Ibu Datang

Kriiiiiiingggg! Suara alarm weker di kamar Dantai berdering dan jam menunjukkan pukul empat dini hari.

Dantai mengerjapkan matanya, lalu duduk dengan menurunkan kakinya dari sofa. Digerakkannya badannya ke kiri dan ke kanan untuk meringankan rasa sakit di seluruh badannya karena tidur di sofa. Dantai bangkit dari duduknya, berjalan keluar kamar karena merasa haus. Dia pergi ke dapur dengan langkah gontai mengambil gelas dan mengisi air dari lemari pendingin lalu meneguknya.

"Sudah bangun nak?," terdengar suara dari belakang tubuhnya. Dia terkejut sampai menyemburkan air yang di minumnya. Dia menoleh kebelakang terbelalak melihat ibunya berdiri tidak jauh darinya.

"Bu, kapan pulang!?" tanya Dantai dengan hati galau.

"Tadi jam satu dini hari, kalian sudah tidur. Ibu telpon pak To untuk jemput ibu di bandara," kata ibunya, Dantai pun melangkah mendekati ibunya dan memeluknya dengan erat.

"Bu masih jam empat tidurlah kembali, pasti masih lelah kan?" kata Dantai.

"Ibu sudah tidak bisa tidur lagi, ibu mau masak buat kalian." kata ibunya sambil menatap lekat anaknya. Dantai menggaruk kepalanya yang tidak gatal untuk menutupi kebingungannya.

'Waduh! piye ki mak? Ibu e wis muleh, bakal di rabekne dino iki aku, lek konangan!' Dantai nyengir sambil berguman dalam hati.

"Bu, Dantai kembali ke kamar ya?" ijinnya pada ibunya. Lalu berjalan cepat menaiki tangga ke kamarnya mengunci terlebih dahulu dari luar. Kemudian dia masuk ke kamar adiknya.

"Va bagun Va!" pinta Dantai.

"Apa sih kak ...?" tanya Salva dengan suara yang serak.

"Va ... Ibu datang Va ... tolong kakak Va!" pinta Dantai kembali.

"Apa? Ibu datang Kak!?" Salva terkejut, langsung bangkit dari ranjangnya dan akan melompat turun untuk pergi bertemu ibunya. Dantai dengan cepat menahan Adiknya dan berbisik padanya.

"Kak Anta ada di kamar kakak kalau ibu tau nanti ibu marah. Bantu kakak, kamu jaga di luar aku pindahkan Kak Anta ke kamar mu yaa."

Salva terkejut langsung terbelalak matanya.

"APA!? jadi Kakak dan Kak Anta.....itu?" tanya Salva.

"Hus, ngawur aja kamu Dek, Kakak tidur di sofa tahu!"

Salva memicingkan matanya menatap kakaknya,"Benar begitu ...? " tanya Salva curiga. Dantai mengangguk pasrah.

"Ok!" Salva bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kamar lalu dibuka lebar pintu kamarnya. Salva berdiri di depan tangga mengamati di bawah, berjaga-jaga kalau ibu datang. Dantai masuk ke kamarnya dan mengangkat tubuh Anta untuk dipindahkan ke kamar adiknya. Baru saja melangkah tiga langkah dari ranjangnya terdengar suara yang menegur adiknya.

"Va ... kenapa ada disitu?" tanya ibunya heran.

"Hem ... gak kenapa-kenapa bu?" jawab Salva bingung, ia mengeraskan suaranya agar si kakak dapat mendengar.

"Loh ibu pulang ... aku mau ke kamar kak Dan, mau cerita. Karena ada ibu jadi pengin cerita sama ibu. Ayo bu ke meja makan!" ajak Salva. Dantai sedikit lega sang adik mempunyai ide untuk menjauh dari kamar mereka. Setelah tak terdengar langkah kaki adik dan ibunya, Dantai pun kembali berjalan dengan cepat ke kamar adiknya. Anta yang digendong Dantai tak merasakan apapun, karena terlalu pulasnya dia tidur. Dantai sudah masuk ke kamar adiknya dan menutup pintu dengan kakinya.Tiba- tiba saja ia tersandung kaki sofa hingga dia terjatuh dan tubuhnya menimpah tubuh Anta, Anta sekejap menjerit , "AUWW!" dan refleks Dantai membekap mulut Anta.

"An, Diam lah jangan teriak! Ibu sudah pulang dari Singapore. Kalau kau mau kita dinikahkan sekarang juga silakan! aku tidak keberatan," kata Dantai dengan mata menyorot tajam pada Anta.

Anta terkejut mata terbelalak menatap Dantai karena tubuh mereka hampir tak berjarak. Dia menelan ludahnya sendiri tak bisa berbuat apa-apa selain diam saja.

Sementara itu, di meja makan ibunya Dantai mendengar teriakan Anta. Dahinya berkerut.

"Va itu siapa yang berteriak?" tanya ibunya dengan tatapan penuh menyelidik.

"Ooo, itu bu eeemmm ... Bik Mirna bu ... akhir-akhir ini sering ngelindur kalau tidur jadi kadang teriak-teriak," jawab Salva ragu-ragu.

"Apa betul itu hmm? apa kalian berdua nakal? hingga bik Mirna sampai kelelahan ngelindur begitu?" tanya ibunya lagi dengan tatapan yang sama.

Salva menggeleng menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil meringis ditatap ibunya.

'Aahh, kakak kenapa pakai jatuh segala coba, jadi repotkan. Ibu jadi curiga.' batin Salva.

"Tadi katanya mau cerita, kok malah bengong, gak cerita?" tanya ibunya.

"He ... he ... he ...." Salva terkekeh, "Habis kangen sama ibu, pulang gak bilang-bilang, jadi Salva 'kan kaget bu?" kata Salva sambil memeluk ibunya.

"Ya udah, sana kembali ke kamarmu! sebentar lagi subuh. Ibu mau lihat bik Mirna," kata ibunya mau beranjak dari tempat duduknya tiba-tiba Salva teriak ,"JANGAN BU!"

"Kenapa?" tanya ibu lagi.

"Itu biar Salva saja yang lihat bik Mirna, takutnya itu nanti Bik Mirna malu sama ibu, karena tidur sampai ngelindur," jawab Salva asal.

"Baiklah sana lihat bik mirna! ibu mau ke kamar dulu." perintah ibunya.

Salva mengelus dadanya, 'untung ibu gak curiga.' tiba-tiba dia memukul jidatnya, 'Aduh kamar ibu kan di atas juga. Ahh bodoh amat pintar-pintarnya kak Dan saja lah.' Salva berlari ke ke kamar bik Mirna.

tok! tok! tok!

Salva mengetuk pintu kamar Bik Mirna. Tak lama kemudian pintu kamar terbuka Bik Mirna muncul di balik pintu.

"Ooo...non Salva, ada apa, Non?" tanya bik Mirna. Salva menoleh ke kiri dan ke kanan seolah takut ada orang lain, lalu mengajak bik Mirna masuk ke dalam kamar.

"Bibi tau tidak kalau ibu sudah pulang?," tanya Salva serius.

"Tau Non, dibilangin Pak To kalau ibu Non pulang hari ini." jawab bik Mirna.

"Sudah ketemu Ibu belum?" tanya Salva lagi. Bik Mirna menggeleng. Salva tersenyum sambil membenarkan letak duduknya.

"Bik nanti kalau Ibu tanya bibi ngelindur, bibi bilang iya ya. Soalnya kak Anta kan masih di sini dan kayaknya tadi jatuh dan menjerit lalu ibu dengar. Aku bilang aja bibi ngelindur. Terus jangan bilang kalau ada kak Anta ya bik, please tolong ya Bik" kata Salva sambil mengatupkan tangan. Bik Mirna mengangguk setuju. Salva keluar dari kamar bik Mirna dan kembali ke kamarnya sendiri.

Di kamar Salva, Dantai masih di atas tubuh Anta yang hampir tak berjarak dan masih membekap mulut Anta agar tak berteriak. Jantung Anta seolah berhenti berdetak. Sepersekian detik Anta termangu. Ketika tersadar dia memukul dada Dantai, dan mencoba melepas bekapan tangan Dantai. Setelah terlepas dari bekapan Dantai dia menarik nafas sebanyak-banyaknya lalu menghembuskan perlahan.

"Gila Kau Fif! Kau hampir membunuhku tahu! Bangun Fif! Kau menindih ku, tubuhku sakit semua nih!" bentak Anta lirih.

Dantai tersadar lalu bangkit dari tubuh Anta. senyum samar tersungging dari bibirnya. Terdengar samar-samar langkah kaki menaiki tangga. Dantai segera melebarkan langkahnya menutup pintu perlahan dan menguncinya.

Anta terduduk di lantai, tubuhnya terasa sakit semua karena terbanting, mata menyorot tajam ke arah Dantai. Dantai mengulurkan tangannya membantu Anta bangun dari lantai. Kemudian memapahnya ke ranjang. Mereka duduk berdua di atas ranjang Salva, dengan Anta yang masih menatap tajam kepada Dantai.

Dantai terkekeh sambil mengatupkan tangan berkata, "Maaf An, aku tadi tersandung kaki sofa jadi, aku terjatuh."

"Kau begitu manisnya menbangunkan ku Fif, sampai kau banting aku segala," kata Anta tersenyum sinis.

Dantai tertawa namun setelah sadar bawah kamar Salva tidak kedap suara dia membekap mulutnya sendiri. Langkah kaki terdengar dari luar semakin mendekat.

Dantai dan Anta sama-sama terdiam. Detak jantung semakin berdegup kencang.

Krieett!

Terdengar suara pintu di buka dari luar lalu menyusul suara seseorang memangil.

"Dan!"

'Kok kosong ya kamarnya, mungkin di kamar mandi,' batin ibunya.

Di dalam kamar Salva, suasana semakin mencekam. Ketakutan mereka semakin bertambah keringat dingin menjalar ke punggung serta tangan mereka. Tak sadar mereka saling bergemgaman tangan saling menguatkan. Lagi-lagi terdengar suara langkah kaki menjauh lalu suara pintu di buka dan di tutup dengan agak keras.

Krieett!

Blam!

Mereka bernafas lega namun tak lama kemudian terdengar lagi langkah kaki mendekat kembali. Semakin lama semakin mendekati kamar Salva, Jantung mereka berdegup lebih kencang lagi. Setelah itu terdengar suara ketukan pintu berulang kali tak ada panggilan sama sekali, Dantai semakin panik begitu pula Anta wajahnya pucat menahan ketakutan.

toktok ! tok!

toktok! tok!

toktok! tok!

Dantai berusaha tenang, setelah tenang Dantai menyuruh Anta sembunyi ke kamar mandi. Anta bergegas ke kamar mandi dan menutup perlahan.

Setelah memastikan bahwa Anta sudah di kamar mandi Dantai membuka pintu perlahan. Dia terkejut ternyata Salva berada di depan pintu sambil terkekeh pelan melihat wajah pucat pasi ketakutan dari Kakaknya.

Dantai menarik nafas panjang kemudian langsung menarik adiknya masuk ke kamar dan segera mengunci kembali.

Dantai melangkah ke kamar mandi.

Di ketuknya pintu kamar mandi sambil memangil Anta.

toktok! tok!

"An, ini aku! Apa kau dengar?"tanya Dantai.

"Ya, aku dengar, Dan," jawab Anta.

"Kamu mandi aja sekalian, nanti aku bawakan seragammu ke sini. Kalau ada kesempatan lewat jalan belakang." kata Dantai.

"Ya," Jawab Anta singkat.

Di kamar mandi Anta menarik nafas panjang, menenangkan hatinya. Setelah tenang, dia mulai mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Serasa lebih menenangkan. Tak seberapa lama ia pun keluar dengan memakai bath robe.

"Kak, ini baju seragam Kakak," kata Salva pada Anta

"Va, itu sudah kotor, gimana ini? pakaian ganti kak An ada di mobil. Kemarin sore kak An sempat keluar sebentar untuk pulang ke rumah waktu kakakmu mintak buatkan mie instan. Masalahnya gimana ngambilnya?" tanya Anta bingung.

Terpopuler

Comments

Namira

Namira

Ibunya Datang Takut ketahuan tuh si Dantai karena Anta ada di rumahnya

2022-12-11

1

Mom Dian

Mom Dian

trimakasih kak tak usahakan mampir lagi nanti

2022-11-29

0

mis FDR

mis FDR

aku mmpir lgi kk

2022-11-29

0

lihat semua
Episodes
1 Malam Yang Kelam
2 Awal Perkenalan
3 Tak menemukannya
4 Sungguh merepotkan
5 Ibu Datang
6 Mencari Jalan keluar
7 menebus kesalahan
8 Kemarahan Pak Dirga
9 Membantu Anta
10 Lukislah aku di hatimu
11 Persaingan Antar Cewek
12 Tentang Riko
13 Sisi lain dari Anta
14 Merayu Nenek
15 Kegalauan Dantai
16 Mendapatkan Tawaran
17 Berangkat ke Jakarta
18 Pertemuan yang mengejutkan
19 Pertunjukan yang memukau
20 Kepulangan Dantai
21 Jebakan itu untuk ku bukan untuk mu
22 Hari bahagia Riko
23 Kecelakaan
24 Paska Kecelakaan
25 Kesedihan Harlan dan Ira
26 Permintaan Anta
27 Jadi Saya Buta,Dok
28 Hilang Ingatan
29 Dia Membawa Hati ku
30 Pesta Perpisahan Sederhana Ala 5 sekawan
31 Perpisahan Untuk Masa Depan
32 Berobat ke Turki
33 Pertemuan Tahunan
34 Bertemu Kembali
35 Gangguan Kecil di Reuni Mereka
36 Mencari Tahu Namanya
37 Mengunjungi Anta di Turki
38 Menghabiskan waktu Bersama
39 Memberi Kesan Indah Sebelum Pergi
40 Menolak Perjodohan
41 Mulai Tinggal di Apartemen
42 Menentukan Langkah
43 Bertindak Tegas
44 Kekesalan Clara
45 Kerjasama Bisnis
46 Hari Pertama Clara
47 Cinta Kilat
48 Memenuhi Panggilan Ibu
49 Mengantar ke Malang
50 Bertemu Maera
51 Kembali ke Singapura
52 Tak Mau Bergantung
53 Berkunjung
54 Kencan Pertama
55 Menatap Dunia Dengan Berani
56 Viral
57 Rencana Ngedate Bareng
58 double date
59 Rencana Meminang
60 Meminta restu
61 SAH
62 Pesta Belum usai
63 Kedatangan Sahabat Lama
64 Malam Pertama
65 Detik-detik Perpisahan
66 Menjelang Keberangkatan
67 Hidup Baru
68 Keluar dari zona Aman Teryata Sulit
69 Senda Gurau Manja
70 Menghibur Istri.
71 Bertemu Wanita Hebat
72 Tentang Dianta Dan Diana
73 Melatih Anta
74 Aura Kebahagian
75 Malam Romantis
76 Hamil
77 Periksa Kehamilan.
78 Memberi Kabar Baik
79 Kunjungan Besan
80 Pesta buah
81 Bertanya Tentang Diana
82 Mengunjungi Makam Diana
83 Kehangatan keluarga
84 Undangan Pernikahan Sari
85 Resepsi
86 Mengungkap Perasaan
87 Berdamai Dengan Masa Lalu.
88 Melahirkan
89 Emir Dan Hira
90 Pulang Dari Rumah Sakit
91 Sebuah Awal
92 Kedatang Keluarga Sari.
93 Kedatangan Keluarga Sari 2
94 Keakrapan
95 Mengadopsi Maera
96 Obrolan Malam
97 Kedatangan 4 Sekawan
98 Jalan-jalan ke Singapura
99 Memulai Sesuatu yang Baru.
100 Terpikat Istrinya
101 Orang Ketiga
102 Dilema Anta
103 Pengalihan Target
104 Keraguan Pada Diri Sendiri
105 Menjalin Hubungan Pertemanan
106 Menjaga Maera
107 Tak Mampu Memendam Rasa
108 Sah
109 Bertemu Orang di Masalalu
110 Apa pun Akan Kukabulkan
111 Mencoba Mengerti
112 Merencanakan Yang baru
113 Istri Kecilku
114 Di Goda Istri kecil ku.
115 Rencana healing
116 Mengerjai Anta
117 Bermain bersama Cucu.
118 Kehebohan cucu.
119 Emir dan Hira
120 Kebersamaan
121 Kebersamaan 2
122 Keinginan Hira.
123 Galau
124 Mood Booster
125 Rencana Liburan
126 Bertemu Besan
127 Mengajak Cucu di Perkebunan
128 Mengajak Cucu ke Perkebunan 2
129 Bertemu Boy
130 Rencana Liburan
131 Salah Paham
132 Apapun Permintaanmu Akan Kukabulkan
133 Untuk Siapa Diding Hatimu Kau Bangun
134 Dilema
135 Berdamai
136 Beri Aku Ruang
137 Kebahagiaan Sesaat
138 Berangkat ke Surabaya
139 Bertemu Keluarga
140 Bertemu Sahabat
141 Bertemu Hira
142 Waktu ini untuk mu
143 Kecewa
144 Petaka Dalam perjalanan
145 Belum Ada Tanda-tanda
146 Melewati masa kritis
147 Anta Sadar
148 Karunia Ilahi
149 Anakku Bisa Melihat Kembali
150 Hira
151 Menuruti Keinginannya
152 Pulang ke Vila
153 Pulang dari rumah sakit
154 Kegalauan
155 Keputusan Rio
156 Menemui Istri
157 Kemarahan
158 Perasaan yang Tak Terbaca
159 Menghadiri Aqiqo Kaila
160 Kemana Dia Yaa 1
161 Kemana Ya Dia 2
162 Aqiqo Kaila
163 Ijinkan Aku Tinggal di Hatimu Sejenak
164 Rencana Pergi Babymoon
165 Menyelesaikan Masalah Sebelum Pergi
166 Pernikahan Narti da Sofyan
167 Perjalanan Ke Maldives
168 Bertemu Sahabat.
169 Merajut Kasih
170 Nuansa Biru di Maldives
171 Sebuah Janji
172 Menciptakan Kebahagiaan untuk Sang Istri
173 Menjemput ke Bandara
174 Sepulang dari Maldives
175 Usai bulan madu
176 Perubahan Hira.
177 Ingin Bertemu Hira
178 Kau Akan Jadi Terindah Untukku.
179 Bertemu Hira
180 Kekalutan
181 Masih Belum Terlewatkan
182 Duka di Sore hari
183 Pemakaman
184 Pamit untuk Pulang.
185 Bilal Marva
186 Hira dan Bilal
187 Bertemu Rio
188 Malu-maluin
189 Berbelanja
190 bersepeda.
191 Aku merindukannya.
192 Membangunkan Singa tidur
193 Rencana ke Singapure
194 Akad Nikah.
195 Kamu kelemahan ku
196 Berangkat ke Maldive lagi
197 Selalu menginginkanmu
198 Indahnya Cinta
199 Kau Keindahan ku
200 Menjeput Bilal
201 Kebersamaan kita
202 Pulang ke Bandung
203 Sepulangnya dari Singapure
204 Bermai Parkour
205 Cemburu
206 Amarah
207 Melunak
208 Selepas Marah
209 Posesif
210 Kecemasan Rio
211 Bab 211
212 Akhir pelabuhan hati
213 Promo Novel Baru Mengandung Benih Suami Sahabatku
Episodes

Updated 213 Episodes

1
Malam Yang Kelam
2
Awal Perkenalan
3
Tak menemukannya
4
Sungguh merepotkan
5
Ibu Datang
6
Mencari Jalan keluar
7
menebus kesalahan
8
Kemarahan Pak Dirga
9
Membantu Anta
10
Lukislah aku di hatimu
11
Persaingan Antar Cewek
12
Tentang Riko
13
Sisi lain dari Anta
14
Merayu Nenek
15
Kegalauan Dantai
16
Mendapatkan Tawaran
17
Berangkat ke Jakarta
18
Pertemuan yang mengejutkan
19
Pertunjukan yang memukau
20
Kepulangan Dantai
21
Jebakan itu untuk ku bukan untuk mu
22
Hari bahagia Riko
23
Kecelakaan
24
Paska Kecelakaan
25
Kesedihan Harlan dan Ira
26
Permintaan Anta
27
Jadi Saya Buta,Dok
28
Hilang Ingatan
29
Dia Membawa Hati ku
30
Pesta Perpisahan Sederhana Ala 5 sekawan
31
Perpisahan Untuk Masa Depan
32
Berobat ke Turki
33
Pertemuan Tahunan
34
Bertemu Kembali
35
Gangguan Kecil di Reuni Mereka
36
Mencari Tahu Namanya
37
Mengunjungi Anta di Turki
38
Menghabiskan waktu Bersama
39
Memberi Kesan Indah Sebelum Pergi
40
Menolak Perjodohan
41
Mulai Tinggal di Apartemen
42
Menentukan Langkah
43
Bertindak Tegas
44
Kekesalan Clara
45
Kerjasama Bisnis
46
Hari Pertama Clara
47
Cinta Kilat
48
Memenuhi Panggilan Ibu
49
Mengantar ke Malang
50
Bertemu Maera
51
Kembali ke Singapura
52
Tak Mau Bergantung
53
Berkunjung
54
Kencan Pertama
55
Menatap Dunia Dengan Berani
56
Viral
57
Rencana Ngedate Bareng
58
double date
59
Rencana Meminang
60
Meminta restu
61
SAH
62
Pesta Belum usai
63
Kedatangan Sahabat Lama
64
Malam Pertama
65
Detik-detik Perpisahan
66
Menjelang Keberangkatan
67
Hidup Baru
68
Keluar dari zona Aman Teryata Sulit
69
Senda Gurau Manja
70
Menghibur Istri.
71
Bertemu Wanita Hebat
72
Tentang Dianta Dan Diana
73
Melatih Anta
74
Aura Kebahagian
75
Malam Romantis
76
Hamil
77
Periksa Kehamilan.
78
Memberi Kabar Baik
79
Kunjungan Besan
80
Pesta buah
81
Bertanya Tentang Diana
82
Mengunjungi Makam Diana
83
Kehangatan keluarga
84
Undangan Pernikahan Sari
85
Resepsi
86
Mengungkap Perasaan
87
Berdamai Dengan Masa Lalu.
88
Melahirkan
89
Emir Dan Hira
90
Pulang Dari Rumah Sakit
91
Sebuah Awal
92
Kedatang Keluarga Sari.
93
Kedatangan Keluarga Sari 2
94
Keakrapan
95
Mengadopsi Maera
96
Obrolan Malam
97
Kedatangan 4 Sekawan
98
Jalan-jalan ke Singapura
99
Memulai Sesuatu yang Baru.
100
Terpikat Istrinya
101
Orang Ketiga
102
Dilema Anta
103
Pengalihan Target
104
Keraguan Pada Diri Sendiri
105
Menjalin Hubungan Pertemanan
106
Menjaga Maera
107
Tak Mampu Memendam Rasa
108
Sah
109
Bertemu Orang di Masalalu
110
Apa pun Akan Kukabulkan
111
Mencoba Mengerti
112
Merencanakan Yang baru
113
Istri Kecilku
114
Di Goda Istri kecil ku.
115
Rencana healing
116
Mengerjai Anta
117
Bermain bersama Cucu.
118
Kehebohan cucu.
119
Emir dan Hira
120
Kebersamaan
121
Kebersamaan 2
122
Keinginan Hira.
123
Galau
124
Mood Booster
125
Rencana Liburan
126
Bertemu Besan
127
Mengajak Cucu di Perkebunan
128
Mengajak Cucu ke Perkebunan 2
129
Bertemu Boy
130
Rencana Liburan
131
Salah Paham
132
Apapun Permintaanmu Akan Kukabulkan
133
Untuk Siapa Diding Hatimu Kau Bangun
134
Dilema
135
Berdamai
136
Beri Aku Ruang
137
Kebahagiaan Sesaat
138
Berangkat ke Surabaya
139
Bertemu Keluarga
140
Bertemu Sahabat
141
Bertemu Hira
142
Waktu ini untuk mu
143
Kecewa
144
Petaka Dalam perjalanan
145
Belum Ada Tanda-tanda
146
Melewati masa kritis
147
Anta Sadar
148
Karunia Ilahi
149
Anakku Bisa Melihat Kembali
150
Hira
151
Menuruti Keinginannya
152
Pulang ke Vila
153
Pulang dari rumah sakit
154
Kegalauan
155
Keputusan Rio
156
Menemui Istri
157
Kemarahan
158
Perasaan yang Tak Terbaca
159
Menghadiri Aqiqo Kaila
160
Kemana Dia Yaa 1
161
Kemana Ya Dia 2
162
Aqiqo Kaila
163
Ijinkan Aku Tinggal di Hatimu Sejenak
164
Rencana Pergi Babymoon
165
Menyelesaikan Masalah Sebelum Pergi
166
Pernikahan Narti da Sofyan
167
Perjalanan Ke Maldives
168
Bertemu Sahabat.
169
Merajut Kasih
170
Nuansa Biru di Maldives
171
Sebuah Janji
172
Menciptakan Kebahagiaan untuk Sang Istri
173
Menjemput ke Bandara
174
Sepulang dari Maldives
175
Usai bulan madu
176
Perubahan Hira.
177
Ingin Bertemu Hira
178
Kau Akan Jadi Terindah Untukku.
179
Bertemu Hira
180
Kekalutan
181
Masih Belum Terlewatkan
182
Duka di Sore hari
183
Pemakaman
184
Pamit untuk Pulang.
185
Bilal Marva
186
Hira dan Bilal
187
Bertemu Rio
188
Malu-maluin
189
Berbelanja
190
bersepeda.
191
Aku merindukannya.
192
Membangunkan Singa tidur
193
Rencana ke Singapure
194
Akad Nikah.
195
Kamu kelemahan ku
196
Berangkat ke Maldive lagi
197
Selalu menginginkanmu
198
Indahnya Cinta
199
Kau Keindahan ku
200
Menjeput Bilal
201
Kebersamaan kita
202
Pulang ke Bandung
203
Sepulangnya dari Singapure
204
Bermai Parkour
205
Cemburu
206
Amarah
207
Melunak
208
Selepas Marah
209
Posesif
210
Kecemasan Rio
211
Bab 211
212
Akhir pelabuhan hati
213
Promo Novel Baru Mengandung Benih Suami Sahabatku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!