I Love You, My Secretary
cerita ini adalah karya pertama aku, jika terdapat kesalahan dalam penulisan mohon di maklum dan bisa di sampaikan di kolom komentar...
salam kenal dari Ranucha...
happy reading...
...----------------...
Brakk
"Kamu bisa kerja tidak hah!!!"
Aku terperanjat kaget mendengar gebrakan mejanya. Hampir saja jantung ku melompat keluar saking kagetnya.
Belum cukup mengejutkan ku dengan sebuah gebrakan, atasan berperut buncit dan kepala plontos ini membentak ku. Dia pikir apa? tentu saja aku bisa bekerja sembarangan saja merendahkan ku seperti itu.
Aku kan hanya melakukan sedikit kesalahan. Entah kenapa pak tua ini heboh sekali seolah perusahaan ini baru saja roboh.
"Kamu dengar saya tidak?!!!" Bentaknya lagi karena aku hanya terdiam. Bukan tidak mendengar sih nanti kalau aku menjawab emosinya akan tersulut lagi jadi lebih baik membiarkannya menumpahkan segala emosi dulu kan?.
"Ah bapak Maaf kan saya, tapi saya tidak salah. Ada yang mensabotase komputer saya" jelas ku.
"Berani kamu bilang bukan salah mu? Ini apa hah?!!!"
Brak
Tuh kan ngamuk lagi.
Lagi lagi pak tua ini membentak ku dia juga melemparkan berkas ke muka ku. Huft.
Ini terjadi karena data yang akan di gunakan untuk meeting terdapat kesalahan penulisan hingga membuat perusahan rugi. Padahal aku selalu mengecek tiap angka dan huruf yang ada di data entah kenapa lagi-lagi aku melakukan kesalahan.
Ini bukanlah kesalahan ku yang pertama. pertama kali aku berkerja di sini, aku sudah melakukan kesalahan yang membuat perusahan merugi. Belum cukup sampai di situ, aku juga terlibat perkelahian dengan salah satu karyawan di sini. Dia menjengkelkan selalu menyindir ku dengan ucapan-ucapan yang pedas jadi apa mau di kata aku tidak bisa menahan diri waktu itu alhasil kami mendapat surat peringatan lagi.
Dan kali ini aku rasa aku tidak akan baik-baik saja.
"Kamu saya pecat!!!" Bagai tersambar petir di siang bolong, kata yang paling aku takutkan akhirnya terucap juga. Ini buruk!.
"Kamu saya pecat tanpa pesangon apalagi gaji. Itu untuk menutup kerugian yang sering kamu lakukan"
"Tidak!!! Jangan gaji pak, saya mohon!"
"Heh!!! Masih untung ini semua saya tidak bawa ke jalur hukum. Masih berharap punya gaji kamu?"
Pada akhirnya aku keluar tanpa pesangon sepeserpun. Menyebalkan sekali padahal 2 Minggu ini aku selalu lembur tapi bau upah lembur nya pun tidak bisa tercium. Huaaaa... aku harus mencari pekerjaan baru.
"Tidak ada gaji? ....kalau begitu berilah saya 200 ribu pak, setidaknya untuk ongkos pulang" ujar ku sebelum menarik handel pintu. Aku sudah tidak bekerja di sini jadi sedikit meledek pak tua yang satu ini tak masalah kan?
"Tidak ada!! Keluar sekarang juga!!!" Bentaknya lagi. Suka sekali teriak-teriak.
"Iya pak iya, jangan marah-marah Mulu Napa pak. Kejang-kejang di sini bisa bahaya nanti kalau se-"
Brak
Segera ku tutup pintu saat melihat mukanya sudah memerah dan matanya sudah melotot seperti mau keluar dari tempatnya. Masih ku dengar teriakannya dari luar aku hanya terkekeh. Yah, anggap saja itu hiburan karena pemecatan tak berperasaan ini.
Sampai di luar aku melihat banyak karyawan yang melihat ku dengan tatapan sinis, ada juga yang tersenyum mengejek. Ku tatap satu persatu wajah yang terlihat senang atas pemecatan ini.
Pasti salah satu di antara mereka ada yang menjahili ku. Ku rasa ini gedung perkantoran untuk bekerja, tapi yang di rasa selama di sini justru kejahilan-kejahilan mereka. Aku seperti sedang ospek. Huft.
Awas aja! Aku tandai muka mereka satu persatu. Menyebalkan!!
Aku mengemasi barang-barang, kemudian gegas pergi kembali ke kost ku. Apa yang akan aku lakukan sekarang? Hari masih siang tapi aku sudah berada di kost an.
Ouh!! aku hampir lupa.. namaku Anastasya Putri.. sekertaris manager. Tapi itu beberapa saat yang lalu, sekarang aku pengangguran. Usia ku 25 tahun, tapi aku baru mulai bekerja 2 bulan yang lalu.
Tiba di sebuah gedung kecil yang hanya berlantai 3. Ini adalah gedung kost an yang aku sewa untuk 6 bulan kedepan. Untungnya meski aku sekarang pengangguran aku masih memiliki tempat tinggal setidaknya sampai 4 bulan kedepan.
Gedung kost ini memiliki 5 kamar di tiap lantainya. Kamar mandi kami pakai bersama, karena hanya ada 2 di tiap lantainya.
Selain itu, kami juga di fasilitasi dapur dan tempat menjemur pakaian yang juga kami pakai bersama. Namun di lantai 3 tempat kamar ku berada, tidak ada kompor di dapur jadi tidak bisa menggunakan tempat itu.
Kamar ku berada di ujung dekat balkon, ruangan nya tidak terlalu besar. Hanya muat beberapa perabotan saja. Aku sudah mengisinya dengan lemari plastik, tv, kasur kecil yang hanya muat untuk satu orang, ada meja kecil juga untuk membantu pekerjaan jika harus ku bawa pulang.
Ya, seperti ini lah kehidupan di rantau. Walau semua serba pas-pasan, namun aku sangat menikmatinya.
Ku hempaskan tubuh ini di atas kasur. Mulai membuka ponsel mencari aplikasi tentang info kerja.
Beberapa alamatnya sudah ku kantongi. Besok aku akan ke sana memberikan surat lamaran ku.
Kruyukkkkk
Saat sedang sibuk menscrol aplikasi, perut ku tiba-tiba saja ribut. Ah aku lupa mengisi perut. Saking asyiknya menonton film. Saat pandangan terarah pada jendela ternyata langit sudah menunjukan semburat warna jingga menandakan jika hari sudah sore. Pantas saja cacing di perut ku demo.
.
.
.
Tiba di indoapril setelah sebelumnya mengisi perut di warteg, aku memasukan beberapa cemilan dan minuman kemasan pada keranjang yang ku pegang. Aku adalah perempuan yang suka sekali cemilan, karena itu aku selalu menyetok banyak makanan ringan di kamar. Karena hal ini lah pengeluaran ku juga termasuk boros. Mau bagaimana lagi, kebiasaan buruk yang satu ini susah di rubah atau sebenarnya aku yang enggan berubah. Entahlah!
Ku buka pintu lemari pendingin tempat berbagai jenis minuman kemasan bertengger.
Aku memilih beberapa di antaranya yang menurut kantong ku murah. Maklum anak kost, pengangguran lagi. Hadeuh...
Saat-saat seperti ini lah yang aku suka. Di tempat ini aku biasa berlama-lama untuk menghilangkan panas karena cuaca dari luar. Bahkan hanya untuk membeli sebotol air minum aku bisa menghabiskan waktu lebih dari setengah jam.
"Keripik, susu, kopi, buah, roti, minuman, hmmm sip sudah komplit saatnya bay-"
Bruk
Prang...
"TIDAK!!!" Pekik ku menatap nanar belanjaan yang berhamburan terutama cairan yang sudah membanjir.
Reflek ku usap satu persatu belanjaan yang tercecer. Karena asik menunduk aku tidak menyadari jika ada punggung seseorang di depan ku. Jadilah insiden ini terjadi.
Ku lihat beberapa pembeli memperhatikan aku, namun tidak ada yang mendekat sekedar menanyakan keadaan ku.
"Lo punya mata ngga??!!"sebuah suara menggema menarik perhatian para pembeli lagi, termasuk aku.
Hampir saja aku tidak menyadari ada orang yang berdiri di hadapan ku saking sibuknya dengan belanjaan ku.
Ku dongakkan kepala ku menatapnya tajam siap mengajak nya adu mulut. Walau aku tau aku salah, tapi jelas aku tidak mau di salahkan. Setidaknya dia tidak boleh membentak ku sembarangan seperti ini apalagi di tempat umum.
Namun, ketika pandangan kami bertemu..
Deg .
Tiba-tiba Jantungku... Jantungku kenapa berdetak begitu cepat? Sangat terasa hingga mampu menggetarkan dadaku.
Seketika kemarahan yang hendak ku tunjukan padanya lenyap begitu saja. Ada apa dengan ku? Kenapa badan ku jadi kaku seperti ini?
Aku memang belum pernah merasakan pacaran, tapi sama sekali tidak ada rasa canggung berdekatan dengan kaum Adam. Tapi dengan pria ini? Di pandangan pertama aku sudah benar-benar tidak bisa berkutik. Apa ini yang namanya cinta pada pandangan pertama?.
Dia begitu rupawan, aku bahkan kehabisan kata-kata menggambar kan wajahnya. Matanya yang tajam dan terkesan dingin, alisnya tegas, hidung mancungnya, bibirnya yang penuh... Ah bibir itu pasti merdu jika menyebut namaku.
Badannya tinggi proporsional apalagi dada bidangnya. Walaupun tertutup tapi aku yakin di balik itu ada roti sobeknya.
Pandanganku menilik dari ujung kaki sampai ujung rambutnya. Ku lakukan hal itu berulang, sempurna!!. Dia ciptaan Tuhan yang teramat indah.
"Heh!!!" Sentaknya mengejutkan khyalan aneh yang baru saja hendak ku bangun.
"Apa liat-liat?!! Tidak sopan!" Ujarnya ketus. Uh suaranya sexy sekali.
Aku kembali terpana pada wajahnya, lebih tepatnya pada tatapan matanya. Sama sekali tidak menghiraukan ucapan nya.
"Aduh... Aduh... Mataku..." Pekikku sambil memegang sebelah mata.
"Aduh mataku.. mataku sepertinya ada masalah!" Lanjutku.
"Apa? Kenapa?" Ah dia panik juga ternyata, padahal tadi marah-marah.
"Mataku sepertinya bermasalah, soalnya waktu liat kamu tiba-tiba aku meyakini kalau kamu adalah jodoh ku" ujar ku seraya tersenyum manis sambil memberikannya finger heart.
Dia yang tadi panik tiba-tiba terpaku mendengar rayuan ku. Ah! aku sama sekali tidak bisa mengontrol ucapan ku jadi malu kan sekarang. Aneh! aku yang menggombal aku juga yang malu. Hahahah
Harus nya aku tidak seagresif itu langsung menunjukan ketertarikan ku. Basa basi menanyakan nama dulu mungkin, tapi yang ada di otak ku justru hal aneh seperti itu.
"Dasar sinting!" kecamnya dia berlalu begitu saja tak lagi memperdulikan ku atau sekedar mengganti rugi makanan ku yang rusak.
Dasar aneh, jelas dia langsung mengataiku seperti itu, memang aku yang terlihat begitu...
Hahahaha
.
.
.
Bersambung....
...----------------...
Bantu Like dan komen karya Ranucha ini yah readers biar aku nya semangat ngetik...
**jangan lupa rate bintang 5 nya yah...
😉😉😉**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
@Kristin
mampir salam kenal aku harap kita bisa saling support...
2023-02-13
0
Dewi
Meskipun pengangguran yang penting hati tetap rileks menghadapi masalah hidup, dan tentunya ada inisiatif untuk maju terus
2022-08-30
1
auliasiamatir
keren... pokoknya.
2022-08-30
1