TOM SI LAUT MERAH
Indra melihat-lihat poster buronan, ia menemukan satu yang menarik ia segera beranjak pergi meninggalkan tempat yang masih sangat hening itu. Noah dan Aurora saling menatap seolah tidak percaya begitu juga yang lain.
"Oh sial ... aku lupa dengan sihirku tadi" ujar Indra sambil melihat langit yang masih dipenuhi awan hitam.
Ia menjentikkan jarinya dan bersamaan dengan itu seluruh awan itu lenyap menyisakan sinar Mentari.
Indra kemudian mencari informasi tentang bajak laut yang sedang ia incar. Bajak laut itu bernama Tom, dia dijuluki "Tom Si Laut Merah" ia dijuluki begitu karena setiap ia bertarung dengan bajak laut lain atau menjarah para nelayan maka seluruh area pertempuran itu akan penuh dengan darah, entah itu di darat maupun di laut.
"Bajak laut ya? Ini pasti akan sulit. Bagaimana bisa aku mencari informasi tentang orang ini?
Tunggu dulu, jika aku mencari orang yang ditakuti di laut, berarti aku harus mencari orang yang takut dengan bajak laut. Tentu saja! Berarti sekarang aku harus mencari para nelayan di pelabuhan" ujar Indra berbicara sendiri.
Setelah beberapa lama ia mencari pelabuhan itu, ia akhirnya menemukannya. Tempat itu cukup besar untuk sebuah pelabuhan. Mungkin karena ini kali pertama Indra melihat pelabuhan laut, dikarenakan sebelumnya Indra hanya pernah melihat pelabuhan kecil di sungai. Pelabuhan itu dipenuhi oleh perahu dan kapal yang sudah terikat, tempat itu juga dipenuhi orang-orang karena pasar ikan disana. Para nelayan itu sibuk untuk mengurus perahu atau kapalnya masing-masing, beberapa dari mereka juga terlihat sedang asyik duduk menikmati kopi dan makanannya di atas kapal. Indra kemudian berjalan menuju salah satu dari mereka. Nelayan itu terlihat lebih muda dari Indra. Mungkin lebih muda 2 tahun dari Indra, ia juga terlihat mengurus sebuah kapal yang tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil.
"Hei nelayan, apa aku boleh bertanya sesuatu kepadamu?" Tanya Indra kepada Nelayan itu.
"Apa ada yang bisa kubantu Tuan? Jika kau mencari ikan segar aku belum punya kau bisa tanya ke yang lain" Jawab Nelayan itu.
"Sayangnya bukan itu. Pertanyaanku adalah, apa yang kau tau tentang Tom Si Laut Merah?" Tanya Indra lagi.
Seketika wajah nelayan itu berkerut dan terlihat kesal mendengar nama itu, seolah dia memiliki dendam tersendiri dengan orang yang disebut oleh Indra.
"Tom yang itu? Kenapa anda mencarinya?" Nelayan itu terlihat ketakutan mendengar pertanyaan Indra.
"Aku hanya bertanya" jawab Indra.
"Setauku orang itu sering terlihat di laut ini tepatnya di bagian selatan. Dia orang yang brengsek, aku tidak akan pernah memaafkan orang itu" balas Nelayan itu dengan kesal.
"Ohh… jadi kau punya dendam dengan orang itu? Kenapa?" Indra bertanya lagi.
"Maaf Tuan. Namun, aku tidak mau membicarakannya ke orang asing" jawab Nelayan itu.
"Baiklah apapun itu, tapi satu hal yang pasti. Hari ini adalah hari keberuntunganmu" ujar Indra.
"Bagaimana bisa begitu?" Tanya Nelayan itu.
"Antarkan aku kesana dan kau akan tau" jawab Indra.
"Aku tidak bisa mengantarmu dengan gratis tuan dan bahkan jika kau membayar 100 keping emas pun aku tidak akan mengantar mu, tidak ke tempat itu" balas Nelayan itu.
"500 keping emas sekarang juga" ujar Indra lagi.
Nelayan itu diam sejenak, setelah berpikir dua kali ia akhirnya mengiyakannya.
"Baiklah Tuan, ayo berangkat sekarang!" Ujar Nelayan itu dengan mantap.
Layar kapal nelayan itu telah siap berlayar, tak lama kemudian kapal itu melaju bersama angin. Itu juga pertama kali Indra berada di tengah lautan, langit dan laut itu seolah hampir menyatu dimatanya.
Beruntungnya mereka. Mereka langsung bertemu dengan Kapal Bajak Laut Tom. Kapal itu terbuat dari kayu dan di cat berwarna merah sehingga kapal itu terlihat sangat mencolok.
"Itu… itu tidak salah lagi mereka, aku tidak akan pernah lupa bentuk dari kapal itu" ujar Nelayan itu sambil meringis ketakutan.
"Sepertinya hari ini adalah hari keberuntungan bagi kita berdua" ujar Indra dengan tenang.
"Kau sepertinya terlalu takut untuk kesana. Kalau begitu kau pulang saja, aku akan berenang ke kapal mereka. Omong-omong kalau kau ingin lebih beruntung lagi jemputlah aku disini satu jam dari sekarang dan kau akan kuberi 1000 keping emas" ujar Indra lagi.
Belum sempat Nelayan itu merespon Indra telah hilang dari kapal itu. Dia yang ketakutan langsung menaikan layarnya dan segera pergi dari sana.
Indra yang sedang berenang menuju Kapal itu sedang kewalahan karena kru kapal Tom menembakinya dengan meriam dan sihir jarak jauh. Penuh perjuangan bagi Indra untuk bisa menaiki kapal itu. Namun, berkat petir Indra itu bukanlah hal yang sulit. Awan hitam segera menutupi langit cerah itu belum sempat mata berkedip, petir besar sudah menyambar badan kapal itu. Seluruh kru kapal itu terdengar panik dan pada saat itu juga Indra akhirnya berhasil untuk naik ke atas kapal itu, tanpa berbasa-basi Indra langsung menghajar semua orang yang berada di kapal itu dengan tinjunya, tinjunya terbang ke segala arah dengan cepat dan tepat sasaran dan dibantu oleh petirnya Indra tidak mengalami kesulitan menghadapi orang-orang lemah itu.
Setelah pertarungan itu selesai Indra kemudian menghadap ke tiga orang yang sedari tadi hanya duduk menonton, Indra tau salah satu dari mereka adalah Tom dan dua yang lainnya juga terpampang di poster kelas S+ dan dua yang lainnya berkelas S.
"Kita bisa sama-sama menghemat tenaga jika kalian menyerahkan diri. Itu tidak akan merepotkan" ujar Indra.
"Kau pikir aku siapa? Jangan berlagak seperti jagoan hanya karena kau menghabisi sampah-sampah ini" balas Tom dengan nada menantang.
"Apa iya? Sedari tadi aku sama sekali tidak melihat sesuatu yang lebih berharga dari sampah bahkan sampai saat ini" jawab Indra.
Mendengar perkataan itu mereka bertiga terlihat marah dan siap menghantam Indra. Mereka kemudian menerjang Indra dan salah satu dari mereka berhasil mendaratkan pukulannya ke Indra yang membuatnya terhempas keras ke sayap kapal.
"Jangan terlalu meremehkan kami" ujar salah satu dari mereka.
"Lihat siapa yang sampah sekarang?" ujar satunya lagi dengan bangga.
"Aku sudah memperingatkanmu" ujar Tom menyusul.
"Sudah kuduga. Mustahil dengan modal berbicara kalian akan menyerah. Baiklah, kalian yang memintanya" balas Indra sambil berdiri dan menepuk-nepuk jaketnya yang terkena serpihan kayu.
Indra kemudian menunjuk keatas, Tom dan dua bawahannya melihat ke awan-awan hitam yang ditunjuk oleh Indra, belum sempat mereka berpaling lagi petir menyambar tepat di kepala mereka. Dua dari mereka tidak sadarkan diri. Namun, Tom hanya terjatuh tak berdaya.
"Sampah tetaplah sampah" ujar Indra.
Petir tadi terlalu besar sehingga seluruh kapal itu terbakar dengan api yang lebih besar dari sebelumnya. Indra kemudian segera mengikat Tom dan seluruh anak buahnya yang masih hidup. Namun, karena kapal itu perlahan tenggelam Indra jadi gelisah karena takut buronan-buronan ini mati dan harganya menurun. Indra akhirnya pasrah saat setengah dari kapal itu telah tenggelam dan sisanya masih dilahap api.
Terlihat dari kejauhan sebuah kapal berlayar menuju kapal yang sedang tenggelam itu. Itu adalah Nelayan yang tadinya mengantar Indra, Indra kemudian melambaikan tangan seolah memanggil Nelayan itu. Kapal itu kemudian semakin dekat.
"Bukankah ini bahkan belum 15 menit?" Tanya Indra.
"Aku tidak bisa pergi jauh jika cuacanya seburuk ini, aku hanya menjauh kebetulan arah angin mengarah kemari jadi aku tidak punya pilihan lain" jawab Nelayan itu.
"Ohh… maksudmu awan-awan ini? Maaf jika awan ini membuatmu kesusahan" ujar Indra sambil menjentikkan jarinya, seketika awan-awan itu menghilang dan kembali membawa langit biru yang indah.
Indra kemudian menaiki kapal Nelayan itu dengan membawa para buronan yang tadinya ia hajar. Nelayan itu terlihat sangat jengkel setelah melihat wajah Tom, sudah pasti Nelayan ini punya dendam yang dalam dengan orang ini Indra bisa melihat itu dari raut wajah Nelayan ini.
"Hei! Kau punya dendam dengan orang ini bukan? Sepertinya kau akan merasa lebih baik jika menghajarnya haha, tapi jangan sampai ia terbunuh nyawanya snagat berharga bagiku" Ujar Indra.
Tanpa menjawab Nelayan itu menendang wajah Tom sekeras-kerasnya dia terus melakukannya hingga berkali-kali, Tom hanya tertawa.
"Aku mengingatmu bocah, bagaimana gadis itu? Biar ku tebak, dia pasti sangat merindukan kami bukan?" ujar Tom sambil terkekeh.
"Diam kau!" Nelayan itu kemudian terus menendang kepala Tom. Namun, itu seperti bukan apa-apa untuknya Tom bahkan tertawa lebih kencang. Dia akhirnya mulai menggunakan tangannya, tinju kanan dan kirinya terus menghantam wajah Tom bergantian.
"Bukan begitu cara melakukannya" ujar Indra.
Mendengar itu Tom sudah tau apa yang akan terjadi selanjutnya, dia hanya bisa pasrah. Dia tau bahwa tendangan ataupun pukulan orang ini tidak bisa dibandingkan dengan seorang nelayan yang hanya menarik jala setiap hari.
Indra kemudian menendang kepalanya dan bajak laut itu kemudian tidak bersuara lagi.
"Hei, hei jangan mati! Aku tidak mau menerima setengah harga. Ayolah itu hanya tendangan biasa" ujar Indra panik.
"Tuan, siapa anda sebenarnya?" Nelayan itu kemudian bertanya dengan wajah serius.
"Aku? Aku hanyalah seorang Bounty Hunter" jawab Indra.
"Bukankah hanya mereka yang bertingkat Elite yang diperbolehkan untuk menangkap buronan kelas S keatas?" Nelayan itu bertanya lagi.
"Bukankah jawabannya sudah jelas?" Jawab Indra.
Nelayan itu terdiam. Tidak mungkin Indra hanya membual setelah membawa Tom dan semua kru-nya.
"Apa kau benar-benar tidak mau menceritakan tentang kenapa kau membenci orang ini kepadaku?" Tanya Indra.
"Itu berawal di dua tahun lalu. Aku dan tunanganku sedang berlayar menuju pulau selatan. Semua berjalan baik sampai sampah-sampah ini datang menghadang kami, mereka meminta kami untuk menyerahkan harta kami. Namun, meskipun kami telah memberi semua Tom sama sekali tidak puas dan dia berkata 'gadis itu akan membuat bayaranmu cukup' bagitu katanya. Aku terus menolak dan memohon. Namun, mereka adalah bajak laut. Mustahil untukku menghentikan mereka. Saat itu juga aku melihat tunanganku dipermainkan didepan mataku, mereka semua melakukannya didepan mataku. Untungnya mereka tidak membawanya. Namun, Gadis itu sudah trauma berat. Sampai saat ini dia bahkan ketakutan untuk keluar dari rumahnya, orang tuanya menyalahkanku dan aku tidak bisa membantah mereka" Nelayan itu menjelaskannya.
"Aku turut prihatin. Tunggu bukankah kau baru 16 tahun kenapa kau punya tunangan di usia semuda itu?" Tanya Indra.
"Umurku 25 tahun, apa aku terlihat semuda itu?" Jawab Nelayan itu.
"Wajahmu bahkan terlihat lebih muda dariku" ujar Indra lagi.
Singkat cerita mereka akhirnya kembali ke Pelabuhan. Semua orang melihat Indra yang seperti biasanya menyeret para buronannyamg berhasil ia tangkap. Nelayan itu mengantarkan Indra hingga keluar Pelabuhan.
"Sesuai janjiku, aku akan memberikan sedikit lebih untukmu" ujar Indra sambil menyerahkan sekantong koin emas.
"Bukankah ini terlalu banyak? Setidaknya ada tiga ribu keping disini" balas Sang Nelayan.
"Anggap saja sisanya sebagai hadiah untuk teman senasib" ujar Indra sambil melangkah pergi.
Sesaat kemudian Indra kembali ke Bounty Store, di tempat itu semua orang terlihat seperti menunggunya. Semua orang melihatnya terkejut setelah ia membawa Tom dan para anak buahnya hidup-hidup, tidak terkecuali Aurora dan Noah.
Merasa tidak nyaman Indra kemudian melangkah ke meja tempat dimana Opstann duduk di sana.
"Kenapa mereka semua melihatiku?" Tanya Indra kepada tengkorak itu.
"Itu karena kau adalah Bounty Hunter nomor satu disini. Mereka tidak menyangka bahwa kau akan menunjukkan wajahmu kemari" jawab Opstan dengan suaranya khas, serak dan rendah.
"Hanya itu? Kupikir aku salah bawa orang. Aku hampir panik" balas Indra.
Indra kemudian menerima hasil Bountynya dengan total empat ribu keping emas.
Indra kemudian melangkah ke sebuah meja yang diduduki oleh Aurora dan Noah.
"Sepertinya harus ada kursi tambahan disini. Bukankah begitu?" Ujar Indra kepada mereka berdua.
Mereka berdua hanya diam mengalihkan pandangannya. Sepertinya mereka malu karena telah berkata begitu kepada Indra.
"Yaampun sudahlah, kalian tidak perlu merasa bersalah. Aku sama sekali tidak memikirkan perkataan kalian tadi" ujar Indra lagi.
Karena suasananya yang masih sunyi Indra kemudian keluar dan berniat kembali besok, berharap suasananya tidak akan hening.
"Baiklah, saatnya pulang. Tunggu aku tidak punya rumah disini" ujar Indra dengan dirinya sendiri.
Indra kemudian segera mencari penginapan terdekat. Untungnya dia menemukan satu yang tidak jauh dari Bounty Store. Tempat itu terlihat sepi, mungkin karena masih terbuat dari kayu dan tidak banyak orang yang meminatinya, bangunan kayu itu terlihat masih kokoh bangunan itu cukup kecil setidaknya mereka hanya menyediakan 3 kamar di penginapan sekecil itu. Namun, Indra sudah terbiasa dengan keadaan tempat seperti itu, dibarat kondisinya jauh lebih buruk, meskipun kondisi didalamnya sudah pasti bagus.
Karena itulah Indra lebih memilih tempat itu.
Indra berniat menginap disana sementara ia membeli rumah nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
anggita
indra.. bounty hunter.
2022-10-17
0