Pengantin SMA
Namaku Nonik Juwita Putri. Aku adalah seorang anak yang terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Bapakku bekerja sebagai kuli bangunan, sedangkan Ibuku bekerja di sebuah Laundry.
Aku mempunyai dua orang Kakak laki-laki, dan satu adik perempuan. Kakakku yang pertama bernama Putra Adi Anggara ,dan Kakakku yang ke kedua bernama Bagas Dwi Saputra , sedangkan adik perempuanku bernama Lia Adira Putri. Kedua Kakakku adalah anak Bapakku dengan mantan istrinya yang dulu kabur dengan laki-laki lain.
Dulu Bapakku menikah muda dengan Tante Ita, dan mempunyai dua orang anak laki-laki . Karena faktor ekonomi Tante Ita tidak kuat hidup miskin, dan memilih pergi dengan laki-laki lain . Karena Bapakku tidak bisa mengurus dua orang anaknya yang masih kecil, dia lalu memilih menikah dengan ibuku. Dari pernikahannya dengan Ibuku, Bapakku memiliki dua orang anak perempuan yaitu aku dan adikku.
Aku sendiri mengetahui semua itu dari Bapakku sendiri.
Saat ini usiaku 6 tahun . Kakek menyuruh agar aku segera mendaftar ke Sekolah Dasar, akan tetapi Bapak melarangku Sekolah dengan alasan anak perempuan tidak perlu mengenal bangku Sekolah. Menurut Bapak percuma anak perempuan Sekolah karena setelah besar pasti akan menikah dan jadi Ibu rumah tangga. Tetapi Kakek tidak setuju dengan keputusan Bapak ,Kakek kemudian membujuk orang tuaku hingga mereka mengizinkanku untuk Sekolah.
Sehari sebelum masuk ke Sekolah Ibu hanya membelikanku seragam Sekolah, tas Sekolah, 1 buah buku tulis, 1 buah pensil, dan 1 buah penghapus. Dan uang yang di pakai untuk membeli peralatan Sekolah adalah uang dari Kakek.
Hari pertama masuk Sekolah aku di antar oleh Kakekku ,karena orang tuaku tidak mau mengantarku . Dari pertama aku Sekolah hingga sekarang orang tuaku juga tidak pernah memberiku uang jajan. Ketika akan berangkat ke Sekolah aku juga jarang sarapan pagi,karena orang tuaku berangkat bekerja pagi-pagi sekali.
Aku juga tidak pernah jajan di kantin Sekolah saat jam istirahat , karena aku tidak pernah membawa uang jajan. Aku hanya bisa melihat temanku yang lagi makan sambil menelan air liurku sendiri. Karena itu aku jadi sering merasakan perutku yang begitu lapar,dan bahkan sampai perih.
Saat ini aku baru satu bulan mengikuti pelajaran di Sekolah, dan selama mengikuti pelajaran aku selalu di suruh mencatat apapun yang guruku jelaskan di papan tulis . Hingga buku tulisku sudah penuh berisi catatan. Akan tetapi Ibu berpesan agar aku menggunakan semua peralatan Sekolah sampai aku naik ke kelas dua SD . Dan itu juga untuk semua mata pelajaran . Jujur aku merasa bingung , bagaimana caranya menggunakan buku tulis itu supaya cukup sampai 1 tahun ,dan apalagi buku itu di gunakan untuk semua mata pelajaran. Sedangkan sekarang saja buku tulisnya sudah penuh berisi catatan.
****
Kegiatan hari ini di Sekolah , guruku menyuruh kami agar membeli buku pelajaran Matematika.
Seperti biasa aku pulang dari Sekolah dengan berjalan kaki . Di depanku ada seorang anak yang juga berjalan kaki. Beberapa menit kemudian datang seorang Ibu dengan membawa sepeda motor berhenti di samping anak itu.
" Putri, kenapa malah jalan kaki ? Seharusnya tunggu Ibu di depan Sekolah, " ucap Ibu itu pada putrinya. Terlihat Ibu itu begitu khawatir pada putrinya. Jujur aku merasa iri melihatnya. Dia anak yang begitu beruntung karena memiliki seorang Ibu yang begitu perhatian padanya. Ingin sekali aku berada di posisi anak itu , tapi sayang Ibuku setiap hari selalu marah-marah padaku
Sampai rumah aku langsung mengganti pakaianku ,setelah itu aku langsung ke dapur untuk makan ,karena perutku begitu lapar sekali.
Walaupun aku masih kelas 1 SD ,tapi aku sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci piring, mencuci bajuku dan mencuci baju adikku.
Kalau aku tidak mengerjakan pekerjaan rumah ,maka orang tuaku pasti akan marah-marah denganku atau bahkan memukulku.Sedangkan kedua Kakakku setiap hari hanya bermain .
Saat jam makan malam aku memberanikan diri bicara dengan orang tuaku .
" Bu , tolong belikan aku buku pelajaran Matematika. Tadi di Sekolah Ibu Guru menyuruh kami untuk membeli buku pelajaran, dan sekalian juga belikan aku buku tulis lagi ,karena buku tulisku sudah hampir penuh berisi catatan." Ucapku yang bicara sambil memandang wajah Ibu dan Bapak secara bergantian.
"Kami tidak memiliki uang, dan kalau masalah buku pelajaran kamu bisa meminjam sama temanmu. Kalau di Sekolah kamu bisa melihat buku dari teman sebangkumu. Kalau ada tugas rumah , kamu bisa meminjam sama temanmu yang ada di dekat sini. Kalau masalah buku tulis kamu usahakan saja dulu agar buku tulis itu bisa dipakai hingga naik kelas." Terang Ibu dan Bapak menjelaskan
Dari dulu mereka tidak pernah mau mengeluarkan uang untukku sedikit saja. Jujur hatiku begitu sakit melihat sikap mereka yang seperti itu padaku. Bahkan aku sering meneteskan air mata mengingat perilaku mereka padaku
"Masa cuma membelikan aku buku tulis saja tidak mau, buku tulisku itu tipis sekali ,dan isinya juga sedikit. Berbeda dengan punya Kakak. Buku tulis Kakak tebal, bagus dan isinya juga banyak. Kenapa setiap aku yang meminta kalian selalu menolak ? Sedangkan kalau Kakak yang minta kalian selalu menuruti semua kemauan mereka," balasku . Aku yang masih kecil memberanikan diri berbicara seperti itu,padahal tanganku begitu gemetar karena merasa takut.Aku takut di pukul dan di kurung di tempat yang gelap.
" Kamu dan Kakakmu itu berbeda, kamu itu masih kecil ,sedangkan Kakakmu sudah besar. Kakakmu bukunya begitu tebal karena pelajarannya banyak ,dan begitu banyak juga yang harus dia catat di Sekolah, sedangkan kamu cuma mencatat hal yang gampang saja." Terang Bapak dan langsung bangkit dari tempat duduknya .
Selesai makan aku mencuci piring. Dari tadi air mataku ingin menetes, namun berusaha aku tahan . Setelah selesai mencuci semua piring yang ada di meja makan , aku langsung masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar aku langsung menumpahkan air mata yang tadi aku tahan. Aku menangis terisak-isak. Aku menangis karena dari dulu mereka selalu membedakan aku dan Kakakku.
Aku sedih karena mereka tidak pernah perduli denganku. Bahkan mereka tidak pernah memperhatikanku saat dirumah.Aku hanya seorang anak kecil yang masih duduk di bangku kelas 1 SD yang seharusnya mendapatkan begitu banyak perhatian dari orang tuaku ,tetapi mereka tidak pernah perduli denganku.
Mereka yang seharusnya mengajarkanku mana hal yang baik dan buruk,tetapi mereka selalu menjauh dariku .
___
Besok paginya ...
Aku bangun dengan mata yang sembab, karena semalam habis menangis. Aku langsung pergi mandi ,dan bersiap untuk pergi ke Sekolah.
Selesai bersiap aku langsung menuju ke meja makan untuk sarapan pagi, akan tetapi tidak ada sarapan sama sekali di meja makan. Dan orang tuaku juga sudah pergi bekerja pagi-pagi sekali, karena jarak rumahku dengan tempat kerjanya sangatlah jauh. Aku lihat kedua Kakakku membawa bekal ke Sekolah, dan mereka juga di beri uang jajan . Sedangkan aku tidak di beri apapun oleh orang tuaku.
Karena tidak ada sarapan ,aku kemudian meneguk segelas air putih saja . Setelah itu aku pergi ke Sekolah dengan berjalan kaki . Sedangkan kedua Kakakku pergi ke Sekolah dengan naik sepada motor.
Walau tidak ada sarapan,dan tidak diberi uang jajan ,tetapi aku tetap semangat untuk pergi ke Sekolah.
Sesampai di Sekolah aku langsung masuk ke kelas untuk menaruh tas.
10 menit kemudian, lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, semua anak disuruh berbaris di depan pintu masuk, dan ketua kelas di perintahkan untuk mengatur barisan. Setelah itu anak-anak masuk kelas dengan menyalami guru.
Pelajaran pertama adalah matematika, aku duduk di bangku paling belakang. Saat ini Ibu Guru menjelaskan pelajaran di papan tulis dan dia juga menyuruh semua anak-anak untuk mencatat apa yang dia jelaskan di papan tulis.
Buku tulisku sudah penuh berisi catatan , dan kalau aku tidak mencatat pasti Ibu Guru akan marah padaku.
Aku merasa ketakutan dan bingung. Aku takut di marahi oleh Ibu Guru . Aku kemudian memiliki sebuah ide agar Ibu Guru tidak memarahiku.
Aku menghapus catatan sebelumnya menggunakan penghapus ,setelah itu menulisinya lagi . Aku melakukan semua itu terus menerus. Aku terus melakukan hal seperti itu agar tidak di marahi oleh Guruku.
Sepulang Sekolah, aku langsung mengganti baju dan makan. Sesudah itu aku pergi ke rumah temanku yang rumahnya dekat denganku. Aku pergi kesana karena ingin meminjam buku pelajaran . Hari ini Ibu Guru memberiku tugas yang harus di kerjakan di rumah. Jadi selesai makan aku langsung pergi ke rumah temanku untuk meminjam bukunya sebentar saja. Aku sengaja sehabis makan langsung meminjam buku,karena kalau sore atau malam kesana takutnya temanku menggunakan buku itu .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Riska Fatihica
kenapa mereka tega banget sih sama anak sendiri.... apa lagi ibu nya ko gitu pilih kasih banget....
2023-09-25
0
Mukmini Salasiyanti
Assalamu'alaikum, Mbak
salken
mampir yaaa
2023-07-26
0
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
lanjut
2023-05-21
0