Kerajaan Kristal Merah
Rembulan bersinar terang menyinari Istana kerajaan Kastala. Istana itu menjulang tinggi dan menampakkan keindahannya ketika dinding peraknya mengkilat berhiaskan cahaya.
Di sekitar istana tersebut terdapat pemukiman warga yang terlihat sepi. Hanya ada beberapa pendaran lampu kecil karena para warga sedang terlelap di dalam tempat tinggal mereka. Beberapa orang tampak berjalan menyusuri sekitar area pemukiman karena adanya beberapa petugas yang melaksanakan kewajiban mereka sebagai penjaga malam.
Terlihat bayangan lima Penyihir berjalan bersamaan di atas sebuah bukit tidak jauh dari pemukiman Istana. Kemudian, mereka menghentikan langkah dan berdiri sejajar sambil memandangi pemukiman yang tampak sunyi.
Beberapa saat kemudian, kelima Penyihir tersebut merentangkan tangan mereka ke arah istana sembari mulai mengucapkan mantra.
Cahaya lemah keemasan berpendar dari telapak tangan kelima Penyihir tersebut ketika barisan – barisan mantra mereka ucapkan dengan suara lantang.
Perlahan, cahaya tersebut semakin terang dan semakin terang. Akhirnya, sinarnya menyebar dan membutakan pandangan.
Setelah rapalan mantra dihentikan, pendaran cahaya itu perlahan meredup dan menghilang. Pemukiman tersebut tampak tenang seperti sedia kala.
Para Penyihir tersebut berputar arah. Mereka berjalan menuju seorang pria tua yang sedang berdiri sambil menyandarkan diri di bawah pohon. Setelah menghampiri pria tersebut, mereka membungkuk hormat.
“Tugas sudah selesai, Tuan Faraq!” kata salah seorang Penyihir.
“Bagus, Rafael!” kata Faraq sambil mengangkat tangannya, isyarat untuk menyudahi penghormatan mereka. “Kita hanya tinggal menunggu tindakan Raja Endan terhadap hal ini.”
“Kapan kita bisa memperoleh kekuasaan atas Istana Kastala?” Rafael melangkah maju, menampakkan rambut pendek dan luka sayatan mendatar di dahinya.
“Kalian perlu sabar sebentar, Rafael!” Faraq tersenyum, lalu melanjutkan dengan suara seraknya. “Kekuasaan ini akan menjadi milik kita dan kalian akan kuberi bagian – bagiannya.”
“Kami percayakan sisanya kepadamu, Tuan Faraq. Jika kau butuh bantuan, kami akan senantiasa siap sedia,” kata Rafael.
Faraq bersedekap dengan rasa puas. “Tentu saja.”
Rafael memandang kalung hijau yang dikenakan oleh Faraq. “Bagaimana kau mendapatkan Jimat itu, Tuan Faraq?”
Faraq menggenggam kalung yang dikenakannya. “Aku sudah berkeliling ke kelima kerajaan di seluruh Namaril karena memang itu adalah tugasku sebagai Petinggi Bagian Hubungan Antarwilayah. Kutemukan Jimat ini di pemukiman Kerajaan Rimasti. Semuanya berjumlah enam. Aku memegang satu buah. Sisanya sudah kuberikan kepada kalian.”
“Betapa mudahnya kau menyerahkan Jimat ini kepada kami, Tuan Faraq?” kata Rafael. “Apakah kau memang memberikan kepercayaan begitu besar kepada kami?”
Faraq menghela. “Kalian tidak perlu membicarakan soal kepercayaan, Rafael. Aku hanya beruntung karena aku menemukan orang – orang yang mau diajak bekerja sama.”
Faraq mengedarkan pandangan ke arah seluruh Penyihir. “Bisakah kau berdiri dengan kawan – kawanmu yang lain?” pintanya. “Aku akan menunjukkan secercah keajaiban Jimat ini.”
Rafael mengangguk. Ia mundur dan berdiri sejajar dengan Penyihir lain.
Setelah itu, Faraq memandang para Penyihir dan menyapukan tangannya ke arah mereka. Jimat batu kehijauan yang terkalung di masing – masing leher mereka berpendar lemah.
Terlihat tiga Penyihir laki – laki dan dua Penyihir perempuan yang merasakan kehangatan yang dipancarkan cahaya tersebut. Perlahan, kehangatan tersebut berubah menjadi kekuatan yang semakin lama semakin berlipat ganda.
Rafael melihat telapak tangannya sambil menyeringai seakan - akan ia bisa melakukan apapun.
“Itu adalah salah satu kekuatan Jimat ini,” Faraq menjelaskan, “tetapi kita harus mengambil alih Kastala terlebih dahulu jika kalian ingin menggunakan kekuatannya yang sesungguhnya karena kekuatan ini tidak seperti sihir biasa.”
“Ini adalah sebuah tawaran menakjubkan.” Rafael menyeringai. “Kami tidak akan mengecewakanmu, Baginda.”
Faraq tersenyum. “Kuakui, sangatlah terhormat bagiku dipanggil dengan gelar Baginda oleh kalian. Namun aku bukanlah raja kalian. Belum. Kalian tidak perlu terburu - buru memanggilku dengan pangkat tinggi itu ketika kita belum mendapatkan hasilnya.”
Seorang Penyihir perempuan di belakang Rafael berujar, “Tapi kami menganggapmu sebagai Baginda sebagai pujian atas rencana ini.” Wajahnya masih tidak terlihat karena tertutup oleh bayangan malam.
“Pujian itu akan menyebabkan diriku menjadi arogan. Itu tidak perlu, Larisa.” Ujar Faraq. “Ketika kita sudah memiliki Kastala, yang lainnya tidak akan sulit.”
Larisa mengangguk. “Baiklah, Tuan Faraq.” Ia kembali menggenggam kalungnya.
Faraq melanjutkan, “Berkat Jimat ini, kita bisa melakukan hal ini walaupun sebenarnya kalian bukanlah Penyihir, bahkan aku pun bukan Penyihir.” Pria tua itu melepaskan kalung hijau itu dan menengadahkannya. “Ada berbagai macam rahasia yang terkandung di dalam Jimat ini. Namun, belum saatnya kuberitahu kepada kalian.”
“Betapa menakjubkan!” Rafael meninggikan suaranya. “Kita sudah mengerti tetang apa yang akan terjadi pada pemukiman ini.”
“Cukup sudah kita bicara!” Faraq mengalungkan kembali Jimatnya. “Mari kita pergi dari sini. Pengaruh sihir Jimat ini akan dimulai sebentar lagi.”
“Baiklah,” ujar Rafael. Ia segera memberitahu Penyihir lainnya. “Biarkan ini menjadi sebuah permulaan.”
Setelah itu, ia memimpin perapalan mantra, yang diikuti oleh rekan – rekannya. Perlahan, Percikan cahaya hitam bermunculan dan mengitari Faraq dan para Penyihir lainnya.
Sesaat kemudian, mereka berenam lenyap dari pandangan.
-
Tanah pemukiman Kastala bergetar. Seluruh Istana dan pemukiman di sekitarnya mulai berguncang. Getaran itu menimbulkan berbagai macam bunyi yang menyebabkan dinding – dinding rumah retak. Lampu – lampu berjatuhan. Tidak sedikit pula bangunan – bangunan tidak kokoh yang mulai roboh karenanya.
Tampak orang – orang berhamburan keluar rumah, mengabaikan rasa kantuk mereka. Tidak hanya bangunan, retakan- retakan kecil juga terbentuk di jalanan. Para penghuni pemukiman tersebut merasa panik dan menyelamatkan diri puing – puing bangunan yang berjatuhan.
Beberapa saat kemudian, gempa tersebut berhenti.
Satu persatu lampu – lampu perumahan dinyalakan. Malam itu, para petugas istana langsung bertugas untuk membantu warga yang bertebaran di luar tempat tinggal mereka untuk memeriksa kondisi dan situasi.
Warga yang terluka langsung dibawa ke sejumlah rumah sakit yang tersedia. Karena gempa ini, puluhan rumah sakit disekitar pemukiman tersebut mendadak menjadi sibuk karena bencana yang melanda mereka secara tiba – tiba untuk menampung mereka yang yang terluka, bahkan tidak sedikit juga yang kehilangan nyawa.
Dua hari kemudian, guncangan tersebut terjadi kembali.
Gempa itu terjadi pada siang hari. Para warga berhenti dari aktivitas mereka. Para warga yang sedang tinggal di pengungsian dan rumah sakit terpaksa mengeluarkan diri agar selamat, walaupun tidak mengetahui kemana harus berlindung.
Sesaat kemudian, bencana itu berhenti.
Pegawai Kantor yang masih sempat bekerja di pemukiman tersebut mendapati gedung – gedung perkantoran mereka berserakan dengan puing – puing bangunan sehingga mereka memutuskan untuk meliburkan kegiatan mereka.
Para Prajurit dan Pegawai Istana kembali diutus untuk membantu warga.
Para penduduk pemukiman di sekitar istana tidak mengetahui kapan datangnya gempa. Namun, dua hari kemudian, setelah gempa ketiga yang terjadi di pagi hari, pihak istana mengumumkan kepada warga bahwa gempa terjadi selama dua hari sekali.
Perkiraan itu benar. Gempa itu terjadi secara berkala. Dua hari sekali.
Para Prajurit dan Pegawai Istana mulai dikerahkan untuk pengarahan tambahan tempat – tempat pengungsian bagi warga. Berbagai macam kegiatan ditiadakan, bahan makanan pokok dibagikan, walaupun ada beberapa oknum warga yang melakukan penolakan.
Situs – situs khusus untuk evakuasi juga bertambah sebagai bentuk perlindungan terhadap warga yang ingin selamat dari bencana, atau yang sudah kehilangan tempat tinggal serta keluarganya.
Seperti yang diucapkan oleh Rafael, bencana ini adalah sebuah permulaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Yurika23
aku mampir ya Thor
2024-10-03
0