Takdir Sang Penjaga

Takdir Sang Penjaga

Ze akhirnya membuka matanya

Sepasang mata coklat menatap kosong pemandangan indah dihadapannya. Wajah mungilnya tampak begitu indah diterpa cahaya jingga sore itu.

Entah sudah berapa lama dia terdiam di sana. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh gadis kecil dengan bibir mungil berwarna pink alami itu.

"Puk." sebuah tepukan di pundaknya membuyarkan lamunannya kala itu.

"Apa yang sedang kau pikirkan Fei?" tanya anak laki-laki dengan paras yang nyaris tidak ada beda dengan gadis cantik itu.

"Aku tidak sedang memikirkan apapun Wei." jawab Fei fan lalu berjalan menuju bawah pohon kemudian duduk di sana.

"Tidak mungkin kau bisa berdiam diri selama itu jika kau tidak sedang memikirkan apapun Fei." ucap Wei Yan.

Anak laki-laki itu ikut duduk di sebelah gadis kecil itu. Dia menatap sejenak ke wajah yang sangat mirip dengan dirinya lalu menatap ke depan.

"Tidak bisakah kau memanggilku kakak Wei? Walaupun kau tidak ingin mengakuinya, aku lebih tua darimu Wei." protes Fei fan.

"Usia kita hanya berbeda beberapa menit saja Fei. Jangan mengalihkan pembicaraan Fei." ucap Wei Yan.

"Tetap saja aku kakak dan kau adik Wei." ucap Fei fan.

Ya, mereka adalah saudara kembar yang hanya berbeda usia beberapa menit saja. Mereka adalah pangeran dan tuan putri kesayangan kerajaan atas awan yang walaupun kerajaan kecil namun sangat dikenal dan dihargai oleh semua kerajaan di sekitarnya.

Mereka berdua paling sering berdebat soal sisipan kata kakak yang menurut Fei fan harus di ucapkan Wei Yan kala memanggil dirinya, sedang bagi Wei Yan itu tidak harus karena mereka lahir di hari yang sama.

"Jangan mengganti topik Fei. Apa yang sedang mengganggu pikiranmu sehingga kau terus termenung selama beberapa hari ini?" tanya Wei Yan menatap ke arah saudari kembarnya itu.

"Aku hanya terus teringat dengan ucapan nona cantik waktu itu." jawab Fei fan.

"Nona cantik yang mana?" tanya Wei Yan dengan kening berkerut berusaha mengingat siapa wanita atau gadis yang saudari kembarnya maksud.

"Yang waktu itu tiba-tiba muncul menyelamatkan kita saat berada di luar kerajaan." jawab Fei fan sambil menatap wajah Wei Yan.

"Oh, bibi yang melawan monster aneh yang hendak menyerang rombongan kita?" tanya Wei Yan memastikan bahwa dia tidak salah mengingat orang yang kembarannya maksud.

"Mengapa kau memanggil dia bibi huh? Dia masih tampak sangat muda." ucap Fei fan protes.

"Kau lupa kalau dia mengatakan bahwa dia sudah hidup beberapa ribu tahun? Beruntung aku tidak menyebut dirinya nenek moyang." ucap Wei Yan santai membuat saudari kembarnya memasang wajah cemberut.

"Kau ini." ucap kesal Fei fan.

"Apa yang dia ceritakan padamu sehingga kau memikirkan hal itu selama beberapa hari membuat dirimu hanya termenung saja seharian." tanya Wei Yan.

"Dia mengatakan bahwa aku adalah sang pemilik takdir baru yang akan menggantikan dirinya menjadi sang penjaga." jawab Fei fan.

"Sang penjaga? Maksudnya sang penjaga itu apa?" tanya Wei Yan.

"Katanya sang penjaga adalah orang yang memiliki tugas untuk menjaga pintu dimensi dan mencegah terjadinya saling serang dan saling tindas dari masing-masing dimensi itu. Tugas utamanya adalah mencegah mahluk dari satu dimensi menyebrang ke dimensi yang lainnya untuk mengacau." jawab Fei fan.

"Penyebrangan antara dimensi? Dimensi apa maksudnya?" tanya Wei Yan.

"Katanya bumi tempat kita berpijak ini adalah salah satu dari dimensi di semesta. Setiap dimensi dihuni oleh mahluk yang berbeda. Contoh monster aneh yang kita temui waktu itu adalah penghuni dimensi lain yang menyebrang ke dimensi kita." jelas Fei fan.

"Terdengar seperti dongeng pengantar tidur." ucap Wei Yan.

"Kau tidak perlu memikirkan hal itu. Anggap saja sebagai dongeng karena tidak masuk akal." ucap Wei Yan.

"Tapi,......

"Tidak ada tapi- tapi lagi. Kau tidak harus memikirkan hal yang belum tentu benar. Fokus pada peningkatan kultivasi saja agar kita bisa melindungi orang-orang yang kita sayangi." ucap Wei Yan.

"Hm, kau benar. Tapi, kau pandai memberikan nasehat sedangkan dirimu sendiri masih malas untuk belajar dan berlatih. Kau terlalu banyak bermain dengan racun saja sekarang." protes Fei fan.

"Aku tidak bermain dengan racun. Aku belajar tentang racun agar bisa berguna untuk melindungi keluarga besar ini." ucap Wei Yan.

"Selalu saja itu alasannya." gerutu Fei fan karena kembarannya sudah pergi meninggalkan dia sendiri di bawah pohon itu.

Mereka masih sangat muda namun pemikiran dan rasa tanggung jawab mereka untuk melindungi orang terkasih sangat besar. Di umur mereka yang menginjak 8 tahun, mereka sudah mencapai tingkat 8 yang bahkan orang berusia puluhan tahun belum tentu mencapainya.

Mereka berdua sampai mendapatkan julukan si kembar jenius dari atas awan karena bakat mereka.

......................

Di lain tempat, seorang wanita cantik dengan tubuh mungil yang sudah memejamkan matanya cukup lama itu mulai menunjukkan tanda-tanda akan bangun. Keningnya berkerut dan bulu matanya bergetar.

"Sayang? Kau bangun sayang?" tanya seorang pria dengan wajah penuh harap dan sambil menggenggam tangan si wanita.

"Ugt, air." ucap si wanita lirih hingga hampir terdengar seperti bisikan.

Dengan segera si pria meraih gelas berisi air lalu membantu si wanita meminum air. Air mata haru tanpa terasa sudah menetes dari sudut mata si pria melihat sang istri yang sudah lama dia tunggu untuk membuka matanya kini sudah membuka matanya.

"Ini di mana?" tanya si wanita sambil melihat sekeliling ruangan tempat dia tertidur lama itu.

"Kita berada di istana semesta tertinggi sayang." jawab si pria.

"Kak Jin hu, mana anakku?" tanya si wanita panik menyadari kalau perutnya yang dulu membuncit kini sudah rata.

"Tenang istriku sayang. Mereka aman bersama keluarga kita yang lain di istana atas awan." jawab Jin hu sambil memeluk menenangkan sang istri.

Ya, mereka berdua adalah Jin hu dan Ze. Raja dan ratu istana atas awan yang kini sedang berada di istana semesta tertinggi. Mereka sudah di sana bertahun-tahun demi keselamatan Ze juga karena Jin hu harus kembali ke sana setelah kembali mendapatkan ingatan masa lalunya.

"Mereka?" beo Ze sambil menatap wajah suami yang sudah setia menjaga dan merawat dirinya itu.

"Kau mengandung anak kembar sayang. Mereka putra dan putri yang sangat cantik dan tampan juga memiliki bakat luar biasa." jawab Jin hu.

"Kembar?" beo Ze yang kembali menangis haru.

"Syukurlah." ucapnya sambil memeluk erat tubuh sang suami.

"Terima kasih karena sudah kembali padaku sayang." ucap Jin hu sambil mengecup lama kening sang istri.

"Terima kasih." ucapnya lagi dengan air mata haru sambil terus memeluk erat tubuh sang istri.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Yang kangen banget dengan pasangan bucin satu ini ayo ajukan jempol dan komentar. Author udah hadirkan lagi nih sesuai permintaan reader setia Ze dan Jin hu. Tapi, mohon maaf sebelumnya karena mungkin up novel ini akan agak lelet untuk beberapa waktu kedepannya.

salam hangat dari author yang selalu kece badai (tetap PD{>.<})

Terpopuler

Comments

YuniSetyowati 1999

YuniSetyowati 1999

Jangan bosen dg daku y thor

2024-02-07

0

emul

emul

Suaka novelnya

2023-12-22

0

azka aldric Pratama

azka aldric Pratama

mampir LG di karyamu Thor 😉😉😉

2023-04-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!