2. Pergi ke perusahaan

Pagi-pagi sekali, tidur Abraham terusik dengan suara berisik dari depan kamarnya. Suara teriakan disertai gedoran membuat pria itu mendengus kesal. Dia sangat tahu siapa pemilik suara itu. Terpaksa Abraham turun dari ranjang untuk membukanya jika tidak, maka orang itu tidak akan berhenti.

"Kakak!" teriak Serina—adik Abraham—saat Abraham membuka pintu.

Gadis itu segera memeluk kakaknya, membuat Abraham mendengus kesal karena istirahatnya diganggu. Pria itu masih ingin istirahat sebelum melakukan tugas yang diberikan ayahnya.

"Kamu ganggu saja. Aku mau istirahat, sudah sana!"

"Ih, Kakak kok gitu, aku tuh masih kangen sama Kakak," ucap Serina sambil cemberut.

"Sudah nggak usah lebay, sana pergi kuliah."

Serina mencebikkan bibirnya kesal. Kakaknya yang satu ini memang selalu dingin, tidak seperti Ibrahim yang hangat. Akan tetapi, gadis itu lebih menyayangi Abraham yang selalu mau melakukan apa pun untuknya.

"Dipanggil Mama tuh, kita sarapan bersama," ucap Serina dengan ketus dan berlalu meninggalkan kakaknya.

Abraham menggelengkan kepalanya. Sepertinya mulai hari ini hidupnya tidak akan tenang, penuh dengan aturan. Tidak seperti saat dirinya di luar negeri, selalu bebas. Pria itu terpaksa menuruti keinginan mamanya untuk sarapan bersama. Dia tidak ingin membuat wanita yang disayanginya itu sedih.

Setelah selesai membersihkan diri, Abraham pergi ke ruang makan. Di sana sudah ada keluarganya dan seorang pria yang berdiri di belakang papanya.

"Abra, ayo, sini! Kita sarapan dulu!" ajak Syakila.

"Mulai hari ini, panggil dia Ibra. Kalian sudah tahu itu, kan?" tegur Handi.

Semua orang mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Mereka tahu jika Handi bukan orang yang bisa dibantah. Semua yang ada di rumah ini harus menuruti perintahnya, suka atau tidak suka.

"Ibra, ini adalah Romi. Mulai hari ini dia yang akan menjadi asistenmu. Dia juga nanti yang akan memberitahu semua kegiatan Ibra dan siapa saja orang terdekatnya."

Abraham menatap Romi dan diangguki oleh pria itu. "Apa aku juga harus bekerja seperti Ibra?"

"Sudah aku katakan. Kamu akan melakukan semua kegiatan Ibrahim sebelumnya."

"Bagaimana jika aku tidak berhasil menemukan pelakunya dan Ibra masih terbaring di atas ranjang seperti itu. Apa selamanya aku harus menjadi Ibra?"

Semua orang menatap Handi, menunggu pria itu buka suara. Hingga beberapa menit, dia mengatakan sesuatu yang membuat semua orang terkejut. Bukankah itu sama saja membunuh jiwa Abraham secara perlahan?

"Jika memang itu yang harus dilakukan, kenapa tidak?"

"Pa, aku juga punya kehidupan di luar negeri. Aku tidak bisa selamanya tinggal di sini!"

"Maka kamu harus berusaha menemukan pelakunya. Lagi pula dunia tidak tahu jika aku memiliki anak kembar. Orang tahunya aku hanya memiliki satu anak laki-laki dan satu perempuan jadi tidak masalah jika kamu menjadi Ibra."

"Itu karena Papa tidak pernah mengakuiku sebagai anak."

"Kamu sendiri yang memilih tinggal di luar negeri, sekarang kamu malah menyalahkan Papa!"

"Sudah, sebaiknya kita sarapan dulu. Tidak baik berdebat di meja makan," sela Syakila. "Romi, ayo, kamu ikut sarapan juga!"

"Tidak usah, Nyonya. Saya sudah sarapan," tolak Romi yang sedari tadi hanya diam.

Abraham mengusap wajahnya kasar. Hilang sudah selera makannya. Pria itu memiliki bisnis yang besar di luar negeri tanpa orang tuanya ketahui. Selama ini semua orang hanya mengetahui jika dia bekerja di perusahaan orang lain. Nyatanya itu adalah perusahaan sendiri.

Tidak ingin membuat mamanya bersedih, Abraham memulai sarapannya dengan enggan. Dia harus bekerja keras untuk menemukan pelakunya. Pria itu tidak bisa bergerak sendiri, pasti akan membutuhkan waktu lama. Abraham akan meminta anak buahnya untuk datang dan membantu. Dia percaya mereka pasti dapat menemukan pelakunya dengan cepat. Seperti pekerjaan sebelum-sebelumnya.

Setelah selesai sarapan, Abraham memasuki ruang kerja Ibrahim. Romi mengikutinya dan menjelaskan apa saja pekerjaan Ibra dan orang-orang di sekitarnya, termasuk jajaran direksi di perusahaan. Asisten itu menjelaskan jika selama ini atasannya itu cukup dekat dengan semua bawahannya.

Banyak sekali yang harus diingat oleh Abraham, hingga dia mengangkat telapak tangannya saat Romi masih menjelaskan semuanya. Pria itu semakin pusing mendengar asistennya menjelaskan satu persatu.

"Sebaiknya kamu ikut ke mana pun aku pergi. Saat ada orang yang ingin mendekatiku, kamu bisiki aku saja siapa mereka. Itu lebih mudah daripada aku menghafal wajah dan nama orang sebanyak ini."

"Baik, Tuan. Anda hanya perlu mengingat wanita ini." Romi memperlihatkan sebuah foto dan berkas. "Dia adalah tunangan Anda. Semua data-datanya ada di sini."

"Tunanganku? Geli sekali mendengarnya," gumam Abraham.

Dia sama sekali tidak pernah berpikir untuk menjalin hubungan dengan serius. Memang pria itu sering bergonta-ganti pacar, tetapi itu hanya untuk hiburan saja. Abraham juga tidak pernah melakukan hubungan terlarang, dia tidak suka s*x bebas. Selama pacaran pun hanya sebatas ciuman saja.

"Salwa Al Farizy, nama yang bagus." Abraham hanya membaca namanya tanpa mau tahu tentang gadis itu. Baginya tugas ini hanya sementara, jadi semua itu tidaklah penting baginya.

"Tuan, sebaiknya kita segera ke kantor. Sudah satu bulan Anda tidak datang. Banyak yang berspekulasi mengenai Anda."

"Memang apa yang mereka bicarakan tentang Ibra?"

"Ada yang berasumsi jika Tuan besar telah memberhentikan Anda. Ada juga yang mengatakan Anda kabur dari rumah karena tidak tahan dengan tekanan Tuan besar."

Abraham tertawa mendengar jawaban dari asistennya. Sepertinya semua orang sangat tahu tabiat Handi. Romi yang melihat itu pun merasa aneh karena baginya itu bukanlah hal yang lucu.

"Baiklah, ayo kita pergi." Abraham berjalan lebih dulu diikuti Romi di belakangnya.

Mereka menaiki mobil yang disopiri Pak Yanto. Selama perjalanan Romi memberikan berkas pada Abraham untuk bahan meeting nanti siang. Asisten itu tahunya jika atasan barunya hanyalah karyawan biasa karena itu dia memberikan berkas untuk dipelajari. Romi tidak tahu jika Abraham sangat hebat dalam berbisnis.

Romi sedari tadi melirik ke arah atasannya lewat kaca spion di depannya. Dia melihat Abraham sama sekali tidak tertarik untuk membaca berkas yang pria itu berikan. Romi sangat takut jika meeting akan berantakan. Proyek ini sangat penting bagi perusahaan.

Begitu sampai di depan perusahaan, Abraham segera turun dari mobil diikuti asistennya. Romi berjalan sangat dekat dengan atasannya, takut jika ada seseorang yang menegur mereka. Benar saja saat akan memasuki lift seorang pria paruh baya menegur Abraham.

"Pria yang datang dari arah kiri yang tersenyum pada kita namanya, Pak Bima. Dia direktur keuangan," bisik Romi.

"Apa kabar, Pak Bima," sapa Pak Bima dengan mengulurkan tangannya.

"Baik."

Bima menyernyitkan keningnya karena merasa aneh dengan sapaan Ibra. Biasanya atasannya ini akan bicara panjang lebar. Entah itu menanyakan tentang perusahaan atau masalah pribadi.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Olan

Olan

Mampir di Bad Husband ya guys

2023-02-27

0

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

smngttt thorr upny

2022-08-18

0

Iqlima Al Jazira

Iqlima Al Jazira

next thor..
semoga misteri tentang pelakunya segera terungkap

2022-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 1. Menjadi orang lain
2 2. Pergi ke perusahaan
3 3. Pertemuan
4 4. Apa ini karma?
5 5. Terkejut
6 6. Rahasia Ibra
7 7. Ke rumah Salwa
8 8. Pergi berdua
9 9. Jadi diri sendiri
10 10. Di pantai
11 11. Apa tujuanmu?
12 12. Siapa namamu?
13 13. Di apartemen Ibra
14 14. Jauhi Salwa
15 15. Datang ke perusahaan
16 16. Liona
17 17. Undangan pesta
18 18. Pesta di rumah Nando
19 19. Siapa yang membawa Salwa?
20 20. Kami berbeda
21 21. Selamat tinggal
22 22. Pasrah dan ikhlas
23 23. Perkembangan Ibra
24 24. Rindu
25 25. Hamil
26 26. Hatiku terpaut padamu
27 27. Calon anak kita
28 28. Lukas
29 29. Perkembangan Ibra
30 30. Ada yang aneh
31 31. Mencari jalan keluar
32 32. Ibra sembuh
33 33. Keduanya anakku
34 34. Ke mana Salwa?
35 35. Mencari Salwa
36 36. Disekap
37 37. Kembali
38 38. Memaksa
39 39. Selamatkan anakku
40 40. Kehilangan
41 41. Tinggal di jeruji
42 42. Mengunjungi Salwa
43 43. Rencana menikah
44 44. Suami istri
45 45. Datang ke persidangan
46 46. Melarikan diri
47 47. Rencana pergi
48 48. Musuh
49 49. Di serang
50 50. Operasi
51 51. Sadar
52 52. Pengkhianat
53 53. Bertemu Papa dan Mama
54 54. Harus mengalah
55 55. Masalah
56 56. Pergi
57 57. Menanti
58 58. Kedatangan mertua
59 59. Tujuan Handi
60 60. Pengawal
61 61. Rencana
62 62. Tegar
63 63. Rumah sakit
64 64. Ingin sendiri
65 65. Kembali pulang
66 66. Jangan usir
67 67. Tidak ingin merepotkan
68 68. Rasa Cinta
Episodes

Updated 68 Episodes

1
1. Menjadi orang lain
2
2. Pergi ke perusahaan
3
3. Pertemuan
4
4. Apa ini karma?
5
5. Terkejut
6
6. Rahasia Ibra
7
7. Ke rumah Salwa
8
8. Pergi berdua
9
9. Jadi diri sendiri
10
10. Di pantai
11
11. Apa tujuanmu?
12
12. Siapa namamu?
13
13. Di apartemen Ibra
14
14. Jauhi Salwa
15
15. Datang ke perusahaan
16
16. Liona
17
17. Undangan pesta
18
18. Pesta di rumah Nando
19
19. Siapa yang membawa Salwa?
20
20. Kami berbeda
21
21. Selamat tinggal
22
22. Pasrah dan ikhlas
23
23. Perkembangan Ibra
24
24. Rindu
25
25. Hamil
26
26. Hatiku terpaut padamu
27
27. Calon anak kita
28
28. Lukas
29
29. Perkembangan Ibra
30
30. Ada yang aneh
31
31. Mencari jalan keluar
32
32. Ibra sembuh
33
33. Keduanya anakku
34
34. Ke mana Salwa?
35
35. Mencari Salwa
36
36. Disekap
37
37. Kembali
38
38. Memaksa
39
39. Selamatkan anakku
40
40. Kehilangan
41
41. Tinggal di jeruji
42
42. Mengunjungi Salwa
43
43. Rencana menikah
44
44. Suami istri
45
45. Datang ke persidangan
46
46. Melarikan diri
47
47. Rencana pergi
48
48. Musuh
49
49. Di serang
50
50. Operasi
51
51. Sadar
52
52. Pengkhianat
53
53. Bertemu Papa dan Mama
54
54. Harus mengalah
55
55. Masalah
56
56. Pergi
57
57. Menanti
58
58. Kedatangan mertua
59
59. Tujuan Handi
60
60. Pengawal
61
61. Rencana
62
62. Tegar
63
63. Rumah sakit
64
64. Ingin sendiri
65
65. Kembali pulang
66
66. Jangan usir
67
67. Tidak ingin merepotkan
68
68. Rasa Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!