2. Pak Yanto

“ sighh... sial,”

Loren pria misterius yang bekerja di ladang dan peternakan sebuah desa kecil di pinggiran kota itu berdecih kesal setiap kali mimpi buruk itu datang menghampirinya setiap malam.

Sudah setahun lamanya Loren tinggal dan merakyat disana. Tak ada satu pun yang tau nama lengkap pria itu, tak ada yang tau asal usulnya dari mana dan tak ada yang tau apa pekerjaan pria itu di masa lalu. Orang yang sangat pendiam dan tertutup tentang perasaan dan dirinya.

Orang yang biasa disapa sebagai Pak Loren itu sudah dikenal warga sebagai pria pemabuk yang suka minum minum sendirian di pinggir kolam ikan lele milik Pak Yanto salah seorang peternak di desa kecil di daerah pinggiran kota Tangerang itu.

Setahun yang lalu, Loren menyelamatkan nyawa pak Yanto dari kejaran begal yang hendak merampok pak Yanto ketika pulang malam dari kota karena ada ternak yang harus diantarkan ke bagian utara kota itu. Yang artinya, pak Yanto harus melakukan perjalanan dari bagian selatan kota Tangerang menuju bagian utara kota itu yang memakan waktu cukup banyak.

Perjalanan malam yang berisiko ternyata membuat Pak Yanto hampir kehilangan nyawanya akibat serangan celurit panjang dari beg*l yang terus meresahkan warga Tangerang kala itu. Sudah banyak korban nyawa yang melayang karena kejahatan mereka.

Kala itu Loren menyelamatkan pak Yanto yang hampir di tebas dengan celurit. Siapa sangka pria misterius itu adalah orang yang sangat hebat dalam beladiri.

Sejak saat itu, sebagai bentuk balas budi, Pak Yanto membawa Loren ke kediamannya dan memberikan satu kamar gratis di peternakan bagi Loren yang dia anggap sebagai tunawisma kala itu.

Pak Yanto adalah pria kepala 6 yang memiliki dua orang anak perempuan dan seorang anak laki laki. Hidupnya sama seperti hidup orang tua lainnya. Memiliki anak yang dia besarkan sendiri sejak anak ketiga lahir dan istrinya meninggal dunia setelah melahirkan. Dia berjuang sendirian tanpa seorang istri dan anak anaknya tumbuh dengan cara mereka masing masing.

Anak pertamanya adalah laki laki, pria yang bekerja sebagai karyawan di salah satu bank swasta, memiliki karir cemerlang dan pulang sekali atau dua kali seminggu.

Anak keduanya adalah seorang wanita karir yang cantik jelita, hidup modis dan tinggal jauh di kota Jakarta. Sangat menganggap remeh keluarganya karena menurutnya dia yang paling sukses diantara mereka semua. Anak perempuan Pak Yanto ini bahkan jarang pulang kampung dan lebih memilih tinggal di kota daripada harus berada di lingkungan kumuh dan jorok apalagi peternakan yang menurutnya tak selevel dengan wanita karir seperti dirinya.

Anak ketiga Pak Yanto setidaknya menjadi pelipur lara di hati Pak Yanto. Parasnya yang begitu cantik dan mirip dengan ibunya membuat pak Yanto setidaknya tak merasa kesepian. Putri ketiganya tinggal di desa tetapi bekerja di kota. Meski membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk tiba di tempat kerja tetapi putrinya tetap memilih untuk tinggal di desa karena Ayahnya tak punya teman disana.

Pergi dengan menggunakan bus yang menuju kota. Dia harus bangun pagi pagi sekali untuk bisa sampai tepat waktu karena bus yang datang hanya satu itu pun di jam 6 pagi. Jika lewat maka dia harus naik angkutan yang jalurnya harus disambung beberapa kali.

“ Pak Yanto saya ambil telor bebeknya tiga papan lagi, entar sore anak saya yang antar uangnya sekaligus sama tagihan yang kemarin ya pak,” seorang pelanggan telor bebek Pak Yanto menjemput telor seperti biasanya.

“ Ahhh baiklah, jadi tagihannya sama yang kemarin totalnya jadi Rp. 450.0000 ya Bu Idah, jangan lupa dianterin saya gak mau alih profesi jadi tukang nagih utang,” celetuk Pak Yanto.

“ Hahahhaha.. Pak Yanto ada ada saja, kayak gak kenal aja, saya kan langganan masa saya ngutang lama lama, entar sore diantar kok Pak, sekarang saya gak pegang uang, tunggu ambil dari kota dulu,” ucap Bu Idah.

“ Ya sudah, kalau begitu saya tunggu,” ucap Pak Yanto yang dianggukkan oleh Bu Idah.

Jam memang masih menunjukkan pukul 6 kurang tetapi semua warga sudah memulai aktivitas mereka.

“ Ayah, Elia berangkat ya,” anak perempuan Pak Yanto keluar dari rumah dengan pakaian kerja yang sudah lengkap juga beberapa dokumen di tangannya.

“ Gak ayah antar aja? Atau Pak Loren yang antar biar kamu bisa sarapan,” ucap Pak yanto yang merasa kasihan pada putrinya karena harus berangkat pagi pagi sekali. Elia sebenarnya tau membawa sepeda motor dan mobil karena diajari oleh Pak Yanto sejak dia masih remaja, tetapi gadis itu punya trauma dengan jalanan. Dia pernah hampir mati tertabrak bus saat membawa sepeda motor di jalan besar, sejak saat itu dia tak mau membawa kendaraan dan memilih naik angkutan umum atau disupiri oleh orang lain.

“ gak usah yah, Elia udah biasa, pergi dulu ayah,” ucap gadis itu yang langsung berlari ke depan rumah saat melihat busnya sudah tiba.

“ Baiklah, hati hati di jalan nak, kerja yang semangat,” teriak Pak Yanto.

Elia hanya mengangguk dan melambaikan tangannya dari dalam bus.

“ Pak Yanto, anak gadis bapak jarang senyum ya, padahal wajahnya cantik loh, terus kok pendiam banget sih? Gak seperti kakak kakaknya, dia beda Pak, jarang keluar rumah juga, apa dia gak punya teman atau...

“ Ekhmmm... Ibu datang kesini mau jadi biang gosip atau mau beli telor? Kalau mau jadi biang gosip jangan datang lagi beli telor atau ternak ke tempat saya, dan lagi putri saya tidak ada urusan apa apa dengan anda,” ketus Pak Yanto.

“ Hehhh santai pak santai, saya Cuma bicara fakta, lagian orang orang kampung udah tau kalau Elia itu pendiem, gosipnya malah lebih parah, huh saya pergi dulu, “ ketus Bu Idah yang merasa dipermalukan oleh Pak Yanto.

“ ck... ck... ck.. dasar orang orang sekarang, hidupnya gak tenang ya kalau gak ngurusin hidup orang, apa salahnya kalau pendiam ? cihh dasar orang orang gila,” kesal Pak Yanto.

“ Ada apa pak?” suara berat Loren si pria tinggi berkulit cokelat keemasan itu terdengar, pria itu sudah bangun dan langsung menyusul Pak yanto.

“ Biasa ada satelit berjalan, kerjaannya ngegosip dan membicarakan keburukan orang lain, bikin kesal saja, dasar orang orang bodoh itu,” celetuk Pak Yanto sambil mengambil sabit dan cangkulnya, dia akan memotong padi hari ini karena sudah waktunya untuk panen.

“ Nak Loren istirahatlah dulu, keadaanmu kelihatannya tidak baik,” ucap Pak Yanto.

“ saya sudah baikan Pak, tidak masalah,” ucapnya singkat sambil mengambil perkakas miliknya.

“ Kalau begitu sarapan dulu, lalu menyusul, jika tidak kau tidak boleh ikut ke sawah selama seminggu ,” tegas pak Yanto.

“ Saya tidak lapar,” jawab Loren dengan datar.

Plakkkk...

“ Egghhhh dasar anak bodoh,” kesal Pak Yanto sambil memukul kepala Loren saking kesalnya.

“ makan sana, kau sama saja dengan Eliia, kenapa kalian susah sekali disuruh makan pagi hah, kalau minum alkohol kau bisa cepat tapi makan pagi nanti nanti, lalu rokokmu, kau merokok sepanjang malam dapat tenaga dari mana kau mau bekerja hari ini hah, jangan membuat susah dan cepat sarapan lalu susul aku dan pekerja lain, jangan melawan!” kesal Pak Yanto yang langsung mengomeli Loren saat itu juga.

“ Dasar anak anak jaman sekarang, disuruh makan gak mau, gak ada makan malah marah marah, penyakitan tau rasa kau, “ Pak Yanto berjalan dengan sepatu bootnya yang berdecit karena kebesaran. Berjalan sambil menghentakkan kakinya karena pagi pagi begini dia dibuat kesal .

Loren hanya diam dan mengusap kepalanya, bukan sekali dua kali dia diperlakukan demikian oleh pak Yanto. Tetapi dia tak marah dan menurut.

.

.

.

like, vote dan komen 🤗

Terpopuler

Comments

Allethia Herra

Allethia Herra

the leader :hidup kembali dah tamat y thor ? 🙄

2022-05-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!