Hidden Mafia
...Prolog...
Loren Arthur Kiriye atau yang biasa di sapa Loren adalah seorang pria yatim piatu yang hidup bagai anjing yang terlantar selama masa kecilnya sampai dia diangkat menjadi anak dari seorang ketua komplotan mafia. Dia dididik menjadi pria yang kejam dan tangan yang haus dengan darah.
Begitu banyak nyawa yang dia ambil untuk memenuhi keinginan orang tua angkatnya. Hanya demi merasakan bagaimana memiliki sebuah keluarga, dia melakukan semuanya hingga satu hari dia muak dengan semua itu.
Kedua orang tuanya mati secara misterius dalam sebuah kebakaran. Tetapi dia malah disalahkan oleh saudara angkatnya. Dia dicap sebagai orang yang begitu kejam. Membunuh rekannya sendiri bahkan orangtuanya.
Loren muak dengan semua itu. Bau darah, keributan dan kekejaman, dia pergi dari kota dan hidup sebagai seorang asisten peternak di sebuah perkampungan. Menyembunyikan diri hingga entah kapan waktunya tiba perang akan kembali di mulai. Hidupnya yang suram entah kenapa perlahan lahan sedikit berubah karena tawaran aneh dari seorang gadis pendiam.
Eps. 1 Loren
Srakkk... sraakkk... srakkk...
Syuuuuut..... jleeeb...
Pisau nan tajam melesat dengan kecepatan secepat kilat dan langsung menghujam mata seorang pria yang di ikat di tiang besar di tengah lapangan. Rintihan kesakitan dan tangis pilu menggema di tengah hutan belantara di mana sebuah gedung besar terletak dengan tatanan bangunan yang menyeramkan.
Seorang pria diikat di tengah lapangan disaksikan oleh orang orang berpakaian hitam yang berbaris mengelilingi lapangan besar itu.
“ Bunuh dia sekarang!” titah seorang pria berbadan besar dengan kumis tebal dan topi mirip milik topi Chaplin si tokoh komedian yang terkenal dengan pantonim ikoniknya.
Hanya saja perbedaan mereka sangat jauh, Chaplin yang duduk di atas tahta ini adalah seorang pria tua yang tak ada lucunya sama sekali. Dia sangat menyeramkan, ambisius, mengerikan, kejam dan disebut sebagai titisan lucifer si jahat dari neraka yang dihempaskan dari nirwana karena kesombongannya.
Pria itu duduk sambil menyilangkan kakinya, menatap ke arah tengah lapangan. Menghisap cerutunya dan sesekali menghembuskan asapnya ke atas sampai menutupi kepalanya sendiri.
Segelas Vodka dingin dengan warna seindah laut Raja Ampat di minum dalam sekali tenggak. Senyuman menyeringai tergambar jelas di wajah pria tua haus darah ini. Hari ini adalah kesekian kalinya dia mengambil nyawa orang, seolah kurang puas dia meminta lagi dan lagi, dengan cara yang paling menyakitkan dan menyiksa.
“ Ini alatnya tuan,” ucap anak buahnya sambil menyerahkan busur yang mereka dapatkan dari Afrika. Busur Kayu berwarna cokelat, milik suku pedalaman yang dia dapatkan dari pedagang senjata illegal di genggam oleh pria itu.
“ Elastis dan ringan seperti ucapan penjualnya, “ ucap pria itu sambil mengeker kepala pria yang diikat di tengah lapangan.
“ Ayah... tolong hentikan kenapa Ayah melakukan ini lagi? Dia anak buah kita!” Pria yang lebih muda dari nya datang menghalangi kegiatan pria tua yang biasa dipanggil Tuan Besar Kiriye itu.
Tuan Kiriye mengeraskan rahangnya saat lagi agi kegiatannya dihalang-halangi dan kali ini oleh anaknya sendiri. Pria tua itu menggeser busurnya dan mengarahkannya ke kepala Loren, anak angkat yang dia pelihara seperti seekor anjing pemburu.
“ Kau mau kehilangan kepalamu Loren!” senggak tuan Kiriye.
Semua orang terdiam. Memang beberapa waktu lalu, tuan Kiriye dan Loren terlibat selisih paha karena kebiasaan gila tuan Kiriye yang seenaknya membunuh anak buah mereka dan menjadikan anak buah yang tidak berbakat sebagai kelinci buruan.
Ya seperti sebutannya, mereka benar benar dijadikan seperti kelinci. Orang orang yang akan dia panah didandani seperti seekor kelinci dan ditebar di tengah hutan, siapa yang berhasil bertahan maka dia akan selamat tetapi siapa yang tidak bertahan dia akan menjadi kelinci sasaran tuan Kiriye.
Kejam, sadis dan mengerikan, bahkan kata kata itu tidak cukup untuk menggambarkan seperti apa tuan Kiriye sebenarnya. Apalagi istrinya tak kalah menyeramkan, nyonya Kiriye sama gilanya, dia bahkan tak segan membunuh orang dengan menggunakan cara cara keji. Terlibat dalam kegiatan prostit** dan penj*alan Manusia.
“ Loren jangan menghalangi ayahmu, kau seperti tidak tau saja, lagipula ini menyenangkan, kau juga kan melakukannya beberapa waktu lalu,” ucap nyonya Kiriye sambil menyesap Vodkanya.
“ Ta.. tapi...
“ bodoh!!” umpat tuan Kiriye.
Dia menatap tajam pria tinggi dan besar dengan wajah tampan dan mempesona itu, Alisnya yang tebal, matanya yang besar, bahunya yang lebar dan tubuh berotot di baik kaos tipisnya itu. Benar benar seorang pria yang sempurna.
Syuuutttt.......
Jleebbb....
“ Arkrkkahhhhhhhh....
“ Ayah!!" teriak Loren marah. Pria tua itu melepaskan anak panahnya dan membunuh pria yang diikat di tengah lapangan tepat di bagian dadanya.,
“ hahahahhahahaha... dengarlah teriakannya Loren, dia menangis kesakitan , menangis meminta tolong ahhahahaha... apa kau tidak merasa itu benar benar menyenangkan hahahhahaha.. rintihan kesaktian dan dan tangisan pilu tak bisa apa apa aku suka itu hahahahhahaha.......” Tuan Kiriye tertawa terbahak bahak setelah puas membunuh satu anak buahnya lagi.
“ psikopat, dasar psikopat gila,” para anak buah mengumpat dalam hati. Mereka menunduk ketakutan, tak bisa melakukan apa pun dan hanya bisa menunggu kapan kematian mereka akan tiba. Tuan Kiriye tidak peduli entah orang itu bekerja dengan baik atau tidak , baginya mereka semua adalah kelinci buruan yang sangat cocok di jadikan sasaran.
“ Ayah, Ibu apa kalian puas menyaksikan anak buah kalian sendiri mati di depan kalian hah!" Loren mengamuk, dia sudah muak dengan kehidupan tanpa hati ini. Muak dengan semua perilaku kejam tuan dan Nyonya Kiriye.
“ Hahahahha tenang saja anakku, kami sangat puas,” ucap tuan Kiriye dengan tawa psikopatnya.
“ hei kau,” Tuan Kiriye menunjuk rekan terbaik Loren, rekan yang sudah bisa disebut sebagai sahabat baik oren.
“A.. ayah mau apa lagi hah?” kali Ini Loren marah dia menghalangi temannya untuk maju.
“ Diam kau bodoh, dasar lemah,” umpat tuan Kiriye .
Bughhh
“ Kau lemah karena rasa kemanusiaanmu yang gila itu, anak sialan!!” teriak Tuan Kiriye yang menghajar wajah Loren secara membabi buta.
“ Ayah, kenapa kalian melakukan ini!?" pekik Loren tanpa membalas serangan tuan Kiriye.
“ Cihhh bangsat, jangan sok alim, dasar munafik, kau juga menyukai bau darah, anak sialan...” umpat tuan Kiriye yang kini menatap Loren dengan tatapan pembunuh.
“ kau berdiri disana, seret kalian bajingan itu kesana!' teriak tuan Kiriye sambil menunjuk rekan Loren
Mau tidak mau mereka menurut. Pria bernama Lufti itu ditarik dan diikat di tiang sasaran.
“ Jangan, lepaskan dia,...” pekik Loren.
“ Tu.. tuan lepaskan saya... ke.. kenapa melakukan ini pada saya.....” Pria itu bergetar ketakutan.
“ Tembak dia sialan, tunjukkan rasa terimakasihmu padaku yang telah memungutmu dari tempat sampah sialan itu, tembak dia dengan tanganmu sendiri!” teriak tuan Kiriye sambil memberikan pistol ke tangan Loren.
“ a... Ayah.. tidak... jangan lakukan ini lagi...” teriak Loren.
“ TEMBAK DIA SEKARANG.......
DUARRRR......
“ Dasar pembunuh, manusia hina, pembunuh , kau itu pembunuh paling keji, sialan , mati saja kau bangsat....
Mati kau, sana kau...
Pembunuh gila, orang tuamu pun kau bakar.. temanmu kau tembak dasar gila...
Tiba tiba Loren berada di tengah tengah kobaran api yang melalap seluruh ruangan itu dengan rakus. Dua manusia menggeliat di dalam ruangan itu , berteriak minta tolong.
“ Akhhrhhrhrh panas... panas... Loren ini semua salahmu, kau yang melakukan ini arrkhhhhhh,... tolong kamiiii...
“ Dasar anak pungut sialan, kau membunuh ayah dan ibuku, kau harus mati, kau harus mati bangsattt.....” Saudara angkat Loren menodongkan pistol ke kepala Lorena, pria itu diikat ditengah lapangan daan dibakar dengan api.....
“ Loren... Nak Loren.... Nak Loren bangun Nak......
“ Arrkhahh..... api... Api... akkkkhhh......” Loren tersentak, keringat membasahi tubuh pria yang wajahnya yang telah ditumbuhi kumis itu. Dia terlihat pucat pasi. Nafasnya naik turun, mimpi buruk yang sama setiap malam menghampiri dirinya.
“ Sial...” umpat pria itu sambil mengusap keningnya yang berkeringat.
“ Kau mimpi buruk, tenangkan dirimu, kalau tidak sanggup bekerja istirahatlah untuk hari ini,” ucap Pak tua yang membangunkan Loren tadi. Pak tuan itu langsung keluar dari kamar setelah membangunkan Loren yang beberapa saat lalu berteriak histeris dari dalam kamarnya.
Bersambung......
like, vote dan komen 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
RatihYuliati
sulit untuk di mengerti
2022-10-04
1