BAB 2. Tidak Di Anggap Keberadaannya.

Rai Kenandra.

Yang saat ini sedang menduduki peringkat teratas kepopuleran di lentera bangsa. Bukan hanya kecerdasannya saja yang menjadi daya tariknya, melainkan di dukung juga dengan wajah tampan yang di gilai banyak gadis-gadis disana. Rai bahkan menjadi tolak ukur tentang seorang jodoh idaman masa depan.

Sikap dingin dan acuhnya tidak menjadi kendala para gadis untuk tetap mengidolakannya. Mereka justru semakin menggilainya. Ia sudah terbiasa dengan semua perhatian itu bahkan saat ia baru lahir.

Terlahir di keluarga mantan artis yang terkenal kaya raya dan memiliki beberapa perusahaan besar, membuat Rai mendapatkan seluruh perhatian sempurna dari orang-orang di sekitarnya. Ya, hidupnya terlihat sangat sempurna. Dirinya membuat banyak orang iri dengan berharap bisa bertukar tempat dengan Rai. Ia sama sekali tidak keberatan dengan itu kalau saja ada caranya. Namun itu sama sekali tidak berguna.

Tapi itu hanya yang terlihat saja di kasat mata manusia. Tidak ada yang tau kalau ia menyimpan luka yang menganga lebar dan kebencian yang sudah memuncak sampai ubun-ubun dan siap meledak kapan saja.

Rai sedang menyimpan sebuah bom waktu dalam hatinya yang siapapun tidak bisa menjinakkannya. Bahkan tim gegana sekalipun.

Orang mungkin berfikir kalau hidupnya amatlah sempurna sampai-sampai mereka iri padanya. Mereka tidak tau luka apa yang ia punya hingga ia memilih untuk lebih banyak diam dan mengacuhkan sekitarnya. Berbicara yang penting-penting saja dan menghindari omong kosong yang tidak berguna.

Rai menatap lekat gadis setengah gemuk yang sedang sibuk mencari sesuatu itu. Ia sama sekali tidak berniat untuk memanggilnya walau ia tau kalau itu adalah salah satu teman sekelasnya. Tatapannya hanya tertuju pada salah satu bekas luka yang sudah menghitam di bawah telinga gadis itu.

“Woi! Es teh! Lemparin bola itu ke sini!”

Rai mendengar salah satu temannya berteriak dari belakang. Dan beberapa saat kemudian gadis dengan panggilan es teh itu berjalan dan menyerahkan bola padanya. Setelah itu ia kembali sibuk dengan permainannya bersama dengan teman-temannya hingga mencetak beberapa point lagi.

Waktu istirahat sudah berakhir, dan kini saatnya untuk mereka kembali ke dalam kelas masing-masing.

Ketua kelas masuk dengan membawa kabar buruk, guru pengajar yang seharusnya masuk di jam itu telah pulang karna ada musibah, begitu kabarnya. Ketua kelas lantas menyampaikan berita itu kepada teman-temannya dan meminta mereka mengerjakan soal yang sudah di berikan oleh guru dengan membentuk kelompok lima orang.

Langsung saja semua mengerubungi meja Rai. Berharap mereka bisa satu kelompok dengan murid terpintar di sekolah itu. Namun seperti biasa, Rai akan menentukan sendiri dengan siapa dia akan bekerja sama.

“Rai, mau kemana?” Tanya Akash dengan berbisik saat melihat Rai berjalan ke arah pojok belakang.

Rai hanya terdiam sambil terus berjalan ke meja Esta dan meminta gadis itu untuk menjadi anggota kelompoknya.

Kali ini, Rai memilih temannya Trio, Akash, Tina dan terakhir, Esta. Dia memilih murid terpintar di kelas untuk kelompoknya, selain Esta tentu saja.

Ya, tanpa di duga, Rai memilih gadis yang bahkan tidak sibuk untuk mencari kelompok dan hanya duduk di bangkunya saja dan menunggu kelompok mana yang kekurangan orang.

“Rai, kamu gak salah?” Tanya Akash lagi setelah Rai kembali ke mejanya.

“Seenggaknya harus ada satu orang bodoh di kelompok kita biar adil.” Seloroh Rai datar.

Ia sama sekali tidak memperhatikan kalau Esta sedang ternganga tidak percaya dengan tindakannya.

“Kamu nunggu apa?” Pekik Trio kepada Esta. Ia meminta Esta untuk segera datang ke meja mereka.

Kerja kelompok itu berjalan dengan damai dan tentram. Hanya Esta saja yang sepertinya tidak mengerjakan apa-apa dan hanya menumpang nama dan tanda tangannya di lembar jawaban. Karna yang mengerjakan semua soal itu adalah Rai, Trio, Akash, dan Tina. Mereka sama sekali tidak meminta pendapatnya apalagi jawabannya.

Sebuah keberuntungan bagi Esta karna ia tidak perlu repot untuk mendapatkan nilai bagus. Tapi ia juga mendapatkan sebuah rasa tidak nyaman dan sakit saat ia sama sekali tidak dianggap walaupun ia merupakan aggota kelompok itu.

Tugas telah selesai, dan Esta kebagian tugas untuk mengumpulkannya kepada ketua kelas. Setelah itu iapun keluar dari ruang kelas dan bersiap untuk pulang.

Kelas 3.1 berada di lantai empat gedung sekolah. Sudah waktunya pulang namun Rai masih ingin bermain di lapangan volly, bersama dengan Trio dan Akash. Hal yang sering mereka lakukan.

Namun tanpa sepengetahuan Rai, ternyata Tina diam-diam mengikuti mereka dari belakang. Gadis itu sedang mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaannya kepada Rai. Ia seperti tidak ingin melewatkan kesempatan saat mendapat perlakuan baik dari Rai saat kerja kelompok tadi. Ia merasa kalau Rai lebih memperhatikan dirinya.

“Ngapain kamu?” Tanya Trio.

“Aku mau ngomong sama Rai sebentar dong.” Ujar Tina meminta dua pria itu pergi.

Rai tidak menggubris. Ia hanya terus duduk di kursi tribun penonton.

Sementara Trio dan Akash menuruti permintaan Tina. Mereka sudah bisa menebak apa yang ingin di bicarakan oleh Tina kepada Rai jadi mereka meninggalkan gadis itu dan bersiap melihat wajah kekecewaan dari seorang Tina, gadis terpintar di kelas.

“Ngelihatin apa, sih?” Tina memulai pembicaraan dengan mendekati Rai dan ikut duduk di samping pria itu.

“Gak ada.” Jawab Rai datar. “Mau ngomong apa?”

“Rai, aku sayang sama kamu. Kita pacaran yuk.” Ujar Tina tiba-tiba dengan wajah yang sudah memerah.

Rai tidak nampak terkejut karna sudah menduganya. Tina adalah gadis ke sekian yang berani menyatakan perasaan padanya.

“Enggak.” Jawab Rai dengan tegas.

“Kamu bahkan gak butuh waktu buat berfikir? Aku suka banget sama kamu, Rai. Aku sayang sama kamu. Aku udah nyimpan perasaan ini lama banget. Dan baru sekarang aku berani ngungkapinnya.”

“Buang-buang waktu.” Dengus Rai tanpa mengalihkan wajahnya kepada Tina. Ia malah berdiri dan berniat meninggalkan Tina dan menyusul teman-temannya bermain volly.

Tina segera mengikuti langkah Rai dengan berlari kecil. Gadis itu menarik lengan Rai dan dengan berani menghentikannya. “Bukannya kamu juga ada perasaan ya sama aku? Buktinya tadi kamu perhatian banget sama aku.”

“Jangan mudah baper. Kapan aku perhatian sama kamu? Itu cuma perasaanmu aja.”

“Rai!” Pekik Tina tidak terima. Ia kecewa karna mendapatkan penolakan langsung dari pria yang ia kagumi.

Saat tubuh Rai berbalik, ia mendapati Esta yang sedang serius memperhatikannya. Gadis itu mematung di atas bangku tribun dan memperhatikan Rai dan Tina.

Namun setelah mendapat tatapan tajam dari Rai, Esta segera mengalihkan wajah ke bawah dan buru-buru membungkuk untuk mencari penanya yang tadi sempat terjatuh di sekitar itu.

“Lepasin.” Satu kata yang penuh penekanan.

Tina masih keras kepala. Ia mengikuti arah pandang Rai dan melihat Esta namun tidak peduli. Ia sedang patah hati karna penolakan dari Rai. Ia sudah tidak peduli dengan perasaan malunya karna Esta memperhatikan dirinya.

Karna Tina tidak menggubrisnya, akhirnya Rai mengibaskan tangannya sampai tangan Tina terlepas darinya dan segera berlari untuk berkumpul bersama dengan teman-temannya dan memulai permainan.

Terpopuler

Comments

Park Kyung Na

Park Kyung Na

awal" udh 😭

2023-03-14

0

LenidewiLestari

LenidewiLestari

mapir kesini, baru awalni kok dah ada air mata😭. awal yg bagus saya suka saya suka😁😁

2023-02-11

0

Kukuh Endro

Kukuh Endro

seorang Rai yang tampan dan pintar juga kaya ada sebuah rahasia ya kak,, jd penasaran nih cerita selajutnya...👍

2022-11-04

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Keadaan Yang Tidak Pernah Membaik Bagi Sebagian Orang.
2 BAB 2. Tidak Di Anggap Keberadaannya.
3 BAB 3. Entahlah, Keajaiban Macam Apa Ini.
4 BAB 4. Peniru Yang Baik, Jatuh Tepat Di Bawah pohon.
5 BAB 5. Dua Semesta Yang Berbeda.
6 BAB 6. Luka Yang Bisa Membuat Hati Rusak Dan Membusuk.
7 BAB 7. Cara Untuk Merayakan Kekalahan.
8 BAB 8. Semua Itu Hanya Alasan Untuk Melarikan Diri.
9 BAB 9. Teman Yang Benar-Benar Teman.
10 BAB 10. Apa Gunanya Menyesal Kalau Akhirnya Takdir Yang Ikut Campur?
11 BAB 11. Benteng yang Kokoh Itu, Hanyalah Sebuah Ilusi.
12 BAB 12. Pelajaran Bodoh Tapi Berharga Mahal.
13 BAB 13. Aib. Luka Bagi Orang-Orang Yang Berharga.
14 BAB 14. Dia Yang Menanggung Semua Perbuatanmu.
15 BAB 15. Teman Baru Yang Memberikan Kesenangan.
16 BAB 16. Mencoba Menjadi Kuat, Padahal Terluka Dan Hancur.
17 BAB 17. Persetan Dengan Nama Baik.
18 BAB 18. Menyerah Pada Setumpuk Cita-Cita Demi Pilihan Yang Bijaksana.
19 BAB 19. Dipaksa Dewasa Oleh Perbuatan.
20 BAB 20. Memaksa Diri Untuk Nyaman Dengan Kesendirian.
21 BAB 21. Semuanya Semakin Samar.
22 BAB 22. Tidak Ada Waktu Untuk Bersenang-Senang.
23 BAB 23. Perjuangan Hidup Dan Mati Untuk Sampai Di Titik Ini.
24 BAB 24. Airmataku Tidak Akan Keluar Semudah Itu.
25 BAB 25. Luka Yang Sama Dalam Bentuk Yang Berbeda.
26 BAB 26. Dua Orang Yang Sedang Menguatkan Satu Sama Lain.
27 BAB 27. Bodoh Itu Tidak Memalukan.
28 BAB 28. Wanita Akan Terlihat Cantik Di Mata Orang Yang Tepat.
29 BAB 29. Munafik Jika Tidak Tergoda.
30 BAB 30. Cangkang Kosong Yang Tidak Berisi.
31 BAB 31. Masih Tetap Menjadi Cangkang Kosong.
32 BAB 32. Merasa Di Asingkan. Keberadaanya Memang Tidak Berarti.
33 BAB 33. Kehancuran Yang Sudah Di Depan Mata.
34 BAB 34. Tempat Asing Bagi Kita.
35 BAB 35. Tidak Punya Nilai Tambah.
36 BAB 36. Rasa Iri Melihat Kebaikan Orang Lain.
37 BAB 37. Tidak Punya Tempat Untuk Melarikan Diri.
38 BAB 38. Keadaan Yang Sudah Mulai Membaik.
39 BAB 39. Tidak Ada Hasil Yang Menghianati Usaha.
40 BAB 40. Lemah Dengan Sedikit Perhatian. Karna Itu Adalah Kemewahan.
41 BAB 41. Memperhatikan Secukupnya Saja.
42 BAB 42. Dongeng Itu Tidak Seperti Ini.
43 BAB 43. Debaran Hati Yang Semakin Menjadi
44 BAB 44. Berusaha Mati-Matian Melawan Debaran.
45 BAB 45. Berada Di Zonanya Masing-Masing.
46 BAB 46. Kehangatan Keluarga Yang Membuat Hati Pias.
47 BAB 47. Celah. Jangan Lewati Batasan Itu.
48 BAB 48. Membuat Batasan Yang Lebih Kokoh.
49 BAB 49. Memaksa Diri Untuk Tidak Melampaui Batasan.
50 BAB 50. Ingin Memberikan Semua Kenyamanan.
51 BAB 51. Bertindak Diam-Diam Dengan Mengumpulkan Keberanian.
52 BAB 52. Suasana Suram Dan Kesunyian Yang Mendalam.
53 BAB 53. Tidak Ada Waktu Untuk Iri Dengan Hidup Orang Lain.
54 BAB 54. Semua Itu Adalah Sebuah Kebohongan.
55 BAB 55. Besar Gengsi. Membuat Salah Menanggapi.
56 BAB 56. Laksana Sinar Jingga Yang Menerpa Bumi.
57 BAB 57. 1% Si Pemilik Hati. Seperti Senja Yang Menyapu Awan Gelap.
58 BAB 58. Tak Perlu Malu Dengan Pandangan Orang Lain.
59 BAB 59. Pengumuman Akan Sebuah Rencana Besar.
60 BAB 60. Benteng Batasan Itu Sudah Hancur Tak Bersisa.
61 BAB 61. Semuanya Terjadi Karna Campur Tangan Takdir.
62 BAB 62. Terkadang, Mulut bisa Membunuh Tanpa Ampun.
63 BAB 63. Cinta Masa Muda Ternyata Juga Bisa Menyakitkan.
64 BAB 64. Seluruh Dunia Mencibir, Membuat Sejuta Perasaan Sakit
65 BAB 65. Ingin Menjadi Kuat. Agar Bisa Melindungimu.
66 BAB 66. Perasaan Itu Hanyalah Membuat Lemah.
67 BAB 67. Guntur Yang Membuat Dunia Serasa Runtuh.
68 BAB 68. Masih Jauh Dari Kata Dewasa.
69 BAB 69. Tidak Bisa Melupakan, Apalagi Memaafkan.
70 BAB 70. Senyumnya Terasa Gamang Dan Kosong.
71 BAB 71. Belum Bisa Sepenuhnya Mengiklaskan.
72 BAB 72. Bahtera Sudah Terkoyak. Kekuatan Yang Menjadi Kelemahan.
73 BAB 73. Sebuah Jalan Yang Seharusnya Tidak Mereka Tapaki.
74 BAB 74. Masa, Bukan Hanya Untuk Menunggu Seseorang Kembali.
75 BAB 75. Terimakasih Sandaran Ternyamanku....
76 Season 1, Selesai.
77 BAB 77. SEMESTA RAI Season 2.
78 BAB 78. Orang-Orang Yang Tidak Punya Pengakuan.
79 BAB 79. Bukan Tidak Beruntung, Hanya Kurang Bersyukur.
80 BAB 80. Dua Harapan Namun Bertolak Belakang.
81 BAB 81. Rasa Ingin Dan Takut Muncul Di Saat Bersamaan.
82 BAB 82. Semoga Waktu Memberi Kesempatan Kembali. Pendamba, Perindu, pejuang.
83 BAB 83. Seindah Kenangan Masa Lalu.
84 BAB 84. Setumpuk Harapan Yang Masih Belum Ada Kejelasan.
85 BAB 85. Memutus Setiap Kenangan Untuk Hati Yang Baru.
86 BAB 86. Butuh Waktu Lama Untuk Menjadi Kuat.
87 BAB 87. Rindu Itu Tidak Bisa di Usir.
88 BAB 88. Ada Yang Menarik Untuk DIperhatikan.
89 BAB 89. Sekarang Tidak Ingin Menahan Diri Lagi.
90 BAB 90. Ada Sedikit Rasa Kasihan Di Dalam Hati.
91 BAB 91. Senangnya Mendapat Pengakuan Dan Pujian.
92 BAB 92. Dasar Hati Kecil. Senangnya Bukan Main.
93 BAB 93. Berbohong Itu Menyakitkan Walaupun Ada Alasannya.
94 BAB 94. Hanya Tidak Ingin Menyembunyikan Apapun.
95 bab 95. Pelarian. Butuh Alasan Agar Tidak Menyalahkan Dri Sendiri.
96 BAB 96. Titik Rindu Yang Mampu Menggugurkan Rasa Marah.
97 BAB 97. Ada Cerita Yang Tersembunyi.
98 BAB 98. Perasaan Itu Semakin Menciut.
99 BAB 99. Keadaan Yang Tidak Terlalu Baik.
100 BAB 100. Akhirnya, Ikhlas Itu Datang Juga.
101 BAB 101. Hanya Ingin Tetap Menjadi Sandaran Ternyaman.
102 BAB 102. Semua Hanya Mimpi.
103 BAB 103. Ingin Menghancurkan Dinding Keraguan.
104 BAB 104. Tidak Suka Melihat Caranya Memperlakukan Pria lain.
105 BAB 105. Tidak Akan Ada Orang Yang Sanggup Jika Berurusan Dengan Kehilangan.
106 BAB 106. Mencari Titik Keraguan.
107 BAB 107. Dalam Memulai Sesuatu, Fikiran Selalu Menolak Untuk Baik-Baik Saja.
108 BAB 108. Wajah Yang Teduh Namun Sangat sulit Untuk Di taklukan.
109 BAB 109. Hanya Rai Yang Boleh Melindungi Semestanya.
110 BAB 110. Semua Prosesnya Harus Di Lalui Dengan Benar.
111 BAB 111. Akan Menunjukkan Semua Perasaan Yang Ada.
112 BAB 112. Seburuk Apapun Hubungannya, Hatinya Tetap Mencelos.
113 BAB 113. Semua Rasa Sakit Itu Hanya Bagian Dari Masalalu.
114 BAB 114. Jarak Tidak Lantas Membuat Perasaan Menjauh.
115 BAB 115. Ternyata Sudah Sekian Lama Waktu Berlalu.
116 BAB 116. Tak Perlu Mendendam Terhadap Rasa Sakit.
117 BAB 117. Pasti Ada Yang Terluka Dibalik Kebahagiaan Orang Lain.
118 BAB 118. Bukan Bermaksud Untuk Pamer, Tapi Memang Ada rasa Bangga.
119 BAB 119. Rindu Yang Tidak Bisa Di Ibaratkan Dengan Apapun.
120 BAB 120. Yang Namanya Kebetulan Itu Tidak Bisa Dihindari.
121 BAB 121. Ada Sebongkah Rasa Malu.
122 BAB 122. Tujuan Untuk Memperbaiki Hubungan Yang Sudah Rusak.
123 BAB 123. Buah Dan Pohon.
124 BAB 124. Tamparan Dari Ucapan Bisa Jauh Lebih Menyakitkan.
125 BAB 125. Rencana Hilang Ditelan Ketidaksabaran.
126 BAB 126. Setiap Orang Punya Seseorang Yang Tidak Di Sukainya.
127 BAB 127. Kenangan Yang Terselip Dalam Angka.
128 BAB 128. Datang Di Waktu Yang Sangat Tidak Tepat, Membuat Kecewa.
129 BAB 129. Untuk Menghabiskan Waktu Berdua.
130 BAB 130. Memperhatikan Diri Sendiri Sebelum Memperhatikan Orang Lain.
131 BAB 131. Salah Satu Candunya, Masih Seperti Mimpi.
132 BAB 132. Satu-Satunya Semesta Milik Rai. Sampai Maut Memisahkannya Dari Semestanya.
133 TERIMAKASIH!!
134 Bonchap 1.
135 Bonchap 2.
136 Boncap 3.
137 My Handsome Rich Husband. Launching!
138 Metalmorfosis.
139 Novel Baru.
Episodes

Updated 139 Episodes

1
BAB 1. Keadaan Yang Tidak Pernah Membaik Bagi Sebagian Orang.
2
BAB 2. Tidak Di Anggap Keberadaannya.
3
BAB 3. Entahlah, Keajaiban Macam Apa Ini.
4
BAB 4. Peniru Yang Baik, Jatuh Tepat Di Bawah pohon.
5
BAB 5. Dua Semesta Yang Berbeda.
6
BAB 6. Luka Yang Bisa Membuat Hati Rusak Dan Membusuk.
7
BAB 7. Cara Untuk Merayakan Kekalahan.
8
BAB 8. Semua Itu Hanya Alasan Untuk Melarikan Diri.
9
BAB 9. Teman Yang Benar-Benar Teman.
10
BAB 10. Apa Gunanya Menyesal Kalau Akhirnya Takdir Yang Ikut Campur?
11
BAB 11. Benteng yang Kokoh Itu, Hanyalah Sebuah Ilusi.
12
BAB 12. Pelajaran Bodoh Tapi Berharga Mahal.
13
BAB 13. Aib. Luka Bagi Orang-Orang Yang Berharga.
14
BAB 14. Dia Yang Menanggung Semua Perbuatanmu.
15
BAB 15. Teman Baru Yang Memberikan Kesenangan.
16
BAB 16. Mencoba Menjadi Kuat, Padahal Terluka Dan Hancur.
17
BAB 17. Persetan Dengan Nama Baik.
18
BAB 18. Menyerah Pada Setumpuk Cita-Cita Demi Pilihan Yang Bijaksana.
19
BAB 19. Dipaksa Dewasa Oleh Perbuatan.
20
BAB 20. Memaksa Diri Untuk Nyaman Dengan Kesendirian.
21
BAB 21. Semuanya Semakin Samar.
22
BAB 22. Tidak Ada Waktu Untuk Bersenang-Senang.
23
BAB 23. Perjuangan Hidup Dan Mati Untuk Sampai Di Titik Ini.
24
BAB 24. Airmataku Tidak Akan Keluar Semudah Itu.
25
BAB 25. Luka Yang Sama Dalam Bentuk Yang Berbeda.
26
BAB 26. Dua Orang Yang Sedang Menguatkan Satu Sama Lain.
27
BAB 27. Bodoh Itu Tidak Memalukan.
28
BAB 28. Wanita Akan Terlihat Cantik Di Mata Orang Yang Tepat.
29
BAB 29. Munafik Jika Tidak Tergoda.
30
BAB 30. Cangkang Kosong Yang Tidak Berisi.
31
BAB 31. Masih Tetap Menjadi Cangkang Kosong.
32
BAB 32. Merasa Di Asingkan. Keberadaanya Memang Tidak Berarti.
33
BAB 33. Kehancuran Yang Sudah Di Depan Mata.
34
BAB 34. Tempat Asing Bagi Kita.
35
BAB 35. Tidak Punya Nilai Tambah.
36
BAB 36. Rasa Iri Melihat Kebaikan Orang Lain.
37
BAB 37. Tidak Punya Tempat Untuk Melarikan Diri.
38
BAB 38. Keadaan Yang Sudah Mulai Membaik.
39
BAB 39. Tidak Ada Hasil Yang Menghianati Usaha.
40
BAB 40. Lemah Dengan Sedikit Perhatian. Karna Itu Adalah Kemewahan.
41
BAB 41. Memperhatikan Secukupnya Saja.
42
BAB 42. Dongeng Itu Tidak Seperti Ini.
43
BAB 43. Debaran Hati Yang Semakin Menjadi
44
BAB 44. Berusaha Mati-Matian Melawan Debaran.
45
BAB 45. Berada Di Zonanya Masing-Masing.
46
BAB 46. Kehangatan Keluarga Yang Membuat Hati Pias.
47
BAB 47. Celah. Jangan Lewati Batasan Itu.
48
BAB 48. Membuat Batasan Yang Lebih Kokoh.
49
BAB 49. Memaksa Diri Untuk Tidak Melampaui Batasan.
50
BAB 50. Ingin Memberikan Semua Kenyamanan.
51
BAB 51. Bertindak Diam-Diam Dengan Mengumpulkan Keberanian.
52
BAB 52. Suasana Suram Dan Kesunyian Yang Mendalam.
53
BAB 53. Tidak Ada Waktu Untuk Iri Dengan Hidup Orang Lain.
54
BAB 54. Semua Itu Adalah Sebuah Kebohongan.
55
BAB 55. Besar Gengsi. Membuat Salah Menanggapi.
56
BAB 56. Laksana Sinar Jingga Yang Menerpa Bumi.
57
BAB 57. 1% Si Pemilik Hati. Seperti Senja Yang Menyapu Awan Gelap.
58
BAB 58. Tak Perlu Malu Dengan Pandangan Orang Lain.
59
BAB 59. Pengumuman Akan Sebuah Rencana Besar.
60
BAB 60. Benteng Batasan Itu Sudah Hancur Tak Bersisa.
61
BAB 61. Semuanya Terjadi Karna Campur Tangan Takdir.
62
BAB 62. Terkadang, Mulut bisa Membunuh Tanpa Ampun.
63
BAB 63. Cinta Masa Muda Ternyata Juga Bisa Menyakitkan.
64
BAB 64. Seluruh Dunia Mencibir, Membuat Sejuta Perasaan Sakit
65
BAB 65. Ingin Menjadi Kuat. Agar Bisa Melindungimu.
66
BAB 66. Perasaan Itu Hanyalah Membuat Lemah.
67
BAB 67. Guntur Yang Membuat Dunia Serasa Runtuh.
68
BAB 68. Masih Jauh Dari Kata Dewasa.
69
BAB 69. Tidak Bisa Melupakan, Apalagi Memaafkan.
70
BAB 70. Senyumnya Terasa Gamang Dan Kosong.
71
BAB 71. Belum Bisa Sepenuhnya Mengiklaskan.
72
BAB 72. Bahtera Sudah Terkoyak. Kekuatan Yang Menjadi Kelemahan.
73
BAB 73. Sebuah Jalan Yang Seharusnya Tidak Mereka Tapaki.
74
BAB 74. Masa, Bukan Hanya Untuk Menunggu Seseorang Kembali.
75
BAB 75. Terimakasih Sandaran Ternyamanku....
76
Season 1, Selesai.
77
BAB 77. SEMESTA RAI Season 2.
78
BAB 78. Orang-Orang Yang Tidak Punya Pengakuan.
79
BAB 79. Bukan Tidak Beruntung, Hanya Kurang Bersyukur.
80
BAB 80. Dua Harapan Namun Bertolak Belakang.
81
BAB 81. Rasa Ingin Dan Takut Muncul Di Saat Bersamaan.
82
BAB 82. Semoga Waktu Memberi Kesempatan Kembali. Pendamba, Perindu, pejuang.
83
BAB 83. Seindah Kenangan Masa Lalu.
84
BAB 84. Setumpuk Harapan Yang Masih Belum Ada Kejelasan.
85
BAB 85. Memutus Setiap Kenangan Untuk Hati Yang Baru.
86
BAB 86. Butuh Waktu Lama Untuk Menjadi Kuat.
87
BAB 87. Rindu Itu Tidak Bisa di Usir.
88
BAB 88. Ada Yang Menarik Untuk DIperhatikan.
89
BAB 89. Sekarang Tidak Ingin Menahan Diri Lagi.
90
BAB 90. Ada Sedikit Rasa Kasihan Di Dalam Hati.
91
BAB 91. Senangnya Mendapat Pengakuan Dan Pujian.
92
BAB 92. Dasar Hati Kecil. Senangnya Bukan Main.
93
BAB 93. Berbohong Itu Menyakitkan Walaupun Ada Alasannya.
94
BAB 94. Hanya Tidak Ingin Menyembunyikan Apapun.
95
bab 95. Pelarian. Butuh Alasan Agar Tidak Menyalahkan Dri Sendiri.
96
BAB 96. Titik Rindu Yang Mampu Menggugurkan Rasa Marah.
97
BAB 97. Ada Cerita Yang Tersembunyi.
98
BAB 98. Perasaan Itu Semakin Menciut.
99
BAB 99. Keadaan Yang Tidak Terlalu Baik.
100
BAB 100. Akhirnya, Ikhlas Itu Datang Juga.
101
BAB 101. Hanya Ingin Tetap Menjadi Sandaran Ternyaman.
102
BAB 102. Semua Hanya Mimpi.
103
BAB 103. Ingin Menghancurkan Dinding Keraguan.
104
BAB 104. Tidak Suka Melihat Caranya Memperlakukan Pria lain.
105
BAB 105. Tidak Akan Ada Orang Yang Sanggup Jika Berurusan Dengan Kehilangan.
106
BAB 106. Mencari Titik Keraguan.
107
BAB 107. Dalam Memulai Sesuatu, Fikiran Selalu Menolak Untuk Baik-Baik Saja.
108
BAB 108. Wajah Yang Teduh Namun Sangat sulit Untuk Di taklukan.
109
BAB 109. Hanya Rai Yang Boleh Melindungi Semestanya.
110
BAB 110. Semua Prosesnya Harus Di Lalui Dengan Benar.
111
BAB 111. Akan Menunjukkan Semua Perasaan Yang Ada.
112
BAB 112. Seburuk Apapun Hubungannya, Hatinya Tetap Mencelos.
113
BAB 113. Semua Rasa Sakit Itu Hanya Bagian Dari Masalalu.
114
BAB 114. Jarak Tidak Lantas Membuat Perasaan Menjauh.
115
BAB 115. Ternyata Sudah Sekian Lama Waktu Berlalu.
116
BAB 116. Tak Perlu Mendendam Terhadap Rasa Sakit.
117
BAB 117. Pasti Ada Yang Terluka Dibalik Kebahagiaan Orang Lain.
118
BAB 118. Bukan Bermaksud Untuk Pamer, Tapi Memang Ada rasa Bangga.
119
BAB 119. Rindu Yang Tidak Bisa Di Ibaratkan Dengan Apapun.
120
BAB 120. Yang Namanya Kebetulan Itu Tidak Bisa Dihindari.
121
BAB 121. Ada Sebongkah Rasa Malu.
122
BAB 122. Tujuan Untuk Memperbaiki Hubungan Yang Sudah Rusak.
123
BAB 123. Buah Dan Pohon.
124
BAB 124. Tamparan Dari Ucapan Bisa Jauh Lebih Menyakitkan.
125
BAB 125. Rencana Hilang Ditelan Ketidaksabaran.
126
BAB 126. Setiap Orang Punya Seseorang Yang Tidak Di Sukainya.
127
BAB 127. Kenangan Yang Terselip Dalam Angka.
128
BAB 128. Datang Di Waktu Yang Sangat Tidak Tepat, Membuat Kecewa.
129
BAB 129. Untuk Menghabiskan Waktu Berdua.
130
BAB 130. Memperhatikan Diri Sendiri Sebelum Memperhatikan Orang Lain.
131
BAB 131. Salah Satu Candunya, Masih Seperti Mimpi.
132
BAB 132. Satu-Satunya Semesta Milik Rai. Sampai Maut Memisahkannya Dari Semestanya.
133
TERIMAKASIH!!
134
Bonchap 1.
135
Bonchap 2.
136
Boncap 3.
137
My Handsome Rich Husband. Launching!
138
Metalmorfosis.
139
Novel Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!