BAB 5. Dua Semesta Yang Berbeda.

23.35 wib.

Esta baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan sedang membantu Pakde Karya menutup lapaknya bersama dengan karyawannya yang lain. Malam ini, ia sama sekali tidak berniat untuk pulang ke rumah. Walaupun ia tau kalau malam Ringgo tidak pernah ada di rumah.

Namun satu hal yang ia sesali dan memaksa otaknya berputar lebih keras, ia sama sekali tidak membawa uang sepeserpun. Walaupun di depannya hanya ada jalan buntu, namun Esta tetap nekat untuk tidak pulang kerumah.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya,  Esta memilih untuk berjalan-jalan di temaramnya lampu jalanan. Menyusuri trotoar dan membiarkan kakinya sesuka hati melangkah kemanapun. Ia sedang berusaha ‘menyembuhkan’ lukanya. Setidaknya luka yang ada di keningnya tidak lagi terasa sakit.

Sesuatu melintas di benak Esta saat ia menengadahkan wajahnya ke langit. Semesta malam begitu indah dengan taburan bintang-bintang walaupun sebagian tertutup awan dan asap. Ia juga Semesta, namun kenapa hal yang di laluinya tak pernah ada indahnya?

Di luaran sana, apakah ada orang yang hidupnya seperti dirinya? Kalau ada, ia ingin bertemu dengan orang itu dan saling berbagi kisah dengannya. Tapi, apa gunanya saling menceritakan kisah menyedihkan yang mereka punya? Apa itu akan membuat mereka lebih baik? Apa itu bisa mengeluarkan mereka dari keadaan paling tidak di inginkan itu?

Esta yakin, kalau setiap orang punya masalahnya masing-masing. Banyak variabel untuk menilai tentang permasalahan setiap manusia. Dan kita tidak berhak menilai apakah masalah kita yang paling menyedihkan. Kadar masalah setiap orang berbeda-beda, dan bukan tempat kita untuk menghakimi siapapun. Dengan cara berfikir seperti itu, membuat hati Esta sedikit tenang dan dia bisa menguatkan diri.

Esta terus berjalan tanpa henti. Hingga akhirnya ia sampai di sebuah taman kota yang tidak banyak orang disana. Hanya ada beberapa pasangan yang sedang menghabiskan malam bersama menikmati jalanan kota Jakarta. Dan juga beberapa penjual kacang dan jagung rebus.

Esta merasa kakinya sudah sedikit pegal. Jadi ia memutuskan untuk duduk di dalam taman. Namun baru setengah jalan, perutnya tiba-tiba terasa tidak nyaman. Ia ingin buang air besar namun ia tidak melihat ada kamar mandi disana. Dengan terpaksa Esta melanjutkan perjalanan untuk mencari kamar mandi.

Namun jalan yang ia pilih ternyata jalan yang sepi. Disana hanya satu dua orang yang lewat. Maklum saja, ini sudah lewat tengah malam. Esta ingin kembali namun percuma karna disana tidak ada kamar mandinya. Jadi ia memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan.

Tak jauh di depannya, ada seseorang yang sedang berdiri di dekat sepeda motornya. Melihat dari pakaian orang itu, itu adalah seorang pria yang sedang mondar-mandir sambil sesekali memukuli helm yang terpasang di kepalanya.

Brak!!!

“Aduh!” Lirih Esta saat sesuatu mengenai kakinya.

Esta di buat terkejut oleh suara helm yang di banting oleh pria itu. Tubuhnya bahkan sampai berjingkat. Seketika ia merasakan takut.

“Aaarrggghh!!!!!”

Pria itu berteriak dengan kesalnya. Kembali mengusap kasar rambutnya setelah helem terlepas dan terlempar ke arah Esta.

Esta terus memperhatikan pria itu dengan seksama. Ia seperti mengenal sosok yang sedang terduduk bersandar di motor itu. Cahaya lampu jalan sedikit memberinya gambaran siapa pria yang ada disana.

Setelah yakin, Esta memungut helm full face dari sebelah kakinya dan berjalan mendekati pria itu. Ia menyodorkan helm kepadanya.

Rai menoleh saat merasa ada seseorang yang sedang berdiri di sampingnya. Ia menatap dingin kepada gadis gemuk yang sedang menyodorkan helmnya padanya.

“Aku gak tau apa masalahmu, tapi semoga setelah ngelempar helm ini kamu jadi ngerasa lebih baik.” Lirih Esta. Ia masih menunggu Rai untuk meraih helm. “Buruan di ambil. Tanganku pegel.”

Dengan tatapan jengahnya, Rai meraih helm dari tangan Esta kemudian berdiri.

“Malam-malam gini ngapain kamu di sini?” Tanya Rai tanpa memandang Esta. Ia sibuk mengusapi helmnya yang sudah baret di sana-sini.

“Aku lagi jalan-jalan, tapi perutku sakit. Mana gak ada kamar mandi lagi.” Ujar Esta sambil meringis menahan sakit di perutnya.

“Kamu bisa numpang kamar mandi di kosku. Gak jauh dari sini. Tapi harus jalan kaki karna motorku habis bensin.” Jelas Rai menawarkan bantuan kecil.

“Dimana kosmu?” Rasa sakit itu terus mendesak perut Esta.

Rai menunjuk ke arah sebuah perumahan yang hanya beberapa puluh meter dari tempat mereka.

“Yaudah, deh. Gak tahan banget aku.”

Rai kemudian memakai helmnya dan mulai mendorong sepeda motornya. Sedangkan Esta mengikuti dengan diam di belakang pria itu. Rasanya sesuatu sudah di ujung tanduk. Ia khawatir tidak bisa sampai di kamar mandi Rai.

“Ehm,,, Rai, bisa cepetan? Udah mau keluar...” Lirih Esta lagi. Ini benar-benar petaka baginya. Sebenarnya Esta sedang menahan malu. Ini benar-benar bukan waktu yang tepat. Di tambah keningnya terasa sangat sakit dan membuatnya sedikit pusing.

Setelah perjuangan yang cukup berat, akhirnya mereka sampai di sebuah deretan kamar kos dan Rai segera membukakan pintu kamarnya. Ia mempersilahkan Esta untuk masuk lebih dulu dan menunjukkan kamar mandinya.

Lega luar biasa, itulah yang sedang di rasakan oleh Esta. Lama ia berada di kamar mandi sebelum menyelesaikan urusannya. Setelah selesai, Esta berniat untuk bangun dan keluar dari kamar mandi. Namun saat berdiri, tiba-tiba pandangannya berkunang-kunang dan kakinya melemas seketika.

Tubuh Esta lunglai dan membuatnya ambruk di lantai. Ia tidak pingsan, tapi kepalanya seperti sedang berputar dengan kecepatan yang tinggi sampai membuatnya mual. Tanpa sengaja ia menggebrak pintu kamar mandi dan menimbulkan suara keras.

Rai yang sedang menunggu di luar bergegas masuk saat mendengar suara keras itu. Namun saat ia tiba di depan kamar mandi, ia melihat Esta yang sudah berjalan sempoyongan keluar dari sana.

“Kamu kenapa?” Tanya Rai. Ia bukan panik, tapi heran.

“Pusing.” Jawab Esta.

Rai melihat ke arah kening Esta yang sudah membiru. Tadi ia tidak sempat memperhatikannya. “Istirahat aja dulu disitu. Kalau gak pusing baru pulang.” Ujar Rai meminta Esta untuk duduk di kasurnya.

Rai tidak membantu Esta untuk duduk. Gadis itu berusaha untuk berjalan sendiri dan duduk di atas kasur dan menyandarkan punggungnya di dinding.

“Sorry ngerepotin, Rai. Aku numpang duduk sebentar. Kalau udah gak pening aku pulang.”

Rai mengangguk acuh. “Kalau gitu aku mau keluar dulu cari makan. Nyamanin aja.”

Setelah berkata begitu, Rai keluar dari kamarnya dan menutup rapat pintu kamar itu dari luar. Meninggalkan Esta yang sedang berusaha untuk menyembuhkan dirinya. Menyembuhkan rasa sakit luar biasa di keningnya.

Perlahan Esta meraba keningnya yang benjol, namun ternyata malah semakin sakit. Ia sampai meringis kesakitan. Belum lagi pipinya yang memerah bekas telapak tangan. Bekas telapak tangan itu jelas mengukir sebuah karya seni yang menyakitkan di hati Esta.

Ia muak. Sungguh ia muak dengan semua perlakuan yang ia terima dari orang yang seharusnya menjadi pengayom bagi dirinya. Ia sudah tidak yakin apa kedepannya ia masih bisa menyelamatkan diri dari Ringgo. Ingin pergi meninggalkan keluarga itu, namun ia belum punya cukup uang untuk menyewa kos sendiri.

Sedikit lagi, ia harus bertahan sampai ia tamat sekolah. Hanya beberapa bulan lagi. Ia harus bisa bertahan sampai saat itu tiba dan memulai hidupnya sendiri.

Terpopuler

Comments

Zieya🖤

Zieya🖤

jalan cerita yang beza, tapi rasa sakit yang sama....

2023-05-07

0

rintik

rintik

🥺🥺🥺😭😭 kasian esta

2022-09-06

0

Pia

Pia

😥😥😥😥😥

2022-08-26

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Keadaan Yang Tidak Pernah Membaik Bagi Sebagian Orang.
2 BAB 2. Tidak Di Anggap Keberadaannya.
3 BAB 3. Entahlah, Keajaiban Macam Apa Ini.
4 BAB 4. Peniru Yang Baik, Jatuh Tepat Di Bawah pohon.
5 BAB 5. Dua Semesta Yang Berbeda.
6 BAB 6. Luka Yang Bisa Membuat Hati Rusak Dan Membusuk.
7 BAB 7. Cara Untuk Merayakan Kekalahan.
8 BAB 8. Semua Itu Hanya Alasan Untuk Melarikan Diri.
9 BAB 9. Teman Yang Benar-Benar Teman.
10 BAB 10. Apa Gunanya Menyesal Kalau Akhirnya Takdir Yang Ikut Campur?
11 BAB 11. Benteng yang Kokoh Itu, Hanyalah Sebuah Ilusi.
12 BAB 12. Pelajaran Bodoh Tapi Berharga Mahal.
13 BAB 13. Aib. Luka Bagi Orang-Orang Yang Berharga.
14 BAB 14. Dia Yang Menanggung Semua Perbuatanmu.
15 BAB 15. Teman Baru Yang Memberikan Kesenangan.
16 BAB 16. Mencoba Menjadi Kuat, Padahal Terluka Dan Hancur.
17 BAB 17. Persetan Dengan Nama Baik.
18 BAB 18. Menyerah Pada Setumpuk Cita-Cita Demi Pilihan Yang Bijaksana.
19 BAB 19. Dipaksa Dewasa Oleh Perbuatan.
20 BAB 20. Memaksa Diri Untuk Nyaman Dengan Kesendirian.
21 BAB 21. Semuanya Semakin Samar.
22 BAB 22. Tidak Ada Waktu Untuk Bersenang-Senang.
23 BAB 23. Perjuangan Hidup Dan Mati Untuk Sampai Di Titik Ini.
24 BAB 24. Airmataku Tidak Akan Keluar Semudah Itu.
25 BAB 25. Luka Yang Sama Dalam Bentuk Yang Berbeda.
26 BAB 26. Dua Orang Yang Sedang Menguatkan Satu Sama Lain.
27 BAB 27. Bodoh Itu Tidak Memalukan.
28 BAB 28. Wanita Akan Terlihat Cantik Di Mata Orang Yang Tepat.
29 BAB 29. Munafik Jika Tidak Tergoda.
30 BAB 30. Cangkang Kosong Yang Tidak Berisi.
31 BAB 31. Masih Tetap Menjadi Cangkang Kosong.
32 BAB 32. Merasa Di Asingkan. Keberadaanya Memang Tidak Berarti.
33 BAB 33. Kehancuran Yang Sudah Di Depan Mata.
34 BAB 34. Tempat Asing Bagi Kita.
35 BAB 35. Tidak Punya Nilai Tambah.
36 BAB 36. Rasa Iri Melihat Kebaikan Orang Lain.
37 BAB 37. Tidak Punya Tempat Untuk Melarikan Diri.
38 BAB 38. Keadaan Yang Sudah Mulai Membaik.
39 BAB 39. Tidak Ada Hasil Yang Menghianati Usaha.
40 BAB 40. Lemah Dengan Sedikit Perhatian. Karna Itu Adalah Kemewahan.
41 BAB 41. Memperhatikan Secukupnya Saja.
42 BAB 42. Dongeng Itu Tidak Seperti Ini.
43 BAB 43. Debaran Hati Yang Semakin Menjadi
44 BAB 44. Berusaha Mati-Matian Melawan Debaran.
45 BAB 45. Berada Di Zonanya Masing-Masing.
46 BAB 46. Kehangatan Keluarga Yang Membuat Hati Pias.
47 BAB 47. Celah. Jangan Lewati Batasan Itu.
48 BAB 48. Membuat Batasan Yang Lebih Kokoh.
49 BAB 49. Memaksa Diri Untuk Tidak Melampaui Batasan.
50 BAB 50. Ingin Memberikan Semua Kenyamanan.
51 BAB 51. Bertindak Diam-Diam Dengan Mengumpulkan Keberanian.
52 BAB 52. Suasana Suram Dan Kesunyian Yang Mendalam.
53 BAB 53. Tidak Ada Waktu Untuk Iri Dengan Hidup Orang Lain.
54 BAB 54. Semua Itu Adalah Sebuah Kebohongan.
55 BAB 55. Besar Gengsi. Membuat Salah Menanggapi.
56 BAB 56. Laksana Sinar Jingga Yang Menerpa Bumi.
57 BAB 57. 1% Si Pemilik Hati. Seperti Senja Yang Menyapu Awan Gelap.
58 BAB 58. Tak Perlu Malu Dengan Pandangan Orang Lain.
59 BAB 59. Pengumuman Akan Sebuah Rencana Besar.
60 BAB 60. Benteng Batasan Itu Sudah Hancur Tak Bersisa.
61 BAB 61. Semuanya Terjadi Karna Campur Tangan Takdir.
62 BAB 62. Terkadang, Mulut bisa Membunuh Tanpa Ampun.
63 BAB 63. Cinta Masa Muda Ternyata Juga Bisa Menyakitkan.
64 BAB 64. Seluruh Dunia Mencibir, Membuat Sejuta Perasaan Sakit
65 BAB 65. Ingin Menjadi Kuat. Agar Bisa Melindungimu.
66 BAB 66. Perasaan Itu Hanyalah Membuat Lemah.
67 BAB 67. Guntur Yang Membuat Dunia Serasa Runtuh.
68 BAB 68. Masih Jauh Dari Kata Dewasa.
69 BAB 69. Tidak Bisa Melupakan, Apalagi Memaafkan.
70 BAB 70. Senyumnya Terasa Gamang Dan Kosong.
71 BAB 71. Belum Bisa Sepenuhnya Mengiklaskan.
72 BAB 72. Bahtera Sudah Terkoyak. Kekuatan Yang Menjadi Kelemahan.
73 BAB 73. Sebuah Jalan Yang Seharusnya Tidak Mereka Tapaki.
74 BAB 74. Masa, Bukan Hanya Untuk Menunggu Seseorang Kembali.
75 BAB 75. Terimakasih Sandaran Ternyamanku....
76 Season 1, Selesai.
77 BAB 77. SEMESTA RAI Season 2.
78 BAB 78. Orang-Orang Yang Tidak Punya Pengakuan.
79 BAB 79. Bukan Tidak Beruntung, Hanya Kurang Bersyukur.
80 BAB 80. Dua Harapan Namun Bertolak Belakang.
81 BAB 81. Rasa Ingin Dan Takut Muncul Di Saat Bersamaan.
82 BAB 82. Semoga Waktu Memberi Kesempatan Kembali. Pendamba, Perindu, pejuang.
83 BAB 83. Seindah Kenangan Masa Lalu.
84 BAB 84. Setumpuk Harapan Yang Masih Belum Ada Kejelasan.
85 BAB 85. Memutus Setiap Kenangan Untuk Hati Yang Baru.
86 BAB 86. Butuh Waktu Lama Untuk Menjadi Kuat.
87 BAB 87. Rindu Itu Tidak Bisa di Usir.
88 BAB 88. Ada Yang Menarik Untuk DIperhatikan.
89 BAB 89. Sekarang Tidak Ingin Menahan Diri Lagi.
90 BAB 90. Ada Sedikit Rasa Kasihan Di Dalam Hati.
91 BAB 91. Senangnya Mendapat Pengakuan Dan Pujian.
92 BAB 92. Dasar Hati Kecil. Senangnya Bukan Main.
93 BAB 93. Berbohong Itu Menyakitkan Walaupun Ada Alasannya.
94 BAB 94. Hanya Tidak Ingin Menyembunyikan Apapun.
95 bab 95. Pelarian. Butuh Alasan Agar Tidak Menyalahkan Dri Sendiri.
96 BAB 96. Titik Rindu Yang Mampu Menggugurkan Rasa Marah.
97 BAB 97. Ada Cerita Yang Tersembunyi.
98 BAB 98. Perasaan Itu Semakin Menciut.
99 BAB 99. Keadaan Yang Tidak Terlalu Baik.
100 BAB 100. Akhirnya, Ikhlas Itu Datang Juga.
101 BAB 101. Hanya Ingin Tetap Menjadi Sandaran Ternyaman.
102 BAB 102. Semua Hanya Mimpi.
103 BAB 103. Ingin Menghancurkan Dinding Keraguan.
104 BAB 104. Tidak Suka Melihat Caranya Memperlakukan Pria lain.
105 BAB 105. Tidak Akan Ada Orang Yang Sanggup Jika Berurusan Dengan Kehilangan.
106 BAB 106. Mencari Titik Keraguan.
107 BAB 107. Dalam Memulai Sesuatu, Fikiran Selalu Menolak Untuk Baik-Baik Saja.
108 BAB 108. Wajah Yang Teduh Namun Sangat sulit Untuk Di taklukan.
109 BAB 109. Hanya Rai Yang Boleh Melindungi Semestanya.
110 BAB 110. Semua Prosesnya Harus Di Lalui Dengan Benar.
111 BAB 111. Akan Menunjukkan Semua Perasaan Yang Ada.
112 BAB 112. Seburuk Apapun Hubungannya, Hatinya Tetap Mencelos.
113 BAB 113. Semua Rasa Sakit Itu Hanya Bagian Dari Masalalu.
114 BAB 114. Jarak Tidak Lantas Membuat Perasaan Menjauh.
115 BAB 115. Ternyata Sudah Sekian Lama Waktu Berlalu.
116 BAB 116. Tak Perlu Mendendam Terhadap Rasa Sakit.
117 BAB 117. Pasti Ada Yang Terluka Dibalik Kebahagiaan Orang Lain.
118 BAB 118. Bukan Bermaksud Untuk Pamer, Tapi Memang Ada rasa Bangga.
119 BAB 119. Rindu Yang Tidak Bisa Di Ibaratkan Dengan Apapun.
120 BAB 120. Yang Namanya Kebetulan Itu Tidak Bisa Dihindari.
121 BAB 121. Ada Sebongkah Rasa Malu.
122 BAB 122. Tujuan Untuk Memperbaiki Hubungan Yang Sudah Rusak.
123 BAB 123. Buah Dan Pohon.
124 BAB 124. Tamparan Dari Ucapan Bisa Jauh Lebih Menyakitkan.
125 BAB 125. Rencana Hilang Ditelan Ketidaksabaran.
126 BAB 126. Setiap Orang Punya Seseorang Yang Tidak Di Sukainya.
127 BAB 127. Kenangan Yang Terselip Dalam Angka.
128 BAB 128. Datang Di Waktu Yang Sangat Tidak Tepat, Membuat Kecewa.
129 BAB 129. Untuk Menghabiskan Waktu Berdua.
130 BAB 130. Memperhatikan Diri Sendiri Sebelum Memperhatikan Orang Lain.
131 BAB 131. Salah Satu Candunya, Masih Seperti Mimpi.
132 BAB 132. Satu-Satunya Semesta Milik Rai. Sampai Maut Memisahkannya Dari Semestanya.
133 TERIMAKASIH!!
134 Bonchap 1.
135 Bonchap 2.
136 Boncap 3.
137 My Handsome Rich Husband. Launching!
138 Metalmorfosis.
139 Novel Baru.
Episodes

Updated 139 Episodes

1
BAB 1. Keadaan Yang Tidak Pernah Membaik Bagi Sebagian Orang.
2
BAB 2. Tidak Di Anggap Keberadaannya.
3
BAB 3. Entahlah, Keajaiban Macam Apa Ini.
4
BAB 4. Peniru Yang Baik, Jatuh Tepat Di Bawah pohon.
5
BAB 5. Dua Semesta Yang Berbeda.
6
BAB 6. Luka Yang Bisa Membuat Hati Rusak Dan Membusuk.
7
BAB 7. Cara Untuk Merayakan Kekalahan.
8
BAB 8. Semua Itu Hanya Alasan Untuk Melarikan Diri.
9
BAB 9. Teman Yang Benar-Benar Teman.
10
BAB 10. Apa Gunanya Menyesal Kalau Akhirnya Takdir Yang Ikut Campur?
11
BAB 11. Benteng yang Kokoh Itu, Hanyalah Sebuah Ilusi.
12
BAB 12. Pelajaran Bodoh Tapi Berharga Mahal.
13
BAB 13. Aib. Luka Bagi Orang-Orang Yang Berharga.
14
BAB 14. Dia Yang Menanggung Semua Perbuatanmu.
15
BAB 15. Teman Baru Yang Memberikan Kesenangan.
16
BAB 16. Mencoba Menjadi Kuat, Padahal Terluka Dan Hancur.
17
BAB 17. Persetan Dengan Nama Baik.
18
BAB 18. Menyerah Pada Setumpuk Cita-Cita Demi Pilihan Yang Bijaksana.
19
BAB 19. Dipaksa Dewasa Oleh Perbuatan.
20
BAB 20. Memaksa Diri Untuk Nyaman Dengan Kesendirian.
21
BAB 21. Semuanya Semakin Samar.
22
BAB 22. Tidak Ada Waktu Untuk Bersenang-Senang.
23
BAB 23. Perjuangan Hidup Dan Mati Untuk Sampai Di Titik Ini.
24
BAB 24. Airmataku Tidak Akan Keluar Semudah Itu.
25
BAB 25. Luka Yang Sama Dalam Bentuk Yang Berbeda.
26
BAB 26. Dua Orang Yang Sedang Menguatkan Satu Sama Lain.
27
BAB 27. Bodoh Itu Tidak Memalukan.
28
BAB 28. Wanita Akan Terlihat Cantik Di Mata Orang Yang Tepat.
29
BAB 29. Munafik Jika Tidak Tergoda.
30
BAB 30. Cangkang Kosong Yang Tidak Berisi.
31
BAB 31. Masih Tetap Menjadi Cangkang Kosong.
32
BAB 32. Merasa Di Asingkan. Keberadaanya Memang Tidak Berarti.
33
BAB 33. Kehancuran Yang Sudah Di Depan Mata.
34
BAB 34. Tempat Asing Bagi Kita.
35
BAB 35. Tidak Punya Nilai Tambah.
36
BAB 36. Rasa Iri Melihat Kebaikan Orang Lain.
37
BAB 37. Tidak Punya Tempat Untuk Melarikan Diri.
38
BAB 38. Keadaan Yang Sudah Mulai Membaik.
39
BAB 39. Tidak Ada Hasil Yang Menghianati Usaha.
40
BAB 40. Lemah Dengan Sedikit Perhatian. Karna Itu Adalah Kemewahan.
41
BAB 41. Memperhatikan Secukupnya Saja.
42
BAB 42. Dongeng Itu Tidak Seperti Ini.
43
BAB 43. Debaran Hati Yang Semakin Menjadi
44
BAB 44. Berusaha Mati-Matian Melawan Debaran.
45
BAB 45. Berada Di Zonanya Masing-Masing.
46
BAB 46. Kehangatan Keluarga Yang Membuat Hati Pias.
47
BAB 47. Celah. Jangan Lewati Batasan Itu.
48
BAB 48. Membuat Batasan Yang Lebih Kokoh.
49
BAB 49. Memaksa Diri Untuk Tidak Melampaui Batasan.
50
BAB 50. Ingin Memberikan Semua Kenyamanan.
51
BAB 51. Bertindak Diam-Diam Dengan Mengumpulkan Keberanian.
52
BAB 52. Suasana Suram Dan Kesunyian Yang Mendalam.
53
BAB 53. Tidak Ada Waktu Untuk Iri Dengan Hidup Orang Lain.
54
BAB 54. Semua Itu Adalah Sebuah Kebohongan.
55
BAB 55. Besar Gengsi. Membuat Salah Menanggapi.
56
BAB 56. Laksana Sinar Jingga Yang Menerpa Bumi.
57
BAB 57. 1% Si Pemilik Hati. Seperti Senja Yang Menyapu Awan Gelap.
58
BAB 58. Tak Perlu Malu Dengan Pandangan Orang Lain.
59
BAB 59. Pengumuman Akan Sebuah Rencana Besar.
60
BAB 60. Benteng Batasan Itu Sudah Hancur Tak Bersisa.
61
BAB 61. Semuanya Terjadi Karna Campur Tangan Takdir.
62
BAB 62. Terkadang, Mulut bisa Membunuh Tanpa Ampun.
63
BAB 63. Cinta Masa Muda Ternyata Juga Bisa Menyakitkan.
64
BAB 64. Seluruh Dunia Mencibir, Membuat Sejuta Perasaan Sakit
65
BAB 65. Ingin Menjadi Kuat. Agar Bisa Melindungimu.
66
BAB 66. Perasaan Itu Hanyalah Membuat Lemah.
67
BAB 67. Guntur Yang Membuat Dunia Serasa Runtuh.
68
BAB 68. Masih Jauh Dari Kata Dewasa.
69
BAB 69. Tidak Bisa Melupakan, Apalagi Memaafkan.
70
BAB 70. Senyumnya Terasa Gamang Dan Kosong.
71
BAB 71. Belum Bisa Sepenuhnya Mengiklaskan.
72
BAB 72. Bahtera Sudah Terkoyak. Kekuatan Yang Menjadi Kelemahan.
73
BAB 73. Sebuah Jalan Yang Seharusnya Tidak Mereka Tapaki.
74
BAB 74. Masa, Bukan Hanya Untuk Menunggu Seseorang Kembali.
75
BAB 75. Terimakasih Sandaran Ternyamanku....
76
Season 1, Selesai.
77
BAB 77. SEMESTA RAI Season 2.
78
BAB 78. Orang-Orang Yang Tidak Punya Pengakuan.
79
BAB 79. Bukan Tidak Beruntung, Hanya Kurang Bersyukur.
80
BAB 80. Dua Harapan Namun Bertolak Belakang.
81
BAB 81. Rasa Ingin Dan Takut Muncul Di Saat Bersamaan.
82
BAB 82. Semoga Waktu Memberi Kesempatan Kembali. Pendamba, Perindu, pejuang.
83
BAB 83. Seindah Kenangan Masa Lalu.
84
BAB 84. Setumpuk Harapan Yang Masih Belum Ada Kejelasan.
85
BAB 85. Memutus Setiap Kenangan Untuk Hati Yang Baru.
86
BAB 86. Butuh Waktu Lama Untuk Menjadi Kuat.
87
BAB 87. Rindu Itu Tidak Bisa di Usir.
88
BAB 88. Ada Yang Menarik Untuk DIperhatikan.
89
BAB 89. Sekarang Tidak Ingin Menahan Diri Lagi.
90
BAB 90. Ada Sedikit Rasa Kasihan Di Dalam Hati.
91
BAB 91. Senangnya Mendapat Pengakuan Dan Pujian.
92
BAB 92. Dasar Hati Kecil. Senangnya Bukan Main.
93
BAB 93. Berbohong Itu Menyakitkan Walaupun Ada Alasannya.
94
BAB 94. Hanya Tidak Ingin Menyembunyikan Apapun.
95
bab 95. Pelarian. Butuh Alasan Agar Tidak Menyalahkan Dri Sendiri.
96
BAB 96. Titik Rindu Yang Mampu Menggugurkan Rasa Marah.
97
BAB 97. Ada Cerita Yang Tersembunyi.
98
BAB 98. Perasaan Itu Semakin Menciut.
99
BAB 99. Keadaan Yang Tidak Terlalu Baik.
100
BAB 100. Akhirnya, Ikhlas Itu Datang Juga.
101
BAB 101. Hanya Ingin Tetap Menjadi Sandaran Ternyaman.
102
BAB 102. Semua Hanya Mimpi.
103
BAB 103. Ingin Menghancurkan Dinding Keraguan.
104
BAB 104. Tidak Suka Melihat Caranya Memperlakukan Pria lain.
105
BAB 105. Tidak Akan Ada Orang Yang Sanggup Jika Berurusan Dengan Kehilangan.
106
BAB 106. Mencari Titik Keraguan.
107
BAB 107. Dalam Memulai Sesuatu, Fikiran Selalu Menolak Untuk Baik-Baik Saja.
108
BAB 108. Wajah Yang Teduh Namun Sangat sulit Untuk Di taklukan.
109
BAB 109. Hanya Rai Yang Boleh Melindungi Semestanya.
110
BAB 110. Semua Prosesnya Harus Di Lalui Dengan Benar.
111
BAB 111. Akan Menunjukkan Semua Perasaan Yang Ada.
112
BAB 112. Seburuk Apapun Hubungannya, Hatinya Tetap Mencelos.
113
BAB 113. Semua Rasa Sakit Itu Hanya Bagian Dari Masalalu.
114
BAB 114. Jarak Tidak Lantas Membuat Perasaan Menjauh.
115
BAB 115. Ternyata Sudah Sekian Lama Waktu Berlalu.
116
BAB 116. Tak Perlu Mendendam Terhadap Rasa Sakit.
117
BAB 117. Pasti Ada Yang Terluka Dibalik Kebahagiaan Orang Lain.
118
BAB 118. Bukan Bermaksud Untuk Pamer, Tapi Memang Ada rasa Bangga.
119
BAB 119. Rindu Yang Tidak Bisa Di Ibaratkan Dengan Apapun.
120
BAB 120. Yang Namanya Kebetulan Itu Tidak Bisa Dihindari.
121
BAB 121. Ada Sebongkah Rasa Malu.
122
BAB 122. Tujuan Untuk Memperbaiki Hubungan Yang Sudah Rusak.
123
BAB 123. Buah Dan Pohon.
124
BAB 124. Tamparan Dari Ucapan Bisa Jauh Lebih Menyakitkan.
125
BAB 125. Rencana Hilang Ditelan Ketidaksabaran.
126
BAB 126. Setiap Orang Punya Seseorang Yang Tidak Di Sukainya.
127
BAB 127. Kenangan Yang Terselip Dalam Angka.
128
BAB 128. Datang Di Waktu Yang Sangat Tidak Tepat, Membuat Kecewa.
129
BAB 129. Untuk Menghabiskan Waktu Berdua.
130
BAB 130. Memperhatikan Diri Sendiri Sebelum Memperhatikan Orang Lain.
131
BAB 131. Salah Satu Candunya, Masih Seperti Mimpi.
132
BAB 132. Satu-Satunya Semesta Milik Rai. Sampai Maut Memisahkannya Dari Semestanya.
133
TERIMAKASIH!!
134
Bonchap 1.
135
Bonchap 2.
136
Boncap 3.
137
My Handsome Rich Husband. Launching!
138
Metalmorfosis.
139
Novel Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!