After Wedding
Seperti biasa pagi-pagi aku sudah siap dengan setelan kerjaku, meski aku sudah menikah aku tetap bekerja untuk membantu biaya hidup sehari-sehari. suamiku hanya karyawan di sebuah pt PLN, gaji perbulanya tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-sehari. gaji yang didapat suamiku hanya cukup untuk membeli rokok bensin dan biaya sewa kontrakan, untuk biaya belanja dan kebutuhan lainya aku membantu dengan bekerja sebagi kasir pada sebuah perusahaan swasta.
"Ayoo mas bangun," segera kubangunkan suamiku untuk mengantarku bekerja, setiap hari aku memang selalu diantar dan dijemput.
"Hmmm." jawab suamiku sambil kembali memeluk guling.
"Mas rendy ayoo aku sudah kesiangan mas," cetusku mulai marah, karna memang sudah siang.
"Iyaa sayang." jawab mas Rendy sedikit kaget dan segera berjingkat bangun.
Mas Rendy segera kekamar mandi sekedar mencuci muka dan menyikat gigi, lalu segera meminum air putih yang selalu menjadi kebiasaanya ketika bangun dari tidur.
"Mas nanti mungkin aku lembur pulang agak malam gak apa-apa kan mas," tanyaku pada mas Rendy
"Pulang jam berapa? mungkin nanti aku mau kekolam pemancingan. telpon kalo sudah mau pulang yaa," jawab mas Rendy sambil mengelus kepalaku.
"Iyaa."jawabku kesal, selalu setiap malam selalu mancing, menghabiskan waktu bersma teman-temanya pulang hingga dini hari. kebiasaan itulah yang membuatku kesal setiap malam selalu pergi bersma teman-temanya, mas Rendy lebih memilih temanya untuk sekedar nongkrong, ketimbang bersmaku.
"Yaudah ayo nanti kamu kesiangan yang." jawab mas Rendy.
Diperjalanan aku diem ketika sampe ketempat kerja, aku segera turun lalu mengambil tangan mas Rendy dan menciumya.
"Mas nanti jangan lupa sarapan dulu yaa, aku udah masak dan juga hati-hati dijalan yaa," ucapku
"Iya sayang, aku pulang dulu yaa,"jawab mas Rendy, aku hanya dadah-dadah saja.
...****...
Kulirik jam sudah menunjukan pukul lima belas empat lima berati hari sudah senja. sebentar kulirik sahabatku yang masih asyik mengetik sesuatu di layar komputer.
"Ra jadi lembur gak yaa, kok blm ada intruksi," tanyaku pada Rara sahabatku.
"Entah semoga saja tidak, aku sudah benar-benar lelah Ros," jawab Rara.
tak lama kemudian temen satu divisi datang "Guyss hari ini kita gak jadi lembur yaa, jadi otewe langsung pulang," kata Mutia dengan wajah berbinar.
Aku bersorak girang, segera kubungi mas Rendy untuk menjemputku. sambil menunggu mas Rendy datang aku ngobrol-ngobrol dulu dengan yang lainya, hingga tak lama mas Rendy datang dan kami segera pulang.
"Sayang segera mandi kita maen kerumah ibu yaa," ujar mas Rendy, memang jarak kontrakan dan rumah mertua tidak begitu jauh jadi kami sering berkunjung.
"Iya mas sebentar." aku menjawab, dan segera mandi lalu bersiap menuju kediaman mertuaku
Dalam perjalanan menuju kerumah mertua aku bertanya pada mas Rendy, " mas kita gak beli makanan dulu?"tanyaku pada mas Rendy
"Mau beli apa sayang?"tanya mas Rendy
"Beli martabak saja bagaimana mas?"tanyaku lembali.
"Oke sayang." jawab mas Rendy. lalu mas Rendy membelokan kendaraan menuju kedai martabak, aku segera turun dan memesan 2 kotak martabak coklat kacang, begitu selesai segera mas Rendy gegas melanjutkan perjalanan.
"Asalamualaikum,"salamku ketika sampe drumah ibu.
"Walaikumslam." ibu mertuaku yang menjawab.
" Ayah kemana bu?" tanya mas Rendy
"Biasa bapakmu kumpul sama temen-temanya," jawab ibu
"Nita kemana bu?" tanyaku kembali, suamiku 2 persaudara dia anak pertama dan punya seorang adik permpuan hanya 2 tahun dibawah usia suamiku.
"Maen tempat Nopi, katanya anak Nopi ulang tahun." jawab ibu
"Ohh martabak bu," tawarku lagi
"Iya nduk. ibu barusan makan kenyang, kamu sudah makan,? tanya ibu
"Sudah bu,"jawabku
"Yang aku keluar sebentar yaa, klo ngantuk tdur aja dulu,"mas rendy langsung keluar tanpa menunggu jawaban dariku.
"Iya."aku menjawab dengan kesal,itulah suamiku selalu bgtu ketika drumah ibu, kadang sampe pulang jam 4 subuh.
"Nduk sudah ada tanda-tanda belum?"tanya ibu seperti biasa seorang nenek ingin segera menimang cucu.
"Belum bu kemarin barusan datang bulan malah," jawabku dengan apa adanya.
"Gak papa yang sabar yaa nduk, itu tetangga depan jalan sudah hampir 5 tahun belum dikasih momongan. kamu yang baru 8 bulan harus lebih sabar lagi," jawab ibu kembali menasehati, aku hanya mengangguk.
Lalu kembali kami ngobrol untuk menghilangkan kejenuhan, kulihat jam sudah menunjukan setengah sebelas malam, dan mas Rendy belum ada tanda-tanda akan pulang. kulihat ibu sudah mengantuk lalu aku segera ke toilet sekedar mencuci kaki dan tangan.
"Bu aku kekamar dulu sudah ngantuk." ijinku basa basi pada ibu mertua.
"Yaa. ibu juga mau kekamar ini sudah mulai ngantuk,," jawab ibu, aku hanya menganguk lalu seger masuk kemar, merbahkan diri lalu aku terlelap. hingga entah jam berapa aku merasa ada tangan dingin yang memelukku.
"Mass baru pulang?" tanyaku
"Hmmm," jawab mas Rendy sedikit bergumam
"Kita pulang atau minep mas?"tanyaku lagi.
"Nginap saja sayang, aku udah ngantuk besok pagi-pagi kita pulang." jawab mas Rendy
"Tau gitu aku tadi gak ikut kesini mass, aku malas klo pulang pagi-pagi," ketusku kesal, selalu saja seperti ini klo maen kesini berujung minep, dan kalo minep sudah bisa dipastikan aku pasti kesiangan dan gak sempat masak dulu.
"Ehh sayang gtu aja marah si, kan gak sering-sering bobo sini."jawab mas Rendy sambil memeluku dari belakang.
"Ih mas ah awas berar tau, sanaan ah aku mau tidur,"ucapku ketus sambil ku pukul pelan kaki mas Rendy yang melingkar di pinggangku.
"Gtu aja marah, katanya gak bisa tidur kalo gak dipeluk. ini mau dipeluk malah diusir,"tanya mas Rendy, sambil meremas buah dadaku dari belakang.
"Kalo lagi gak marah iya, tapi kalo lagi marah tanpa dipeluk juga aku bisa tdur."jawabku masih ketus.
"Jadi sekarang marah ni ceritanya, terus gimana supaya tidak marah lagi sayangku ini,"tanya mas Rendy sambil mencium leherku dari belakang.
"Mas aku kan sudah bilang berkali-kali, aku itu mau bangun pagi-pagi masak dulu sebelum kerja. kalo minep dsini mana bisa mas aku masak dulu, kalo mas mau main silahkan tapi aku drumah tidur rumah jangan ajak aku minep kecuali libur kerja,"jawabku panjang lebar supaya mas Rendy paham, tapi kurasa sampai nadiku yang dileher ini putuspun mas Rendy tidak akan mengerti, buktinya kejadian seperti ini tidak hanya sekali duakali tapi berkali-kali.
"Ya ya aku janji besok lagi aku gak ajak kamu minep deh, maaf yaa,"rayunya sambil kembali memeluku dari belakang.
"Sebaiknya tidur. tidak usah banyak omong besok pagi-pagi jam lima harus sudah bangun kita pulang kekontrakan."jawabku, tak kudengar jawaban mas Rendy mungkin saja dia sudah terbang kealam mimpi, dan akupun sgera menyusulnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Nurul Hidayah
selamat mem
2022-07-13
0