringkan ke kiri ke arah Anta. Dantai tersenyum, dia tak habis pikir kenapa bisa mengerjai Anta sedemikian rupa. Melihat Anta marah karena ulahnya merupakan keasikan tersendiri buatnya. Entah kenapa sejak pertemuan pertama dengan Anta, dia tak ingin jauh dari Anta.

"Wis..wis gendeng pol aku iki, gowo wong wadon neng kamar, ketemon makku di ulek dadi sambel, ketemon Pak Rt digrebek, dirabekno sak durunge lulus. piye yo lek teros di rabekno? Enak paling yo?" Dantai terkekeh bergumam hati.

(Sudah gila benar aku ini, bawa wanita di kamar, ketahuan ibuku di giling jadi sambal, ketahuan pak RT di grebek, di nikahkan sebelum lulus. gimana ya kalau di nikahkan? Enak mungkin ya)

Dantai memejamkan matanya. Karena terasa lelah iapun terlelap dalam mimpinya.

Terpopuler

Comments

😍syg lon 😍

😍syg lon 😍

mampir kx can.. semangat ya. yuk mmpir blik

2023-01-11

0

Namira

Namira

itu mah modusnya Dantai biar dekat sama Anta.

2022-12-11

1

lihat semua
Episodes
1 Malam Yang Kelam
2 Awal Perkenalan
3 Tak menemukannya
4 Sungguh merepotkan
5 Ibu Datang
6 Mencari Jalan keluar
7 menebus kesalahan
8 Kemarahan Pak Dirga
9 Membantu Anta
10 Lukislah aku di hatimu
11 Persaingan Antar Cewek
12 Tentang Riko
13 Sisi lain dari Anta
14 Merayu Nenek
15 Kegalauan Dantai
16 Mendapatkan Tawaran
17 Berangkat ke Jakarta
18 Pertemuan yang mengejutkan
19 Pertunjukan yang memukau
20 Kepulangan Dantai
21 Jebakan itu untuk ku bukan untuk mu
22 Hari bahagia Riko
23 Kecelakaan
24 Paska Kecelakaan
25 Kesedihan Harlan dan Ira
26 Permintaan Anta
27 Jadi Saya Buta,Dok
28 Hilang Ingatan
29 Dia Membawa Hati ku
30 Pesta Perpisahan Sederhana Ala 5 sekawan
31 Perpisahan Untuk Masa Depan
32 Berobat ke Turki
33 Pertemuan Tahunan
34 Bertemu Kembali
35 Gangguan Kecil di Reuni Mereka
36 Mencari Tahu Namanya
37 Mengunjungi Anta di Turki
38 Menghabiskan waktu Bersama
39 Memberi Kesan Indah Sebelum Pergi
40 Menolak Perjodohan
41 Mulai Tinggal di Apartemen
42 Menentukan Langkah
43 Bertindak Tegas
44 Kekesalan Clara
45 Kerjasama Bisnis
46 Hari Pertama Clara
47 Cinta Kilat
48 Memenuhi Panggilan Ibu
49 Mengantar ke Malang
50 Bertemu Maera
51 Kembali ke Singapura
52 Tak Mau Bergantung
53 Berkunjung
54 Kencan Pertama
55 Menatap Dunia Dengan Berani
56 Viral
57 Rencana Ngedate Bareng
58 double date
59 Rencana Meminang
60 Meminta restu
61 SAH
62 Pesta Belum usai
63 Kedatangan Sahabat Lama
64 Malam Pertama
65 Detik-detik Perpisahan
66 Menjelang Keberangkatan
67 Hidup Baru
68 Keluar dari zona Aman Teryata Sulit
69 Senda Gurau Manja
70 Menghibur Istri.
71 Bertemu Wanita Hebat
72 Tentang Dianta Dan Diana
73 Melatih Anta
74 Aura Kebahagian
75 Malam Romantis
76 Hamil
77 Periksa Kehamilan.
78 Memberi Kabar Baik
79 Kunjungan Besan
80 Pesta buah
81 Bertanya Tentang Diana
82 Mengunjungi Makam Diana
83 Kehangatan keluarga
84 Undangan Pernikahan Sari
85 Resepsi
86 Mengungkap Perasaan
87 Berdamai Dengan Masa Lalu.
88 Melahirkan
89 Emir Dan Hira
90 Pulang Dari Rumah Sakit
91 Sebuah Awal
92 Kedatang Keluarga Sari.
93 Kedatangan Keluarga Sari 2
94 Keakrapan
95 Mengadopsi Maera
96 Obrolan Malam
97 Kedatangan 4 Sekawan
98 Jalan-jalan ke Singapura
99 Memulai Sesuatu yang Baru.
100 Terpikat Istrinya
101 Orang Ketiga
102 Dilema Anta
103 Pengalihan Target
104 Keraguan Pada Diri Sendiri
105 Menjalin Hubungan Pertemanan
106 Menjaga Maera
107 Tak Mampu Memendam Rasa
108 Sah
109 Bertemu Orang di Masalalu
110 Apa pun Akan Kukabulkan
111 Mencoba Mengerti
112 Merencanakan Yang baru
113 Istri Kecilku
114 Di Goda Istri kecil ku.
115 Rencana healing
116 Mengerjai Anta
117 Bermain bersama Cucu.
118 Kehebohan cucu.
119 Emir dan Hira
120 Kebersamaan
121 Kebersamaan 2
122 Keinginan Hira.
123 Galau
124 Mood Booster
125 Rencana Liburan
126 Bertemu Besan
127 Mengajak Cucu di Perkebunan
128 Mengajak Cucu ke Perkebunan 2
129 Bertemu Boy
130 Rencana Liburan
131 Salah Paham
132 Apapun Permintaanmu Akan Kukabulkan
133 Untuk Siapa Diding Hatimu Kau Bangun
134 Dilema
135 Berdamai
136 Beri Aku Ruang
137 Kebahagiaan Sesaat
138 Berangkat ke Surabaya
139 Bertemu Keluarga
140 Bertemu Sahabat
141 Bertemu Hira
142 Waktu ini untuk mu
143 Kecewa
144 Petaka Dalam perjalanan
145 Belum Ada Tanda-tanda
146 Melewati masa kritis
147 Anta Sadar
148 Karunia Ilahi
149 Anakku Bisa Melihat Kembali
150 Hira
151 Menuruti Keinginannya
152 Pulang ke Vila
153 Pulang dari rumah sakit
154 Kegalauan
155 Keputusan Rio
156 Menemui Istri
157 Kemarahan
158 Perasaan yang Tak Terbaca
159 Menghadiri Aqiqo Kaila
160 Kemana Dia Yaa 1
161 Kemana Ya Dia 2
162 Aqiqo Kaila
163 Ijinkan Aku Tinggal di Hatimu Sejenak
164 Rencana Pergi Babymoon
165 Menyelesaikan Masalah Sebelum Pergi
166 Pernikahan Narti da Sofyan
167 Perjalanan Ke Maldives
168 Bertemu Sahabat.
169 Merajut Kasih
170 Nuansa Biru di Maldives
171 Sebuah Janji
172 Menciptakan Kebahagiaan untuk Sang Istri
173 Menjemput ke Bandara
174 Sepulang dari Maldives
175 Usai bulan madu
176 Perubahan Hira.
177 Ingin Bertemu Hira
178 Kau Akan Jadi Terindah Untukku.
179 Bertemu Hira
180 Kekalutan
181 Masih Belum Terlewatkan
182 Duka di Sore hari
183 Pemakaman
184 Pamit untuk Pulang.
185 Bilal Marva
186 Hira dan Bilal
187 Bertemu Rio
188 Malu-maluin
189 Berbelanja
190 bersepeda.
191 Aku merindukannya.
192 Membangunkan Singa tidur
193 Rencana ke Singapure
194 Akad Nikah.
195 Kamu kelemahan ku
196 Berangkat ke Maldive lagi
197 Selalu menginginkanmu
198 Indahnya Cinta
199 Kau Keindahan ku
200 Menjeput Bilal
201 Kebersamaan kita
202 Pulang ke Bandung
203 Sepulangnya dari Singapure
204 Bermai Parkour
205 Cemburu
206 Amarah
207 Melunak
208 Selepas Marah
209 Posesif
210 Kecemasan Rio
211 Bab 211
212 Akhir pelabuhan hati
213 Promo Novel Baru Mengandung Benih Suami Sahabatku
Episodes

Updated 213 Episodes

1
Malam Yang Kelam
2
Awal Perkenalan
3
Tak menemukannya
4
Sungguh merepotkan
5
Ibu Datang
6
Mencari Jalan keluar
7
menebus kesalahan
8
Kemarahan Pak Dirga
9
Membantu Anta
10
Lukislah aku di hatimu
11
Persaingan Antar Cewek
12
Tentang Riko
13
Sisi lain dari Anta
14
Merayu Nenek
15
Kegalauan Dantai
16
Mendapatkan Tawaran
17
Berangkat ke Jakarta
18
Pertemuan yang mengejutkan
19
Pertunjukan yang memukau
20
Kepulangan Dantai
21
Jebakan itu untuk ku bukan untuk mu
22
Hari bahagia Riko
23
Kecelakaan
24
Paska Kecelakaan
25
Kesedihan Harlan dan Ira
26
Permintaan Anta
27
Jadi Saya Buta,Dok
28
Hilang Ingatan
29
Dia Membawa Hati ku
30
Pesta Perpisahan Sederhana Ala 5 sekawan
31
Perpisahan Untuk Masa Depan
32
Berobat ke Turki
33
Pertemuan Tahunan
34
Bertemu Kembali
35
Gangguan Kecil di Reuni Mereka
36
Mencari Tahu Namanya
37
Mengunjungi Anta di Turki
38
Menghabiskan waktu Bersama
39
Memberi Kesan Indah Sebelum Pergi
40
Menolak Perjodohan
41
Mulai Tinggal di Apartemen
42
Menentukan Langkah
43
Bertindak Tegas
44
Kekesalan Clara
45
Kerjasama Bisnis
46
Hari Pertama Clara
47
Cinta Kilat
48
Memenuhi Panggilan Ibu
49
Mengantar ke Malang
50
Bertemu Maera
51
Kembali ke Singapura
52
Tak Mau Bergantung
53
Berkunjung
54
Kencan Pertama
55
Menatap Dunia Dengan Berani
56
Viral
57
Rencana Ngedate Bareng
58
double date
59
Rencana Meminang
60
Meminta restu
61
SAH
62
Pesta Belum usai
63
Kedatangan Sahabat Lama
64
Malam Pertama
65
Detik-detik Perpisahan
66
Menjelang Keberangkatan
67
Hidup Baru
68
Keluar dari zona Aman Teryata Sulit
69
Senda Gurau Manja
70
Menghibur Istri.
71
Bertemu Wanita Hebat
72
Tentang Dianta Dan Diana
73
Melatih Anta
74
Aura Kebahagian
75
Malam Romantis
76
Hamil
77
Periksa Kehamilan.
78
Memberi Kabar Baik
79
Kunjungan Besan
80
Pesta buah
81
Bertanya Tentang Diana
82
Mengunjungi Makam Diana
83
Kehangatan keluarga
84
Undangan Pernikahan Sari
85
Resepsi
86
Mengungkap Perasaan
87
Berdamai Dengan Masa Lalu.
88
Melahirkan
89
Emir Dan Hira
90
Pulang Dari Rumah Sakit
91
Sebuah Awal
92
Kedatang Keluarga Sari.
93
Kedatangan Keluarga Sari 2
94
Keakrapan
95
Mengadopsi Maera
96
Obrolan Malam
97
Kedatangan 4 Sekawan
98
Jalan-jalan ke Singapura
99
Memulai Sesuatu yang Baru.
100
Terpikat Istrinya
101
Orang Ketiga
102
Dilema Anta
103
Pengalihan Target
104
Keraguan Pada Diri Sendiri
105
Menjalin Hubungan Pertemanan
106
Menjaga Maera
107
Tak Mampu Memendam Rasa
108
Sah
109
Bertemu Orang di Masalalu
110
Apa pun Akan Kukabulkan
111
Mencoba Mengerti
112
Merencanakan Yang baru
113
Istri Kecilku
114
Di Goda Istri kecil ku.
115
Rencana healing
116
Mengerjai Anta
117
Bermain bersama Cucu.
118
Kehebohan cucu.
119
Emir dan Hira
120
Kebersamaan
121
Kebersamaan 2
122
Keinginan Hira.
123
Galau
124
Mood Booster
125
Rencana Liburan
126
Bertemu Besan
127
Mengajak Cucu di Perkebunan
128
Mengajak Cucu ke Perkebunan 2
129
Bertemu Boy
130
Rencana Liburan
131
Salah Paham
132
Apapun Permintaanmu Akan Kukabulkan
133
Untuk Siapa Diding Hatimu Kau Bangun
134
Dilema
135
Berdamai
136
Beri Aku Ruang
137
Kebahagiaan Sesaat
138
Berangkat ke Surabaya
139
Bertemu Keluarga
140
Bertemu Sahabat
141
Bertemu Hira
142
Waktu ini untuk mu
143
Kecewa
144
Petaka Dalam perjalanan
145
Belum Ada Tanda-tanda
146
Melewati masa kritis
147
Anta Sadar
148
Karunia Ilahi
149
Anakku Bisa Melihat Kembali
150
Hira
151
Menuruti Keinginannya
152
Pulang ke Vila
153
Pulang dari rumah sakit
154
Kegalauan
155
Keputusan Rio
156
Menemui Istri
157
Kemarahan
158
Perasaan yang Tak Terbaca
159
Menghadiri Aqiqo Kaila
160
Kemana Dia Yaa 1
161
Kemana Ya Dia 2
162
Aqiqo Kaila
163
Ijinkan Aku Tinggal di Hatimu Sejenak
164
Rencana Pergi Babymoon
165
Menyelesaikan Masalah Sebelum Pergi
166
Pernikahan Narti da Sofyan
167
Perjalanan Ke Maldives
168
Bertemu Sahabat.
169
Merajut Kasih
170
Nuansa Biru di Maldives
171
Sebuah Janji
172
Menciptakan Kebahagiaan untuk Sang Istri
173
Menjemput ke Bandara
174
Sepulang dari Maldives
175
Usai bulan madu
176
Perubahan Hira.
177
Ingin Bertemu Hira
178
Kau Akan Jadi Terindah Untukku.
179
Bertemu Hira
180
Kekalutan
181
Masih Belum Terlewatkan
182
Duka di Sore hari
183
Pemakaman
184
Pamit untuk Pulang.
185
Bilal Marva
186
Hira dan Bilal
187
Bertemu Rio
188
Malu-maluin
189
Berbelanja
190
bersepeda.
191
Aku merindukannya.
192
Membangunkan Singa tidur
193
Rencana ke Singapure
194
Akad Nikah.
195
Kamu kelemahan ku
196
Berangkat ke Maldive lagi
197
Selalu menginginkanmu
198
Indahnya Cinta
199
Kau Keindahan ku
200
Menjeput Bilal
201
Kebersamaan kita
202
Pulang ke Bandung
203
Sepulangnya dari Singapure
204
Bermai Parkour
205
Cemburu
206
Amarah
207
Melunak
208
Selepas Marah
209
Posesif
210
Kecemasan Rio
211
Bab 211
212
Akhir pelabuhan hati
213
Promo Novel Baru Mengandung Benih Suami Sahabatku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!