BAB 3. Entahlah, Keajaiban Macam Apa Ini.

Esta memang tidak mengerti tentang perasaan suka atau apapun itu. Apalagi saat melihat Tina yang sedang mengungkapkan perasannya kepada Rai. Sebenarnya bukan dia tidak mengerti, tapi ia memilih untuk tidak mau terlibat dengan hal semacam itu. Menurutnya itu sangat membuang-buang waktu di tengah hidupnya yang menyedihkan.

Jadi Esta memilih untuk tidak mempedulikan keadaan Esta yang sedang menangis tersedu-sedu. Ia hanya terus mencari penanya yang hilang. Namun setelah beberapa saat mencari dan tidak juga menemukannya, Esta memilih untuk pergi dan pulang ke rumah saja.

Pukul 15.05 saat Esta sampai di rumah. Seperti biasa, saat sampai di rumah setengah permanen itu, Esta tidak mendapati bibinya yang pasti masih bekerja di warung padang di pinggir jalan raya yang ada di ujung gang. Sementara pamannya, masih sibuk terbuai dengan mimpi indahnya di pelukan guling. Bahkan tv juga masih di biarkan menyala. Ringgo yang memang bekerja saat malam tiba, jadi siangnya ia gunakan untuk melepas kantuk.

Dengan sangat hati-hati Esta membuka pintu kamarnya yang sudah setengah lapuk itu. Ia tidak ingin membangunkan pamannya yang sedang terlelap itu.

Setelah mengganti pakaian, Esta berjalan menuju ke dapur sederhana milik mereka. Ia membuka tudung saji yang ada di atas meja kayu setengah reyot yang menempel di dinding yang bahkan sudah di makan rayap. Di dalamnya, ia mendapati satu panci nasi putih dan dua ekor ikan asin yang sudah di goreng. Itu sudah cukup untuk mengganjal perutnya siang ini.

Setelah selesai makan, Esta segera beranjak untuk mencuci piring yang sudah menumpuk di bak karet kecil di kamar mandi. Itu adalah tugas rutinnya sehari-hari setelah pulang sekolah. Gadis itu bertindak dengan super hati-hati agar tidak menimbulkan suara berisik.

Namun baru setengah perjalanan, tubuh Esta merinding tidak karuan saat sebuah sentuhan menempel di pundaknya. Sentuhan itu perlahan turun ke lengan dan berakhir di buah da da nya.

Dengan segera Esta mengalihkan tubuhnya ke samping dan menyilangkan kedua lengannya di depan. Ia menatap takut tapi juga marah kepada Ringgo yang sedang menyeringai kepadanya.

“Kapan itumu besar? Kecil sekali.” Ujar Ringgo tanpa merasa bersalah. Ia berjalan perlahan mendekati Esta yang berusaha untuk menjauh darinya.

“Paman mau ngapain?” Ujar Esta dengan suara yang bergetar.

“Sini aku hisap, biar cepet besar.”

Esta hanya bisa memandangi Ringgo dengan tatapan marah. Ia ingin melarikan diri namun Ringgo berdiri tepat di pintu sehingga Esta tidak punya jalan keluar.

“Jangan gitu, paman.”

Namun Ringgo nampak tidak peduli, ia terus merangsek mendekati Esta. Bahkan kini tangannya sudah mencengkeram kuat lengan Esta untuk memudahkannya melakukan niat bejatnya.

Esta melawan dengan sekuat tenaga. Ia berusaha mendorong tubuh Ringgo yang sudah hampir memeluknya. Dan entah kekuatannya berasal darimana, namun tiba-tiba ia berhasil membuat Ringgo tersungkur di lantai. Itu adalah kesempatannya untuk melarikan diri.

Namun sial, saat ia sudah keluar dari kamar mandi, Ringgo mencengkeram pergelangan kakinya hingga membuat Esta terjatuh dan keningnya mengenai lantai semen dengan keras.

Karna sudah ketakutan luar biasa, Esta bahkan tidak lagi merasakan sakit di keningnya itu. Ia hanya terus memberontak berusaha melepaskan diri dari Ringgo.

Plak!!!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri Esta. Wajahnya bahkan sampai berpaling saking kerasnya tamparan Ringgo.

“Kamu bisa diam, gak! Selalu melawan kamu ini. Padahal mau di kasih enak, kok nggak mau.” Dengus Ringgo merasa benar.

Tenaga Esta sudah habis tak bersisa. Ia bahkan sudah tidak bisa melawan cengkeraman kedua tangan Ringgo di pergelangan tangannya. Di tambah kini kepalanya terasa sangat pusing hingga membuatnya tidak fokus.

Bahkan saat bibir Ringgo menggerayangi mulutnya, Esta sudah tidak bisa melawan. Yang  bisa ia lakukan

hanyalah berusaha untuk mengatupkan bibirnya erat-erat sambil berharap kalau Ringgo akan menghentikan aksi gilanya.

“Kamu ini gila apa gimana!” Teriak Kanti, istri Ringgo yang memergoki aksi suaminya yang sedang melu mat bibir keponakannya.

Wanita itu langsung merangsek dan memaksa memisahkan keduanya. Ia menarik kerah baju suaminya hingga Ringgo terjungkang ke belakang.

Esta segera berusaha untuk bangun dengan pandangan yang berkunang-kunang. Kini keningnya terasa sangat sakit.

“Banyak perempuan di luar sana yang siap kamu tiduri, tapi kamu lebih milih keponakan kamu sendiri?! Udah berkali-kali kamu begini!” Pekik Kanti.

“Keponakan tiri.” Jawab Ringgo datar. Ia bangun dan menepuk-nepuk bokongnya untuk membersihkan debu yang menempel.

“Kamu cepetan pergi.” Usir Kanti lagi kepada Esta.

Dengan tubuh yang sempoyongan, Esta berusaha untuk bangkit berdiri dan berjalan keluar dari rumah.

Setelah sampai di trotoar pinggir jalan raya, Esta berhenti dan duduk sebentar disana. Ia sedang menetralkan rasa sakit di kepalanya agar ia bisa berfikir normal kembali.

Ini bukanlah kali pertama ia mendapat perlakuan seperti itu dari Ringgo. Sebuah keberuntungan kalau sampai detik ini pria itu tidak bisa melakukan hal yang lebih lagi padanya. Selalu saja ada yang membuat aksi gila Ringgo gagal.

Dengan kasar Esta mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Ia ingin membersihkan bekas bibir paman gilanya itu sebersih mungkin.

Ringgo ibarat hewan buas yang tidak berakal. Dan Esta harus menerima untuk tinggal bersama dengan mereka karna ia tidak punya keluarga lain. Sebenarnya Ringgo bukanlah paman kandungnya melainkan adik tiri ibunya.Itupun menurut cerita dari Kanti.

Entahlah, Esta terlalu kecil untuk mengingat kenangan masa kecilnya bersama dengan kedua orang tuanya. Di umur dua tahun, ia sudah harus kehilangan ayah dan ibunya dalam sebuah kecelakaan. Angkot yang di tumpangi ayah dan ibunya menerobos perlintasan kereta api. Dan di saat yang bersamaan, ular besi itu langsung melu mat habis angkot beserta semua isinya dan hanya menyisakan Esta seorang saja.

Saat itu, orang-orang menyebutnya sebagai sebuah keajaiban dari tuhan untuk si Esta kecil. Entahlah, apa itu sebuah keajaiban kalau nyatanya dia di biarkan hidup untuk kehidupan menyedihkan seperti ini.  Penuh luka, yang ia bahkan tidak tau bagaimana untuk mengobatinya. Walaupun airmata sudah hampir terkuras setiap harinya.

Hari sudah hampir gelap dan Esta masih terduduk di trotoar jalan raya. Namun ia segera bangkit dan kembali berjalan menyusuri trotoar ke arah utara. Sekitar dua ratus meter, ia sudah sampai di warung pecel lele Pakde Karya. Di sana, ia bekerja sebagai pramusaji saat Pakde Karya menggelar lapak dagangannya di malam hari.

Setelah sampai, Esta langsung menyambar celemek dari atas meja dan bersiap untuk membantu apa yang bisa di kerjakannya. Tidak ada yang bertanya kenapa matanya sembab, atau kenapa pipinya memerah, atau kenapa keningnya bengkak dan biru. Semua sibuk dengan diri masing-masing tanpa peduli satu sama lain. Tidak ada yang peduli dengan kehidupan gadis 17 tahun yang tubuhnya penuh bekas luka. Tidak ada gunanya mereka peduli tentang hal itu. Mengurusi hidup sendiri saja sudah sulit, boro-boro memikirkan hidup orang lain.

Terpopuler

Comments

RahaYulia

RahaYulia

klo perut laper segitu jg udh nikmatnya luar biasa, memang patut disyukuri apapun keadaannya

2022-12-26

0

Dea Amira 🍁

Dea Amira 🍁

😭😭😭😭😭

2022-11-08

0

rintik

rintik

kehidupan yang miris🥺🥺

2022-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Keadaan Yang Tidak Pernah Membaik Bagi Sebagian Orang.
2 BAB 2. Tidak Di Anggap Keberadaannya.
3 BAB 3. Entahlah, Keajaiban Macam Apa Ini.
4 BAB 4. Peniru Yang Baik, Jatuh Tepat Di Bawah pohon.
5 BAB 5. Dua Semesta Yang Berbeda.
6 BAB 6. Luka Yang Bisa Membuat Hati Rusak Dan Membusuk.
7 BAB 7. Cara Untuk Merayakan Kekalahan.
8 BAB 8. Semua Itu Hanya Alasan Untuk Melarikan Diri.
9 BAB 9. Teman Yang Benar-Benar Teman.
10 BAB 10. Apa Gunanya Menyesal Kalau Akhirnya Takdir Yang Ikut Campur?
11 BAB 11. Benteng yang Kokoh Itu, Hanyalah Sebuah Ilusi.
12 BAB 12. Pelajaran Bodoh Tapi Berharga Mahal.
13 BAB 13. Aib. Luka Bagi Orang-Orang Yang Berharga.
14 BAB 14. Dia Yang Menanggung Semua Perbuatanmu.
15 BAB 15. Teman Baru Yang Memberikan Kesenangan.
16 BAB 16. Mencoba Menjadi Kuat, Padahal Terluka Dan Hancur.
17 BAB 17. Persetan Dengan Nama Baik.
18 BAB 18. Menyerah Pada Setumpuk Cita-Cita Demi Pilihan Yang Bijaksana.
19 BAB 19. Dipaksa Dewasa Oleh Perbuatan.
20 BAB 20. Memaksa Diri Untuk Nyaman Dengan Kesendirian.
21 BAB 21. Semuanya Semakin Samar.
22 BAB 22. Tidak Ada Waktu Untuk Bersenang-Senang.
23 BAB 23. Perjuangan Hidup Dan Mati Untuk Sampai Di Titik Ini.
24 BAB 24. Airmataku Tidak Akan Keluar Semudah Itu.
25 BAB 25. Luka Yang Sama Dalam Bentuk Yang Berbeda.
26 BAB 26. Dua Orang Yang Sedang Menguatkan Satu Sama Lain.
27 BAB 27. Bodoh Itu Tidak Memalukan.
28 BAB 28. Wanita Akan Terlihat Cantik Di Mata Orang Yang Tepat.
29 BAB 29. Munafik Jika Tidak Tergoda.
30 BAB 30. Cangkang Kosong Yang Tidak Berisi.
31 BAB 31. Masih Tetap Menjadi Cangkang Kosong.
32 BAB 32. Merasa Di Asingkan. Keberadaanya Memang Tidak Berarti.
33 BAB 33. Kehancuran Yang Sudah Di Depan Mata.
34 BAB 34. Tempat Asing Bagi Kita.
35 BAB 35. Tidak Punya Nilai Tambah.
36 BAB 36. Rasa Iri Melihat Kebaikan Orang Lain.
37 BAB 37. Tidak Punya Tempat Untuk Melarikan Diri.
38 BAB 38. Keadaan Yang Sudah Mulai Membaik.
39 BAB 39. Tidak Ada Hasil Yang Menghianati Usaha.
40 BAB 40. Lemah Dengan Sedikit Perhatian. Karna Itu Adalah Kemewahan.
41 BAB 41. Memperhatikan Secukupnya Saja.
42 BAB 42. Dongeng Itu Tidak Seperti Ini.
43 BAB 43. Debaran Hati Yang Semakin Menjadi
44 BAB 44. Berusaha Mati-Matian Melawan Debaran.
45 BAB 45. Berada Di Zonanya Masing-Masing.
46 BAB 46. Kehangatan Keluarga Yang Membuat Hati Pias.
47 BAB 47. Celah. Jangan Lewati Batasan Itu.
48 BAB 48. Membuat Batasan Yang Lebih Kokoh.
49 BAB 49. Memaksa Diri Untuk Tidak Melampaui Batasan.
50 BAB 50. Ingin Memberikan Semua Kenyamanan.
51 BAB 51. Bertindak Diam-Diam Dengan Mengumpulkan Keberanian.
52 BAB 52. Suasana Suram Dan Kesunyian Yang Mendalam.
53 BAB 53. Tidak Ada Waktu Untuk Iri Dengan Hidup Orang Lain.
54 BAB 54. Semua Itu Adalah Sebuah Kebohongan.
55 BAB 55. Besar Gengsi. Membuat Salah Menanggapi.
56 BAB 56. Laksana Sinar Jingga Yang Menerpa Bumi.
57 BAB 57. 1% Si Pemilik Hati. Seperti Senja Yang Menyapu Awan Gelap.
58 BAB 58. Tak Perlu Malu Dengan Pandangan Orang Lain.
59 BAB 59. Pengumuman Akan Sebuah Rencana Besar.
60 BAB 60. Benteng Batasan Itu Sudah Hancur Tak Bersisa.
61 BAB 61. Semuanya Terjadi Karna Campur Tangan Takdir.
62 BAB 62. Terkadang, Mulut bisa Membunuh Tanpa Ampun.
63 BAB 63. Cinta Masa Muda Ternyata Juga Bisa Menyakitkan.
64 BAB 64. Seluruh Dunia Mencibir, Membuat Sejuta Perasaan Sakit
65 BAB 65. Ingin Menjadi Kuat. Agar Bisa Melindungimu.
66 BAB 66. Perasaan Itu Hanyalah Membuat Lemah.
67 BAB 67. Guntur Yang Membuat Dunia Serasa Runtuh.
68 BAB 68. Masih Jauh Dari Kata Dewasa.
69 BAB 69. Tidak Bisa Melupakan, Apalagi Memaafkan.
70 BAB 70. Senyumnya Terasa Gamang Dan Kosong.
71 BAB 71. Belum Bisa Sepenuhnya Mengiklaskan.
72 BAB 72. Bahtera Sudah Terkoyak. Kekuatan Yang Menjadi Kelemahan.
73 BAB 73. Sebuah Jalan Yang Seharusnya Tidak Mereka Tapaki.
74 BAB 74. Masa, Bukan Hanya Untuk Menunggu Seseorang Kembali.
75 BAB 75. Terimakasih Sandaran Ternyamanku....
76 Season 1, Selesai.
77 BAB 77. SEMESTA RAI Season 2.
78 BAB 78. Orang-Orang Yang Tidak Punya Pengakuan.
79 BAB 79. Bukan Tidak Beruntung, Hanya Kurang Bersyukur.
80 BAB 80. Dua Harapan Namun Bertolak Belakang.
81 BAB 81. Rasa Ingin Dan Takut Muncul Di Saat Bersamaan.
82 BAB 82. Semoga Waktu Memberi Kesempatan Kembali. Pendamba, Perindu, pejuang.
83 BAB 83. Seindah Kenangan Masa Lalu.
84 BAB 84. Setumpuk Harapan Yang Masih Belum Ada Kejelasan.
85 BAB 85. Memutus Setiap Kenangan Untuk Hati Yang Baru.
86 BAB 86. Butuh Waktu Lama Untuk Menjadi Kuat.
87 BAB 87. Rindu Itu Tidak Bisa di Usir.
88 BAB 88. Ada Yang Menarik Untuk DIperhatikan.
89 BAB 89. Sekarang Tidak Ingin Menahan Diri Lagi.
90 BAB 90. Ada Sedikit Rasa Kasihan Di Dalam Hati.
91 BAB 91. Senangnya Mendapat Pengakuan Dan Pujian.
92 BAB 92. Dasar Hati Kecil. Senangnya Bukan Main.
93 BAB 93. Berbohong Itu Menyakitkan Walaupun Ada Alasannya.
94 BAB 94. Hanya Tidak Ingin Menyembunyikan Apapun.
95 bab 95. Pelarian. Butuh Alasan Agar Tidak Menyalahkan Dri Sendiri.
96 BAB 96. Titik Rindu Yang Mampu Menggugurkan Rasa Marah.
97 BAB 97. Ada Cerita Yang Tersembunyi.
98 BAB 98. Perasaan Itu Semakin Menciut.
99 BAB 99. Keadaan Yang Tidak Terlalu Baik.
100 BAB 100. Akhirnya, Ikhlas Itu Datang Juga.
101 BAB 101. Hanya Ingin Tetap Menjadi Sandaran Ternyaman.
102 BAB 102. Semua Hanya Mimpi.
103 BAB 103. Ingin Menghancurkan Dinding Keraguan.
104 BAB 104. Tidak Suka Melihat Caranya Memperlakukan Pria lain.
105 BAB 105. Tidak Akan Ada Orang Yang Sanggup Jika Berurusan Dengan Kehilangan.
106 BAB 106. Mencari Titik Keraguan.
107 BAB 107. Dalam Memulai Sesuatu, Fikiran Selalu Menolak Untuk Baik-Baik Saja.
108 BAB 108. Wajah Yang Teduh Namun Sangat sulit Untuk Di taklukan.
109 BAB 109. Hanya Rai Yang Boleh Melindungi Semestanya.
110 BAB 110. Semua Prosesnya Harus Di Lalui Dengan Benar.
111 BAB 111. Akan Menunjukkan Semua Perasaan Yang Ada.
112 BAB 112. Seburuk Apapun Hubungannya, Hatinya Tetap Mencelos.
113 BAB 113. Semua Rasa Sakit Itu Hanya Bagian Dari Masalalu.
114 BAB 114. Jarak Tidak Lantas Membuat Perasaan Menjauh.
115 BAB 115. Ternyata Sudah Sekian Lama Waktu Berlalu.
116 BAB 116. Tak Perlu Mendendam Terhadap Rasa Sakit.
117 BAB 117. Pasti Ada Yang Terluka Dibalik Kebahagiaan Orang Lain.
118 BAB 118. Bukan Bermaksud Untuk Pamer, Tapi Memang Ada rasa Bangga.
119 BAB 119. Rindu Yang Tidak Bisa Di Ibaratkan Dengan Apapun.
120 BAB 120. Yang Namanya Kebetulan Itu Tidak Bisa Dihindari.
121 BAB 121. Ada Sebongkah Rasa Malu.
122 BAB 122. Tujuan Untuk Memperbaiki Hubungan Yang Sudah Rusak.
123 BAB 123. Buah Dan Pohon.
124 BAB 124. Tamparan Dari Ucapan Bisa Jauh Lebih Menyakitkan.
125 BAB 125. Rencana Hilang Ditelan Ketidaksabaran.
126 BAB 126. Setiap Orang Punya Seseorang Yang Tidak Di Sukainya.
127 BAB 127. Kenangan Yang Terselip Dalam Angka.
128 BAB 128. Datang Di Waktu Yang Sangat Tidak Tepat, Membuat Kecewa.
129 BAB 129. Untuk Menghabiskan Waktu Berdua.
130 BAB 130. Memperhatikan Diri Sendiri Sebelum Memperhatikan Orang Lain.
131 BAB 131. Salah Satu Candunya, Masih Seperti Mimpi.
132 BAB 132. Satu-Satunya Semesta Milik Rai. Sampai Maut Memisahkannya Dari Semestanya.
133 TERIMAKASIH!!
134 Bonchap 1.
135 Bonchap 2.
136 Boncap 3.
137 My Handsome Rich Husband. Launching!
138 Metalmorfosis.
139 Novel Baru.
Episodes

Updated 139 Episodes

1
BAB 1. Keadaan Yang Tidak Pernah Membaik Bagi Sebagian Orang.
2
BAB 2. Tidak Di Anggap Keberadaannya.
3
BAB 3. Entahlah, Keajaiban Macam Apa Ini.
4
BAB 4. Peniru Yang Baik, Jatuh Tepat Di Bawah pohon.
5
BAB 5. Dua Semesta Yang Berbeda.
6
BAB 6. Luka Yang Bisa Membuat Hati Rusak Dan Membusuk.
7
BAB 7. Cara Untuk Merayakan Kekalahan.
8
BAB 8. Semua Itu Hanya Alasan Untuk Melarikan Diri.
9
BAB 9. Teman Yang Benar-Benar Teman.
10
BAB 10. Apa Gunanya Menyesal Kalau Akhirnya Takdir Yang Ikut Campur?
11
BAB 11. Benteng yang Kokoh Itu, Hanyalah Sebuah Ilusi.
12
BAB 12. Pelajaran Bodoh Tapi Berharga Mahal.
13
BAB 13. Aib. Luka Bagi Orang-Orang Yang Berharga.
14
BAB 14. Dia Yang Menanggung Semua Perbuatanmu.
15
BAB 15. Teman Baru Yang Memberikan Kesenangan.
16
BAB 16. Mencoba Menjadi Kuat, Padahal Terluka Dan Hancur.
17
BAB 17. Persetan Dengan Nama Baik.
18
BAB 18. Menyerah Pada Setumpuk Cita-Cita Demi Pilihan Yang Bijaksana.
19
BAB 19. Dipaksa Dewasa Oleh Perbuatan.
20
BAB 20. Memaksa Diri Untuk Nyaman Dengan Kesendirian.
21
BAB 21. Semuanya Semakin Samar.
22
BAB 22. Tidak Ada Waktu Untuk Bersenang-Senang.
23
BAB 23. Perjuangan Hidup Dan Mati Untuk Sampai Di Titik Ini.
24
BAB 24. Airmataku Tidak Akan Keluar Semudah Itu.
25
BAB 25. Luka Yang Sama Dalam Bentuk Yang Berbeda.
26
BAB 26. Dua Orang Yang Sedang Menguatkan Satu Sama Lain.
27
BAB 27. Bodoh Itu Tidak Memalukan.
28
BAB 28. Wanita Akan Terlihat Cantik Di Mata Orang Yang Tepat.
29
BAB 29. Munafik Jika Tidak Tergoda.
30
BAB 30. Cangkang Kosong Yang Tidak Berisi.
31
BAB 31. Masih Tetap Menjadi Cangkang Kosong.
32
BAB 32. Merasa Di Asingkan. Keberadaanya Memang Tidak Berarti.
33
BAB 33. Kehancuran Yang Sudah Di Depan Mata.
34
BAB 34. Tempat Asing Bagi Kita.
35
BAB 35. Tidak Punya Nilai Tambah.
36
BAB 36. Rasa Iri Melihat Kebaikan Orang Lain.
37
BAB 37. Tidak Punya Tempat Untuk Melarikan Diri.
38
BAB 38. Keadaan Yang Sudah Mulai Membaik.
39
BAB 39. Tidak Ada Hasil Yang Menghianati Usaha.
40
BAB 40. Lemah Dengan Sedikit Perhatian. Karna Itu Adalah Kemewahan.
41
BAB 41. Memperhatikan Secukupnya Saja.
42
BAB 42. Dongeng Itu Tidak Seperti Ini.
43
BAB 43. Debaran Hati Yang Semakin Menjadi
44
BAB 44. Berusaha Mati-Matian Melawan Debaran.
45
BAB 45. Berada Di Zonanya Masing-Masing.
46
BAB 46. Kehangatan Keluarga Yang Membuat Hati Pias.
47
BAB 47. Celah. Jangan Lewati Batasan Itu.
48
BAB 48. Membuat Batasan Yang Lebih Kokoh.
49
BAB 49. Memaksa Diri Untuk Tidak Melampaui Batasan.
50
BAB 50. Ingin Memberikan Semua Kenyamanan.
51
BAB 51. Bertindak Diam-Diam Dengan Mengumpulkan Keberanian.
52
BAB 52. Suasana Suram Dan Kesunyian Yang Mendalam.
53
BAB 53. Tidak Ada Waktu Untuk Iri Dengan Hidup Orang Lain.
54
BAB 54. Semua Itu Adalah Sebuah Kebohongan.
55
BAB 55. Besar Gengsi. Membuat Salah Menanggapi.
56
BAB 56. Laksana Sinar Jingga Yang Menerpa Bumi.
57
BAB 57. 1% Si Pemilik Hati. Seperti Senja Yang Menyapu Awan Gelap.
58
BAB 58. Tak Perlu Malu Dengan Pandangan Orang Lain.
59
BAB 59. Pengumuman Akan Sebuah Rencana Besar.
60
BAB 60. Benteng Batasan Itu Sudah Hancur Tak Bersisa.
61
BAB 61. Semuanya Terjadi Karna Campur Tangan Takdir.
62
BAB 62. Terkadang, Mulut bisa Membunuh Tanpa Ampun.
63
BAB 63. Cinta Masa Muda Ternyata Juga Bisa Menyakitkan.
64
BAB 64. Seluruh Dunia Mencibir, Membuat Sejuta Perasaan Sakit
65
BAB 65. Ingin Menjadi Kuat. Agar Bisa Melindungimu.
66
BAB 66. Perasaan Itu Hanyalah Membuat Lemah.
67
BAB 67. Guntur Yang Membuat Dunia Serasa Runtuh.
68
BAB 68. Masih Jauh Dari Kata Dewasa.
69
BAB 69. Tidak Bisa Melupakan, Apalagi Memaafkan.
70
BAB 70. Senyumnya Terasa Gamang Dan Kosong.
71
BAB 71. Belum Bisa Sepenuhnya Mengiklaskan.
72
BAB 72. Bahtera Sudah Terkoyak. Kekuatan Yang Menjadi Kelemahan.
73
BAB 73. Sebuah Jalan Yang Seharusnya Tidak Mereka Tapaki.
74
BAB 74. Masa, Bukan Hanya Untuk Menunggu Seseorang Kembali.
75
BAB 75. Terimakasih Sandaran Ternyamanku....
76
Season 1, Selesai.
77
BAB 77. SEMESTA RAI Season 2.
78
BAB 78. Orang-Orang Yang Tidak Punya Pengakuan.
79
BAB 79. Bukan Tidak Beruntung, Hanya Kurang Bersyukur.
80
BAB 80. Dua Harapan Namun Bertolak Belakang.
81
BAB 81. Rasa Ingin Dan Takut Muncul Di Saat Bersamaan.
82
BAB 82. Semoga Waktu Memberi Kesempatan Kembali. Pendamba, Perindu, pejuang.
83
BAB 83. Seindah Kenangan Masa Lalu.
84
BAB 84. Setumpuk Harapan Yang Masih Belum Ada Kejelasan.
85
BAB 85. Memutus Setiap Kenangan Untuk Hati Yang Baru.
86
BAB 86. Butuh Waktu Lama Untuk Menjadi Kuat.
87
BAB 87. Rindu Itu Tidak Bisa di Usir.
88
BAB 88. Ada Yang Menarik Untuk DIperhatikan.
89
BAB 89. Sekarang Tidak Ingin Menahan Diri Lagi.
90
BAB 90. Ada Sedikit Rasa Kasihan Di Dalam Hati.
91
BAB 91. Senangnya Mendapat Pengakuan Dan Pujian.
92
BAB 92. Dasar Hati Kecil. Senangnya Bukan Main.
93
BAB 93. Berbohong Itu Menyakitkan Walaupun Ada Alasannya.
94
BAB 94. Hanya Tidak Ingin Menyembunyikan Apapun.
95
bab 95. Pelarian. Butuh Alasan Agar Tidak Menyalahkan Dri Sendiri.
96
BAB 96. Titik Rindu Yang Mampu Menggugurkan Rasa Marah.
97
BAB 97. Ada Cerita Yang Tersembunyi.
98
BAB 98. Perasaan Itu Semakin Menciut.
99
BAB 99. Keadaan Yang Tidak Terlalu Baik.
100
BAB 100. Akhirnya, Ikhlas Itu Datang Juga.
101
BAB 101. Hanya Ingin Tetap Menjadi Sandaran Ternyaman.
102
BAB 102. Semua Hanya Mimpi.
103
BAB 103. Ingin Menghancurkan Dinding Keraguan.
104
BAB 104. Tidak Suka Melihat Caranya Memperlakukan Pria lain.
105
BAB 105. Tidak Akan Ada Orang Yang Sanggup Jika Berurusan Dengan Kehilangan.
106
BAB 106. Mencari Titik Keraguan.
107
BAB 107. Dalam Memulai Sesuatu, Fikiran Selalu Menolak Untuk Baik-Baik Saja.
108
BAB 108. Wajah Yang Teduh Namun Sangat sulit Untuk Di taklukan.
109
BAB 109. Hanya Rai Yang Boleh Melindungi Semestanya.
110
BAB 110. Semua Prosesnya Harus Di Lalui Dengan Benar.
111
BAB 111. Akan Menunjukkan Semua Perasaan Yang Ada.
112
BAB 112. Seburuk Apapun Hubungannya, Hatinya Tetap Mencelos.
113
BAB 113. Semua Rasa Sakit Itu Hanya Bagian Dari Masalalu.
114
BAB 114. Jarak Tidak Lantas Membuat Perasaan Menjauh.
115
BAB 115. Ternyata Sudah Sekian Lama Waktu Berlalu.
116
BAB 116. Tak Perlu Mendendam Terhadap Rasa Sakit.
117
BAB 117. Pasti Ada Yang Terluka Dibalik Kebahagiaan Orang Lain.
118
BAB 118. Bukan Bermaksud Untuk Pamer, Tapi Memang Ada rasa Bangga.
119
BAB 119. Rindu Yang Tidak Bisa Di Ibaratkan Dengan Apapun.
120
BAB 120. Yang Namanya Kebetulan Itu Tidak Bisa Dihindari.
121
BAB 121. Ada Sebongkah Rasa Malu.
122
BAB 122. Tujuan Untuk Memperbaiki Hubungan Yang Sudah Rusak.
123
BAB 123. Buah Dan Pohon.
124
BAB 124. Tamparan Dari Ucapan Bisa Jauh Lebih Menyakitkan.
125
BAB 125. Rencana Hilang Ditelan Ketidaksabaran.
126
BAB 126. Setiap Orang Punya Seseorang Yang Tidak Di Sukainya.
127
BAB 127. Kenangan Yang Terselip Dalam Angka.
128
BAB 128. Datang Di Waktu Yang Sangat Tidak Tepat, Membuat Kecewa.
129
BAB 129. Untuk Menghabiskan Waktu Berdua.
130
BAB 130. Memperhatikan Diri Sendiri Sebelum Memperhatikan Orang Lain.
131
BAB 131. Salah Satu Candunya, Masih Seperti Mimpi.
132
BAB 132. Satu-Satunya Semesta Milik Rai. Sampai Maut Memisahkannya Dari Semestanya.
133
TERIMAKASIH!!
134
Bonchap 1.
135
Bonchap 2.
136
Boncap 3.
137
My Handsome Rich Husband. Launching!
138
Metalmorfosis.
139
Novel Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!