Sore hari jam menunjukan pukul empat tiga puluh aku masih dikantor, karna memang hari ini aku lembur dan sudah mengabari mas Rendy. kulihat Rara juga sedang sibuk mengetikan sesuatu dilayar monitor komputernya, tak lama ponselku berdering kulihat nama mas Rendy yang tertera dilayar ponsel, segera kugeser tombol warna hijau dan terdengar suara mas Rendy menyapa di seberang sana.
"Halo sayang." ucap mas Rendy.
"Iyaa mas, mas sudah pulang?" tanyaku pada mas Rendy.
''Sudah. kamu masih lama pulangnya?" tany mas Rendy kembali.
"Masih mas, mungkin setelah magrib nanti aku telpon kalo sudah mau pulang mas," ucapku pada mas Rendy.
"Oke sayang."ucap mas Rendy sambil menutup telponya. kembali aku disibukan dengan pekerjaanku, hingga tak terasa waktu beranjak menjadi malam. kulihat jam menunjukkan pukul tujuh lewat lima belas menit pekerjaanku sudah selsei dan waktunya pulang. segera ku kabari mas Rendy untuk segera menjemputku, setelah mengabari aku segera siap-siap dan turun kebawah menunggu mas rendy, tak lama aku menunggu dibawah mas Rendy sampai kantor dan kami bergegas pulang kekontarakan.
...ΩΩΩ...
Aku sudah mandi dan sudah sampe drumah mertuaku, kulihat disana sudah rame ada oom, bibi dan juga keponakaanku. rupanya mereka bener-bener memanggil sodara suapaya acaranya ramai.
"Lo kok rame ada acara apanih?"tanya mas Rendy dengan gaya guyonanya.
"Biasa makan-makan."jawab oom sambil tersenyum, dan rupanya mas Rendy masih belum menyadari kalo hari ini dirinya ulang tahun.
"Aku masuk dulu mas."ucapku pada mas Rendy, dan dijawab anggukan oleh mas Rendy.
Sampe didalam ternyata sudah rame dan pada sibuk menyiapkan untuk acara bakar ayam dan ikan, aku segera menemui Nita yang sedang berada dikamarnya.
"Nit. mana kuenya aku mau lihat," ucapku penasaran.
"Oh iya ini mba bagus ko aslinya,"jawab Nita lagi, sambil berjalan kearah lemari lalu membuka pintu salah satu lemari dan mengambil kue ulang tahun.
"Sengaja aku taro dikmar mba, soalnya kalo taro dikulkas mas Rendy pasti buka takut ketahuan hee ,"ucapnya dengan disertai tawa.
"Oke sip. kita simpan dulu aku keluar nanti mas Rendy curiga kalo aku dikamar lama-lama." ucapku sambil berjalan keluar kamar, ketika keluar kulihat mas Rendy sudah mulai membakar ikan dan ayam ditemani para sepupunya. tak lama kemudian selesei membakar dan acara makan pun dimulai, daun pisang untuk alas makan nasi hangat ikan dan ayam bakar serta sambal terasi dan lalapan sudah siap. aku bergegas masuk kekamar untuk mengambil kue ulang tahun. aku segera mndekat mas Rendy sambil membawa kue.
"Selamat ulang tahun mas,"ucapku
"Terima kasih sayang. aku pikir kamu lupa kalo hari ini aku ulang tahun," ucap mas Rendy sambil tersenyum, rupanya mas Rendy malu karna disana ramai banyak sodara.
"Yasudah mas tiup lilinya,"ucapku sambil tersenyum, gegas mas Rendy meniup lilin dan langsung memotong kue, kue pertama diberikan kepadaku sebagai orang terdekat. setelah selesei acara potong kue dan tiup lilin kami segera memulai acara makan malam bersama. dalam hati aku bersyukur memiliki saudara ipar serta mertua yang sangat dekat seperti saudara kandung sendiri.
...ΩΩΩ...
Sekarang aku dan mas Rendy sudah pulang kekontrakan, dan kami sedang tidur berpelukan diatas ranjang. setelah beberapa saat yang lalu kami baru saja selesei melakukan pekerjaan yang melelahkan namun nikmat.
"Semoga cepet ada dedek bayi disini,"ucap mas Rendy sambil mengelus perutku yang rata.
"Amin yaa mas."jawabku sambil mendongak untuk melihat wajah mas Rendy. mas Rendy tampan, tinggi dan hidunya sangat mancung untuk ukuran orang indonesia kulitnya pun bersih hampir sma sepertiku.
"Mas nanti pengen mau anak laki-laki atau perempuan?"tanyaku pada mas Rendy
"Apa aja sayang. asal sehat lancar gangsar lahiranya,"jawab mas Rendy lagi. aku dan mas Rendy memang sudah sangat ingin punya momongan, meskipun belum genap satu tahun menikah namun keinginan punya momongan sungguh menggebu-gebu.
"Mas kalo seandainya aku gabis punya anak gimna?"tanyaku pada mas Rendy
"Ngomong apa sih yang. namanya jodoh mati rezeki itu udh diatur sama allah kita kan tinggal berusaha sabar yaa," ucapnya sambil mengelus kepalaku.
"Yasudah ayo tidur, besok kesiangan bangunya." ucap mas Rendy lagi.
Ahirnya aku dan mas Rendy tertidur dalam keadaan saling memeluk satu sama lain dan dalam satu selimut yang sama.
...ΩΩΩ...
Hari-hari kulalui tak terasa sampe pada suatu sore kebetulan dari jam dua siang mendung gelap hujan disertai angin, sampe pada jam empat tiga puluh harusnya jam segitu aku udah dirumah sedari tadi namun karena hujan jadi masih dikantor. hari ini rara gak berangkat kerja ijinya kurang enak badan.
"Ros kalo mau pulang bareng sama Arga saja,"ucap Rio kebetulan dia bawa mobil, dan mutia sudah pulang dengan memesan taksi onlen.
"Emm aku nunggu mas Rendy aja deh," tolaku halus pada Rio.
"Ini hujan deras Ros. apa iya suami kamu mau nekat jemput kamu dalam keadaan begini?" ucap Rio lagi, sejenak aku membenarkan ucpan Rio namun aku kembali menggeleng.
"Yasudah klo tidak mau ayo Ga," aja Rio pada Arga.
"Duluan yaa Ros daaahh."ucap Arga hanya kujawab dengan anggukan saja.
Waktu terus bergulir sekarang sudah jam lima tiga puluh tapi blm ada tanda-tanda hujan, ketika sudah tidak ada petir aku mencoba menghidupkan ponselbuntuk menghubungi mas Rendy. segera ku cari nama mas Rendy lalu kupencet tombol memanggil, nyambung tapi belum diangkat kuulangi lagi hingga panggilan ke tiga baru diangkat.
"Halo mas kamu dimana?"tanyaku pada mas Rendy.
"Dirumah sayang, tapi belum bisa jemput masih hujan sayang." jawab mas Rendy, dari suarnya seperti ada yang tidak beres tiba-tiba perasaan tidak enak menyerangku.
"Kamu baik-baik saja kan mas, kenapa angkat telponya lama dan suaranya aneh?" tayaku lagi mencerca mas Rendy.
"Baik sayang, aku hanya ketiduran jadi enggak dengar kamu nelpon." jawab mas Rendy, tapi sungguh aku curiga.
"Yasudah mas nanti kalo sudah reda segera jemput aku yaa,"ucapku kembali.
"Oke sayang."ucap mas Rendy sambil menutup telponya. selepas mematikan panggilan mas Rendy aku bukanya tenang malah semakin kawatir, mengingat pergaulan mas rendy dan juga teman-teman mas Rendy tidak ada yang bener menurutku. jam sudah menunjukkan pukul enam empat puluh lima tapi masih hujan. meski gak sederas tadi namun kalo kami nekat bisa dipastikan sampe rumah pasti basah kuyub. ahirnya aku menuggu mas Rendy dibawah mengingat diatas hanya aku seorang diri tiba-tiba rasa takut menyelinap didalam hatiku. sambil turun kebawah aku menghubungi mas Rendy untuk segera menjemput karna hujan sudah reda tinggal gerimis saja, kutunggu mas Rendy dibawah tak berapa lama aku menunggu mas Rendy sudah sampe lengkap dengan mantel, gegas aku segera naik ke atas motor lalu melaju pulang kekontraan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments