Menerima pesan dari Ze

Si kecil hanya mengangguk lalu melompat dari pangkuan sang ayah. Dia dengan lincah berlari ke arah si kembar.

"Lei yang cantik juga ingin dipeluk oleh kakak Wei." ucapnya sambil merentangkan tangannya.

Wei Yan dan yang lainnya hanya tersenyum melihat tingkah mengemaskan si kecil yang sudah sangat lincah di usianya yang ke 5 tahun. Wei memeluk si kecil yang sudah seperti adik kandung baginya itu.

Si kecil yang selalu menghadirkan keceriaan pada setiap kehadirannya. Yang akan selalu melontarkan kata bahwa dia akan menjadi istrinya saat dia besar nanti. Namun, tidak ada satupun dari mereka termasuk Wei Yan yang akan menganggap serius ucapan bocah cilik yang belum tahu arti istri dan pernikahan.

"Mengapa hanya ingin dipeluk oleh Wei saja? Apakah kak Fei tidak akan mendapatkan pelukan juga?" tanya Fei fan.

"Tentu Lei yang cantik ingin dipeluk juga oleh kak Fei yang cantik. Tapi, karena Lei adalah calon istri kak Wei nanti kalau sudah besar, tentu Lei yang cantik harus lebih dulu memeluk kak Wei." jawab polos si gadis cilik.

"Ha ha ha ha ha." gelak tawa menghiasi ruangan yang awalnya penuh kesedihan itu.

"Sepertinya, kelak akan sulit bagi putra mahkota kita ini untuk mendapatkan pendamping karena memiliki adik kecil yang mengklaim bahwa putra mahkota adalah miliknya seorang." ucap Hui tu.

"Itu sepadan bagi para calon putri mahkota istana atas awan. Jika mendapatkan posisi putri mahkota tanpa rintangan bukankah itu sangat tidak seru?" ucap Jeong nam.

"Ya, Weiwei kita sangat istimewa. Dia tampan dan juga jenius dan merupakan calon tunggal Raja berikutnya dari istana ini. Jika menginginkan untuk menjadi pendampingnya, tentu mereka harus melalui beberapa rintangan bukan." saut Liu ku.

"Apa yang kakek dan kakek buyut katakan? Tidak ada calon putri mahkota lain. Bukankah sudah Lei yang cantik katakan bahwa hanya Lei seorang yang boleh menjadi pasangan kakak Wei." protes Si gadis cilik memasang wajah cemberut.

"Ha ha ha ha, maaf Lei sayang. Kakek buyut lupa kalau kakak Wei hanya milik Lei yang cantik saja." ucap Jeong nam sambil mengelus rambut si kecil.

"Cahaya apa yang keluar dari cincin kak Fei?" tanya Lei ling si gadis cilik itu saat tidak sengaja melihat cahaya keluar dari permata cincin yang dipegang Fei fan.

Fei fan buru-buru mengarahkan ke depan cahaya di cincin pemberian ibunya itu. Tiba-tiba sebuah gambar muncul layaknya gambar proyektor. Sesosok wanita cantik yang sedang tersenyum membuat banyak orang tercengang.

"Selamat ulang tahun yang ke 10 putra putri kesayangan ibu." ucapnya.

Wanita itu adalah Ze, ibu dari si kembar. Walaupun terlihat lebih kurus dan agak pucat, kecantikannya masih jelas terlihat.

"Ibu?" beo ke 2 anak kembar itu seraya menatap kagum gambar sang ibu.

"Maafkan ibu, karena kondisi ibu yang belum pulih, ibu masih belum bisa menemui kalian bahkan berkomunikasi dengan benda ini juga masih belum bisa. Saat ibu sudah cukup kuat, benda ini bisa menjadi alat komunikasi kita." ucapnya sambil tersenyum.

"Ayah, ibu, kakek, nenek juga yang lainnya pasti juga ada di sana kan? Maaf karena membuat kalian semua khawatir. Aku sudah lebih baik sekarang jadi, tidak perlu khawatir lagi." ucapnya lagi membuat semua orang mengangguk walaupun mereka tahu Ze tidak akan bisa lihat anggukan mereka.

"Untuk anak-anak kesayangan ibu, ibu hanya ingin kalian tahu bahwa ibu sangat menyayangi kalian. Maaf karena tidak bisa hadir mendampingi setiap hal yang kalian lalui selama ini. Maaf karena kami belum bisa menjadi orang tua terbaik untuk kalian." ucapnya lagi dan walaupun masih dengan senyum, tampak setetes air mata sudah jatuh di sudut matanya.

"Simpan baik-baik cincin ini. Ini adalah satu-satunya alat yang bisa ibu gunakan untuk menghubungi kalian saat ibu sudah kembali pulih. Ibu menyayangi kalian." setelah itu gambar wajah Ze hilang bersama hilangnya cahaya hijau yang terpancar dari cincin itu.

"Kami juga sangat menyayangi ibu." gumam dua anak kembar itu.

Suasana ruangan itu kembali penuh air mata. Tidak bisa dipungkiri, mereka semua sangat merindukan sosok yang sudah sangat lama tidak mereka jumpai itu. Tapi, melihat bahwa Ze baik-baik saja, mereka cukup bersyukur mengingat kondisi terakhir Ze yang mereka lihat sebelum Jin hu membawanya bersama menuju tempat yang jauh dan mereka tidak tahu di mana tepatnya.

"Kalian sudah mendapatkan hadiah dari kedua orang tua kalian hari ini." ucap Jeong nam sambil memeluk kedua cucu buyutnya itu.

"Hadiah apa? Lei tidak melihat satupun hadiah yang paman berikan pada kakak?" tanya polos si gadis cilik.

"Kehadiran mereka adalah kado yang paling dinantikan oleh kakak-kakak mu selama ini." ucap ibu dari si gadis cilik sambil mengambil sang anak lalu menggendongnya kembali ke tempat dia dan sang suami duduk.

"Apakah karena selama ini paman dan bibi tidak pernah bertemu dengan kakak Fei dan Wei?" tanya si gadis cilik sambil mengerjapkan matanya membuatnya tampak semakin menggemaskan.

"Ya, Lei memang putri yang pintar." ucap Sang ayah sambil mencubit pipi sang anak.

Setelah itu, suasana kembali ceria karena ulah si gadis cilik dan beberapa anak yang lainnya.

"Terima kasih ayah, ibu." gumam Fei fan lalu menggunakan cincin pemberian sang ibu di jarinya.

Walaupun hanya sebentar bertemu dengan ayahnya dan hanya menerima pesan gambar dari sang ibu, setidaknya dia sudah yakin bahwa keduanya sungguh sangat menyayangi dia dan adiknya.

Walaupun semua orang mengatakan bahwa orang tuanya sangat menyayangi dia dan saudaranya, dia sebelumnya tidak yakin karena mereka tidak pernah berusaha menemui dirinya. Apakah hanya sekedar menjumpai anak-anak mereka walaupun hanya sebentar sangat sulit? Itu yang selama ini Si kembar pikirkan.

Setidaknya setelah mendengar sendiri semua dari mulut mereka langsung, dan melihat ketulusan dari binar mata keduanya, mereka percaya bahwa orang tua mereka sungguh sangat menyayangi mereka berdua.

...****************...

"Apakah kau bertemu dengan anak-anak kita di sana?" tanya Ze penuh semangat melihat sang suami datang.

"Ya sayang, mereka berdua sangat menggemaskan." jawab Jin hu sambil menggenggam tangan sang istri lalu mengecupnya.

"Apakah....

"Mereka sangat sehat dan mereka mirip dengan kita berdua. Wajah mereka adalah perpaduan kita berdua." ucap Jin hu yang tahu apa yang ingin istrinya tanyakan.

"Aku juga ingin bertemu dengan mereka." ucap Ze.

"Sabar sayang, kau harus tenang agar kau bisa kembali pulih dan kembali berlatih kultivasi agar kau bisa menjumpai mereka." ucap Jin hu yang sudah duduk di sebelah sang istri.

Dia merengkuh tubuh sang istri membiarkan orang terkasihnya itu bersandar pada tubuhnya.

Terpopuler

Comments

dewi

dewi

keren banget sumpah thor ceritanya... dari season 1 smpe skrang aq bca....
terhura aq thor.....

2025-01-11

0

♡⃝ 𝕬𝖋🦄rahmalia❁︎⃞⃟ʂ ⨀⃝⃟⃞☯ 🎸

♡⃝ 𝕬𝖋🦄rahmalia❁︎⃞⃟ʂ ⨀⃝⃟⃞☯ 🎸

Aaaa lucunya masih kecil dah posesif aja dek

2022-10-23

1

♡⃝ 𝕬𝖋🦄rahmalia❁︎⃞⃟ʂ ⨀⃝⃟⃞☯ 🎸

♡⃝ 𝕬𝖋🦄rahmalia❁︎⃞⃟ʂ ⨀⃝⃟⃞☯ 🎸

Aaaa lucunya

2022-10-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!