Sesampainya dikontrakan aku segera berlari ke kamar mandi, mandi dan segera ganti baju karna bajuku sedikit basah. kulihat mas rendy langsung merebahkan diri didepan tv sambil memejamkan mata.
"Mas gak ganti baju, bajunya apa gak basah?"tanyaku pada mas Rendy.
"Enggak yang." jawabnya singkat, setelah selesei urusan dikamar mandi, aku segera masuk kekamar untuk ganti baju. masuk kamar tidak ada yang mencurigakan lalu aku memakai pakaian setelahnya aku segera mengambil lotion.
Degh..
Apa ini kenapa foto pernikahanku ada dikamar dan dalam keadaan tengkurap, pikiranku melayang kemna-mana. apa mas Rendy membawa wanita kerumah ini, dan apa mas Rendy mengaku masih sendri. pikiranku sudah benar-benar kalut, aku naik keatas ranjang ku perhatikan setiap sudutnya tidak ada yang mencurigakan, aku semakin panik segera keluar dari kamar dan bertanya pada mas rendy.
"Mas tadi siapa datang kesini?" masih dengan nada slow menahan emosi
"Gak ada sayang." jawab mas Rendy sambil memejamkan mata, kudekati mas Rendy ternyata bau alkohol, bajingan kamu mas bawa perempuan kerumah batinku kesal.
"Kamu mabuk lagi mas, kapan si kamu berubah mas?" ucapku lantang mulai memuncak emosiku.
"Kamu minum dimna, dan perempuan mana yang kamu bawa kesini mas sampe foto pernikahan kita kamu sembunyikan di kamar?"tanyaku sudah berteriak keras, mungkin mas Rendy kaget dia sedikit berjingkat mendengar pertanyaanku.
"Maksud kamu apasih, siapa yang bawa perempuan ksini dan foto.foto apa maksud kamu?"ucap mas Rendy teriak tidak kalah keras dariku.
Segera kutarik tangan mas Rendy kuajak dia kekamar untuk menunjukan foto tersebut.
"Enggak. aku gak tahu perihal foto ini demi allah," ucap mas Rendy penuh keyakinan.
"Lalu apa mungkin foto ini pindah sendri kekamar mas. jawab mas!" ucapku aku sudah menangis histeris.
"Tapi aku bener-bener tidak tahu menahu perihal foto ini," ucap mas Rendy sedikit menurun intonasinya.
Aku tertawa keras mendengar ucapan mas rendy."Mana ada mas maling ngaku maling, mana ada orang selingkuh yang mengaku," ucapku.
"Dirumah ini hanya ada aku dan kamu. dan sehrian ini aku kerja mas dikantor, kamu yang drumah lalu kejadian ini harus aku tanyakan pada siapa masss." ucapku lagi dengan suara keras meneriaki mas Rendy.
"Bisa gak kamu atur suaramu. kamu mau semua orang tau kalo kita sedang berantem hah?" jawab mas Rendy dengan suara membentak.
"Memangnya kenapa mas, biar semua orang tau kalo suamiku membawa pelacur masuk kerumah ini, dan mengaku masih bujangan dasar bajingan."ucapku dengan suara teriak keras campur tangisan. untung suasana sedang hujan deras jadi tak ada orang yang bisa mendengar suaraku.
"Beraninya kamu mengatakan aku bajingan, aku bukan bajingan ingat itu!"suara mas Rendy tak kalah keras dari suaraku, disertai tangan mencengkeram erat kedua bahuku.
"Jelaskan padaku apa yang sebernya terjadi. siapa yang tadi siaang datang kemari hah?" tanyaku lagi.
"Dengarkan aku baik-baik."ucap mas Rendy mungkin dia mau buka suara soal kejadian siang tadi.
"Tadi siang, abis dari kantor aku pulang kerumah sehabis makan aku tiduran, lalu Dika menelpon katanya sudah didepan kontrakan, ahirnya kubukakan pintunya,"ucap mas Rendy aku masih diam mendengarkan dia bercerita.
"Dia sudah membawa minum. lalu minum dsini aku gak habis banyak, cuman Dika mabuk lalu dia mau banting-banting barang makanya foto itu aku masukkan kedalam kamar."jawab mas Rendy, aku tertawa keras mendengar jawaban mas rendy yang ngelantur dan tidak masuk akal.
"Yang benar saja mas. katanya tadi kamu bersumpah gak tahu menahu masalah foto," jawabku dengan suara mengejek.
"Kenapa mas, bingung mau ngasih alasan apa lagi cari alasan yang jelas jangan berbelit-belit." jawabku lagi karna mas Rendy diam, aku tau mas Rendy sedang bingung karna alsanya bener-bener tidak masuk akal.
"Kutelpon Dika dan silahkan tanyakan sendri padanya." ucap mas Rendy
"Untuk apa aku bertanya pada Dika, jawabanya ada dikamu mas."jawabku mulai menangis lagi.
Mas Rendy segera mengeluarkan ponsel untuk menelpon Dika. namun berkali-kali sambungan telepon itu tidak diangkat, ahirnya entah panggilan yang keberapa baru diangkat oleh Dika.
"Halo Rend,"jawab Dika, jelas kudengar suara dika karna dilospeak sama mas Rendy.
"Dimana lo Dik, bisa gak lo kekontrakan gue sekarang juga." jawab mas Rendy dengan suara keras.
"Gak bis Ren. gw lagi klosingan ini," jawab Dika, ya aku tau klo dika sedang kerja di koperasi dan setiap ahir bulan selalu klosingan.
"Sebentar aja Rosa ngamuk, dan dia minta kejelasan kejadian tadi siang," ucap mas Rendy lagi.
"Kejadian tadi siang apa Ren?"tanya Dika lagi, aku semakin geram mendengar dua manusia bajingan ini bicara.
"Nah ini lo ngomong aja sama si Ros." ucap mas Rendy, segera kumatikan telpon tak berfaedah tersebut.
"Apalagi yang mau kamu sangkal mas jelas-jelas si Dika justru bertanya tentang kejadian apa?" ucapku lagi
"Kalian berdua sengaja mempermainkan aku mas, mentang-mentang aku ini perempuan lemah bisa dibodohi dibohongi iya mas, bajingan kamu mas siapa pelacur yang kamu bawa kesini. apa yang kamu lakukan dengan pelacur itu mas?" teriaku disertai tangisanku, hatiku sakit dadaku benar-benar sesak membayangkan ada perempuan lain dsini dan dibawa kesini oleh mas Rendy suamiku alangkah tidak ada artinya aku bagi mas Rendy.
"Kamu bilang alasan pertma begini dan lalu alasan kedua beda lagi mas, sebenarnya apa yang terjadi?"tanyaku lagi mas Rendy hanya diam mendengarkan aku bicara.
"Aku gak mau dengar alasan dari orang lain, aku mau dengar dari kamu mas." ucapku lagi dengan suara bergerar karna bercampur menangis.
"Ros, tadikan aku sudah mengatakan alasanya." jawab mas Rendy.
"Tapi, orang gila juga tau mas alasanmu itu gak masuk akal bener-bener gak masuk dinalar mas."jawabku lagi semakin geram dengan sikap mas Rendy.
"Mas Rendy tetap diam kan, bingung mau ngomong apa atau bingung lagi nyari alasan lagi iyaa mas," aku berteriak kembali.
"Ros kamu jangan kurang ajar. sedari tadi kamu bicara sangat kasar kepadaku kamu bertanya sudah aku jawab sesuai yang terjadi tapi kamu malah makin menajdi-jadi." ucap mas Rendy semakin geram sembari menendang pintu dia berteriak didepan mukaku.
"Hahahaha mas Rendy yang terhormat. jawaban mana yang kamu berikan, itu bukan jawaban mas itu hanya alasan supaya posisi kamu aman kan, dan kamu bisa meneruskan zina kamu dengan gundikmu itu iya kan mas,"ucapku berteriak kembali.
"Ros.." mas Rendy berteriak sambil mengangkat tangan hendak memukulku, namun urung dialakukan dia hanya meninju pintu untuk melampiaskan kekesalanya.
"Pukul aku mas pukul, kalo memang kamu merasa senang dengan memukul aku silahkan saja aku tidak takut." ucapku menatap sejenak muka mas Rendy, lalu aku segera berlalu masuk kedalam kamar. kembali aku tersedu menumpahkan segala sesak didadaku. urusan belum selesei aku belum menemukan titik terang siapa sebenarnya disini yang menjadi bajingan. puas menangis aku merebahkan badanku untuk segera terlelap, namun urung kulakukan dengan gerakan sangat pelan aku melihat posisi mas Rendy, ternyata dia sudah tertidur didepan tv. aku segera kembali kekamar untuk merebahkan kembali tubuhku mengistirahatkan hatiku yang lelah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments