Pagi yang mencekam sama seperti biasa selama tiga bulan setelah kepergian ayahnya. Briana seakan sedang menonton live kemesraan suaminya bersama wanita lain. Bahkan dengan tidak tahu malunya, wanita yang menjadi salah satu kepercayaan sang ayah saat masih hidup ini, bertingkah seperti pemilik rumah.
"Ini cocok untuk mu sayang." Ujar Risa manja sambil memilihkan dasi yang tepat untuk Dion kenakan hari ini.
Dengan perasaan yang campur aduk, Briana melangkah keluar dari dalam kamar utama itu, sebelum menjadi saksi keromantisan suaminya bersama wanita lain di dalam kamarnya sendiri.
Dion memang tidak pernah menggunakan kamar utama itu untuk tidur, namun, semua barang-barang keperluan milik laki-laki yang sudah berstatus sebagai suaminya selama beberapa bulan itu, masih tertata rapi di dalam kamarnya.
"Bagus dong tahu diri. Otak kamu itu di mana ? Putra ku sama sekali tidak pernah mencintai mu." Sindir wanita paruh baya yang sedang duduk santai di dalam ruang keluarga.
Briana kembali menarik napas nya dalam-dalam, kemudian menghembuskan udara melalui mulutnya dengan perlahan. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk tidak terpengaruh dengan keadaan yang semakin hari semakin membuatnya jengah.
Tanpa berniat membalas sindiran sinis dari ibu mertua sekaligus ibu tiri nya itu, Briana terus mengayuhkan langkahnya menuju pintu utama untuk segera keluar dan meninggalkan rumah yang sudah seperti neraka baginya.
Yah, setelah kepergian sang Ayah, ini bukan lagi sebuah rumah. Tetapi hanyalah sebuah bangunan megah yang di dalamnya seperti neraka.
"Pergi yang jauh, kalau perlu susul ayah kamu."
Teriakan dari dalam rumah kembali terdengar. Briana berusaha untuk tidak terpengaruh dengan kalimat tajam penuh cemooh itu, dan terus melangkahkan kakinya keluar dari sana.
Terkadang menghindari sesuatu yang menjijikan akan lebih baik, dari pada menghadapinya dan hanya membuat diri kita ikut menjadi kotor.
****
Beberapa jam telah berlalu, kini sebuah mobil mewah sudah terparkir di pelataran gedung megah. Seorang wanita cantik masih terdiam di dalam mobil itu, sembari memaksa dirinya sendiri agar berani turun dan bertemu dengan suaminya di dalam gedung dengan puluhan lantai itu. Ini pertama kalinya ia memberanikan diri datang ke perusahaan atas insiatifnya sendiri, dan tanpa sepengetahuan suaminya.
Setelah menghabiskan waktu berjam-jam di atas pusara sang Ayah, kini ia sudah berada di depan gedung di mana suaminya berada.
Beberapa saat terdiam di dalam mobil, Briana akhirnya keluar dari dalam mobil pemberian ayahnya itu, lalu melangkah masuk ke dalam gedung perusahaan.
Semua harus di selesaikan. Jika Dion benar-benar tidak ingin lagi melanjutkan pernikahan, maka mereka harus membicarakan itu dan mengakhirinya bersama.
"Selamat siang, Bu." Seorang penjaga keamanan menunduk sopan saat putri dari pemilik perusahaan tempat ia bekerja tiba-tiba masuk ke dalam lobi.
"Selamat siang juga, Pak." Jawab Briana sopan.
Hembusan napas lega terdengar dengan jelas dari bibir lelaki paruh baya itu, membuat Briana tersenyum.
"Saya kesana ya, Pak." Pamit Briana ramah sambil menunjuk meja resepsionis guna menanyakan kesibukan suaminya saat ini, agar nanti kehadirannya tidak mengganggu.
Lelaki paruh baya itu mengangguk, dan mempersilahkan putri dari pemilik perusahaan itu masuk.
Masih dengan senyum manis di bibirnya, Briana melangkah menuju meja resepsionis. Beberapa gadis cantik yang sedang bertugas di meja itu, terkejut melihat kehadiran nya. Ini pertama kalinya setelah kematian pemilik perusahaan tiga bulan yang lalu, mereka melihat Briana datang ke perusahaan.
Briana pun mulai menyampaikan perihal kedatangannya siang ini. Dan salah satu karyawan yang bertugas di meja resepsionis itu paham, lalu mengajak Briana menuju ruangan pemilik perusahaan ini. Sebelum itu, gadis cantik bername tag Eva itu, menghubungi sekretaris Bos mereka terlebih dahulu untuk meminta izin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Reni giany
lanjut thor..
2022-06-01
3
Nurlinda
Brianna 😘
2022-06-01
2