"Ku mohon selamatkan aku." Lirih Briana. Tubuh mungilnya tengah terjebak di dalam mobil yang baru saja menghantam pohon dan pembatas jalan. Cairan bahan bakar mulai mengalir dari tangki mobil tersebut, sedangkan tubuh nya masih terjebak di dalam mobil mewah itu.
Suara rintihan masih terus terdengar dengan begitu jelas di jalanan yang begitu sunyi. Sore yang indah sudah mulai berganti kelabu. Wanita yang sudah berlumuran darah itu, terus menahan rasa sakit di beberapa bagian tubuhnya yang terluka. Mobil yang ia kendarai sudah terjebak di pohon yang ada di sisi jalan, beruntung jalanan sangat sepi sehingga tidak ada yang menjadi korban dari kecelakaan itu selain dirinya sendiri.
Briana menutup matanya, sembari memohon pada sang kuasa, agar ia bisa selamat dari maut ini. Jika kesempatan selamat masih ada, maka ia berjanji akan menyayangi dirinya sendiri lebih dari siapapun. Ia tidak akan lagi menyiksa dirinya hanya untuk mendapatkan cinta dari orang-orang yang tidak pernah mengaggap dirinya ada.
Api mulai merambat membakar mobil, Briana tersenyum saat melihat seseorang yang datang mendekat ke arah mobilnya. Namun, beberapa saat kemudian lelaki yang terlihat melangkah mendekati mobilnya, tidak lagi terlihat hanya nyala api di sertai ledakan, mengiringi kepergian senyum di wajah cantiknya.
Matanya tertutup, di iringi tetesan air mata yang jatuh membasahi pipi, karena selama ini ia hidup hanya untuk memastikan orang-orang di sekitarnya bahagia, tanpa memikirkan kebahagiaannya sendiri. Dan kini, saat kesakitan tengah mwnyelimutinya, tidak ada satu orang pun yang perduli. Namun, akan lebih baik sepeprti ini. Kini semuanya berakhir. Kesakitannya selama dua tahun, akan segera berakhir di sini.
"Apa yang kamu lakukan ?" Teriak wanita paruh baya yang sejak tadi mencegah putranya agar tidak masuk ke dalam mobil yang hampir di penuhi kobaran api.
"Gama apa yang kamu lakukan." Teriak Keyla lagi saat melihat putranya memaksa masuk ke dalam mobil dan berusaha menyelamatkan seseorang dari dalam mobil yang sudah di penuhi kobaran api.
"Dia tersenyum padaku Mam. Dia tersenyum padaku sama seperti beberapa tahun lalu." Jawab lelaki yang bernama Gama itu sambil membawa tubuh yang sudah terkena kobaran api, keluar dari dalam mobil lalu memindahkan ke dalam mobil miliknya.
"Mama pindah ke belakang, tolong periksa denyut nadinya." Ujar lelaki itu lagi, kemudian bergegas membawa tubuh yang tidak lagi sadarkan diri itu ke dalam mobilnya.
"Dia masih hidup, cepat ke rumah sakit." Perintah Keyla ada putranya.
Wanita paruh baya itu menatap nanar wajah yang sudah tekena kobaran api dengan perasaan yang sulit di jelaskan. Apa memang takdir putranya akan selalu di pertemukan dengan gadis yang sama, juga di situasi yang sama mengerikannya ? Entahlah, tapi melihat wajah ini, rasa sesal di hati Keyla mulai kembali terasa.
Di kursi pengemudi, Gama tidak lagi menjawab perintah sang Mama, dan hanya menancap pedal gas mobilnya menuju rumah sakit terdekat.
Senyum wanita yang ia lihat tadi di dalam mobil sebelum terbakar, tidak asing. Manik yang sempat menatapnya penuh permohonan, seperti wanita yang dulu sempat menatapnya sama. Yah, gadis itu wanita yang sama. Wanita yang sedang berusaha di lupakan olehnya.
Gama melirik beberapa luka bakar di bagian tubuhnya. Perih, begitulah yang ia rasakan saat ini. Akan tetapi, baginya tidak seperih saat melihat wanita yang ia cintai kembali berada di keadaan yang mengenaskan seperti hari ini, tepat di hadapannya. Ini pertemuan pertama mereka saat Briana menghilang, dan pertemuan ini kembali di awali dengan keadaan yang mengenaskan seperti beberapa tahun yang lalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Nurlinda
🥲🥲🥲🥲
2022-06-02
1