Mobil milik Briana mulai melaju perlahan di jalanan kota Jakarta. Hari ini ia ingin pergi ke suatu tempat yang biasanya ia gunakan untuk menghabiskan waktu bersama sosok Ayah kandung yang baru ia temui setelah puluhan tahun berlalu.
Sejak pagi hingga siang hari sebelum datang keperusahaan, ia sudah menghabiskan banyak waktu di atas makam sanb Ayah.
"Maaf Ayah." Gumamnya pelan.
Sejujurnya walaupun tidak ada rasa cinta di antara dirinya dengan Dion, ia sudah bertekad untuk berusaha mencintai laki-laki yang sudah mengucap janji suci bersama di hadapan Tuhan itu. Tapi kini, sepertinya tidak ada yang bisa di pertahankan lagi dengan ikatan suci yang di ciptakan oleh Ayah kandungnya itu.
Briana menarik nafasnya dalam-dalam, lalu kembali memacu mobilnya menuju villa. Malam ini ia ingin mengunjungi tempat yang di tinggalkan oleh Ayah kandungnya itu. Tempat yang menyimpan banyak kenagan selama beberapa tahun ini. Sebelim memulai hidupnya yang baru, ia ingin menghabiskn banyak waktu di villa yang kata ayahnya di buat untuk dirinya.
Setelah lebih dari tiga bulan berusaha untuk memenangkan hati Dion, kini waktunya ia berhenti. Bukan hanya berhenti berharap di cintai oleh laki-laki yang masih sah menjadi suaminya itu, namun, juga berhenti memaksa hatinya untuk bisa menerima Dion sebagai laki-laki yang akan mengisi kehidupannya nanti.
"Maaf tidak bisa menepati janji, Ayah." Ucapnya lagi entah pada siapa. Memohon maaf pada Ayahnya, ataukah memohon maaf pada dirinya sendiri yang selalu saja gagal merubah takdir hidupnya.
Briana menambah kecepatan mobilnya. Jalanan yang begitu lenggang membuat wanita yang bergelar seorang istri tak di inginkan itu, tidak ingin membuang kesempatan agar segera tiba di tempat tujuannya.
Mobil mewah dengan logo perusahaan Atmaja itu terus melaju kencang di jalanan Puncak. Wanita yang sedang mengendarai salah satu dari sekian banyak mobil termahal itu tidak menyadari, jika saat ini maut tengah menemaninya di perjalananan.
Hingga saat di persimpangan jalan, ada satu buah mobil yang sedang melaju pelan dari arah yang berlawanan, dan membuatnya kehilangan keseimbangan.
"Ada apa ini ?" Gumam Briana saat ia menginjak pedal rem, namun, mobil yang sedang ia kendarai tidak mau berhenti.
"Ya Tuhan..." Ujarnya lagi. Wajahnya memucat karena panik, terlebih mobil yang sedang melaju dari arah yang berlawanan semakin mendekat ke arahnya.
Dan akhirnya, hantaman tidak lagi bisa ia hindari. Suara ledakan mengisi sore yang indah di jalanan yang begitu sunyi. Mobil bagian depannya sudah hancur, Briana mengangkat wajahnya yang sudah penuh dengan darah karena terbentur di stir mobil.
Senyum miris terlihat di bibirnya saat mendapati dirinya masih selamat dari maut itu. Mobil yang hampir saja ia tabrak tadi sudah berhenti di sebrang jalan, dengan cepat Briana melepaskan sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya, lalu mendorong pintu mobil. Sayang, pintu mobilnya terhalang dengan pembatas jalan yang baru saja ia tabrak.
"Tolong aku..." Lirihnya saat melihat laki-laki yang sedang melangkah mendekati mobilnya. Namun, usaha yang sedang di lakukan oleh laki-laki itu, terus di cegah oleh wanita paruh baya yang ada di sana.
"Tolong aku, ku mohon.. Setelah ini aku janji akan mencintai diriku sendiri lebih dari siapa pun." Mohon nya lagi bersama air mata mulai meluncur dari pelupuk matanya, bercampur dengan darah yang terus menetes dari pelipis akibat hantaman keras tadi.
Bayangan masa lalu, juga wajah laki-laki yang tidak asing kini sedang berusaha terlepas dari cengkraman wanita paruh baya yang ada di sana, membuat dadanya sesak.
Hingga beberapa menit kemudian, hanya cahaya yang terlihat. Briana menutup matanya seraya berpasrah diri akan apa yang akan tejadi di detik berikutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Yenni Ajah Lah
siapa kira2 laki2 ini...🤔
2022-06-29
0
Nurlinda
Brianna 😥😥😥😥
2022-06-02
2