Pagi itu sangatlah tenang. Burung – burung berkicau di sekitar Istana. Kesejukan udaranya sudah dirasakan Uzan yang sudah terbangun. Sang pangeran sedang berdiri di dekat jendela kamarnya sambil memandangi pemukiman istana.
Sang Pangeran sedang berpikir tentang apa yang terjadi pada kerajaan Kastala. Ia merasa tidak nyaman dengan keadaan kerajaan yang sekarang san penasaran tentang nasib warga yang terpengaruh dengan hal ini. Ia tahu bahwa ini merupakan tanggung jawab ayahnya. Namun, ia juga merasa prihatin dengan keadaan warga.
Di umurnya yang ke dua puluh, Uzan sudah mulai peka dengan keadaan kerajaan. Apalagi, dia akan naik menjadi raja lima tahun berikutnya. Walaupun begitu, ia juga memperhatikan berbagai macam dinamika kerajaan.
Seketika pintu diketuk. Ketukan itu mengalihkan lamunannya “Masuk.”
Ratu Sofia melangkah masuk.
“Uzan,” sapa Ratu Sofia ambil duduk di atas kasur. “Aku ingin menyampaikan sesuatu kepadamu.”
“Ibu, ada apa?”
“Kami sudah mengadakan rapat mengenai hal ini. Akhirnya, salah satu dari tujuh petinggi memiliki solusi untuk mengatasi hal ini.”
“Sebelum itu,” kata Uzan, “bisakah kita berbicara sebentar?”
“Ada apa?” tanya Sofia
Uzan menghela kesal. “Demonstrasi yang terjadi di kala tadi sangatlah mengkhawatirkan”
“Aku tahu itu.”
“Aku merasa begitu khawatir karena kemarin,” kata Uzan. “Ayah melarangku untuk mempertahankan istana, menahan demonstrasi bersama para prajurit”
“Aku tahu,” kata Sofia “Ini demi kebaikanmu sendiri. Kita tahu bahwa demonstrasi semacam itu dilarang oleh kakekmu, Fadion, yang tidak memperbolehkan rakyatnya melakukan hal itu. Namun hal itu malah membungkam aspirasi mereka dan rakyat hanya membenci kita, kan?
”Memang benar,” kata Uzan, “Kakek Fadion memang lebih tegas, dengan mengeksekusi orang – orang yang melakukan hal tersebut.”
“Itu hanya akan memperlambat masalah,” kata Sofia, “karena hal itu juga tidak lebih baik dari sebelumnya. Malahan, aku juga sempat merasakan aura kebencian yang dirasakan oleh para penduduk ketika peraturan itu diberlakukan.”
“Apakah kau pikir begitu, bu?”
“Raja Fadion adalah orang pertama yang memberlakukan eksekusi bagi demonstran dan orang – orang yang menentang kerajaan,” Ratu Sofia terdiam sejenak. Lalu melanjutkan,
“Namun sayang sekali ia tewas dalam Pertempuran Frederik.”
“Ayahmu yang masih berumur sembilan belas tahun terpaksa menggantikan dia,” kata Sofia.
“Apakah nantinya kau akan mencontoh tuan Frederik atau ayahmu?
Uzan memandang langit – langit sambil berangan – angan. “Suatu saat, aku akan memerintah kerajaan ini dengan caraku sendiri.”
“Itu bagus, Uzan” kata Sofia.
“Jadi,” Uzan duduk di samping Sang Ratu, “apa solusi untuk mengatasi gempa ini?”
“Kita harus mengumpulkan beberapa material magis.”
“Material magis ya?” kata Uzan. “Siapa yang punya usul ini? Rena atau Kamasa?”
“Kamasa yang mempunyai usul ini. Namun, ia tidak datang pada saat rapat. Ia titipkan pesan itu kepada tuan Faraq.”
“Faraq, ya?” kata Uzan. “Kemana Kamasa?”
“Ia sedang pergi ke kerajaan Oslar. Mungkin sedang bernegosiasi tentang suatu hal yang pastinya berkaitan dengan bencana janggal yang sedang kita alami ini. Kau sudah mengetahui Material Magis kan?
“Ya, aku tahu. Material Magis adalah piranti - piranti primer yang memiliki kekuatan ajaib. Kamasa memberitahuku bahwa istana ini bangunan istana ini mengandung tiga material magis yaitu Umbra, Savka, dan Utari. Sehingga sampai saat ini, Istana ini masih tetap kokoh walaupun terkena bencana janggal ini. Ia juga memberitahuku bahwa ada sekitar dua ratus material magis yang tersebar di seluruh penjuru Namaril.”
“Pengetahuan itu sudah cukup,” Sofia mengangguk. “Jadi, kita membutuhkan Material – Material Magis yang berbeda dengan yang dipakai di istana ini.”
“Apakah ini tidak ada kaitannya dengan sihir elemen tanah, bu?” tanya Uzan.
“Rena sudah melaporkan bahwa hal ini tidak ada kaitannya dengan sihir elemen tanah karena mereka pun pun tidak mengerti tentang ini.”
“Material Magis apa saja yang dibutuhkan untuk meredakan bencana ini?”
“Kamasa menitipkan perkamen berisi daftar material magis yang dibutuhkan kepada Faraq. Aku kesini ingin menyampaikan pesan Kamasa kepadamu.”
“Apa pesan Kamasa?”
“Beliau berpesan bahwa kau yang harus menemukan material – material magis itu.”
“Tentu saja,” Uzan mengangguk mantap. “Apakah ayah sudah bilang pada petinggi Rowan untuk mempersiapkan prajurit?”
“Tidak, Uzan” kata Sofia, “Atas usulku, kau tidak akan berangkat bersama para prajurit.”
“Lalu?”
“Aku mengusulkan kepada ayahmu bahwa kau akan membawa teman – teman dekatmu untuk menjalani pencarian ini. Lebih baik, prajurit – prajurit istana membantu para warga yang sedang terdampak oleh bencana ini,” Sofia melanjutkan. “Sebagai gantinya, kau akan membawa dua sampai empat orang teman untuk menemanimu menempuh pencarian selama dua puluh hari.”
“Tiga minggu, ya?” Uzan mulai berdiri dan berjalan mondar – mandir di depan jendela. Sang Pangeran sedang memikirkan tentang kedua teman yang akan ia ajak untuk mengumpulkan material - material magis untuk memulihkan keadaan kerajaan Kastala.
“Iya, dua puluh hari,” kata Sofia, “itu hanyalah perkiraan. Tuan Faraq bilang bahwa itu bisa kurang dan bisa lebih. Tidak seperti Umbra, Savka, dan Utari, Material Magis yang diperlukan untuk menangani bencana ini semuanya ada di pulau Kastala”
Uzan menatap langit - langit sambil mencerna perkataan ibunya.
Sofia menambahkan, “Kamasa mungkin membuat batasan waktu selama dua puluh hari supaya kita segera bergegas untuk mengatasi bencana ini. Dia adalah penasehat raja. Jadi, ia biasa membuat berbagai macam aktivitas secara terstruktur.”
“Oh, ya?” kata Uzan. “Tapi menurutku, dia jarang berada di Istana dan hanya mengirimkan pesan melalui Bola Ramalan Pribadi. Bukankah begitu?”
“Kamasa memang mempunyai sebuah misi untuk menjadikan kerajaan kita menjadi lebih baik,” Sofia menjelaskan, “Dia juga mempelajari bagaimana perilaku raja Fadion ketika Kamasa masih menjadi petinggi bagian sihir dan penyembuhan.”
“Sebenarnya,” kata Uzan, “aku akan mengajak Rena untuk menjalani misi ini”
“seperti yang sudah kau tahu,” kata Sofia, “Rena sudah tidak bisa bergabung denganmu lagi. Memang, dia adalah penyihir tingkat atas, namun statusnya sebagai petinggi bagian sihir dan Klerik, serta tidak memungkinkan untuk mengikutimu dalam perjalanan.”
Apakah Rena juga mengetahui tentang hal ini seperti Kamasa?”
“Walaupun Rena adalah putri Kamasa, ia tidak mengetahui tentang hal ini,”Sofia menjelaskan. “Semenjak Kamasa menjadi penasehat kerajaan, ia lebih sering berasosiasi dengan Faraq karena kesamaannya tentang menyampaikan hal – hal yang menyampaikan tentang kerajaan lain dan membangun kehidupan yang lebih baik, khususnya di pemukiman kerajaan.”
“Baiklah,” Uzan menghela kecewa. “Dimana ayah?”
“Ayahmu sedang menelusuri jalanan pemukiman sekitar istana bersama tuan Istandi untuk melihat seberapa parah gempa ini telah mempengaruhi warga.”
“Apakah ayah tidak takut akan akibat demonstrasi kemarin? lagipula, akan ada warga yang mungkin akan menyerangnya.”
“Tenang saja,” kata Sang Ratu. “Raja Endan sudah mengerti tentang itu. Seluruh desa sudah diberitahukan bahwa beliau akan melakukan keliling sebagai respon dari demonstrasi kemarin.”
“Ketika aku kesini, aku sempat bertemu dengan Rowan dan ia melapor bahwa ia akan ikut bersama Raja Endan dan Istandi untuk mengeksekusi orang – orang yang berani menyerang raja secara sembunyi – sembunyi ataupun terang – terangan.”
Uzan mengangguk “Tuan Rowan masih masih menganut kebijakan kakek Fadion, kah?”
“Beberapa orang memang tidak pernah berubah.”
“Baiklah!” Uzan berdiri, melangkah ke dekat jendela dan menyandarkan diri ke dinding “Kapan keberangkatannya?”
“Lebih cepat lebih baik,” kata Sofia “Sekarang masih pagi. Setelah ini, kau bisa mencari teman – temanmu. Jika hari ini teman – temanmu sudah terkumpul, kami akan langsung memberitahu tuan Faraq untuk persiapan sehingga besok pagi kau bisa langsung diberangkatkan.”
“Baiklah, aku akan bersiap – siap”
“Berarti kau sudah membuat keputusan,” Sofia tersenyum. Setelah itu, Sang Ratu mulai berdiri. Siapa yang akan kau ajak, Uzan?”
Uzan menjawab pertanyaan itu dengan yakin, “Aku akan mengajak Edgar dan Sara.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments