Mencintai Tunangan Saudaraku

Mencintai Tunangan Saudaraku

1. Menjadi orang lain

"Selamat datang, Tuan Muda," sambut Yanto—sopir keluarga Raharja.

Pria itu berlalu menuju mobil yang sudah siap. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya. Sudah lebih sepuluh tahun dia tinggal di luar negeri. Hari ini sang papa memintanya untuk datang, entah apa yang diinginkan dari dirinya.

"Sepuluh tahun, telah banyak merubah keadaan kota ini. Lumayan bagus," gumam pria tadi yang bernama Abraham.

"Sepuluh tahun itu sudah cukup lama, Tuan. Sudah pasti banyak yang berubah," sahut Yanto.

"Ya, Pak Yanto benar, tapi kenapa Pak Yanto tidak berubah? Masih saja jadi sopir di keluarga itu. Apa ada yang berubah dari keluarga itu?"

"Maksud, Tuan, apa? Saya tidak mengerti."

"Pak Yanto, masih tetap sama seperti dulu, pura-pura bodoh," ucap Abraham tanpa mau menjelaskan pertanyaan sebelumnya.

Pria itu yakin jika sopirnya sangat mengerti apa yang dia ucapkan, hanya saja Yanto pura-pura tidak mengerti. Biarkan saja, Abraham juga ingin tahu apa yang diinginkan orang tuanya kali ini. Dia tidak ingin terlalu lama tinggal di kota ini, kota yang membuat pria itu jenuh akan tekanan yang didapatkannya dari papa dan mama.

Tidak berapa lama, akhirnya mobil yang mereka tumpangi sampai juga di halaman rumah keluarga Raharja. Abraham segera turun dan memasuki rumah. Mengenai kopernya biar menjadi urusan Pak Yanto. Dia juga tidak membawa banyak barang.

"Selamat datang putraku! Mama merindukanmu!" seru Syakila—mama Abraham.

"Baik, Mama sendiri apa kabar?" tanya Abraham sambil memeluk mamanya.

"Mama baik, apalagi bisa melihatmu lagi secara langsung membuat Mama semakin baik."

Abraham tersenyum menanggapinya. Selama ini hanya mama dan adik perempuannya yang selalu menanyakan kabar dan menghubunginya. Keluarga yang lain tidak pernah sekali pun. Itu bukan masalah yang besar bagi pria itu, nyatanya dia baik-baik saja dan tidak kekurangan apa pun.

"Duduklah, ada yang perlu Papa bicarakan," ucap Handi—papa Abraham.

"Pa, biarkan Abraham istirahat dulu, dia juga pasti masih lelah," sela Syakila.

"Tidak apa-apa, Ma. Aku juga ingin tahu apa alasan papa memintaku datang ke sini."

Syakila menghela napas dan mengajak putra sulungnya untuk duduk di sofa. Abraham bisa melihat raut wajah mamanya yang tiba-tiba berubah sedih. Dia yakin, pasti ada sesuatu yang besar telah terjadi.

"Saudara kembarmu diracuni orang. Hingga detik ini kami tidak tahu siapa pelakunya," ucap Handi membuat Abraham terkejut.

"Bagaimana itu bisa terjadi? Bukankah selama ini Papa memberikan penjagaan yang sangat ketat? Sekarang bagaimana keadaan Ibrahim?"

Tidak ada seorang pun yang memberitahunya soal kabar ini. Di media juga tidak ada berita ini padahal setiap apa pun yang terjadi di keluarga ini, pasti akan langsung masuk berita gosip. Meski mereka bukan dari kalangan artis, tetapi keluarga itu termasuk pengusaha terkenal.

"Itu yang tidak kami mengerti. Papa sudah menyewa detektif dan orang yang bisa dipercaya, tapi tetap tidak menunjukkan tanda-tandanya. Dokter mengatakan jika Ibrahim diracuni, tapi mereka tidak tahu racun jenis apa yang digunakan hingga membuat Ibrahim seperti ini," ujar Handi.

Syakila meneteskan air mata. Dia sudah menahannya dari tadi karena ingin menjaga perasaan Abraham. Akan tetapi, wanita itu tetaplah seorang ibu yang tidak akan tega melihat putranya menderita. Apalagi mendengar kembali cerita Ibrahim, itu seperti membuka luka yang sudah dia coba obati.

Abraham tidak tahu harus berkata apa. Meski dia tidak begitu dekat dengan saudara kembarnya, tetap saja di dalam hatinya pria itu merasa ada yang sakit. Abraham seperti merasakan apa yang saudaranya rasakan. Pantas saja akhir-akhir ini perasaannya tidak tenang. Mungkin ini yang dinamakan ikatan batin.

"Lalu, apa yang Papa inginkan dariku?" tanya Abraham dengan sedikit was-was.

"Papa ingin kamu menggantikan posisi Ibrahim sampai kita tahu siapa pelakunya dan meminta obat penawarnya!"

"Maksud, Papa, apa?"

"Kamu harus menjadi Ibrahim. Melakukan semua kegiatannya dan menjalin hubungan dengan siapa pun yang dekat dengannya. Termasuk tunangannya. Pelakunya tidak akan tinggal diam saat melihat Ibrahim baik-baik saja dan kamu harus menemukannya."

"Apa! Pa, apa itu tidak keterlaluan? Bagaimana jika orang-orang tahu kalau aku bukan Ibrahim?"

"Itulah kenapa kamu aku panggil ke sini. Kamu harus belajar menjadi Ibrahim dan mengenali siapa saja orang di sekitarnya."

Abraham mengusap wajahnya kasar. Dia tidak menyangka jika sang papa memiliki pemikiran seperti itu. Pria itu yakin akan sangat sulit menjadi pribadi Ibrahim karena mereka memiliki karakter yang bertolak belakang.

Menolak permintaan papanya pun terasa percuma karena Handi bukan orang yang bisa diajak negosiasi. Apa pun perintah pria itu harus terlaksana. Akhirnya Abraham pun pasrah dan terpaksa menunda kembali ke luar negeri.

"Bagaimana jika orang itu mencelakai ku juga? Apa Papa tidak memikirkannya juga?" tanya Abraham dengan suara lirih.

"Kamu lebih kuat dari Ibrahim. Kamu pasti bisa melewatinya."

Abraham tertawa sumbang. Tidakkah papanya tahu jika dia juga manusia biasa yang bisa saja lebih parah dari pada saudara kembarnya? Akan tetapi, pria itu terlalu malas untuk berdebat. Biarlah kali ini dia mengalah untuk keluarganya.

"Baiklah, kalau memang itu sudah menjadi keputusan Papa. Aku akan berusaha untuk melakukan yang terbaik," ucap Abraham pada akhirnya. "Bolehkah aku melihat keadaan Ibrahim?"

Handi mengangguk dan berkata, "Mamamu yang akan mengantar. Besok akan ada Romi yang datang memberitahumu apa yang harus kamu lakukan dan menunjukkan siapa saja yang dekat dengan Ibrahim."

"Iya, Pa."

Handi memberi kode pada istrinya untuk membawa Abraham untuk melihat keadaan Ibrahim. Sejujurnya dia tidak tega melihat putranya harus melakukan semua ini, tetapi memang ini jalan satu-satunya agar dia tahu, siapa musuh dibalik selimut itu.

Syakila membawa putranya ke lantai tiga, di mana ruangan Ibrahim tertidur. Sudah satu bulan putranya seperti ini, tidak bergerak sama sekali. Abraham yang melihat saudaranya tidak berdaya pun merasa sedih. Dulu mereka sering bertengkar merebutkan apa pun dan berakhir dia yang harus mengalah.

"Beginilah keadaannya. Sudah satu bulan dia terbaring, tapi tidak ada sedikit pun kemajuan. Dokter sudah menyerah dengan keadaannya, tapi papamu yang bersikeras bahwa dia baik-baik saja. Itulah kenapa Ibrahim berada di sini. Papamu merasa aman jika menjalani pengobatan Ibrahim di rumah," ujar Syakila sambil memandangi wajah putranya yang tertidur itu.

"Mama harus kuat. Apa pun yang akan terjadi, aku akan berusaha mencari pelakunya dan menemukan obat untuk Ibrahim."

Syakila tersenyum dan mengangguk. Dia juga ingin tahu siapa pelakunya. Wanita itu bersumpah tidak akan pernah memaafkan orang itu, apa pun alasannya.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

mampir thorr like fav.. smngttt

2022-08-18

0

Inru

Inru

Favorit telah mendarat thor

2022-07-23

0

yanti auliamom

yanti auliamom

jejak dulu.. 🔥🔥🔥🔥🔥

2022-06-08

1

lihat semua
Episodes
1 1. Menjadi orang lain
2 2. Pergi ke perusahaan
3 3. Pertemuan
4 4. Apa ini karma?
5 5. Terkejut
6 6. Rahasia Ibra
7 7. Ke rumah Salwa
8 8. Pergi berdua
9 9. Jadi diri sendiri
10 10. Di pantai
11 11. Apa tujuanmu?
12 12. Siapa namamu?
13 13. Di apartemen Ibra
14 14. Jauhi Salwa
15 15. Datang ke perusahaan
16 16. Liona
17 17. Undangan pesta
18 18. Pesta di rumah Nando
19 19. Siapa yang membawa Salwa?
20 20. Kami berbeda
21 21. Selamat tinggal
22 22. Pasrah dan ikhlas
23 23. Perkembangan Ibra
24 24. Rindu
25 25. Hamil
26 26. Hatiku terpaut padamu
27 27. Calon anak kita
28 28. Lukas
29 29. Perkembangan Ibra
30 30. Ada yang aneh
31 31. Mencari jalan keluar
32 32. Ibra sembuh
33 33. Keduanya anakku
34 34. Ke mana Salwa?
35 35. Mencari Salwa
36 36. Disekap
37 37. Kembali
38 38. Memaksa
39 39. Selamatkan anakku
40 40. Kehilangan
41 41. Tinggal di jeruji
42 42. Mengunjungi Salwa
43 43. Rencana menikah
44 44. Suami istri
45 45. Datang ke persidangan
46 46. Melarikan diri
47 47. Rencana pergi
48 48. Musuh
49 49. Di serang
50 50. Operasi
51 51. Sadar
52 52. Pengkhianat
53 53. Bertemu Papa dan Mama
54 54. Harus mengalah
55 55. Masalah
56 56. Pergi
57 57. Menanti
58 58. Kedatangan mertua
59 59. Tujuan Handi
60 60. Pengawal
61 61. Rencana
62 62. Tegar
63 63. Rumah sakit
64 64. Ingin sendiri
65 65. Kembali pulang
66 66. Jangan usir
67 67. Tidak ingin merepotkan
68 68. Rasa Cinta
Episodes

Updated 68 Episodes

1
1. Menjadi orang lain
2
2. Pergi ke perusahaan
3
3. Pertemuan
4
4. Apa ini karma?
5
5. Terkejut
6
6. Rahasia Ibra
7
7. Ke rumah Salwa
8
8. Pergi berdua
9
9. Jadi diri sendiri
10
10. Di pantai
11
11. Apa tujuanmu?
12
12. Siapa namamu?
13
13. Di apartemen Ibra
14
14. Jauhi Salwa
15
15. Datang ke perusahaan
16
16. Liona
17
17. Undangan pesta
18
18. Pesta di rumah Nando
19
19. Siapa yang membawa Salwa?
20
20. Kami berbeda
21
21. Selamat tinggal
22
22. Pasrah dan ikhlas
23
23. Perkembangan Ibra
24
24. Rindu
25
25. Hamil
26
26. Hatiku terpaut padamu
27
27. Calon anak kita
28
28. Lukas
29
29. Perkembangan Ibra
30
30. Ada yang aneh
31
31. Mencari jalan keluar
32
32. Ibra sembuh
33
33. Keduanya anakku
34
34. Ke mana Salwa?
35
35. Mencari Salwa
36
36. Disekap
37
37. Kembali
38
38. Memaksa
39
39. Selamatkan anakku
40
40. Kehilangan
41
41. Tinggal di jeruji
42
42. Mengunjungi Salwa
43
43. Rencana menikah
44
44. Suami istri
45
45. Datang ke persidangan
46
46. Melarikan diri
47
47. Rencana pergi
48
48. Musuh
49
49. Di serang
50
50. Operasi
51
51. Sadar
52
52. Pengkhianat
53
53. Bertemu Papa dan Mama
54
54. Harus mengalah
55
55. Masalah
56
56. Pergi
57
57. Menanti
58
58. Kedatangan mertua
59
59. Tujuan Handi
60
60. Pengawal
61
61. Rencana
62
62. Tegar
63
63. Rumah sakit
64
64. Ingin sendiri
65
65. Kembali pulang
66
66. Jangan usir
67
67. Tidak ingin merepotkan
68
68. Rasa Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!