Briana
"Permisi, Pak. Mohon gunakan sabuk pengaman nya, pesawat akan segera mendarat."
Suara lembut dari seorang pramugari menyadarkan Gama dari lamunan. Lelaki yang nampak terlihat datar dan dingin itu, hanya mengangguk kecil ketika mendengar perintah dari gadis cantik itu.
Setelah sabuk pengaman sudah melingkar di tubuhnya, lelaki tampan itu kembali menatap benda-benda yang terlihat kecil di bawah sana melalui jendela pesawat tanpa menghiraukan gadis yang terlihat sedang memperhatikan dirinya dari samping tempat duduk.
Pemandangan yang indah, begitu menurutnya. Rumah-rumah penduduk dan bangunan-bangunan megah di ibu kota, terlihat begitu kecil jika di lihat dari ketinggian ini.
Apakah gadis yang sudah membuatnya patah berada di dalam salah satu bangunan di bawah sana ? Apakah ia mampu tinggal di kota yang sama dengan gadis yang masih mengisi hati terdalam namun, tidak lagi bisa ia miliki itu ? Entahlah, ini kali pertama ia memberanikan diri untuk pulang setelah mendengar berita pernikahan gadis yang ia cintai itu. Setelah sekian tahun, ini pertama kalinya ia kembali ke tanah kelahirannya. Jika sang Mama tidak terus memohon, maka sampai mati pun ia tidak berminat lagi untuk kembali ke sini.
Yah, takdir yang Tuhan ciptakan untuk hidupnya begitu sulit untuk ia terima. Namun, pada akhirnya ia menyadari, jika perpisahan itu bukanlah kesalahan gadis yang ia cintai tetapi kesalahannya.
Ia yang pergi meninggalkan orang yang begitu ia cintai. Maka saat gadis itu melangkah pergi, ia pun tidak lagi memiliki hak untuk menahannya.
Setelah pesawat mendarat dengan sempurna, Gama masih tetap terduduk diam di tempatnya. Tatapannya masih menatap keluar jendela pesawat. Lelaki itu seakan begitu berat untuk membawa kakinya melangkah keluar dari dalam benda besi itu. Hingga seorang pramugari kembali memperingatkan nya untuk segera keluar dari kabin pesawat.
Gama hanya mengangguk seraya menguatkan hati. Kali ini ada senyum kecil yang terlihat di sudut bibirnya sebagai tanda permohonan maaf atas sikapnya.
Gadis cantik itu ikut tersenyum ramah kepada penumpangnya. Karena ini memang sudah menjadi tugasnya.
"Kania.." Ucap gadis itu ragu-ragu saat Gama hendak melangkah keluar dari dalam pesawat.
Gama menghentikan langkah, menatap sejenak gadis yang sudah memberanikan diri mengajaknya berkenalan di dalam pesawat itu.
Beberapa detik berlalu Gama masih terdiam. Menatap bergantian wajah cantik dan tangan lentik yang sedang terulur ke arahnya. Hingga satu senyum kecil kembali terlihat di sudut bibirnya. Ia lalu meraih tangan yang sedang terulur, kemudian ikut menyebutkan nama.
"Gama.." Ucapnya singkat.
Kania mengangguk, kemudian mengambil satu buah kartu nama dari dalam saku pakaian nya, kemudian menyerahkan kartu itu pada Gama.
"Sepertinya kamu membutuhkan seseorang untuk berbagi masalah. Ibuku adalah seorang dokter khusus, kamu bisa menghubungi beliau jika membutuhkan seseorang yang tepat." Ujar Kania lalu berpamitan untuk kembali melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai di dalam pesawat itu.
"Terima kasih." Ucap Gama.
"Semua orang memiliki masalah hidup masing-masing, Gama. Namun, semua masalah akan ada jalan keluarnya masing-masing pula. Kita hanya perlu menemukan orang yang tepat." Jawab Kania.
Gama mengangguk paham. Kania pun tersenyum lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju kabin lain untuk membereskan pekerjaannya yang masih tersisa.
Beberapa saat berlalu, Gama masih menatap pundak gadis yang baru saja berlalu dari hadapannya, lalu memasukkan selembar kartu nama yang ada di tangannya ke dalam saku kemeja yang ia kenakan, dan segera keluar dari dalam pesawat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
ZaeV92
Hadir
2022-06-16
1
Reni giany
akhirnya up lagi kk nitta🤗🤗
2022-06-01
3
Nurlinda
😍😍😍😍😍
2022-06-01
0