Bertemu Jin hu

"Brak...." suara pintu yang dibuka dengan kuat terdengar mengejutkan seseorang yang sedang serius melakukan sesuatu di dalam sana.

"Kakak Wei......" seru seorang gadis cilik sembari berlari ke arah anak laki-laki yang menggeleng melihat tingkah bar-bar anak yang masih kecil itu.

"Hap." sebelum tubuh mungil itu mencapai tubuh Wei Yan, sepasang tangan sudah berhasil menangkap tubuhnya.

"Maafkan hamba Yang mulia pangeran Jin Wei, kami kecolongan lagi dalam mengawasi putri Ruo sehingga menerobos ruangan pribadi yang mulia." ucap pelayan yang berhasil menangkap gadis cilik yang memasang wajah cemberut itu.

"Tidak apa-apa." ucapnya.

"Aku juga yang salah karena lupa kalau hari ini paman Huo nan akan berkunjung, aku lupa untuk mengunci pintu dengan benar agar si pengganggu cilik ini tidak masuk ke sini." tambahnya.

"Mengapa kakak memanggil Lei yang cantik ini sebagai pengganggu?" protes si gadis cilik.

"Kau seorang putri. Seharusnya kau bersikap lembut bukannya malah menerobos masuk ke ruangan tanpa permisi. Apakah kau lupa kalau ruangan tempat kakak Wei mu ini penuh dengan racun?" tegur seorang wanita tua yang walaupun sudah berumur, masih tetap terlihat anggun.

"Nenek buyut..." seru Lei sambil melepaskan pegangan pelayan lalu memeluk tubuh wanita tua yang dia panggil nenek buyut itu.

"Ayo kita keluar dari sini. Ruangan ini tidak baik untuk anak cantik seperti Lei kecil." ucap lembut wanita tua itu sambil mengelus kepala si gadis cilik.

"Ya." saut gadis cilik itu dengan senyum manis yang menggemaskan.

"Weiwei sayang, bersihkan tubuhmu lalu segera bergabung dengan yang lain. Semua sudah berkumpul di aula." ucap wanita tua itu sambil menatap wajah cucu buyut kesayangannya itu.

"Baik nenek buyut." ucap Wei Yan lalu segera merapikan barang-barang di atas meja di depannya.

...----------------...

Di aula utama istana atas awan, sudah banyak orang berkumpul. Mereka adalah kerabat dekat yang hadir untuk merayakan hari ulang tahun tuan putri dan pangeran dari kerajaan itu.

Ya, hari ini adalah perayaan ulang tahun ke 10 Wei Yan dan Fei fan. Sebenarnya mereka tidak terlalu memikirkan hal itu. Sebagai anak-anak biasanya mereka akan semangat menyambut hari istimewa bagi mereka. Tapi, tidak bagi dua anak kembar itu.

Hari ulang tahun mereka tidak hanya menghadirkan bahagia namun, memunculkan rasa rindu pada sosok orang tua yang tidak pernah mereka jumpai dari sejak bayi itu.

Sehingga, hari ulang tahun mereka hanya akan dihadiri oleh kerabat terdekat saja karena tidak ada perayaan besar.

Si kembar sudah memasuki ruangan. Semua orang tersenyum melihat kehadiran mereka. Setidaknya wajah keduanya membuat mereka sedikit melepaskan rindu pada dua sosok yang mereka kasihi. Karena wajah keduanya memiliki perpaduan dari dua orang itu.

"Jin hu....." ucap syok seseorang saat melihat sebuah sosok yang sangat lama tak mereka jumpai itu.

Ya, Jin hu tiba-tiba muncul di ruangan itu entah dari mana membuat semua orang menatap ke arahnya.

"Maaf, aku hanya memiliki sedikit waktu untuk berada di sini." ucapnya lalu berjalan menghampiri dua sosok yang sangat dia sayangi.

Memeluk penuh haru pada dua anak yang masih mematung karena tidak paham apa yang sedang terjadi.

"Maafkan ayah karena baru bisa menemui dan memeluk kalian sayang." ucapnya masih sambil memeluk tubuh kecil itu.

"Ayah?" beo keduanya.

"Ya, aku ayah kalian. Karena kondisi ibu kalian, ayah tidak bisa mengambil resiko meninggalkan dia sendiri walaupun hanya sebentar saja. Ayah datang di hari ulang tahun kalian hanya untuk mengatakan bahwa kami sangat menyayangi Wei dan Fei kesayangan kami." ucap Jin hu setelah mengurai pelukannya.

"Di mana ibu?" tanya Fei.

"Ibu kalian masih terlalu lemah untuk meninggalkan tempat itu. Dia menitipkan sesuatu untuk kalian." ucap Jin hu sambil memberikan sebuah cincin dengan permata berwarna hijau pada putrinya.

Semua orang hanya diam melihat interaksi ayah dan kedua anaknya itu. Mereka juga merindukan sosok itu namun mengerti jika waktu Jin hu hanya sedikit untuk bersama anak-anaknya jadi mereka membiarkan dia melepaskan rindu pada mereka.

"Ayah berharap kalian tidak membenci kami karena tidak bisa mendampingi kalian selama ini." ucap Jin hu.

"Kami menyayangi ayah dan ibu. Nenek dan yang lainnya sudah cerita apa yang terjadi pada ibu saat kami lahir." ucap Wei Yan sedang Fei fan hanya mengangguk sambil menyeka air matanya.

"Terima kasih. Maaf ayah harus kembali ke tempat ibu kalian. Masih tidak aman bagi ayah meninggalkan ibu kalian lama di sana dan ayah masih belum bisa meninggalkan tempat itu karena kekuatan ayah masih belum cukup untuk menentang aturan dimensi." ucap Jin hu lalu perlahan tubuhnya menghilang.

Setelah ingatan Jin hu kembali, dia secara alami langsung memasuki dimensi tempat asal dirinya. Karena kekuatan aslinya belum pulih secara total, dia tidak bebas untuk pergi melintas dimensi seperti sang penjaga. Sehingga, dia hanya bisa sebentar saja mengunjungi sang anak tanpa bisa bertegur sapa dengan keluarga yang lainnya.

"Terima kasih ayah, ini hadiah ulang tahun terindah untuk kami." gumam Fei fan sambil menggenggam cincin titipan sang ibu.

Jeong nam beserta istri segera memeluk tubuh kecil cucu buyut mereka. Semua orang menangis haru melihat pertemuan singkat si kembar dengan ayahnya.

"Semoga Ze segera pulih dan dapat menemui kita terutama anak-anaknya." ucap Hui tu sambil menatap Wei Yan dan Fei fan yang masih diperlukan kakek dan nenek buyutnya itu.

Setelah itu mereka para kerabat bergantian memeluk si kembar dan memberikan hadiah serta mengucapkan berbagai doa dan harapan terbaik untuk keduanya.

"Siapa paman yang tiba-tiba datang dan pergi itu ayah?" bisik Lei kecil pada Huo nan.

"Dia adalah paman Jin hu, ayah dari kakak Wei dan Fei." jawab Huo nan sambil mengusap kepala putri kecilnya.

"Mengapa paman hanya sebentar saja datang bahkan tidak menyapa kita?" tanya si gadis cilik itu.

"Paman memiliki kesulitan sendiri yang kita harus mengerti sayang. Bahkan untuk hadir di hari ini mungkin dia memerlukan usaha yang sangat besar." jelas Huo nan.

"Oh, ayah dan ibu tidak boleh menjadi lebih kuat kalau begitu." ucap polos si gadis cilik.

"Kenapa?" tanya Huo nan dan semua mata kini menatap ke arah si gadis cilik untuk menunggu jawaban.

"Bukankah paman dan bibi harus pergi karena kekuatan mereka? Aku tidak ingin jauh dari ibu dan ayah kalau kalian menjadi sekuat paman dan bibi." jawab si kecil.

"Tidak seperti itu sayang. Paman memiliki latar belakang yang spesial yang mengharuskan dia melakukan sebuah tugas yang sangat penting. Seluruh semesta bergantung padanya saat ini." jelas Hui tu sambil tersenyum melihat tingkah putri tunggal Huo nan yang menggemaskan.

"Belum saatnya kau paham dengan masalah yang terlalu rumit sayang. Kau tidak akan paham walaupun dijelaskan." ucap Sang ibu melihat wajah bingung putrinya.

Terpopuler

Comments

Ari Chutez

Ari Chutez

lanjut thor udh lama bgt ga update2

2024-11-14

1

♡⃝ 𝕬𝖋🦄rahmalia❁︎⃞⃟ʂ ⨀⃝⃟⃞☯ 🎸

♡⃝ 𝕬𝖋🦄rahmalia❁︎⃞⃟ʂ ⨀⃝⃟⃞☯ 🎸

Kasian sekali mereka baru bertemu sama ayahnya kapan ya giliran sama ibunya

2022-10-20

2

Ari Chutez

Ari Chutez

sedihh ihhh... keren teh neneng

2022-09-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!