Hari ini adalah hari minggu, selesai mencuci baju aku membersihkan seluruh ruangan rumahku. Walaupun aku orang miskin dan usiaku masih kecil ,tetapi aku tidak suka rumahku kotor, dan berdebu. Aku tidak pernah membiarkan rumahku ada debu sedikitpun . Dari usiaku 5 tahun orang tuaku sudah mengajarkan aku segalanya, dan kalau aku tidak mengerjakan tugasku ,maka orang tuaku akan marah ,atau bahkan mencambuk tubuhku dengan ikat pinggang yang Bapak gunakan.
Setiap hari aku di rumah hanya membersihkan rumah,mencuci bajuku dan mencuci baju adikku atau bahkan mencuci baju Kakakku. Kadang aku ingin sekali pergi bermain, tetapi orang tuaku tidak pernah mengizinkan aku pergi bermain.
Hari ini orang tuaku bekerja setengah hari, karena paginya dia harus pergi ke tempat orang nikahan , jadi mereka pergi bekerja jam 11:20 . Walaupun Bapakku bekerja sebagai kuli bangunan , tapi dia setiap hari selalu pergi bekerja. Karena selain menjadi kuli bangunan ,Bapak juga membuat batako. Upah Bapak menjadi kuli bangunan perhari 150.000 ,sedangkan upah Ibu perhari 65.000.
Hari ini Bapak baru saja menjual 1000 biji batako seharga 3 juta rupiah . Kakakku yang pertama di beri uang 300 ribu,dan Kakakku yang kedua di beri uang 300 ribu. Melihat hal itu aku langsung mendekati Bapakku.
" Bapak, sepatuku sudah robek. Tolong belikan aku satu sepatu lagi." ucapku sambil menatap Bapakku.
"Kenapa cepat sekali robek sepatunya? Belum ada 1 tahun tetapi sudah robek. Pasti kamu di sekolah hanya main terus , makanya cepat sekali robek sepatunya." Bapakku bicara sambil berkacak pinggang.
"Sepatuku robek karena aku menggunakannya untuk olahraga juga." Aku bicara menunduk, dan tidak berani menatap wajah Bapakku. Saat marah ,wajah Bapakku begitu seram ,seperti hewan buas melihat mangsanya.
"Dari awal kami sudah tidak mengizinkanmu untuk Sekolah ,tetapi kamu begitu memaksa ingin Sekolah. Buat apa seorang gadis Sekolah? Nanti juga kalau sudah besar akan menikah dan memasak di dapur. " Bapakku bicara sambil bangkit dari tempat duduknya dan pergi meninggalkanku.
Setelah kepergian Bapak,Ibu lalu menghampiriku.
"Nonik,sudah Ibu katakan berkali-kali ,jangan pernah membuat Bapak marah. Jangan meminta sesuatu yang aneh dengan Bapak, karena Bapak lagi menabung untuk biaya kuliah kedua Kakakmu." Kata Ibu dan setelah itu dia meninggalkanku.
Aku tidak tahu mengapa orang tuaku begitu tega terhadapku. Apa seorang anak perempuan tidak ada artinya bagi mereka,kenapa mereka selalu membuatku menangis.
Aku berdiri mematung , dan tanpa sadar air mataku mulai mengalir dari kedua mataku. Aku hanya seorang anak kecil yang masih membutuhkan perlindungan orang tua. Di usiaku yang masih kecil ,aku tidak bisa melakukan apapun kecuali menangis. Dulu aku pernah berpikir,mungkin saja aku bukan anaknya . Mungkin aku seorang anak yang di pungut dari jalanan,makanya kedua orang tuaku begitu tega denganku.Apalagi tetanggaku dulu selalu membicarakanku. Kata tetanggaku ,aku berbeda dari saudaraku. Kulitku begitu putih bersih, dan wajahku dibilang cantik. Sedangkan saudara dan orang tuaku kulitnya sawo matang.
Saat aku ke rumah nenek, aku pernah bertanya dengan nenek dan menceritakan semuanya. Kata Nenek kalau aku memang anak dari Bapak dan Ibuku. Bahkan Nenek memperlihatkan foto Ibu saat pertama kali melahirkanku.
Nenek bilang ,kalau dulu saat Ibu mengandungku ,dia begitu menginginkan anak laki-laki,tetapi yang lahir malah anak perempuan. Nenek juga bilang padaku, kalau Ibu begitu mencintai Bapak.Dulu Bapak dan Ibu bersahabat, dan saat Bapak menikah dengan Tante Ita, Ibu sempat mengurung diri di kamarnya begitu lama. Dan saat Bapak bercerai dari Tante Ita,Ibu lalu mendekati Bapak. Hingga sekarang mereka menjadi sepasang suami istri. Semanjak itu,Ibu selalu menuruti perkataan Bapak ,karena dia tidak mau kehilangan Bapak.
Setelah kepergian orang tuaku ,aku langsung menuju ke kamarku untuk tidur siang . Tapi tiba-tiba aku melihat uang 50 ribuan tergeletak di lantai. Aku langsung mengambil uang itu,dan memasukkan ke saku celanaku.
"Siapa yang menjatuhkan uang ini ya? pasti ini milik Kakak. Aku tidak akan memberikan uang ini pada mereka . Ibu dan Bapak begitu sibuk bekerja ,tapi mereka di beri uang malah di gunakan untuk membeli minuman beralkohol." pikirku sambil masuk ke kamar.
Di kamar sebelah Kakakku lagi minum alkohol bersama temannya, bahkan suara musiknya begitu keras.
"Lebih baik aku menggunakan uang ini untuk membeli buku tulis,dan kaos kaki "gumamku di dalam hati dengan tersenyum bahagia.
Karena begitu berisik ,aku memutuskan untuk keluar dari kamarku . Aku lalu pergi membeli buku tulis dan kaos kaki.
Selesai berbelanja ,aku langsung pulang kerumah. Di dalam perjalanan aku tidak berhenti untuk tersenyum ,aku tersenyum karena akhirnya aku memiliki buku tulis juga.
Jam 13:25 ,aku duduk sendiri di teras depan. Namun tiba-tiba aku melihat Tante Sari begitu kesusahan membawa barang belanjaan. Tante Sari adalah tetangga dekat rumahku. Aku lalu menghampiri Tante Sari.
"Tante,biar aku bantu ya ! " ucapku sambil mendekati Tante Sari.
"Tapi Tante akan membawa barang belanjaan ini ke rumah majikan Tante. Rumahnya tidak jauh dari sini , apakah tidak apa-apa membantu Tante sampai ke sana ?" Tante Sari bertanya sambil fokus menatapku.
"Tidak apa-apa kok Tante, aku juga tidak ada kerjaan dirumah . Oh iya ,Tante kerja apa disana ?" aku bertanya dengan alis mata terangkat
"Sebenarnya Tante hanya memasak saja di sana. Tapi kemarin yang bertugas untuk membersihkan rumah tiba-tiba saja berhenti ,jadi sekarang Tante yang mengerjakan tugas itu dulu ,sampai bos Tante mendapatkan penggantinya."balas Tante Sari menjelaskan
"Kok dia berhenti Tan? "tanyaku lagi
" Dia berhenti ,karena mau menikah," jawab Tante Sari sambil tersenyum.
Kami begitu asik jalan kaki sambil mengobrol .
5 menit kemudian, aku sampai di rumah majikan Tante Sari. Tante Sari menyuruhku untuk mengikutinya ke dapur. Dan aku hanya menurut saja.
Tiba-tiba hujan turun..
"Wah , malah hujan. Nonik , jangan pulang dulu ya! Hujannya sangat deras,nanti kamu malah sakit kalau pulang kehujanan." kata Tante Sari sambil menyuruhku duduk.
Setelah itu Tante Sari menyapu rumah itu. Dan karena aku merasa tidak enak hanya duduk saja, aku lalu membantunya.
"Tante , biar aku bantu ya ? sambil menunggu hujan reda. " ucapku sambil mendekati Tante Sari.
"Tidak usah,kamu duduk saja. Ini pekerjaan orang dewasa,kamu pasti tidak akan bisa mengerjakannya." Tante Sari bicara sambil tersenyum.
"Tenang saja Tante,aku sudah biasa melakukan ini. Aku juga merasa tidak enak kalau hanya duduk saja disini." balasku
"Kamu memang anak yang baik . Kalau begitu , kamu bersihkan semua meja ini ya ?" kata Tante Sari sambil memberi contoh padaku.
"Iya Tante. " Dan aku langsung mengerjakannya.
Selesai membersihkan meja,aku menyapu. Tanpa aku sadari Nenek Tuti memperhatikanku bekerja. Nenek Tuti adalah majikan Tante Sari. Nenek Tuti langsung menghampiri Tante Sari yang lagi memasak.
"Sari, siapa gadis kecil itu? Dia cantik ,dan pintar sekali bersih-bersih. Bahkan kamu saja kalah darinya." Nenek Tuti memujiku.
"Dia anak tetanggaku nyonya, dia ikut kesini karena tadi dia membantuku membawakan barang belanjaan."Tante Sari menjelaskan sambil menunduk.
Setelah itu Nenek Tuti duduk di meja makan. Sedangkan aku yang lagi menyapu ,tiba-tiba saja menemukan anting emas di dekat pot bunga. Aku lalu mengambil anting itu,dan kemudian mencari Tante Sari.
"Tante..Tante, aku menemukan anting ini di dekat pot bunga. Mungkin ini milik majikan Tante. " kataku sambil memberikan anting itu kepada Tante Sari.
Aku sendiri tidak melihat ada majikan Tante Sari duduk di meja makan , karena terhalang oleh tubuh Tante Sari.
"Sari coba suruh anak itu kesini." ucap nenek Tuti dan aku begitu kaget mendengar suara majikan Tante Sari.
Aku menundukkan kepala ,karena merasa takut.
"Pasti majikan Tante Sari akan marah,karena aku telah ikut membersihkan rumahnya." gumamku dalam hati
"Nonik,ayo temui Nenek Tuti . Tidak usah takut, dia orangnya baik kok , " kata Tante Sari berbisik di telingaku.
Aku lalu menemui Nenek Tuti.
"Namamu siapa ? " tanya Nenek Tuti sambil menatapku.
"Namaku Nonik nek, maafkan aku nek, karena begitu lancang ikut membantu Tante Sari bersih-bersih. Aku membantunya, karena merasa tidak enak hanya duduk saja." aku bicara dengan kepala yang masih menunduk.
"Nonik baru kelas berapa? " tanya Nenek Tuti lagi
"Aku baru kelas 1 SD Nek" jawabku
Setelah itu Nenek Tuti bertanya dengan Tante Sari tentang orang tuaku.
"Oh iya Nonik, apa Nonik mau bekerja disini? Nanti Nonik hanya mengerjakan pekerjaan yang ringan saja ,seperti tadi. Agar Tante Sari tidak begitu kerepotan. Nanti Nenek akan kasih uang 10.000 perhari. Bagaimana? " Nenek Tuti bertanya sambil menatapku.
"Memangnya aku boleh ikut bekerja disini? " tanyaku karena tidak percaya dengan apa yang aku dengar.
"Boleh kok, nanti Nonik datang kesini barengan dengan Tante Sari.Lalu pulangnya jam 15:30. Bagaimana? " Nenek Tuti bertanya lagi
"Hhmm, mau Nek" kataku sambil tersenyum senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Gede Merta
lanjutttt
2022-05-27
1