Atlas: Lightning From The Wild West
PETIR DARI BARAT
Gemuruh petir terus menyambar di langit desa, para bandit itu tidak menghiraukannya mereka menganggap itu hanyalah petir biasa. Namun, ada satu hal yang belum mereka ketahui. Gemuruh petir itu hanyalah sebuah sihir milik seorang Bounty Hunter yang tinggal menunggu waktu saja untuk meratakan desa para bandit itu.
"Enyahlah" ujar seseorang dari atas sebuah tebing tak jauh dari desa itu.
Saat itu juga hujan petir menghantam tanah dan menghancurkan apapun disana. Sebelum mengetahui apa yang terjadi para bandit itu sudah terkapar di tanah bersamaan dengan itu juga tempat tinggal mereka runtuh dan terbakar oleh api.
"Sepertinya sudah habis" ujar orang itu lagi.
Ia kemudian berjalan kearah desa itu sambil membawa beberapa tali. Ketika ia sudah berada di desa itu seluruh awan hitam yang menyelimuti tempat itu seketika menghilang, menyisakan matahari yang ternyata masih bersinar terang.
Orang itu kemudian mengikat semua penduduk desa itu dan menyeret mereka pergi. Ia menyeret ratusan orang itu sekaligus tanpa kesusahan, ia kemudian berjalan pulang ke kota sambil menyeret orang-orang itu.
Orang itu bernama Indra. Dia adalah seorang Bounty Hunter "Pemburu hadiah" yang bahkan bisa dibilang terbaik di barat. Ia baru saja mengambil bounty dari seorang bandit yang katanya sedang berada di sebuah desa penuh dengan para bandit. Namun, karena kesusahan mencari orang di poster bounty "Harga buronan seseorang, bisa juga sebagai permintaan jasa" itu ia memutuskan untuk menghancurkan seluruh desa itu dan membawa semua orang di sana. Itu harusnya tidak apa-apa karena isi tempat itu hanya bandit, pikir Indra.
Beberapa saat kemudian Indra akhirnya sampai di kota Houstin, Houstin adalah satu-satunya kota yang cukup besar di barat meski tidak sebesar kota-kota di timur. Kota itu terlihat kumuh dan bangunan-bangunan disana masih terbuat dari kayu meskipun sudah terlihat rebuk.
Sesampainya Indra disana ia menuju Bounty Store "Tempat mengambil bounty ataupun mengantarkan bounty" yang terletak di pinggir kota, tempat itu jauh lebih buruk dibandingkan dengan tengah kota. Indra kemudian sampai di depan Bounty Store itu, bangunan itu terlihat sudah mau runtuh, kayu di bangunan itu juga sebagian besar sudah rebuk. Namun, untungnya di dalam tempat itu tidak seburuk rupa luarnya. Semua bangunan dibarat memang seperti itu diluarnya lama kelamaan akan terlihat semakin busuk namun bagian dalamnya pasti akan terlihat jauh lebih baik ketimbang rupa luarnya.
Indra kemudian masuk kedalam tempat itu meninggalkan para bandit yang dia seret diluar Pemilik tempat itu kemudian menyapanya.
"Hei Indra, kau cepat juga padahal kau baru saja mengambil tugas itu. Jadi kau sudah membawa dia?" ujar Sang pemilik.
"Bukan dia, tapi mereka" jawab Indra.
"Mereka? Apa maksudmu? Tunggu, jangan-jangan..." Sang pemilik tempat itu kemudian berlari keluar, dia terkejut setelah melihat ratusan bandit diluar tergeletak begitu saja ditanah, Indra kemudian berjalan menyusulnya.
"Mustahil ... semuanya buronan" ujar Sang pemilik Bounty Store itu setelah mengecek wajah para bandit itu satu persatu.
"Kenapa kau terlihat murung? Bukannya ini menguntungkan kita berdua?" Tanya Indra sambil bingung melihat reaksi Sang pemilik tempat itu.
"Bodoh! Jika kau menghabiskan semua bounty ku lalu aku akan makan apa?" Jawab Sang pemilik tempat itu sambil kesal.
"Apa maksudmu? Bukankah ada puluhan ribu keping emas juga untukmu? Ditambah lagi, setiap minggu kan akan ada poster baru" Balas Indra.
"Akhir-akhir ini sudah tidak ada lagi, sejak sahabatmu Miller naik pangkat lagi, jumlah kriminal menurun drastis. Aku awalnya juga tidak percaya, tapi setelah mereka jarang membawa poster bounty aku akhirnya mulai percaya" ujar Sang pemilik tempat itu.
"Yang benar saja ... dasar Miller. Apa dia tega membiarkan temannya mati kelaparan?" Gumam Indra.
"Kau bilang sesuatu?" Tanya Sang pemilik tempat itu.
"Tidak" jawab Indra.
"Sepertinya kau harus pergi ke kota lain yang memiliki Bounty Store, karena aku akan tutup sementara" ujar Sang pemilik tempat itu lagi.
"Bukankah tempat ini adalah satu-satunya Bounty Store di Barat?" Tanya Indra dengan bingung.
"Tepat sekali, mau tidak mau kau harus pergi ke wilayah timur tepatnya Kota Lunar" Jawab Sang pemilik tempat itu
"Yaampun ... baiklah daripada aku hanya menganggur di kota ini" balas Indra.
Beberapa saat kemudian Sang pemilik Bounty Store itu menyerahkan hasil bounty Indra yang sebesar 10.000 keping emas, dia juga memberikan sebuah surat.
"Ini hasil bountymu, omong-omong ini surat dari pusat umtukmu, surat ini selalu lupa kuberikan sejak 3 bulan lalu baru hari ini aku akhirnya teringat" ujar Sang pemilik tempat itu sambil menyerahkan surat dan koin emas itu.
Indra kemudian langsung membuka dan membaca surat itu.
"Disini tertulis sebuah sistem baru dan juga ditambahkannya beberapa tingkatan kepada para Bounty Hunter, dan aku disini tertulis Tingkat spesial dan juga peringkat satu. Sebenarnya apa maksudnya?" Tanya Indra.
"Entahlah, aku juga tidak tau tentang sistem baru ini karena sudah 4 bulan tidak ada poster bounty baru yang datang jadi aku juga belum paham, mungkin kau bisa bertanya di Bounty Store di Lunar" Jawab Sang Pemilik tempat itu.
Indra kemudian pamit dan kembali ke pusat kota untuk mengunjungi sebuah klinik dan membeli sebuah obat.
"Hei Anna, aku butuh yang biasanya" ujar Indra kepada seorang Dokter disana.
"Sudah berapa kali kubilang untuk memanggilku 'Dokter' disini? Kau pasti memang sengaja" balas Anna sambil mengacak-acak lemari obat kliniknya untuk mencari obat yang dicari oleh Indra.
Anna adalah teman baik Indra sejak ia menjadi Bounty Hunter, dia juga sering membantu Indra jika sewaktu-waktu Indra terluka karena pekerjaannya entah itu luka ringan ataupun luka yang memgancam nyawa.
"Omong-omong, sepertinya untuk sementara waktu aku akan pergi ke arah timur, tepatnya Kota Lunar jadi aku akan jarang mampir" ujar Indra.
"Aku juga sudah dengar, ternyata selama 4 bulan ini belum ada poster bounty baru bukan? aku yakin itu alasanmu" balas Anna sembari membungkus obat Indra.
"Dokter Oxianna memang hebat, dia bahkan mampu menebak hal seperti ini" ujar Indra dengan nada seperti mengejek sambil meletakkan beberapa keping emas untuk membayar obatnya.
"Jika kau kehabisan obat ini datang saja ke klinik kakak ku. Kliniknya terletak tidak jauh dari Taman Umum di Kota Lunar" balas Anna mengabaikan perkataan Indra.
"Baiklah, akan kupastikan untuk mampir ke sana, mungkin" ujar Indra sambil berpamitan.
Setelah Indra berpamitan dengan Anna ia kemudian langsung memulai perjalanannya menuju ke Kota Lunar. Berbeda dengan kota-kota dibarat yang kecil dan kumuh kota-kota ditimur terlihat lebih besar dan megah. Namun, tingkat kriminal disana sangat tinggi bahkan lebih tinggi dibandingkan dibarat, oleh karena itulah tempat itu sangat cocok bagi Indra untuk memburu para bandit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
meli meilia
parah amat. lupa selama 3 bulan..🤣🤣
2022-09-01
2
meli meilia
🤣🤣🤣
2022-09-01
2
meli meilia
jd kasihan sama bandit nya deh.🤣🤣
2022-09-01
2